Legenda Futian

Melahap Semuanya Sekaligus



Melahap Semuanya Sekaligus

2Sebuah pertempuran besar sedang berlangsung di atas Lembah Kematian, dan banyak monster bergerak pada saat yang bersamaan. Monster-monster iblis lainnya juga ingin mendapatkan kesempatan untuk menjadi semakin kuat.      0

Saat ini Qin Xuangang sedang menahan beberapa kultivator tingkat Nirvana dari Istana Surgawi Violet sendirian, bertarung di udara hingga mereka menemui jalan buntu. Meskipun tingkat Plane-nya memang tinggi, namun lawan-lawan yang sedang dia hadapi berasal dari salah satu pasukan terkuat di Dunia Heavenly Mandate, dan mereka sangat tangguh.     

Jika tidak, maka tidak ada satu-pun kultivator tingkat Nirvana biasa yang mampu bertarung melawannya, mengingat bagaimana dia sudah berada di ambang batas untuk menerobos ke tingkat Renhuang Plane.     

Dia telah membunuh Pelayan Kesembilan di Kota Kekaisaran Kuno, yang dikenal sebagai kota nomor satu di Dunia Naga Merah kala itu.     

Pertempuran semacam itu mengharuskan para petarungnya untuk setidaknya berada di tingkat Flawless Holiness jika mereka ingin ikut serta. Monster-monster yang melindungi Kong Xuan juga mengambil tindakan, tetapi mengingat bagaimana monster yang akan mereka hadapi jumlahnya sangat banyak, mereka mungkin tidak akan bertahan lama.     

"Bawa dia pergi dari medan pertempuran ini," tiba-tiba terdengar sebuah suara bernada dingin. Kong Xuan, Ye Wuchen, dan yang lainnya memandang sosok yang baru saja berbicara; dia adalah Saint Glass.     

Meskipun selama ini dia selalu ikut serta bersama mereka, namun dia hampir tidak pernah berbicara, sehingga membuat kehadirannya seperti terlupakan. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berlatih bersama Yaya.     

Saat ini, kedua matanya yang indah namun tanpa emosi seperti memancarkan sesuatu. Kemudian dia melesat pergi dan bergerak ke depan. Yu Sheng juga menerjang ke depan, berniat untuk membawa Ye Futian pergi dari tempat ini.     

*Boom* Kekuatan petir menyambar dari atas langit. Yu Sheng berteriak, dan petir itu menyambarnya. Kekuatan dari petir itu mengalir ke sekujur tubuhnya, sehingga membuat darahnya bergejolak, dan dia harus berhenti. Kini dia memandang para kultivator dari Istana Surgawi Violet, yang turun dari atas langit.     

Aura pedang di sekitar Yaya meledak di udara. Dalam sekejap, ribuan bilah pedang muncul di sekelilingnya dan berubah menjadi sebuah badai yang mengerikan sebelum badai itu langsung bergerak menuju Zhan Yuan. Badai pedang itu tampaknya mampu menyelimuti seluruh penjuru langit.     

Zhan Yuan memandang lawannya dengan tatapan merendahkan sambil terus bergerak. Petir dari Jalur Agung itu turun dari atas langit, hingga akhirnya menghantam badai pedang itu hingga hancur tak bersisa.     

Namun, kemudian dia mendapati bahwa Yaya telah menghilang dari tempatnya berdiri sebelumnya. Pada detik berikutnya, Yaya terlihat sedang membawa Ye Futian dan Xia Qingyuan pergi menjauh. Dia hanya mengambil satu langkah, yang tampak seperti sebilah pedang yang melesat di udara, dan pada akhirnya dia tiba di suatu tempat yang terletak cukup jauh dari Lembah Kematian.     

"Kau pikir kau bisa melarikan diri begitu saja?"     

Semua kultivator tampak tercengang. Zhan Yuan tidak menyangka bahwa Yaya akan memilih untuk kabur secara tiba-tiba. Dia mengambil satu langkah dan mendorong tubuhnya sendiri ke depan seperti petir berwarna ungu.     

Yaya terus menerus dibombardir dengan sambaran petir dari atas langit saat Zhan Yuan mengejarnya.     

Monster-monster yang berada di udara meraung saat mereka bergerak di atas langit. Banyak monster iblis juga mengincar Yaya dan melancarkan serangan padanya.     

*Whoosh*     

Yaya melesat di udara seperti sebilah pedang, sambil menghindari serangan-serangan yang ditujukan padanya. Terkadang, ada serangan-serangan yang akan menghantam tubuhnya, dan disertai dengan suara gemuruh. Namun tidak lama kemudian, sosoknya telah menghilang, sehingga tidak dapat dipastikan apakah serangan itu benar-benar mengenainya atau tidak.     

"Jalur Agung elemen ruang dan waktu. Kecepatannya telah menyamai seorang kultivator tingkat Nirvana," ujar Qin He, seorang Virgin dari Brahma's Pure Sky. Dia juga melangkah ke depan untuk mengejar Yaya.     

Tampaknya para kultivator yang berada di Lembah Kematian telah bergabung menjadi sebuah kelompok besar dalam waktu singkat. Hal itu terjadi karena mereka semua menuju ke arah yang sama.     

Wilayah dari Lembah Kematian sangat luas. Namun, karena Yaya terus melesat tanpa henti melintasi langit, pada akhirnya dia tiba di wilayah perbatasan dan menerjang keluar.     

Tempat selanjutnya masih didominasi oleh area pegunungan, tampak tandus dan tak berpenghuni. Kumpulan awan iblis menyelimuti langit seolah-olah memberitahu mereka bahwa bahaya mengintai dimana-mana.     

Petir terus menyambar di sekitar Yaya. Sudah bisa dipastikan bahwa Zhan Yuan masih berada di belakangnya, dan dia belum bisa lolos darinya.     

Terdapat seekor phoenix berkepala sembilan di antara awan-awan iblis tersebut, dengan tubuh yang diselimuti oleh kobaran api dan mengendarai awan saat phoenix itu bergerak. Sayapnya mampu menyelimuti langit begitu dikembangkan, memungkinkannya untuk melewati jarak yang sangat jauh. Sembilan pasang mata yang dia miliki tampak sangat tajam karena terus mengawasi orang-orang yang berada di bawah. Pergerakannya sangat cepat sehingga phoenix itu mampu mengejar semua orang dalam waktu singkat.     

Phoenix berkepala sembilan adalah salah satu spesies monster yang sangat langka, dimana mereka dianggap sebagai spesies burung phoenix yang telah bermutasi. Meskipun spesies phoenix itu tidak diakui oleh Klan Phoenix sebagai bagian dari mereka, namun burung-burung phoenix berkepala sembilan memiliki bakat yang mengerikan. Mereka mampu bergerak dengan kecepatan tinggi. Mereka memiliki sembilan kepala dan mahir dalam memanipulasi kobaran api phoenix. Ditambah lagi, mereka memiliki potensi untuk mengeluarkan kobaran api penghancur.     

Karena itulah, phoenix berkepala sembilan itu telah menghabiskan waktunya untuk melahap aura kematian sebelumnya.     

Ada juga banyak monster iblis dan kultivator manusia yang berdatangan dari segala arah. Namun, kecuali tingkat Plane mereka cukup tinggi, mereka tidak akan mampu mengejar Yaya.     

Zhan Yuan, yang masih berada di udara, tampak mengerutkan keningnya. Pegunungan Origin dipenuhi dengan bahaya. Jika mereka pergi kemana-pun dengan gegabah, ada kemungkinan bahwa mereka akan mengalami nasib yang sama seperti yang mereka alami di Lembah Kematian dan nyawa mereka menjadi taruhannya.     

Namun, wanita yang berada di depan Zhan Yuan terus bergerak ke depan tanpa mempedulikan apa-pun. Bahkan jika serangannya berhasil mengenai dan melukainya, dia tetap menolak untuk berhenti.     

Pada saat itu, Zhan Yuan terus menatap ke depan dan mulai merasa sedikit gelisah.     

Kultivator sangat sensitif dengan apa-pun di sekitar mereka, terutama ketika mereka berada di tingkat setinggi ini. Meskipun mereka tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi, mereka masih bisa merasakan sesuatu saat mereka benar-benar mendekati suatu tempat yang berbahaya.     

Zhan Yuan mengangkat kepalanya dan memandang ke depan, dia merasa bahwa mereka mungkin telah memasuki suatu tempat yang berbahaya lainnya.     

Medan yang berada di depan mereka berupa sebuah dataran rendah yang tandus dengan dihiasi oleh banyak bilah pedang yang tertancap di permukaan tanah. Semua pedang itu dipenuhi dengan debu dan karat. Seolah-olah semua pedang itu telah mengalami pelapukan selama bertahun-tahun.     

Satu tatapan mata akan membuat siapa-pun menyadari bahwa pedang itu tidak ada habisnya. Aura yang mampu membuat jantung seseorang berdegup kencang terpancar dari permukaan tanah.     

Terdapat sebuah bukit berbentuk pedang di kejauhan, yang tampak seperti sebilah pedang raksasa yang ditancapkan ke permukaan tanah, menyegel segala sesuatu yang berada di sekitarnya.     

Saat Zhan Yuan semakin mendekati tempat itu, firasat bahaya yang dia rasakan menjadi semakin kuat.     

Namun, wanita yang berada di depannya itu tampaknya sama sekali tidak berniat untuk berhenti dan langsung menerjang ke area tersebut.     

Wajah Zhan Yuan menjadi pucat. Dia bertanya-tanya apakah wanita itu ingin menjemput ajalnya sendiri.     

Yaya sebenarnya merasa sedikit ragu-ragu, tapi dia segera teringat bahwa bahkan pohon kegelapan itu tidak mampu membunuh Ye Futian, sehingga area berbahaya lainnya seharusnya tidak akan mengancam nyawanya. Dia bisa merasakan bahwa Ye Futian kini berada dalam kondisi koma karena aura kematian itu terlalu sulit untuk diserap olehnya, tetapi selama ini dia sedang memulihkan diri. Apa yang sedang terjadi saat ini termasuk dalam proses pemulihan diri bagi Ye Futian.     

Kecepatan Yaya telah menurun drastis. Dia terlatih dalam ilmu pedang, namun saat ini dia tidak bisa merasakan adanya aura pedang. Dia hanya bisa merasakan bahwa area di bawahnya sangat berbahaya.     

Sebuah aura yang tak berbentuk tampaknya telah menyatu ke udara, meresap ke dalam tubuhnya dan membuatnya merasa gelisah. Aura itu tampaknya mengandung kebencian yang luar biasa dan mempengaruhi auranya.     

Namun, dia tidak berhenti dan memilih untuk terus bergerak ke area yang lebih dalam.     

Zhan Yuan, yang memiliki tubuh dari Jalur Agung, memandangnya sambil berpikir bahwa wanita itu memang punya nyali.     

Dia menyimpulkan bahwa jika wanita itu berani melakukannya, maka tidak ada yang perlu ditakutkan olehnya.     

Petir bergemuruh saat dia memikirkan hal itu, dan dia melesat ke depan. Sekujur tubuhnya kini diselimuti oleh petir, dan terdengar suara gemuruh petir di udara, menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya.     

Kekuatan yang terkandung di dalam aura petir dari Jalur Agung pada dasarnya mampu mengusir hal-hal negatif. Bagaimanapun juga, kekuatan petir dari sembilan langit berfungsi untuk mengusir kejahatan dan membela kebenaran.     

Aura yang menyelimuti tempat itu mulai menerobos masuk ke dalam pikirannya begitu dia memasuki tempat tersebut, berusaha untuk mempengaruhinya. Namun, sekujur tubuhnya mengeluarkan suara gemuruh petir, sehingga membuat penampilannya tampak mengesankan. Seolah-olah tubuhnya diselimuti oleh petir suci, yang mengusir semua aura jahat di sekitarnya.     

Dia menunduk dan memandang ke bawah. Sepertinya tempat ini dahulu adalah sebuah medan perang dan memerangkap roh para kultivator dari masa itu, sehingga menciptakan aura kebencian yang luar biasa di seluruh penjuru tempat.     

Tidak lama kemudian, banyak kultivator tiba di sana. Namun, saat mereka mendekati tempat itu, pergerakan mereka melambat dan mereka tampak sangat ragu-ragu untuk masuk ke dalam sana.     

Mereka yang mampu melangkah sejauh itu adalah mereka yang memiliki tingkat kultivasi cukup tinggi, dan karena itulah, mereka juga lebih sensitif terhadap segala sesuatu di sekitar mereka.     

Pada saat mereka masih ragu-ragu, rentetan tornado bergejolak di udara. Seekor phoenix berkepala sembilan melesat ke dalam area tersebut. Tatapan matanya tampak sedingin es dan mengerikan. Seolah-olah phoenix itu bertekad untuk menyambar apa-pun dengan cakarnya.     

Yaya terus bergerak ke depan, memasuki bagian dalam dari tempat tersebut. Aura negatif terus menerus mempengaruhi dirinya. Untunglah dia telah berkultivasi dalam dua kehidupan yang berbeda, sehingga menghasilkan kondisi pikiran yang sangat stabil. Dia berhenti saat dia tiba di bukit yang menyerupai pedang itu, lalu dia menurunkan Ye Futian dan Xia Qingyuan ke permukaan tanah.     

*Uhuk*     

Darah mengalir dari sudut mulutnya setelah dia terbatuk pelan. Dia memandang ke arah Zhan Yuan, yang bergerak ke arahnya, dan dalam sekejap, dia mengeluarkan aura pedang yang mengerikan. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia telah terluka selama dia melarikan diri. dan dia telah menahannya hingga saat ini.     

Zhan Yuan menghampirinya dari udara dan menundukkan kepalanya untuk memandang Yaya dari kejauhan. Kilatan petir bersinar di udara, dan aura petir terpancar di matanya. Kemudian dia berkata pada Yaya, "Kau tidak perlu melakukan hal ini. Serahkan dia padaku. Tenang saja, aku tidak akan membunuhnya."     

Yaya memandangnya dengan tatapan sedingin es. Dia tidak berkomentar apa-apa. Aura pedang dari Jalur Agung mengelilingi sekujur tubuhnya dan kemudian berubah menjadi diagram-diagram pedang. Dalam sekejap, langit diselimuti oleh keinginan membunuh yang luar biasa, kemudian menyebar ke seluruh penjuru tempat.     

*Boom*     

Saat ini, tampaknya terdapat satu sosok samar yang muncul dari dalam dirinya, dan menyatu dengan ilmu pedangnya. Sebuah matriks pedang yang menakjubkan dikerahkan bersama dengan sebilah pedang, yang pergerakannya lebih cepat daripada sambaran petir.     

Diagram-diagram petir muncul di atas kepala Zhan Yuan. Delapan sambaran petir bersinar, lalu berputar-putar di sekitarnya, dan Divine Thunder yang tak berbatas kini telah berkumpul. Kemudian seberkas sambaran petir ditembakkan ke depan, dan akhirnya bertabrakan dengan pedang tersebut. Dua cahaya penghancur yang sangat menyilaukan menyebar melintasi udara. Kekuatan itu menyebar ke area luas di sekitar mereka.     

Pakaian dan rambut Yaya berkibar di udara. Dia melangkah ke depan, dan sosok samar lainnya muncul dari tubuhnya, yang kemudian berubah menjadi sebilah pedang.     

*Boom*     

Pedang itu melesat ke udara dan menyatu dengan pedang yang sebelumnya telah ditembakkan oleh Yaya, sehingga membuat kekuatan dari pedang itu menjadi semakin kuat.     

"Aku tidak peduli apabila kau bertarung dengan mempertaruhkan nyawamu. Hal itu tidak akan ada gunanya," ujar Zhan Yuan dengan nada dingin. Tangannya diayunkan, dan diagram petir yang mengerikan itu mengeluarkan sambaran petir lainnya di sekitar Yaya dan menyegel area di sekelilingnya.     

Seberkas sambaran petir yang lebih mengerikan dari sebelumnya menghantam tepat di bagian tengah dan bertabrakan dengan bilah-bilah pedang milik Yaya.     

Jika Yaya tidak memiliki pemahaman tentang Jalur Agung di tingkat Nirvana, dia pasti tidak akan mampu menandingi Zhan Yuan.     

Sebenarnya, meskipun masih berada di tingkat Flawless Holiness, kemampuan bertarung Zhan Yuan sudah berada di tingkat Nirvana.     

Tubuh Ye Futian dan Xia Qingyuan ditempatkan di atas bukit yang terlihat seperti pedang itu. Aura kebencian yang tak berbatas langsung diarahkan pada mereka berdua, menyerap aura kematian di sekitar mereka.     

Garis-garis cahaya mulai muncul di sekujur tubuh Ye Futian. Sepertinya dia bisa merasakan apa yang sedang terjadi di dunia luar saat dia mengusir aura kematian di tubuhnya dengan semua kemampuan yang dimilikinya.     

Rentetan suara gemuruh samar-samar bisa terdengar dari dalam tubuhnya.     

*Whoosh* Tiba-tiba beberapa tornado bergejolak di udara. Seekor phoenix berkepala sembilan muncul dari awan iblis yang berada di atas langit. Suara pekikan phoenix terdengar saat burung itu membuka mulutnya, kemudian langsung bergerak menuju Ye Futian dan Xia Qingyuan, berusaha untuk melahap mereka sekaligus.     

"Dasar monster menjijikkan." Zhan Yuan memandang burung phoenix tersebut, dan dalam sekejap, seberkas sambaran petir menghujani phoenix berkepala sembilan itu dari atas langit. Kemudian burung itu segera membentangkan sayapnya yang berwarna merah, lalu menerima serangan petir itu secara langsung. Aura petir itu menempa tubuhnya. Setiap bulu di tubuh burung itu tampaknya tidak dapat ditembus, seolah-olah semua bulu itu mengandung kekuatan langit, dihiasi dengan cahaya yang menyilaukan.     

Phoenix itu terus terbang menukik menuju tubuh Ye Futian.     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa phoenix berkepala sembilan itu adalah seekor monster yang sangat mengerikan, sehingga dia tidak memiliki rasa takut terhadap orang yang memiliki tubuh dari Jalur Agung.     

Sementara di permukaan tanah, aura di sekitar Ye Futian bergemuruh. Tepat ketika burung itu hendak melahapnya, tubuh Ye Futian yang berwarna hitam pekat itu memancarkan cahaya yang samar.     

*Whoosh* Burung itu mendekati permukaan tanah dan meraih dua sosok itu di paruhnya. Sayapnya yang lebar terus dikepakkan, burung itu berniat untuk terbang menjauh dari tempat berbahaya tersebut.     

Namun, pada saat itu, tubuh Ye Futian akhirnya memancarkan cahaya yang menyilaukan. Sosok berwarna hitam pekat itu tiba-tiba membuka matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.