Legenda Futian

Dilahap



Dilahap

0Cabang-cabang pohon kegelapan yang tak terhitung jumlahnya itu membungkus sosok api yang berada di udara, lalu menariknya ke bawah seperti sambaran petir berwarna hitam.      2

Cabang-cabang pohon dan sulur-sulur yang tak terhitung jumlahnya itu menyelimuti sosok itu dalam waktu singkat. Pohon raksasa itu telah menjerat mereka berdua, tampaknya berniat untuk melahap keduanya sekaligus.     

Meskipun banyak monster dan kultivator manusia telah mengalami apa yang terjadi pada Xia Qingyuan, namun pengalaman yang mereka alami tidak semengejutkan apa yang baru saja terjadi di hadapan mereka. Mereka berpendapat seperti itu karena pohon tersebut telah bertindak ekstrem dengan berusaha melahap satu sosok tertentu, yang memberi mereka kesempatan untuk melarikan diri dan menerjang keluar dari lembah tersebut.     

"Ini benar-benar konyol," ujar Tan Zimo dari Istana Surgawi Violet setelah menyaksikan apa yang terjadi, dia menjadi bertanya-tanya apakah sepadan untuk mati demi seorang wanita.     

Ye Futian telah mempermalukan Istana Surgawi Violet dengan apa yang dia lakukan. Meskipun berada di pihak yang berlawanan, mereka harus mengakui bahwa dia sangat tangguh dan sangat berbakat. Sayang sekali jika dia harus mati dengan cara seperti itu.     

Dewi Jinyi dari Brahma's Pure Sky juga menghela napas dalam-dalam. Sungguh disayangkan bahwa Ye Futian akan mati demi seorang wanita.     

Meskipun tindakan itu memang terhormat, namun dia merasa seseorang tidak perlu mengorbankan nyawanya untuk hal tersebut.     

Kultivasi adalah rangkaian proses yang sangat sulit; apalagi jika seseorang mencapai tingkat kultivasi Ye Futian saat ini.     

Qin Xuangang dan semua orang di sekitar Ye Futian menunjukkan ekspresi muram di wajah mereka. Tidak ada yang bisa menghentikan serangan itu, bahkan Kaisar Xia-pun tidak akan bisa berbuat apa-apa.     

Mereka melangkah menuju pohon kegelapan raksasa tersebut. Qin Xuangang menyerang dengan kedua tangannya, menghancurkan banyak cabang pohon dan sulur-sulur di bagian luar, namun dia masih belum bisa menerobos masuk ke dalam.     

Yaya naik ke atas langit dan mengayunkan pedangnya ke udara. Dalam sekejap, muncul matriks pedang yang mengerikan di bawah kakinya. Ekspresinya tampak sedingin es saat bilah-bilah pedang ditembakkan dari matriks pedang di telapak tangannya. Tetapi, sama seperti Qin Xuangang, dia tetap tidak mampu menerobos masuk. Sulur-sulur dan cabang pohon itu tumbuh kembali dalam sekejap.     

Dia merasa frustasi dan terus menerus menembakkan pedangnya ke bawah, namun dia tetap tidak mampu menembusnya.     

*Whoosh* Tiba-tiba terdengar suara pedang yang melesat di udara. Yaya menerjang ke dalam kumpulan cabang pohon dan sulur-sulur itu dengan matriks pedangnya.     

Namun, aura dari Jalur Agung langsung menghentikan pergerakannya. Dia berbalik dan melihat Qin Xuangang berada di belakangnya.     

Qin Xuangang menggelengkan kepalanya dan berkata, "Keberuntungannya dalam perjalanan ini sungguh luar biasa."     

Yaya tampak tercengang saat dia memandang ke arah Qin Xuangang. Dia tahu bahwa Qin Xuangang memiliki kemampuan khusus, yang memungkinkan dirinya untuk melihat nasib dan keberuntungan seseorang. Tampaknya dia telah memeriksa keberuntungan Ye Futian sebelum mereka semua memasuki Pegunungan Origin.     

Ditambah lagi, dia teringat akan kematian sang Prophet beberapa waktu yang lalu. Maka dari itu, tampaknya keberuntungan Ye Futian begitu luar biasa sehingga dia pasti tidak akan binasa di sini.     

Dia merasa lega saat memikirkan hal tersebut, tapi dia tetap mengkhawatirkan keselamatan Ye Futian dan terus menatap ke arah pohon raksasa itu.     

Qin Xuangang menghentikan semua orang yang mencoba untuk menyelamatkan Ye Futian. Meskipun lelaki tua itu tidak tahu trik seperti apa yang telah disiapkan oleh Ye Futian, tetapi dia tahu bahwa muridnya adalah sosok yang sangat luar biasa; dia akan mampu bertahan hidup di dalam tempat seperti itu. Namun, bagi orang lain, mungkin hal itu akan menjadi perjalanan terakhir mereka.     

Tubuh Ye Futian terjerat dan terkubur oleh sulur-sulur dari pohon kegelapan tersebut. Aura kematian dan cabang-cabang pohon yang tak ada habisnya bergerak ke arahnya. Dia segera mengeluarkan Kobaran Api dari Jalur Agung, bahkan dia juga menggunakan kekuatan dari Roh Bola Api di dalam Istana Kehidupan-nya, yang kemudian membakar cabang-cabang pohon itu tanpa henti.     

Sebuah area api yang mengerikan muncul di sekeliling tubuhnya, dan kedua matanya kini dipenuhi oleh kobaran api.     

Pada saat itu, sosok menjulang tinggi yang terlihat seperti patung itu tampaknya telah membentuk banyak lengan di tubuhnya, lalu dikerahkan menuju Ye Futian, yang berusaha melindungi Xia Qingyuan. Serangan itu mampu menembus belenggu dari aura api milik Ye Futian dan kini bergerak menuju Xia Qingyuan.     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa meskipun telah meninggal dunia selama bertahun-tahun, sosok itu tetap tangguh.     

*Boom*     

Mata Ye Futian tampak berapi-api. Cabang-cabang pohon yang mengerikan menjalar keluar dari tubuhnya. Aura berwarna hijau tiba-tiba menyelimuti tempat itu, sambil mengeluarkan suara berdesing saat menyebar di udara. Pohon Dunia di dalam Istana Kehidupan-nya mengandung kekuatan kehidupan yang tak berbatas.     

"Jika kau sangat menginginkan kekuatan kehidupan, hadapi aku." Tatapan mata Ye Futian tampak sedingin es. Cabang-cabang pohon kegelapan itu bisa merasakan semua kekuatan itu dalam sekejap dan menyerang Ye Futian secara bersamaan. Aura kematian yang tak berbatas itu menerobos masuk ke dalam tubuhnya. Sulur-sulur yang mematikan itu menusuk Pohon Dunia, berusaha untuk menguras habis kekuatan kehidupan di dalam Istana Kehidupan Ye Futian.     

Pohon Dunia berayun-ayun, dan cahaya suci yang tak berbatas bersinar terang. Ketika aura kematian itu mendekatinya, tampaknya aura itu telah dilahap, seolah-olah aura itu telah menyatu ke dalam Roh Kehidupannya.     

Xia Qingyuan, yang dilindungi oleh Ye Futian, terkejut saat menyaksikan pemandangan tersebut. Sebelumnya, dia sudah pasrah akan nasibnya dan tidak ada lagi kesedihan dalam dirinya. Dia mengira bahwa mereka berdua akan tewas dilahap oleh pohon tersebut.     

Namun, dia menyaksikan bahwa Roh Kehidupan milik Ye Futian-lah yang melahap aura kematian dari pohon kegelapan tersebut.     

"Mungkin itu adalah Roh Kehidupan utamanya," gumam Xia Qingyuan pada dirinya sendiri. Seolah-olah terdapat dua pohon ilahi yang sedang bertarung satu sama lain.     

Aura kematian itu terserap ke dalam tubuh Ye Futian, dan dia bahkan melahap cabang-cabang pohon itu saat mereka menerobos masuk ke dalam tubuhnya. Pohon kegelapan itu tampak hidup dan terus menerus mengerahkan cabang-cabang pohon kepadanya.     

Ditambah lagi, saat ini Lembah Kematian berguncang hebat. Semakin banyak cabang-cabang pohon yang bermunculan dari dasar lembah, yang bergerak menuju wilayah tersebut. Pemandangan itu tampak sangat mengejutkan.     

"Apa yang sedang terjadi?" Beberapa orang yang hendak pergi dari Lembah Kematian berhenti saat menyaksikan pemandangan tersebut. Mereka berbalik untuk mendapatkan sudung pandang yang lebih baik dan menyaksikan cabang-cabang pohon yang tak terhitung jumlahnya bergerak dari lembah di bawah mereka menuju ke satu arah tertentu.     

"Apakah dia masih hidup?" Mereka tampak sangat terkejut.     

Mereka mendapati bahwa apa yang sedang terjadi benar-benar mustahil untuk dilakukan. Itu adalah sesuatu yang bahkan tidak bisa diatasi oleh aura seorang Renhuang. Baik Ye Futian maupun Xia Qingyuan hanyalah dua orang Saint, dan mereka tidak mungkin bisa selamat setelah terkubur oleh pohon kegelapan tersebut.     

Zhan Yuan dari Istana Surgawi Violet berhenti dan melihat ke arah tersebut. Dia tidak melanjutkan langkahnya tetapi malah memusatkan perhatiannya ke sana.     

"Apakah kita akan tetap berada di sini?" beberapa orang di sampingnya bertanya.     

"Kita akan mengamati situasi ini sedikit lebih lama," jawab Zhan Yuan.     

Banyak orang dari pasukan terkemuka berhenti di tempat mereka masing-masing. Seekor burung phoenix berkepala sembilan yang mengerikan di udara terus menerus melahap aura kematian di sekitarnya. Tatapan matanya tampak sedingin es dan memancarkan aura yang mengerikan. Sembilan kepala dari phoenix itu membuat sosoknya terlihat semakin mengerikan dan tak kenal ampun.     

Phoenix berkepala sembilan merupakan bagian dari Klan Burung Phoenix, tetapi mereka dianggap sebagai spesies yang terkucilkan. Namun, beberapa sosok yang mengerikan telah muncul dari jajaran anggota mereka, dan mereka direkrut oleh Istana Demon Sky. Mereka sangat tangguh dan selalu berselisih dengan spesies burung phoenix lainnya.     

Pada saat itu, mata dari phoenix berkepala sembilan itu menatap area yang terkubur oleh cabang-cabang pohon. Aura kematian di tempat itu sangat pekat sehingga jika dia melahap semuanya, maka hal itu akan menguntungkan baginya.     

Ditambah lagi, jika phoenix itu bisa mendapatkan sisa-sisa aura dari sang Renhuang kuno yang tampak seperti patung, maka segala sesuatunya akan menjadi lebih sempurna.     

Sangat disayangkan bahwa dia tidak mampu menahan kekuatan tersebut.     

Namun, situasi di dalam area itu tampaknya telah berubah menjadi aneh.     

Roh Kehidupan Pohon Dunia milik Ye Futian tampaknya sedang melahap aura kematian dan cabang-cabang pohon itu saat mereka masih berada di dalam pohon kegelapan, kemudian menyerapnya ke dalam Istana Kehidupan-nya. Saat ini, Istana Kehidupan-nya dipenuhi dengan aura kematian. Aura itu telah mengambil alih Istana Kehidupan-nya secara keseluruhan, sehingga membuat sekujur tubuhnya diselimuti dengan aura kematian, bahkan wajahnya yang tampan tampaknya juga tak luput dari aura kematian.     

Di dalam patung yang menyerupai dewa kematian itu, lengan-lengan yang terlihat seperti pohon kuno yang tak terhitung jumlahnya menjalar dan menyerang ke arah Ye Futian, saling tumpang tindih dengan Pohon Dunia yang mengelilingi tubuhnya. Kedua kekuatan itu saling menyerang dan berhadapan satu sama lain.     

Roh Kehidupan Pohon Dunia berayun-ayun, dan dalam sekejap, cahaya suci bersinar di setiap bagian pohon kuno itu seolah-olah mampu melahap segala sesuatu yang ada di dunia ini ke dalamnya.     

Kedua pohon ilahi seperti akan bergabung menjadi satu kesatuan. Cabang-cabang dari pohon kegelapan itu meresap ke dalam Roh Kehidupan Pohon Dunia sedikit demi sedikit. Pemandangan itu terlihat seperti seekor ular yang mencoba menelan seekor gajah.     

Aura kematian terus memasuki tubuh Xia Qingyuan tanpa henti. Aura kematian di dalam tubuhnya menjadi semakin pekat, dan Ye Futian tidak dapat berbuat banyak selain menyelimuti tubuh sang Puteri dengan Roh Pohon Dunia miliknya, sambil mengirimkan energi kehidupan ke dalam tubuhnya untuk melawan aura kematian tersebut.     

Waktu terus berlalu, dan orang-orang yang berada di luar masih menyaksikan aura kematian yang sangat pekat itu bergemuruh. Cabang-cabang pohon berada di seluruh penjuru tempat tersebut, mencegah mereka untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam sana.     

"Aura kematian itu semakin melemah," ujar seorang kultivator. Saat ini, banyak orang tampak tertegun.     

Mereka merasa bingung, bertanya-tanya apakah Ye Futian memang masih hidup.     

Mereka sangat penasaran dengan apa yang terjadi di dalam sana.     

"Apa yang..." Beberapa orang yang berada di luar bisa melihat cabang-cabang pohon itu mulai layu satu per satu, dan mereka tampak terkejut.     

Aura kematian dari Jalur Agung itu mulai menghilang?     

'Sebenarnya apa yang sedang terjadi?' mereka bertanya-tanya dalam hati.     

Yu Sheng berdiri di bagian samping dan menyaksikan semuanya dengan gugup. Semua orang yang berada di sampingnya juga melakukan hal yang sama. Mereka merasa terkejut saat menyaksikan pemandangan itu, namun mereka juga merasa lega, ini menunjukkan bahwa Ye Futian baik-baik saja.     

'Pria itu selalu membuat keajaiban,' pikir Yu Sheng dalam hati.     

Wu Yong dan yang lainnya juga sangat terkejut. Semakin lama mereka menghabiskan waktu di sekitar Ye Futian, mereka semakin menyadari betapa mengerikannya Ye Futian. Apa yang terjadi bertahun-tahun lalu di Reruntuhan Kaisar Kua sudah menjadi bukti dari keberaniannya, dan mereka masih tidak dapat mempercayai bahwa dia bahkan mampu bertahan dari situasi yang begitu menyedihkan.     

Melemahnya pohon kegelapan itu menjadi semakin jelas untuk dirasakan. Aura kematian yang menyelimuti seluruh penjuru lembah kini semakin menipis. Banyak orang memusatkan pandangan mereka pada satu titik tepat di bawah mereka.     

Pada saat itu, baik Ye Futian maupun Xia Qingyuan tampak terbungkus seperti dalam kepompong. Cabang-cabang dari Pohon Dunia miliknya bahkan telah menjalar keluar, hingga menyelimuti patung yang tampak seperti dewa kematian itu, melahap aura kematian di dalamnya sedikit demi sedikit.     

Meskipun telah meninggal dunia selama bertahun-tahun, patung itu masih memiliki aura kematian dari Jalur Agung yang mengerikan di dalam tubuhnya. Sebagai seorang Renhuang, kekuatan dari Jalur Agung itu sudah lama menyatu dengan tubuh dan darah mereka. Meskipun mereka telah meninggal selama bertahun-tahun, tubuh mereka tetap utuh, dan aura dari Jalur Agung milik mereka juga tetap tertinggal di tubuh masing-masing.     

Roh Pohon Dunia memasuki tubuh sosok itu sedikit demi sedikit, menjerat dan melahapnya secara perlahan-lahan. Aura kematian membuat Pohon Dunia milik Ye Futian berubah warna menjadi hitam pekat, namun cabang-cabang dari Pohon Dunia terus menyelimuti sosok itu seolah-olah cabang-cabang pohon itu sedang melahap Roh Bola Api seperti di Reruntuhan Kaisar Kua, serta tulang milik Kaisar Gajah dari Sepuluh Arah.     

Tubuh Ye Futian tampaknya telah berubah menjadi sebuah pusaran yang mengerikan. Pohon Dunia kembali ke dalam tubuhnya dan menghilang hingga tak bersisa. Sosok Renhuang itu juga tidak terlihat lagi. Namun, di dalam Istana Kehidupan Ye Futian, muncul satu sosok yang terlihat seperti patung.     

Sekujur tubuh Ye Futian kini berwarna hitam pekat, dan aura kematian di sekitarnya tampak sangat pekat. Xia Qingyuan juga tidak dalam kondisi yang baik. Keduanya seperti telah berubah menjadi patung, dan sama sekali tak tergoyahkan.     

Pohon kegelapan yang menyelimuti mereka berdua layu dalam waktu singkat, begitu pula dengan cabang-cabang pohon yang menyelimuti tempat tersebut.     

Aura kematian itu menghilang secara perlahan-lahan, mengikuti hembusan angin yang bertiup.     

"Aura kematian di tempat ini hampir menghilang seutuhnya." Mereka yang berada di luar tampak sangat terkejut. Yu Sheng melangkah ke depan dan menerjang ke dalam cabang-cabang pohon kuno itu dan menghancurkannya tanpa henti.     

Saat ini cabang-cabang pohon itu menjadi sangat rapuh, dan hanya satu serangan yang diperlukan untuk menghancurkan mereka hingga menjadi butiran debu.     

Yu Sheng muncul di suatu tempat di bagian bawah lembah. Dua sosok berdiri dengan tenang di sampingnya, seperti dua buah patung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.