Legenda Futian

Harapan Baru



Harapan Baru

2Xia Qingyuan mengutuk Ye Futian dalam hati, tetapi Ye Futian, yang telah berbalik dan pergi, juga menunjukkan senyuman pahit di wajahnya.     1

Selama bertahun-tahun, Xia Qingyuan telah mendampinginya sejak mereka berada di Dunia Kaisar Xia, dan dia telah banyak membantunya. Dia perlahan-lahan berubah dari sosok puteri yang menyebalkan hingga akhirnya menjadi sosoknya sekarang. Akhir-akhir ini, Xia Qingyuan jarang sekali bertengkar dengannya dan hanya mendampinginya dengan tenang.     

Bagaimana mungkin Ye Futian tidak bisa memahami perasaan sang Puteri? Tetapi seringkali, dia hanya bisa bertindak konyol. Dia tampak ceroboh, yang memberi Xia Qingyuan harapan, tetapi pada kenyataannya, dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan terkait hubungan antara dirinya dan Xia Qingyuan.     

Mustahil apabila dia sama sekali tidak memiliki perasaan padanya. Puteri yang dingin dan sombong itu telah banyak berkorban untuknya, dan dia mengetahui hal tersebut. Namun meskipun begitu, dia datang ke Dunia Jalur Supremasi untuk menemukan Jieyu.     

Dia tahu betul apa yang dia inginkan, dan Xia Qingyuan juga mengetahuinya. Jadi, pada kenyataannya, keduanya tidak pernah berpikiran macam-macam sebelumnya. Meskipun Xia Qingyuan memiliki perasaan untuknya, dia hanya akan mengubur perasaan itu di dalam hatinya.     

Tetapi belum lama ini, Ye Futian telah dua kali bertanya kepada orang-orang dari Brahma's Pure Sky terkait Jieyu, dan jawaban yang dia dapatkan membuatnya merasa enggan untuk menghadapi kenyataan, bahkan dia ingin melarikan diri dari kenyataan. Baik dirinya maupun Xia Qingyuan mengetahui bahwa semua yang mereka lakukan mungkin akan berakhir sia-sia. Jieyu telah tiada.     

Sejak saat itu, sesuatu telah berubah di hati Xia Qingyuan.     

Namun, agak sulit bagi Ye Futian untuk melupakan Jieyu seutuhnya dan beralih pada Xia Qingyuan. Mungkin, hubungan di antara mereka masih renggang. Berbeda dengan Xia Qingyuan, Jieyu telah bersama Ye Futian sejak mereka berdua masih muda. Mereka telah menghabiskan tahun-tahun terindah dalam hidup mereka bersama-sama, dan segala sesuatu di antara mereka tampak biasa saja tetapi juga tak terlupakan.     

Namun, jika dia menyuruh Xia Qingyuan untuk pergi dari kehidupannya, tindakan itu terlalu kejam, jadi dia hanya bisa bertindak konyol, mungkin untuk memberi waktu bagi kedua belah pihak untuk membuat pertimbangan.     

Di atas Celestial Gate of Vast Heaven, lapisan kabut berada dimana-mana. Ini adalah tanah surgawi yang sesungguhnya, dan seluruh bagian dari Celestial Gate diselimuti oleh aura abadi.     

Untuk sementara waktu, Ye Futian akan tinggal di Celestial Gate untuk berkultivasi; Yu Sheng pergi ke Klan Dewa Naga; Ye Wuchen pergi ke Klan Wang untuk berkultivasi dalam Metode Mistis; Sword Saint juga mengkultivasi Pedang Iblis miliknya di Celestial Gate; sementara Xia Qingyuan memilih untuk berkultivasi seorang diri di lautan awan.     

Saat ini, Xia Qingyuan tidak punya pilihan selain membuat dirinya menjadi semakin kuat.     

Lautan awan yang berkabut itu bagaikan surga di muka bumi. Setangkai bunga teratai berwarna hitam dan putih muncul di sekitar tubuh Xia Qingyuan, sedang melalui proses penempaan, muncul dan menghilang seolah-olah sedang mengalami reinkarnasi berulang kali. Terdapat dua aura berbeda yang mengalir di sekitar tubuhnya, yang merupakan dua jenis aura yang sama sekali tidak cocok satu sama lain.     

Salah satunya adalah Aura Kehidupan, untuk menjalani kehidupan abadi.     

Sementara aura lainnya adalah Aura Kematian, untuk memusnahkan kehidupan.     

Tapi sekarang, kehidupan dan kematian—dua kekuatan yang berlawanan ini—muncul di dalam tubuhnya pada saat yang bersamaan, menyebar di area tersebut.     

Selama konflik di Pegunungan Origin kala itu berlangsung, dia mengalami kemalangan dan hampir kehilangan nyawanya. Ye Futian membawanya ke dalam jurang dan menjaganya agar dia bisa bertahan hidup dalam situasi yang mengerikan itu.     

Tapi kemudian dia mendapat berkah dari kemalangan tersebut. Dari situasi berbahaya yang dia hadapi, dia mampu memahami Aura Kematian, yang merupakan kebalikan dari Aura Kehidupan.     

Terdapat misteri besar antara hidup dan mati. Sekarang dia telah memahami Aura Kehidupan dan Aura Kematian, dimana dia beranggapan bahwa dua aura ini dapat menempa kultivasinya.     

Di depan tebing lainnya di Celestial Gate of Vast Heaven, ada juga sebuah tempat yang dipenuhi dengan awan dan kabut. Ye Futian sedang duduk di sana dengan tenang dan sepertinya telah memasuki kondisi tidak sadar. Tampaknya terdapat cahaya samar yang terpancar dari tubuhnya, sehingga membuat panca inderanya menjadi sangat kuat. Hal itu membuat pikirannya menyatu dengan dunia.     

Jiwanya bergejolak, hingga mencapai lautan awan yang melayang di udara, mencapai kumpulan awan putih yang melayang di atas langit, serta terbawa hembusan angin di berbagai tempat di antara langit dan bumi. Segala sesuatunya menjadi sangat jelas baginya. Seolah-olah tanpa menggunakan matanya, dia tetap mampu melihat dunia ini dengan lebih jelas, dan lebih nyata dari sebelumnya.     

Dia memiliki perasaan misterius seolah-olah dia telah melepaskan diri dari berbagai macam bentuk kehidupan dan terlepas dari segalanya. Seolah-olah jiwanya akan berevolusi.     

Apa yang disebut sebagai Metode Mistis digunakan ketika pikiran penggunanya bergabung dengan langit dan bumi, serta beresonansi dengan mereka, sehingga dapat memancarkan kekuatan surgawi.     

Di belakang Ye Futian, satu sosok dari jiwa spiritual telah muncul. Sosok itu mampu merasakan aura dari Jalur Agung di antara langit dan bumi. Auranya menyebar ke kejauhan, dan Celestial Soul miliknya sepertinya mampu melihat tempat yang sangat jauh dan cakupan wilayahnya terus meluas. Ye Futian merasa seolah-olah jiwanya telah pergi meninggalkan tubuhnya, dan sosoknya kini berada dalam ketiadaan, tapi sekarang dia tampaknya mampu melihat dengan lebih jelas terkait semua Hukum di dunia ini.     

Dia bisa beresonansi dengan dunia hanya dengan satu perintah di dalam pikirannya.     

Jiwanya masih berada di antara langit dan bumi, terus melayang ke kejauhan, hingga keluar dari Celestial Gate.     

Pada saat ini, Ye Futian sepertinya merasakan sesuatu. Dalam ketiadaan, Celestial Soul miliknya menatap ke arah langit, dimana terdapat sebuah aura yang tidak jauh berbeda darinya.     

Dia memandang ke arah tersebut dengan penasaran, tetapi pada saat berikutnya, Celestial Soul miliknya bergetar hebat, dan hati Ye Futian juga berdebar kencang.     

Dia benar-benar bisa merasakan keberadaan jiwa spiritual lainnya, seolah-olah sosok itu berada tepat di hadapannya.     

Jika hanya itu yang terjadi, dia tidak akan merasa terkejut, tetapi wajah dari sosok itu sudah tidak asing lagi baginya.     

Jantungnya berdegup kencang. Seolah-olah dia telah dihantam oleh sesuatu. Dia mengerahkan auranya ke tingkat maksimal, dan di dalam ketiadaan, dia memandang sosok mempesona itu, kedua matanya berkaca-kaca.     

"Jieyu," Ye Futian bergumam. Jieyu. Dia masih hidup.     

*Whoosh* Di dalam ketiadaan, sosok spiritual itu menghilang dalam sekejap, seolah-olah sosok itu tidak pernah muncul sebelumnya.     

"Jieyu!" Ye Futian berteriak, dan matanya tiba-tiba terbuka lebar. Dia berdiri dan berlari ke tempat dimana Jieyu berdiri.     

Namun, hanya ada ketiadaan yang tak berbatas di sana. Tidak ada apa-apa di sana, apalagi sosok yang menyerupai Jieyu itu.     

"Tidak mungkin..." Ye Futian berteriak di dalam hatinya. Dia tidak mungkin salah lihat. Itu benar-benar mustahil untuk terjadi.     

Jieyu pergi dalam bentuk jiwa spiritual, jadi apakah saat ini dia masih hidup dalam bentuk jiwa spiritual?     

Namun, karena dia masih hidup dan datang kemari, mengapa dia harus pergi lagi?     

"Jieyu!" dia memanggil namanya. Kedua mata Ye Futian menjadi sangat tajam. Seolah-olah dia bisa melihat menembus ketiadaan. Dia mulai berlari ke satu arah tertentu.     

Apakah itu hanya mimpi atau halusinasinya?     

Dia tidak percaya bahwa dia tidak bisa membedakan antara kenyataan dan ilusi sementara dia telah mencapai tingkat kultivasi yang begitu tinggi. Kecuali itu adalah serangan ilusi yang sangat kuat, dia tidak mungkin berhalusinasi.     

Jadi, kemungkinan besar sosok itu benar-benar Jieyu.     

Jieyu. Dia masih hidup.     

Dia pasti masih hidup.     

"Saudara Ye." Pada saat ini, seseorang di Celestial Gate melihat sosok Ye Futian dan memanggilnya. Namun, Ye Futian langsung pergi ke kejauhan seolah-olah dia tidak melihat kehadirannya.     

"Apa yang sedang terjadi?" orang-orang dari Celestial Gate saling bertanya satu sama lain, sambil menatap Ye Futian dengan bingung.     

Dia tampaknya sedang mengejar sesuatu. Apakah telah terjadi terjadi sesuatu? mereka bertanya-tanya dalam hati.     

Ye Futian berlari ke depan tanpa tujuan. Jieyu sama sekali tidak meninggalkan jejak, tetapi dia terus bergerak mengandalkan instingnya. Dalam kondisi Celestial Soul, panca inderanya menjadi sangat peka, dan perasaan itu juga sangat mengerikan sehingga matanya bahkan bisa menangkap kehadiran jiwa spiritual.     

Tidak lama kemudian, Ye Futian melangkah keluar dari Celestial Gate of Vast Heaven dan terus bergerak ke satu arah. Pergerakannya sangat cepat, dan dia sama sekali tidak menghentikan langkahnya.     

Setelah beberapa saat, Ye Futian memandang ke depan, dan tatapan matanya terlihat aneh.     

Apakah kali ini dia salah lihat?     

Dia terlalu percaya diri, tetapi bahkan di tingkat Saint Plane, bisakah dia tertipu oleh ilusi?     

Mungkin panca inderanya tidak lagi setajam sebelumnya, atau apakah hal ini terjadi karena dia terlalu merindukannya?     

Ye Futian mengambil beberapa langkah ke depan dan perlahan-lahan melayang turun tanpa melanjutkan pengejarannya. Setelah dia tiba di sini, ambisinya seperti telah menghilang.     

Dia memandang ke arah istana di depannya. Pada saat ini masih ada orang-orang yang berada di luar. Mereka melihat kehadiran Ye Futian dan memberi hormat, "Senang bisa bertemu dengan anda Tuan Ye."     

"Senang bertemu dengan kalian semua, dewi-dewi," ujar Ye Futian sambil mengangguk pelan. "Apakah para dewi dari Brahma's Pure Sky masih belum kembali?"     

Pertempuran telah berlalu cukup lama, tetapi orang-orang dari Brahma's Pure Sky masih berada di sini.     

Jadi, dia berlari ke tempat dimana Brahma's Pure Sky berada. Sebelumnya, dia juga pernah tinggal di sini, jadi dia menduga bahwa dia mungkin telah berhalusinasi, dan mungkin perasaan yang sudah tidak asing baginya itu disebabkan oleh istana ini.     

Lagipula dia tinggal di sini cukup lama.     

"Belum. Dewi Qin telah menunggu kehadiran Tuan Ye," ujar seorang wanita, Ye Futian menunjuk dirinya sendiri dan berkata," Apakah Nona Qin masih berada di sini?"     

"Aku belum mengucapkan selamat tinggal pada Tuan Ye, jadi tentu saja aku masih menunggumu di sini," tiba-tiba terdengar suara yang lembut. Seorang wanita yang mempesona berjalan mendekat sambil tersenyum. Itu adalah Qin He.     

"Hari itu, Tuan Ye langsung memasuki Celestial Gate of Vast Heaven dan tidak berpamitan, jadi aku harus menunggumu di sini. Sekarang, akhirnya, Tuan Ye keluar dari Celestial Gate, jadi aku harus berpamitan padamu sekarang," ujar Qin He. Suaranya terdengar sangat lembut, seperti hembusan angin musim semi.     

Selain itu, kata-katanya masih terdengar sopan, tapi dia juga menunjukkan perhatiannya pada Ye Futian. Bahkan Ye Futian menganggap bahwa Qin He adalah sosok yang sedikit 'berbahaya,' dimana dia mampu memikat semua sosok terkemuka.     

"Saya tidak berpamitan pada anda pada hari itu. Saya mengaku salah," ujar Ye Futian. "Saya harus minta maaf pada Dewi."     

"Sudahlah. Jika kau berminat, silahkan datang ke Brahma's Pure Sky dan minum teh bersamaku," ujar Qin He sambil tersenyum. Ye Futian mengangguk pelan dan berkata, "Tentu saja."     

"Baiklah kalau begitu, aku harus pergi sekarang."     

"Saya akan mengantar anda keluar," ujar Ye Futian.     

"Terima kasih atas kebaikanmu, tapi sepertinya Tuan Ye memiliki banyak urusan. Aku bisa pergi bersama pasukanku," ujar Qin He. Suaranya masih terdengar begitu lembut.     

"Dewi Qin, berhatilah-hatilah." Ye Futian tidak banyak berkomentar dan hanya menangkupkan tangannya, lalu berkata, "Sampai jumpa."     

"Terima kasih, Tuan Ye. Kau juga harus berhati-hati," ujar Qin He.     

Ye Futian mengangguk, lalu dia berbalik dan pergi.     

Setelah dia pergi, Qin He kembali ke dalam istana dan tiba di hadapan seseorang. Sosok yang berada di depannya juga seorang wanita yang tidak biasa. Saat Qin He—Virgin nomor satu dari Brahma's Pure Sky—muncul di hadapannya, Qin He tampak malu-malu dan dia hanya berdiri di tempatnya tanpa mengatakan sepatah kata-pun.     

"Ayo kita kembali ke Brahma's Pure Sky," ujar wanita itu.     

"Ya," semua orang mengangguk dan menjawab. Tidak lama kemudian, rombongan besar ini pergi melalui jalur udara!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.