Legenda Futian

Kejutan Tak Terduga



Kejutan Tak Terduga

0Ye Futian dapat memahami apa yang sedang terjadi saat ini, tetapi aura kematian itu terlalu kuat, dan sekujur tubuhnya terluka akibat aura tersebut.     
2

Sebelumnya, bahkan Istana Kehidupan-nya dipenuhi oleh aura kematian, dan Roh Pohon Dunia juga berubah warna menjadi hitam pekat. Selama ini dia telah menggunakan kekuatan dari Pohon Dunia untuk mengeluarkan aura kematian itu dari tubuhnya, tetapi sekarang, ada sesuatu yang telah berubah dalam Roh Kehidupan-nya.     

Dia mengamati situasi yang sedang dia hadapi, dan tiba-tiba, seberkas sinar cahaya berwarna emas terpancar dari tubuhnya. Kemudian muncul suara raungan, dan tiba-tiba, suara pekikan terdengar dari mulut phoenix berkepala sembilan itu.     

Pada saat ini, phoenix berkepala sembilan pergi meninggalkan tempat itu dengan sangat cepat, sembilan kepalanya memancarkan aura yang mengerikan, sementara tubuhnya yang berukuran besar dipenuhi dengan hawa dingin yang mematikan. Penampilannya tampak sangat mengintimidasi.     

Namun pada saat ini, puluhan ribu sinar cahaya keemasan terpancar dari salah satu paruhnya. Dia memiringkan kepalanya, dimana suara pekikan yang melengking itu berasal. Kemudian dia kembali memekik. Dia ingin menutup paruhnya, tetapi paruhnya kini telah terkoyak. Satu sosok menerjang keluar dari paruhnya, dengan bermandikan cahaya keemasan sambil membawa satu sosok lainnya, yang tampak tak bernyawa.     

Phoenix berkepala sembilan itu menghembuskan napasnya ke arah Ye Futian. Dalam sekejap, sebuah aura yang mengerikan menimpa tubuh Ye Futian.     

*Boom* Petir berwarna merah bersinar di atas langit. Tubuh phoenix itu kini telah berubah menjadi seberkas sambaran petir. Paruhnya mengeluarkan sebilah pedang penghancur berwarna merah, dimana pedang itu memancarkan kekuatan kegelapan yang dahsyat, hingga akhirnya menutupi seluruh penjuru langit dan menyembunyikan matahari di dalamnya     

Phoenix berkepala sembilan itu juga merupakan salah satu sosok terkemuka dari klannya—seekor monster Saint tingkat Flawless Holiness—dengan kemampuan bertarung yang mengerikan.     

Ye Futian mendongak dan bisa merasakan bahwa kekuatan penghancur itu hendak mengubur area ini. Cahaya suci menyinari sekujur tubuhnya, kemudian metode Deed of Thorough Comprehension diaktifkan dan memurnikan tubuhnya. Saat ini tubuhnya telah berubah menjadi sebuah tungku dari Jalur Agung, yang mampu mengusir semua kekuatan kegelapan.     

Di atas tubuhnya, tiba-tiba terdengar suara gajah, yang bergema di antara langit dan bumi. Sementara itu di dalam tubuhnya, suara gemuruh masih terus terdengar, seperti irama dari Jalur Agung.     

Hal yang lebih mengerikan adalah fakta bahwa di dalam tirai cahaya dari metode Deed of Thorough Comprehension, bayangan seekor gajah raksasa telah muncul di atas tubuh Ye Futian. Gajah itu terlihat seperti seorang dewa iblis. Hanya dengan satu raungan, gajah itu mampu membuat udara berguncang.     

Suara gemuruh itu masih terus terdengar. Bayangan gajah itu naik ke atas langit, menerjang ke arah pedang penghancur yang telah menutupi langit dan matahari. Dalam sekejap, rentetan gelombang yang mengerikan terbentuk di udara seolah-olah area yang berguncang itu akan hancur.     

*Whoosh*     

Phoenix berkepala sembilan itu menghembuskan kobaran api penghancur, hingga menyelimuti langit dan membakar segalanya.     

Ye Futian membawa tubuh Xia Qingyuan dengan satu tangan dan mengambil satu langkah ke depan. Suara gajah bergema di antara langit dan bumi. Tubuh Ye Futian melesat ke atas langit seperti sambaran petir, menembus kobaran api penghancur yang dikeluarkan oleh phoenix tersebut.     

Kobaran api penghancur itu berusaha membakar targetnya, namun pada saat itu, kobaran api itu diselimuti oleh sebuah lingkaran emas suci dan dihadang oleh satu sosok gajah raksasa yang tak tertandingi.     

Kepalan tinju Ye Futian dikerahkan ke depan, dan suara gajah mengguncang langit. Puluhan ribu gajah bersuara secara bersamaan dan menginjak-injak area tersebut.     

Ribuan gajah menerjang melintasi langit. Itu merupakan sebuah pemandangan yang mengerikan...     

Phoenix berkepala sembilan itu mengeluarkan suara pekikan yang melengking. Sembilan kepalanya menghembuskan api secara bersamaan, dan cakarnya dikerahkan ke bawah. Bayangan kawanan gajah itu tercabik-cabik dan hancur, kemudian cakar-cakar itu kini diarahkan menuju Ye Futian.     

Pada saat yang bersamaan, aura iblis bergejolak dan menyebar di antara langit dan bumi. Seekor burung phoenix berkepala sembilan yang tak berbatas telah muncul sambil mengerahkan cakarnya ke bawah. Tidak lama kemudian cakar tu bertabrakan dengan kepalan tinju milik Ye Futian.     

*Brak*     

Disertai dengan suara keras, phoenix berkepala sembilan itu merasa bahwa cakarnya tidak mengenai tubuh yang terbuat dari daging, melainkan pada sebuah patung gajah. Di antara mereka, dua bayangan saling bertabrakan satu sama lain; itu adalah pertempuran antara seekor gajah raksasa dan phoenix berkepala sembilan.     

Kekuatan yang dahsyat itu mengguncang tubuh phoenix berkepala sembilan itu ke arah langit. Kedua matanya yang mengerikan menatap ke arah Ye Futian.     

Bagaimana mungkin kultivator manusia tingkat True Self ini mampu menyainginya dalam aspek kekuatan?     

Kekuatan gajah yang dahsyat adalah kemampuan dari sebuah klan iblis. Dimana dia mempelajarinya?     

Pada saat ini, Ye Futian melonggarkan tangannya yang membawa Xia Qingyuan, kemudian cabang-cabang pohon dan sulur-sulur menyelimuti tubuhnya. Kekuatannya menopang tubuh sang Puteri.     

Tatapan mata Ye Futian yang sedingin es tertuju pada phoenix berkepala sembilan yang berada di atas langit, dan tulang milik Kaisar Gajah dari Sepuluh Arah di dalam tubuhnya kini memancarkan cahaya yang menyilaukan. Saat ini, dia telah dirasuki oleh sang Iblis Gajah.     

*Boom*     

Dia mengambil satu langkah ke depan dan udara ikut berguncang. Sebuah pemandangan mengejutkan dimana ribuan gajah yang mengeluarkan suara secara serentak muncul di antara langit dan bumi, seolah-olah Ye Futian juga raja dari para iblis gajah tersebut.     

Di area lain dari Pegunungan Origin, sekelompok kultivator sedang dalam perjalanan. Mereka berasal dari Klan Iblis Gajah dan saat ini mereka sedang bepergian dengan jalur udara.     

Namun pada saat ini, seolah-olah telah merasakan sesuatu, mereka semua berbalik dan memandang ke satu arah tertentu, dimana mereka samar-samar bisa merasakan suatu panggilan yang misterius.     

Perasaan ini sungguh luar biasa, tetapi mereka semua mengerti bahwa ini pasti berhubungan dengan Klan Iblis Gajah.     

Mungkinkah perasaan ini berasal dari harta karun yang ditinggalkan oleh leluhur mereka di Pegunungan Origin?     

"Ayo kita pergi." Mereka berbalik dan pergi ke arah tersebut dengan ekspresi serius di wajah mereka.     

Sementara itu di atas medan pertempuran, tubuh phoenix berkepala sembilan itu melayang di atas langit. Ketika sayapnya dibentangkan, sepasang sayap itu tampak seperti awan yang mampu mencapai bagian tepi langit, hingga menutupi langit dan matahari. Di sisi lain, banyak bayangan iblis gajah bermunculan di sekitar tubuh Ye Futian. Kemudian dia berjalan di udara, sambil menginjak-injak segala sesuatu yang ada di bawahnya.     

Phoenix itu membentangkan sayapnya, lalu mengepakkannya di udara. Tubuhnya kini seperti kilatan petir, tetapi dia bisa merasakan bahwa kekuatan itu membatasi kecepatannya.     

*Whoosh*     

Tubuh Ye Futian melesat ke atas langit. Ini adalah pertama kalinya phoenix berkepala sembilan itu merasa terancam oleh seorang kultivator manusia.     

Dia meraung. Dalam sekejap, aura dari Jalur Agung berubah menjadi aliran kegelapan penghancur, bergerak ke arah langit, mengelilingi tubuhnya, dan menyatu menjadi sebuah badai penghancur yang mengerikan.     

Di sisi lain, phoenix itu membentangkan sayapnya dan mengerahkannya ke depan. Tiba-tiba, sinar-sinar cahaya penghancur melesat ke arah bayangan-bayangan gajah di sekitarnya dan bertabrakan dengan keras.     

Pada saat ini, Ye Futian melangkah keluar.     

Dia mengerahkan dua kepalan tinjunya secara bersamaan ke arah langit. Sang Iblis Gajah menjaga langit, setiap langkah kakinya mengguncang udara di sekitarnya.     

Cakar dari phoenix berkepala sembilan itu dikerahkan ke bawah, yang diikuti oleh badai penghancur yang tak berbatas, kedua serangan itu diarahkan menuju Ye Futian.     

*Boom* Mereka berdua bertarung dengan sengit di atas langit. Seorang kultivator manusia dan seekor monster iblis saling berhadapan satu sama lain. Phoenix berkepala sembilan itu membentangkan sayapnya dan melesat di udara. Ye Futian terus mengikutinya, sambil berulang kali mengerahkan kepalan tinjunya di atas langit. Mereka terus bertabrakan di berbagai titik di atas langit. Udara berguncang hebat akibat pertempuran antara keduanya.     

Petir menyambar secara tiba-tiba. Ye Futian meraih cakar sang phoenix dan menerjang ke atas langit, menerobos pertahanannya dan mengerahkan kepalan tinjunya menuju perut dari phoenix berkepala sembilan tersebut.     

Tetapi saat kepalan tinju itu dikerahkan, baik langit maupun bumi mengeluarkan suara yang keras, dan serangan itu langsung mengenai tubuh raksasa dari phoenix berkepala sembilan itu, mematahkan tulang-tulangnya dan melukai organ-organ tubuhnya.     

Phoenix itu memekik kesakitan dan mengerahkan cakarnya menuju perut Ye Futian.     

Pukulan demi pukulan, Ye Futian menghempaskan tubuh raksasa dari phoenix berkepala sembilan itu ke atas langit. Kemudian dia memanfaatkan gelombang kejut yang dihasilkan untuk terbang ke belakang, lalu dia melintasi ruang hampa, kembali ke tempat Xia Qingyuan berada dan menggendongnya.     

Di atas langit, sembilan kepala dari phoenix itu tampak berlumuran darah, dan darahnya menetes ke bawah. Pada saat ini, auranya bergejolak di atas tubuhnya yang berukuran besar; tubuhnya tampak tidak stabil.     

Tatapan matanya yang dingin tertuju pada Ye Futian. Sayapnya dikepakkan, dan dia terbang ke kejauhan. Dia memilih untuk menyerah.     

Pada saat ini, di medan pertempuran lainnya, Yaya telah mengerahkan sembilan serangan pedang secara terus menerus, serangan demi serangan diarahkan pada Zhan Yuan. Dia juga telah berubah menjadi sebilah pedang dan menerjang ke arah tubuh Zhan Yuan. Tapi di belakang Zhan Yuan, muncul sebuah matriks yang mengerikan, dimana matriks itu melahap Divine Thunder dari seluruh penjuru langit dan bergerak ke bawah. Semua bilah-bilah pedang itu telah bergabung ke dalam badai tersebut.     

Pada saat ini, sebuah badai yang dahsyat bergerak ke depan, dan akhirnya menghantam tubuh Yaya. Akibatnya, Yaya memuntahkan darah. Tubuhnya tersambar petir, dan dia terhempas ke kejauhan, lalu jatuh dari atas langit.     

*Brak*     

Tubuh Yaya menghantam permukaan tanah dan tampak tertekuk. Banyak pedang-pedang yang telah rusak berterbangan keluar. Banyak bayangan mengerikan tiba-tiba muncul di atas permukaan tanah yang berwarna hitam itu dan menghampiri tubuh Yaya, seperti roh-roh iblis.     

*Boom* Kilatan petir turun dari atas langit dan mengusir roh-roh iblis tersebut. Zhan Yuan menatap Yaya dari atas langit dan berkata, "Kau telah bertarung dengan baik. Mulai sekarang, kau dapat berkultivasi denganku dan melayani perintahku."     

Yaya mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan dingin. Sosok terkemuka dari Istana Surgawi Violet ini sangat sombong.     

*Whoosh*     

Seberkas sambaran petir melesat melintasi langit. Zhan Yuan mengangkat satu tangannya dan mengerahkan sebuah jejak telapak tangan petir. Setelah terdengar suara yang keras, sebilah pedang ditancapkan pada matriks petir di telapak tangannya. Pedang itu ingin menembusnya tetapi malah berubah menjadi abu akibat kekuatan petir di matriks tersebut.     

Satu sosok melesat di udara dan mendarat di permukaan tanah, membawa tubuh Yaya yang terluka.     

Dia mengangkat kepalanya dan memandang Zhan Yuan dengan tatapan dingin, lalu dia berbalik dan pergi menuju matriks pedang tersebut.     

Zhan Yuan tidak terburu-buru. Baginya, menangkap mereka sama seperti menangkap kawanan bebek yang sedang duduk—tidak ada satu-pun dari mereka yang bisa melarikan diri.     

Selama dia bertarung melawan Yaya, dia merasa bahwa kekuatan bertarung wanita ini cukup baik. Setiap kultivator di tingkat Plane-nya yang mampu bertarung melawannya untuk beberapa saat dapat dianggap sebagai sosok yang luar biasa.     

Terlebih lagi, Yaya sangat tegas dalam bertindak dan memperlakukan dirinya sendiri. Dia juga bersikap sangat tulus terhadap rekan-rekannya dan ingin melindungi Ye Futian dengan cara apa-pun.     

Jadi, dia menghargainya dan berpikir bahwa akan menyenangkan untuk memiliki orang seperti itu di sekitarnya.     

Adapun hubungan asmara, dia hanya memfokuskan diri untuk berkultivasi dan tidak pernah memikirkan hal tersebut.     

"Apa kau baik-baik saja?" Ye Futian bertanya pada Yaya, sambil memasukkan kekuatan kehidupan ke dalam tubuh Yaya. Aura kehidupan terpancar dari cabang-cabang dan dedaunan Pohon Dunia. Wajah Yaya yang terlihat pucat kini mulai memerah. Kedua matanya yang indah menatap ke arah Ye Futian. Selama bertahun-tahun, 'kakak'-nya ini memanggilnya sebagai 'adik', tetapi dia selalu membutuhkan perlindungannya, tetapi sekarang, dia telah berkembang hingga mencapai titik dimana bantuannya tidak lagi dibutuhkan.     

Kultivasinya belum kembalik ke kondisi terbaiknya, tapi Ye Futian kini hampir menyusulnya.     

Namun, dia tetap merasa senang. Setelah perjalanan ini berakhir, jika mereka bisa pergi meninggalkan Pegunungan Origin dengan selamat, Ye Futian tidak akan lagi membutuhkan perlindungannya.     

Hari ini, dia telah mengalahkan seekor phoenix berkepala sembilan yang berada di tingkat Flawless Holiness.     

"Ya," ujar Yaya sambil mengangguk pelan. Ye Futian tidak tahu bahwa Yaya akan bertindak sejauh ini. Kemudian dia meninggalkan Xia Qingyuan bersama Yaya, lalu dia berbalik dan berdiri dari tempatnya. Dia mengangkat kepalanya, memandang ke arah Zhan Yuan yang berada di atas langit. Tatapan matanya tampak sedingin es.     

"Serahkan mayat Renhuang dan tulang itu padaku," ujar Zhan Yuan. Belum lama ini, dia telah menyaksikan pertempuran antara Ye Futian dan phoenix berkepala sembilan. Sepertinya itu adalah kekuatan dari tulang tersebut. Dia tidak menyangka bahwa sebuah tulang yang diinginkan oleh Gunung Yingzhao ternyata adalah tulang milik mantan Kaisar Gajah dari Sepuluh Arah. Benar-benar sebuah kejutan yang tak terduga!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.