Legenda Futian

Terobosan Beruntun



Terobosan Beruntun

2Hari-hari berlalu dengan lambat. Di Pegunungan Origin yang sangat luas dan tak berbatas, kumpulan awan iblis bergulung di atas langit, tetapi situasi di pegunungan itu masih tandus dan sunyi senyap.     1

Beberapa bulan yang lalu, para kultivator yang tak terhitung jumlahnya memasuki pegunungan tersebut, dan sekarang banyak orang telah binasa di sini. Tentu saja, ada juga banyak orang yang telah menemukan reruntuhan dari medan perang kuno dan menemukan peninggalan para kaisar iblis dan Renhuang kuno.     

Tapi tentu saja, ada lebih banyak bahaya yang mengintai daripada peluang yang mereka dapatkan, dan selama ini banyak kultivator telah terkubur di Pegunungan Origin.     

Ye Futian berhasil lolos dari bahaya. Pada saat ini, di Bukit Pedang yang telah runtuh, dan di wilayah yang dipenuhi dengan roh-roh iblis, Ye Wuchen telah berulang kali berniat untuk menyerah, tetapi Yu Sheng menyelimutinya dalam cahaya sang Buddha sepanjang waktu. Rapalan sutra terus menerus bergema di telinganya dan membantunya untuk melihat cahaya yang samar di dalam jurang kesengsaraan, sementara dia berjuang dalam keputusasaan.     

Pada saat ini, pikirannya seperti terpecah belah, dan kini dia memiliki banyak kepribadian. Di dalam pikirannya, ada banyak bayangan yang terbentuk dari auranya. Terdapat aura dari roh-roh iblis, aura yang dipenuhi oleh kehancuran, dan aura pembunuh yang membuatnya ingin menjadi sosok yang kejam.     

Dan di antara aura-aura ini, terdapat satu aura samar berwarna putih, yang tampaknya berayun-ayun di dalam badai ini, seolah-olah aura itu dapat dihancurkan kapan saja.     

Itu adalah sisa dari auranya sendiri, yang kini nyaris menghilang.     

*Boom* Semua aura itu kembali menyerangnya, mencoba untuk mengambil alih aura spiritualnya, dan tidak lama kemudian, banyak aura iblis muncul kembali secara bersamaan. Dia berjuang menahan rasa sakit, dan cahaya berwarna merah darah yang mengerikan terpantul di matanya.     

Yu Sheng sedang duduk di depan Ye Wuchen. Ye Wuchen terus berguling-guling di atas tanah karena rasa sakit yang diterimanya, dan dia terus menerus menggeram. Selama beberapa bulan terakhir, Ye Wuchen telah berulang kali memasuki Jalur Iblis, bahkan dia sempat berpikiran untuk membunuh Yu Sheng. Ada juga saat-saat dimana dia ingin menelantarkan dirinya sendiri dan membiarkan aura iblis mengendalikan dirinya seutuhnya, namun setiap kali dia mencapai keputusasaan, dia berpegang teguh pada keyakinannya dan tidak menyerah begitu saja.     

Rasa sakit yang dialaminya selama ini bahkan membuat Yu Sheng hampir menyerah; terkadang, Yu Sheng bahkan berpikiran untuk mengakhiri nyawa Ye Wuchen untuk menghilangkan rasa sakit yang dideritanya.     

Disertai dengan suara teriakan lainnya, Ye Wuchen melompat dari permukaan tanah. Tubuhnya dikelilingi oleh arus kegelapan yang mengerikan. Wajahnya mulai menghitam seolah-olah dia akan benar-benar tenggelam ke dalam Jalur Iblis.     

Terdapat cahaya berdarah di matanya. Perlahan-lahan dia berjalan menuju Yu Sheng dan berkata, "Bunuh saja aku."     

Rasa sakit ini seperti tidak pernah berakhir, dan dia takut bahwa dia akan benar-benar kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan menjadi sosok yang berbeda.     

Dia lebih baik mati daripada hidup seperti ini.     

Rapalan sutra terus mengalir dari mulut Yu Sheng. Yu Sheng menatap ke arah Ye Wuchen.     

Kemudian dia menghampiri Ye Wuchen, sambil memandang pedang iblis yang tertancap di sana. Dia memegang pedang itu dengan satu tangan. Kedua mata Ye Wuchen yang berwarna hitam pekat bergetar saat menyaksikan pemandangan ini–dia menatap ke arah Yu Sheng.     

Aura sang Buddha kini telah menghilang, Yu Sheng menarik kembali cahaya di sekitar tubuhnya, dan tiba-tiba aura magis menyebar di udara. Sebuah kekuatan pelahap yang kuat terpancar keluar, dan tiba-tiba, aura di dalam pedang itu menerobos masuk ke dalam tubuh Yu Sheng.     

Dalam sekejap, aura iblis yang tak terhitung jumlahnya mengalir ke arah Yu Sheng, seolah-olah dia telah menjadi titik pusat dari sebuah pusaran.     

Dia berbalik, sambil memegang pedang itu dengan kedua tangannya, ekspresinya berubah, dan garis-garis berwarna hitam muncul di wajahnya, urat nadinya dapat terlihat dengan jelas di lengannya. Ekspresi kesakitan muncul di wajahnya, tetapi tatapan matanya tetap tak tergoyahkan. Dia menatap ke arah Ye Wuchen dan berkata, "Aku akan tetap mendampingimu."     

Dia perlahan-lahan mengulurkan tangan kanannya dan mengangkat pedang itu ke udara; dalam sekejap, aura iblis yang tak berbatas bergulung ke dalamnya. Yu Sheng menatap Ye Wuchen dan menggeram dengan suara yang dalam, "Meskipun kita memiliki tekad yang kuat, para iblis berada di atas langit. Apa yang bisa kita lakukan?"     

*Boom*     

Arus kegelapan yang mengerikan muncul di atas langit, lalu menerjang ke tubuh Yu Sheng. Suaranya bergema di antara langit dan bumi, sehingga memungkinkan kekuatan itu terkikis sedikit demi sedikit.     

"Keluar dari tubuhku!" Yu Sheng mengangkat kepalanya dan berteriak. Kemudian sebuah aura yang mengerikan menyebar di udara; aura di sekitar tubuhnya menjadi lebih kuat dari sebelumnya, dan hembusan angin bertiup di sekitarnya.     

Hanya dengan satu perintah di dalam pikirannya, Yu Sheng berhasil membuat terobosan dan memasuki True Self Plane.     

Ye Wuchen memandang Yu Sheng, untaian aura bergetar di dalam hatinya; kedua matanya berkedut.     

Apa yang bisa dilakukan oleh para iblis di atas langit padanya? Dia mampu memasuki True Self Plane dalam sekejap karena dia adalah Yu Sheng, satu sosok mengintimidasi yang mampu memandang rendah segalanya dan memiliki keyakinan yang kuat.     

Apakah dia juga bisa melakukannya?     

Selama menempuh perjalanan ini, Ye Futian dan Yu Sheng berada dalam posisi yang unik. Ye Wuchen nyaris tidak bisa mengikuti kelompoknya dengan kegigihannya, tetapi pola pikir yang baik saja tidak dapat mencangkup segalanya.     

Apakah dia bisa melakukannya?     

Saat ini Yu Sheng sedang menanggung rasa sakit bersamanya.     

"Tidak ada seorang-pun yang akan ditelantarkan dalam perjalanan kultivasi kita," ujar Yu Sheng sambil menatapnya.     

Hati Ye Wuchen berdebar kencang. Tatapan matanya seperti menunjukkan bahwa dia sedang mengusir roh-roh iblis itu dari dalam tubuhnya, dan membuktikan bahwa dia memiliki tekad yang kuat.     

Selama bertahun-tahun, sejak dia masih muda hingga sekarang, mereka bertiga telah melewati banyak rintangan hingga akhirnya mereka memasuki Saint Plane.     

Tidak akan ada yang tertinggal di jalur kultivasi mereka.     

Bukankah hal itu yang ada di dalam benaknya ketika dia mencabut pedang tersebut? Semua yang dilakukan oleh Yu Sheng untuknya sama seperti apa yang telah dia lakukan sebelumnya.     

"Ya," ujar Ye Wuchen sambil mengangguk dengan serius. Kemudian dia melangkah ke depan, sambil memandang pedang di tangan Yu Sheng, dan mengulurkan tangannya.     

Yu Sheng memahami maksud dari tindakannya dan menyerahkan pedang itu pada Ye Wuchen. Ye Wuchen memegang pedang itu dengan kedua tangannya. Meskipun dia sedang menahan rasa sakit yang luar biasa, dia tetap memegang pedang itu dengan erat. Arus kegelapan yang mengerikan menerjang ke arahnya, begitu pula dengan aura mengerikan yang tak berbatas di sekitarnya. Dia menancapkan pedang itu ke permukaan tanah dengan kedua tangannya dan mencengkeramnya dengan erat, sambil berdiri di sana seperti sebuah patung.     

*Boom*     

Pada saat yang bersamaan, sebuah aura pedang yang mengerikan melesat ke atas langit. Cahaya yang menakjubkan dari Hukum Pedang bersinar dari tubuh Ye Wuchen dan melayang ke udara.     

Tempat ini tidak hanya dipenuhi oleh situasi antara hidup dan mati tetapi juga peluang-peluang besar.     

Pola pikir Ye Wuchen telah berubah. Dia juga memasuki True Self Plane.     

Sword Saint memandang ke arah mereka, menyaksikan mereka berdua membuat terobosan dan Ye Wuchen yang masih terus berusaha. Sebuah senyuman muncul di mata iblisnya.     

Setelah mengalami begitu banyak rintangan, mereka tetaplah juniornya.     

Dia masih ingat saat mereka memasuki Gunung Buku. Sejauh ini, mereka telah melakukan perjalanan jauh untuk sampai ke titik ini dan melewati banyak situasi antara hidup dan mati. Tidak ada yang akan tertinggal dalam perjalanan kultivasi mereka.     

Perasaan ini terasa sangat hangat.     

Sebuah senyuman muncul di mata iblisnya yang berwarna hitam pekat. Kemudian dia memandang ke kejauhan.     

Apakah kondisi Gu Dongliu baik-baik saja di Pegunungan Origin ini?     

Dibandingkan dengan adik juniornya, Ye Futian, Sword Saint lebih mengkhawatirkan Gu Dongliu. Dia percaya bahwa Ye Futian mampu melalui rintangan ini, dan keyakinannya tak tergoyahkan.     

Kekuatan iblis bergejolak dan mengeluarkan suara keras. Aura pedang kini telah menutupi langit. Sword Saint duduk di tempatnya dan dia juga berhasil membuat terobosan. Pikiran mereka bertiga tampaknya beresonansi satu sama lain, dan mereka satu per satu mencapai tingkat True Self Plane. Dalam waktu singkat, mereka semua telah memasuki tingkat Plane baru.     

Pada situasi genting seperti ini, mereka semua memperkuat keyakinan masing-masing bahwa mereka semua akan keluar dari sini hidup-hidup.     

Guru telah mengajarkan pada mereka bahwa bepergian ribuan mil jauhnya terkadang merupakan pilihan yang lebih baik daripada membaca ribuan buku. Bahkan jika seseorang sudah membaca ribuan buku kuno dan dapat menggunakan semua metode kultivasi sesuka hatinya dan memiliki bakat yang luar biasa, pola pikirnya tidak dapat berkembang apabila dia tidak bepergian ke banyak tempat, mengalami berbagai macam rintangan dan terus menerus menantang dirinya sendiri.     

Semua Renhuang, Saint dan Sage di dunia ini dulunya hanyalah orang biasa.     

Bahkan seorang kaisar sejati harus melalui semua penderitaan di dunia ini. Tidak ada seorang-pun yang dilahirkan untuk menjadi seorang kaisar.     

Aura mengerikan itu terus menerus mengeluarkan suara keras. Saat ini, cahaya sang Buddha kembali bersinar dari tubuh Yu Sheng. Pada saat yang bersamaan, dia telah berevolusi dan mengusir roh-roh iblis itu untuk melindungi Ye Wuchen.     

Arus udara yang mengerikan mengalir di sekitar tubuh Ye Wuchen. Pedang yang berada di genggaman tangannya mengeluarkan suara berdentang.     

Tiba-tiba, seberkas aura pedang yang mengerikan melesat ke atas langit. Itu adalah aura pedang kegelapan, yang mengeluarkan kekuatan pedang di udara.     

Ye Wuchen mempertahankan posisinya seolah-olah dia benar-benar telah berubah menjadi sebuah patung. Aura pedang mengalir dan berputar-putar di sekelilingnya, dan seberkas cahaya yang menyilaukan terpancar keluar, kemudian aura pedang lainnya telah terbentuk dan melesat ke arah langit.     

*Boom, Boom, Boom*     

Sinar-sinar dari aura pedang ditembakkan ke udara. Tampaknya semua aura pedang itu dibentuk dari Hukum Pedang. Perlahan-lahan, sinar-sinar yang tak terbatas dari energi pedang yang mengerikan muncul di sekitar tubuh Ye Wuchen, dimana masing-masing sinar itu mengandung kekuatan hukum yang sangat kuat di dalamnya.     

Tubuh Ye Wuchen dikelilingi oleh aura pedang, seolah-olah dia akan mengubah semua aura yang menyerangnya itu menjadi energi pedang.     

Sementara itu di dalam jurang, sepasang mata dengan cahaya semerah darah itu kembali terbuka, memandang bagian dalam dari jurang itu, dan pada saat berikutnya, gelombang udara yang tak berbatas di jurang itu mengeluarkan suara keras dan menerjang keluar, hingga mencapai langit di atas jurang tersebut.     

"Huh?" Ekspresi Sword Saint berubah dalam sekejap. Arus yang mengerikan itu kini bergerak ke arah Ye Wuchen dan Yu Sheng dan mencoba melahap mereka berdua. Ye Wuchen tetap mempertahankan posisinya dan sama sekali tidak bergerak dari tempatnya.     

Arus mengerikan itu mengalir tanpa henti ke dalam pedang tersebut. Pedang yang berada di genggaman tangan Ye Wuchen itu tampaknya sedang melahap semua pemikiran negatif.     

*Boom* Sekujur tubuh Ye Wuchen diselimuti oleh arus kegelapan, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Sepertinya wajahnya terus-menerus terdistrorsi dan berubah. Situasi seperti itu berlangsung cukup lama, dan ketika semuanya telah menghilang, gelombang udara yang tak terhitung jumlahnya itu tersapu oleh energi pedang, dan hanya ada arus mengerikan yang mengalir di sekitar tubuh Ye Wuchen.     

Udara di antara langit dan bumi perlahan-lahan kembali seperti sedia kala, seolah-olah tempat itu bukan lagi bagian dari Dunia Iblis.     

Roh-roh iblis masih berputar-putar di udara, dan di kejauhan, sekelompok kultivator bergerak mendekat; mereka adalah Qin Xuangang dan para kultivator lainnya yang selama ini menunggu di luar.     

Mereka menyaksikan pemandangan itu sejenak, kemudian mereka seperti mencari sesuatu.     

Ye Futian telah menghilang.     

Kemana dia pergi?     

Bagaimana caranya arus kegelapan itu bisa menghilang?     

Kong Xuan melesat ke depan, dan dia melihat Elang Angin Hitam berdiri di tepi jurang seperti sebuah patung monster, dan dia menatap ke arah jurang di bawahnya.     

Ye Futian mungkin berada di dalam jurang tersebut.     

Qin Xuangang juga menyadari hal tersebut, dan auranya kini ke mengalir ke arah jurang itu.     

Yu Sheng dan Sword Saint dalam kondisi selamat. Semoga Ye Futian juga baik-baik saja!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.