Legenda Futian

Di Atas Brahma’s Pure Sky



Di Atas Brahma’s Pure Sky

2Para kultivator dari Dinasti Heavenly Mandate memandang wajah yang mempesona itu dan menangkupkan tangan mereka, lalu berkata, "Kami mohon maaf atas kelancangan kami. Sudah waktunya bagi kami untuk pamit undur diri."      0

Meskipun mereka tidak senang dengan hasil akhir seperti ini, mereka tidak bisa mengatakan apa-apa. Status mereka tidak sebanding dengan Brahma's Pure Sky, sehingga mereka tidak berani berbuat macam-macam terhadap Brahma's Pure Sky. Bagaimanapun juga, masalah ini berhubungan dengan peta kekuatan dari Dunia Heavenly Mandate, dan tidak ada pasukan yang bisa menanggung konsekuensinya.     

Setelah selesai berbicara, para kultivator dari Dinasti Heavenly Mandate menarik kembali aura mereka. Bukan hanya mereka saja, tetapi para kultivator dari pasukan lainnya juga menarik kembali aura mereka. Tidak ada seorang-pun yang berani melanjutkan pertarungan.     

"Kami mohon maaf telah mengganggu anda, Yang Mulia," ujar para kultivator dari Istana Surgawi Violet dan pasukan lainnya. Mereka semua menangkupkan tangan untuk berpamitan, kemudian mereka melesat ke udara dan pergi dalam waktu singkat.     

Percuma saja bagi mereka untuk tinggal lebih lama di sini.     

Banyak kultivator dari Istana Divine Shangxiao menatap wajah sang Permaisuri, hati mereka terasa gelisah, tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa dan pergi bersama para kultivator dari Dinasti Heavenly Mandate.     

Meskipun mereka berasal dari Istana Divine Shangxiao, sang Permaisuri dari Brahma's Pure Sky adalah salah satu sosok terkuat di Dunia Jalur Supremasi. Mereka tergolong dalam generasi muda dan tidak berani bertindak sombong. Mereka tidak punya keberanian untuk mencoba memberikan perlawanan, begitu pula para Tetua mereka.     

Dalam sekejap mata, sebagian besar perwakilan dari pasukan-pasukan besar telah pergi, tetapi beberapa kultivator masih berada di sini, seperti Ye Futian dan para kultivator dari Celestial Gate of Vast Heaven.     

Ye Futian menatap wajah yang berada di atas langit itu dan sama sekali tidak memalingkan muka. Dia bahkan ingin bertanya sesuatu.     

Sang Permaisuri tampaknya menyadari hal itu, dan kedua matanya yang begitu agung memandangnya. Tidak lama kemudian, dia menghilang secara perlahan-lahan.     

Kekuatan yang memenuhi langit juga telah menghilang, dan tidak lama kemudian, langit kembali ternang seperti sedia kala. Namun, perang yang baru saja terjadi dan ekspresi serius dari sang Permaisuri masih teringat dengan jelas di dalam pikiran banyak orang di Kota Brahma Sky.     

Berita mengenai pertempuran yang terjadi hari ini pasti akan menyebar ke seluruh penjuru Dunia Heavenly Mandate. Bahkan sang Permaisuri juga terkejut. Banyak orang tampak antusias karena ini adalah pertama kalinya mereka melihat wajah sang Permaisuri secara langsung. Meskipun mereka tinggal di Kota Brahma Sky, tetap sangat sulit bagi mereka untuk melihat sang Permaisuri, dan beliau jarang sekali muncul di depan umum.     

Biasanya, dia berkultivasi di Brahma's Pure Sky atau menjelajah di 3.000 Dunia dari Jalur Agung.     

Setelah sang Permaisuri dari Brahma's Pure Sky pergi, Ye Futian tidak mengalihkan pandangannya. Dia masih menatap ke arah langit, dan kedua matanya yang dalam tampak seperti sedang melamun. Setelah waktu berlalu cukup lama, dia mengalihkan pandangannya dan berkata pada para Renhuang dan Kaisar Iblis di hadapannya sambil menangkupkan tangannya, "Terima kasih banyak."     

Selama pertempuran yang baru saja terjadi, para kultivator tingkat Renhuang ini berdiri di barisan terdepan untuk melindunginya. Kalau tidak, tidak peduli sekuat apa-pun dirinya, dia tidak akan mampu mengatasi para Renhuang dari Dinasti Heavenly Mandate itu.     

"Mulai sekarang kau harus berhati-hati. Dinasti Heavenly Mandate ingin membunuhmu," seorang Renhuang dari Celestial Gate of Vast Heaven mengingatkan Ye Futian. Beberapa saat yang lalu, semua orang bisa merasakan dengan jelas bahwa orang-orang dari Dinasti Heavenly Mandate berusaha membunuhnya.     

Sebuah pohon yang tumbuh lebih tinggi daripada pohon lainnya di dalam hutan memiliki peluang lebih tinggi untuk dihancurkan. Hubungan antara Ye Futian dengan Gu Dongliu serta sikapnya dalam masalah ini telah menjadikannya sebagai musuh dari Dinasti Heavenly Mandate, Dalam situasi seperti itu, membunuh Ye Futian sebelum dia menjadi semakin kuat tentu saja adalah pilihan terbaik dan termudah bagi Dinasti Heavenly Mandate. Jika mereka ingin membunuh Ye Futian ketika dia mencapai Renhuang Plane, maka mereka perlu mengerahkan kekuatan yang lebih besar, dan hal itu akan jauh lebih sulit untuk dilakukan.     

"Terima kasih telah mengingatkan saya, Tuan. Saya akan lebih berhati-hati," ujar Ye Futian sambil mengangguk. Dia mengerutkan keningnya. Kali ini, Dinasti Heavenly Mandate memancarkan keinginan membunuh secara terang-terangan, jadi mulai sekarang, mereka mungkin akan semakin sering mencoba untuk membunuhnya.     

Karena mereka pernah melakukannya sekali, mereka tidak akan ragu-ragu untuk melakukannya lagi, bahkan dengan risiko menyinggung Klan Iblis Gajah.     

Ye Futian bertanya-tanya apakah dia harus merasa bangga atau tidak akan hal tersebut.     

Bagaimanapun juga, ini merupakan masalah serius bagi Dinasti Heavenly Mandate sehingga mereka berani mengambil risiko besar untuk menyingkirkannya.     

"Sebaiknya kita juga kembali," ujar seorang kultivator dari Celestial Gate of Vast Heaven.     

"Saya masih harus melakukan sesuatu," ujar Ye Futian. Dia menggelengkan kepalanya dengan pelan. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke tempat dimana orang-orang dari Brahma's Pure Sky berdiri di kejauhan.     

Ye Futian mengambil satu langkah ke depan dan berjalan menuju tempat dimana Paviliun Xuantian berada.     

Dewi Xuantian memandang ke arah Ye Futian, yang sedang berjalan ke arahnya. Ekspresinya tampak berbeda dari sebelumnya.     

"Ye Futian datang kemari untuk memberi hormat pada anda, Dewi," Ye Futian berhenti di hadapan Dewi Xuantian dan menyapanya.     

"Apa lagi yang ingin kau tanyakan?" Dewi Xuantian berbicara dengan nada dingin, seolah-olah dia tidak puas dengan tindakan Ye Futian pada peristiwa sebelumnya.     

"Saya ingin bertanya sekali lagi apakah Jieyu berada di Brahma's Pure Sky. Dewi, tolong jangan menyembunyikan apa-pun dari saya," Ye Futian membungkuk hormat dan berbicara dengan tulus. Jieyu telah muncul dua kali di dalam pikirannya, dan hal itu seharusnya bukanlah ilusi belaka yang muncul hanya karena dia sangat merindukannya.     

Terlebih lagi, semua peristiwa yang baru saja terjadi membuatnya sadar bahwa itu merupakan keputusan yang tidak mudah untuk diambil. Mengapa Brahma's Pure Sky ingin mencari rekan spiritual untuk Qin He?     

Qin He, sebagai Virgin nomor satu dari Brahma's Pure Sky, memiliki status yang luar biasa. Mengapa mereka memaksanya untuk menikah?     

Dari sudut pandang Brahma's Pure Sky, mereka tampaknya tidak ingin beraliansi dengan Dinasti Heavenly Mandate. Selain itu, apa yang dilakukan oleh sang Permaisuri dari Brahma's Pure Sky dapat dianggap sebagai bantuan untuknya.     

Dia masih merasa bahwa semua ini berhubungan dengan Jieyu.     

Dewi Xuantian memandang Ye Futian. Tatapan matanya masih terlihat tenang seperti sebelumnya, dan tidak ada perubahan dalam pandangan matanya setelah mendengar kata-kata Ye Futian.     

Kedua mata Ye Futian tampak sangat serius. Ketika dia mengajukan pertanyaan, dia memusatkan pandangannya pada Dewi Xuantian seolah-olah dia ingin menangkap sesuatu dari matanya, bahkan jika itu hanya sedikit perubahan emosional.     

Namun, mata Dewi Xuantian tampak begitu tenang, dan tidak menunjukkan perubahan. Seolah-olah dia baru saja mendengar nama yang tidak ada hubungannya dengan dirinya.     

"Apa yang kau bicarakan?" ujar Dewi Xuantian dengan suara pelan. Tidak ada seorang-pun yang akan mencurigai nada bicaranya yang acuh tak acuh.     

Dia masih membantahnya.     

Ye Futian menatapnya. Kenapa dia tidak terlihat curiga?     

Apakah Dewi Xuantian benar-benar tidak tahu apa-apa tentang hal tersebut?     

Dia tidak mempercayainya.     

"Saya mengajukan diri untuk pergi ke Brahma's Pure Sky dan bertemu dengan Yang Mulia," ujar Ye Futian sambil membungkuk hormat. Tidak perlu diragukan lagi bahwa sang Permaisuri adalah orang yang paling tahu tentang semua ini. Terakhir kali, dia tidak mendapatkan jawaban apa-pun, tetapi dia masih ingin mencobanya.     

"Yang Mulia tidak punya waktu untuk bertemu denganmu," ujar Dewi Xuantian. "Aku tidak akan mempermasalahkan semua yang telah kau lakukan hari ini. Sekarang, kembalilah ke tempatmu."     

"Saya ingin bertemu dengan Qin He," Ye Futian berbicara lagi.     

"Dia telah kembali ke Brahma's Pure Sky," ujar Dewi Xuantian sebelum pergi dan mengabaikan Ye Futian. Dia langsung berjalan ke atas langit dan pergi bersama para Dewi dari Brahma's Pure Sky lainnya, meninggalkan Ye Futian yang tampak linglung di tempatnya.     

Qin Xuangang dan Yaya menghampiri Ye Futian. Qin Xuangang bertanya padanya, "Apa yang sedang kau pikirkan?"     

"Guru, saya sudah dua kali merasakan keberadaan istri saya saat saya sedang berkultivasi, dan dua momen itu ada hubungannya dengan Brahma's Pure Sky," ujar Ye Futian sambil memandang ke arah Qin Xuangang. Qin Xuangang tampak terkejut. Dia sudah pernah mendengar tentang hal ini, dan melihat kemampuan Ye Futian saat ini, dia tidak mungkin salah lihat.     

Mungkin, Jieyu benar-benar masih hidup.     

"Saya ingin pergi ke Brahma's Pure Sky," ujar Ye Futian.     

"Kalau begitu pergilah," ujar Qin Xuangang sambil mengangguk. Karena dia mencurigai sesuatu, maka dia harus berusaha keras untuk menemukan jawabannya.     

Ye Futian mengangguk, dan setelah berpamitan pada rekan-rekannya, dia berjalan pergi dan menuju ke satu arah.     

Beberapa orang ikut bersamanya, dan ada pula yang pergi.     

Xia Qingyuan juga ikut bersamanya. Apakah Hua Jieyu benar-benar masih hidup?     

Pada saat ini, perasaannya campur aduk, sehingga membuatnya membenci dirinya sendiri. Mengapa dia memiliki konflik batin seperti ini, terutama bagi kepribadiannya yang kejam?     

…     

Brahma Pure Sky terletak di wilayah utara dari Kota Brahma Sky dan berdiri di atas kota tersebut.     

Saat tiba di kaki Brahma's Pure Sky, Ye Futian menatap ke arah gunung dan tangga tak berujung di hadapannya. Deretan awan dan lapisan kabut melayang di atas kepalanya, dan di antara awan-awan tersebut, samar-samar terlihat sebuah kota surgawi.     

Tubuhnya melesat, dan dia berjalan ke atas. Banyak kultivator menatapnya di sepanjang perjalanan hingga akhirnya Ye Futian tiba di luar gerbang. Seorang Dewi menghentikan langkahnya dan mengeluarkan aura peringatan, sambil menatapnya dengan acuh tak acuh. Dia tidak berbicara dan tidak perlu mengatakan apa-pun.     

Siapa yang tidak mengetahui bahwa ini adalah Gerbang Surgawi dari Brahma's Pure Sky?     

"Ye Futian datang kemari untuk bertemu dengan Yang Mulia," Ye Futian memandang ke arah Gerbang Surgawi di hadapannya dan berteriak dengan keras. Dia tahu bahwa, meskipun dia berada di luar Brahma's Pure Sky, sang Permaisuri dirumorkan dapat melihat segala sesuatu yang berada di 3.000 Dunia dari Jalur Agung. Meskipun dia tidak berada di dalam sana, auranya mampu mencapai langit di atas Paviliun Xuantian, jadi suaranya pasti didengar oleh sang Permaisuri dari Brahma's Pure Sky.     

Dewi yang berada di luar Gerbang Surgawi itu tampak terkejut saat mendengar nama Ye Futian. Belum lama ini, Qin He telah kembali ke Brahma's Pure Sky, dan mereka mendengar beberapa informasi terkait Qin He. Sekarang, apa tujuan Ye Futian untuk datang ke Brahma's Pure Sky?     

Tidak ada tanggapan dari Brahma's Pure Sky, dan suara Ye Futian sepertinya menghilang begitu saja.     

"Ye Futian meminta izin untuk menemui Yang Mulia," Ye Futian melanjutkan upayanya.     

Namun, masih belum ada respon yang didengarnya.     

Dia mengatakan hal ini berulang kali, hingga membuat sang Dewi yang berada di luar Gerbang Surgawi mengerutkan keningnya. Seorang wanita melangkah ke depan dan berkata dengan nada dingin, "Ye Futian, cukup."     

Teriakan Ye Futian telah mengganggu kultivasi beberapa orang.     

Beberapa kultivator tingkat Renhuang mengeluarkan aura masing-masing. Rupanya, mereka juga mendengar suara Ye Futian.     

Ye Futian juga bisa merasakan aura mereka, namun dia tetap tidak beranjak pergi dan terus berteriak dengan keras.     

Dia menginginkan jawaban.     

Dia harus mengetahui apakah Jieyu berada di sini atau tidak.     

Namun, tampaknya semua orang di Brahma's Pure Sky mengabaikannya begitu saja.     

…     

Di dalam wilayah Brahma's Pure Sky yang dipenuhi dengan deretan awan dan kabut, tepatnya di depan Istana Fae, seseorang yang tampak sangat kurus, sedang berlutut di atas sebuah bantal duduk.     

Pada saat ini, suara langkah kaki terdengar di suatu tempat. Qin He mendongak dan melihat satu sosok tiba di hadapannya.     

"Qin He datang kemari untuk bertemu dengan Yang Mulia," ujar Qin He sambil menundukkan kepalanya. Dia bertanya-tanya mengapa sang Permaisuri ingin menemuinya, tetapi tidak peduli seperti apa-pun hukumannya, dia sudah siap menerimanya.     

Sang Permaisuri berdiri di tempatnya dengan tenang, sambil menatap ke arah Qin He. Dia terdiam sejenak, kemudian berkata, "Mulai sekarang, kau bisa berkultivasi denganku."     

Qin He tertegun dan menatap sang Permaisuri, tetapi sang Permaisuri telah berbalik dan memasuki Istana Fae, yang diselimuti oleh kabut.     

Qin He tampak tidak begitu gembira, dan dia merasa sedikit bingung.     

Sebenarnya apa maksud dari semua ini?     

Sang Permaisuri dari Brahma's Pure Sky memasuki Istana Fae. Disana terdapat satu sosok lainnya yang sedang duduk dengan tenang. Dia juga sangat cantik dan mempesona, selain itu dia tampaknya sedang berkultivasi dalam kondisi tidak sadar.     

Sang Permaisuri menatapnya dan berkata, "Kau telah mengecewakanku. Jika aku mengetahui hal ini sejak awal, aku akan memilihnya, bukan dirimu."     

Sosok itu sepertinya tidak mendengar kata-kata dari sang Permaisuri dan duduk di tempatnya dengan tenang. Dia bahkan mengabaikan sang Permaisuri yang berbicara dengannya. Tidak ada seorang-pun di Brahma's Pure Sky yang berani melakukan hal tersebut!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.