Legenda Futian

Soul Lost



Soul Lost

1"Sungguh pedang yang sangat kuat."     
3

Ekspresi semua orang di sekitar medan pertempuran tampak muram. Pada saat ini, di dalam Realm of Ruin, banyak orang yang berada di sini adalah para jenius dari Kota Taixuan, yang kekuatannya sudah tidak perlu diragukan lagi, tetapi ketika mereka menyaksikan pedang milik Ye Futian, mereka masih merasa sedikit takjub.     

Pedang yang dibentuk dalam bentuk mudra pedang itu mengandung sebuah aura pedang yang sangat kuat, seolah-olah pedang itu memiliki nyawa dan mampu mengalahkan targetnya dalam sekejap; kekuatannya sangat mengerikan.     

Mereka yang berada di tingkat Plane yang sama dengannya—Flawless Holiness—tidak bisa mengerahkan kekuatan mereka sama sekali dan dikalahkan hanya dengan satu serangan.     

Puteri Luo Yue menatap ke arah Ye Futian. Sama seperti yang dikatakan oleh sepupunya, pedang milik pria ini memang sangat kuat. Meskipun dia tidak menunjukkan seberapa cepat pedangnya itu, namun kekuatan yang dia tunjukkan sudah sangat mengerikan. Cahaya pedang mengalir di sekujur tubuhnya, dan pada saat ini, Ye Futian tampak seperti sebilah pedang. Roh pedang yang muncul di belakang tubuhnya adalah Roh Kehidupan miliknya.     

Pria ini adalah seorang kultivator pengguna ilmu pedang yang sangat murni.     

Jejak kekuatan dari Jalur Agung mengalir di sekitar Luo Yue, dan dia tampaknya ingin mencoba melawannya. Dia ingin melihat kekuatan Ye Futian, tetapi Deng Hu dan Lin Yuan sudah mengambil separuh langkah ke depan dan berkata padanya, "Adik junior, biar kami yang menguji pedangnya terlebih dahulu."     

Deng Hu dan Lin Yuan berada di tingkat Nirvana Plane, dan mereka sangat kuat. Itu karena mereka adalah murid dari Pemimpin Kota Taixuan. Mereka telah mempelajari banyak gulungan kuno terkait metode kultivasi, dan nama mereka sangatlah terkenal, bahkan di seluruh penjuru Kota Taixuan.     

Sekarang, dengan mengatakan bahwa mereka ingin bertarung melawan seseorang di tingkat Flawless Holiness akan membuat mereka tampak seperti dua orang penindas. Tapi pendekar pedang ini memang kuat, yang kemampuannya telah disaksikan oleh semua orang. Bahkan seseorang di tingkat Nirvana Plane mungkin tidak dapat mengalahkannya.     

Luo Yue tampak ragu-ragu untuk beberapa saat, namun dia tetap mengangguk pelan. Deng Hu melangkah ke depan dan naik ke udara, menghadap ke arah Ye Futian. Dia mengerahkan tekanan yang sangat kuat padanya. Seolah-olah seseorang bisa merasakan kekuatannya yang mengerikan menyebar ke seluruh tempat.     

"Namaku Deng Hu dari Kantor Pemimpin Kota. Memang benar bahwa bertarung melawanmu di tingkat Plane-ku saat ini tampak tidak adil, tetapi pedangmu itu sangat kuat, jadi tidak ada pilihan lain bagiku selain merasakan kekuatannya secara langsung," ujar Deng Hu saat dia mengambil kapak raksasa di belakang punggungnya. Dia memegang kapak perang itu dengan santai, dan menyampirkannya di bahunya.     

Sebuah badai yang tak terlihat muncul secara tiba-tiba dan bergejolak di area ini, seperti bilah-bilah pedang tajam yang membuat semua orang merasa seolah-olah setiap inci dari kulit mereka sedang disayat oleh sebilah pisau. Banyak orang di sekitarnya merasa kedinginan. Deng Hu dikenal sebagai Saint Storm, dan pada tingkat kultivasinya saat ini, hanya segelintir orang di Kota Taixuan yang mampu menyainginya dalam pertempuran, apalagi seseorang di tingkat Flawless Holiness. Belum pernah ada pertempuran seperti ini sebelumnya. Dia telah melintasi Plane untuk menantang orang lain karena tidak ada seorang-pun yang bisa melintasi Plane untuk bertarung melawannya.     

"Apakah kau sudah siap?" Deng Hu bertanya pada Ye Futian dengan suara keras dan mengintimidasi.     

"Silahkan mulai duluan," jawab Ye Futian. Menjadi murid dari Pemimpin Kota Taixuan saja sudah merupakan sebuah status yang luar biasa. Dia dibimbing secara langsung oleh Lord Taixuan.     

Dengan lengan yang masih berada di bahunya, Deng Hu bergerak ke depan dan naik ke udara. Tiba-tiba, sebuah badai yang mengerikan bergejolak di antara langit dan bumi, selain itu aura dari badai-badai ini berubah menjadi bentuk yang nyata, seperti garis-garis yang mampu memotong ruang hampa, dan kini bergerak ke arah Ye Futian.     

Sementara itu, mudra pedang di sekitar tubuh Ye Futian melesat ke depan dengan menjadikan tubuhnya sebagai titik pusat. Dalam sekejap, sebuah badai pedang telah terbentuk, dan dua kekuatan yang sangat dahsyat itu bertemu dan bertabrakan di udara, menghasilkan suara yang sangat keras.     

Badai itu menjadi semakin kuat, dan dalam sekejap, badai tersebut menghancurkan area ini. Bahkan pilar batu tempat Ye Futian berdiri, kini benar-benar tenggelam di dalam badai tersebut. Mudra pedang itu tidak bisa mencegah serangan dari badai tersebut. Deng Hu mengambil langkah ke bawah secara tiba-tiba, yang tampaknya mengandung kekuatan yang sangat mengerikan untuk menekannya saat dia menghentakkan kakinya ke bawah. Terlebih lagi, badai itu lebih tajam dari bilah-bilah pedang dan mampu menembus ruang hampa, ingin memotong tubuh Ye Futian menjadi bagian-bagian kecil.     

Jika orang yang berdiri di dalam badai saat ini adalah seorang kultivator biasa di tingkat Saint Plane, kemungkinan besar dia akan tewas seketika.     

"Apakah kau belum siap untuk melancarkan seranganmu?" Deng Hu tampaknya telah memberi Ye Futian kesempatan untuk melancarkan serangan awal, tapi Ye Futian sama sekali tidak terburu-buru. Aura pedang mengelilingi sekujur tubuhnya, berusaha melawan kekuatan dari badai tersebut, dan dia telah berada di dalam badai itu.     

Tangan kiri Deng Hu diulurkan ke depan. Tiba-tiba tangannya membuat gerakan mencengkeram di udara, dan disertai dengan suara keras, terjadi sebuah ledakan di antara langit dan bumi. Area dimana Ye Futian berada tampak seperti akan ditekan oleh badai itu saat badai mengerikan tersebut terus mengamuk. Seolah-olah badai itu ingin mencabik-cabik tubuhnya. Sebuah aura dari Jalur Agung yang sangat mengerikan kini menekan tubuhnya.     

*Klang* Roh pedang di belakang tubuhnya berdentang, dan dalam sekejap mudra pedang yang tak terhitung jumlahnya mengelilingi pedang tersebut. Pedang yang merupakan perubahan wujud dari roh pedang itu menjadi semakin tajam, hingga akhirnya berubah menjadi sebilah pedang raksasa dan menembus ruang hampa.     

"Serang!" Ye Futian memberi perintah, dan dalam sekejap, aura pedang miliknya melesat ke depan, membelah badai itu menjadi dua bagian, dan mudra pedang yang tak terhitung jumlahnya itu terus bergerak ke depan. Mereka berubah menjadi aura pedang yang tak terhitung jumlahnya, dan langsung menyerang ke arah Deng Hu, yang berada di udara.     

Deng Hu tersenyum. Tidak ada orang biasa yang memiliki reputasi bergengsi seperti itu. Pria ini telah menimbulkan keributan di sini. Sudah jelas, dia adalah sosok yang tidak biasa.     

Dengan mengulurkan lengannya ke depan, kapak perang itu membentuk sebuah badai yang mengerikan. Terdapat badai yang tak terhitung jumlahnya yang mengelilingi kapak perang tersebut. Setiap badai yang terbentuk tampak seperti perpanjangan dari kapak perang tersebut. Kapak perang ini bukanlah sebuah peralatan ritual tingkat tinggi, tetapi namanya menjadi terkenal setelah digunakan oleh Deng Hu. Oleh karena itu, kapak tersebut dikenal sebagai Kapak Perang Badai. [1][1]     

Badai yang tak terhitung jumlahnya masih bergejolak di atas kapak perang tersebut. Deng Hu menatap ke arah Ye Futian sambil mengayunkan kapaknya, yang langsung membelah langit dan bertabrakan dengan pedang yang dipegang oleh Ye Futian. Dalam sekejap, kekuatannya yang mengerikan mampu menghancurkan pedang tersebut, yang menunjukkan seperti apa kekuatan dari kapak tersebut.     

Ye Futian menyatukan tangannya lalu menghunuskan pedangnya ke depan, dan dalam sekejap, mudra pedang yang tak terhitung jumlahnya kini bergabung menjadi satu kesatuan. Pada saat ini, qi pedang milik Ye Futian berada pada tingkat maksimal, dan dari tubuhnya, sinar-sinar dari cahaya pedang melesat ke atas langit, mengincar badai yang semakin mendekat.     

"Maju!"     

Ye Futian melepaskan cengkeramannya, dan tiba-tiba terdengar suara yang memekakkan telinga. Pergerakan pedang itu sangat cepat, dan langsung menembus cahaya dari kapak perang tersebut dan menerjang ke arah Deng Hu di udara.     

Melihat hal ini, Deng Hu tampak terkejut. Dia menghentakkan kakinya di udara saat tubuhnya berputar, dan serangan kapak kembali dikerahkan. Cahaya badai yang tak terhitung jumlahnya kini berubah menjadi sebuah aura kapak tak terkalahkan yang mencoba menembus ruang hampa, mengarah menuju pedang tersebut, serta Ye Futian.     

Kapak perang dan pedang raksasa itu bertabrakan, dan cahaya penghancur yang mengerikan terpancar keluar. Pada saat berikutnya, pedang itu menghilang. Seolah-olah pedang itu terbelah menjadi bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya dalam sekejap, menembus ruang hampa seperti sebuah matriks pedang, bergerak ke arah Deng Hu.     

Pergerakan bilah-bilah pedang ini sangat cepat. Seolah-olah semua pedang itu mengandung aura elemen ruang dan waktu, langsung melintasi ruang hampa dan menebas ke arah Deng Hu.     

*Whoosh* Seberkas cahaya pedang melintas di dekat lehernya, dan sekujur tubuhnya merinding dalam sekejap. Disertai dengan suara teriakan yang sangat keras, kapak perang miliknya mulai berputar, dan cahaya menyilaukan dari kapak perang itu tampaknya hendak memusnahkan segalanya. Tetapi pedang-pedang itu tampaknya memiliki mata sendiri, yang sepertinya mampu menghindari serangan dari kapak tersebut dan melanjutkan serangan mereka tanpa henti.     

"Apakah kekuatan serangan dari pedangnya benar-benar sekuat ini?" Orang-orang merasa sangat terkejut.     

Sosok itu adalah Deng Hu, sang Saint Storm, murid dari Pemimpin Kota Taixuan.     

Banyak orang memandang ke arah Ye Futian. Sekujur tubuhnya seperti berada di dalam sebuah sarung pedang, yang berbentuk seperti sebilah pedang, cukup besar untuk menyelimuti tubuhnya. Kedua matanya terpejam, dan dengan adanya Jalur Agung di antara langit dan bumi yang saling beresonansi satu sama lain, pedang-pedang milik para pendekar pedang di sekitarnya kini bergetar. Seolah-olah mereka tidak lagi berada di bawah kendali pemilik mereka, bahkan qi pedang pada tubuh para pendekar pedang ini juga bergerak ke arahnya.     

Hal yang sama tidak hanya terjadi di area ini saja, tetapi juga di banyak tempat di dalam Realm of Ruin. Mereka tampak terkejut saat mereka menyaksikan apa yang sedang terjadi di depan mata mereka.     

Disertai dengan suara teriakan yang keras, Deng Hu berputar di udara, dan dunia terbelah dalam sekejap. Banyak mudra pedang dihancurkan hingga tak bersisa.     

Dia memandang ke arah Ye Futian. Sebagai seorang kultivator tingkat Nirvana, dan seorang murid dari sang Pemimpin Kota, pertempuran ini sepertinya membuat reputasinya tercoreng.     

Meskipun bakat Ye Futian memang luar biasa, seharusnya dia mampu mengalahkannya dengan mudah, mengingat status yang dia miliki.     

Kapak Perang Badai diangkat ke udara, dan pada saat ini, ribuan cahaya badai bersinar di antara langit dan bumi seperti kilatan petir. Hati banyak orang seperti berhenti berdetak. Sebelum kapak milik Deng Hu itu memiliki kesempatan untuk menyerang, mereka sudah bisa merasakan kekuatannya yang dahsyat.     

"Deng Hu akan mengeluarkan serangan terkuatnya." Hati banyak orang berdebar kencang. Mereka tidak tahu sekuat apakah serangan ini ketika digunakan.     

Ye Futian memandang ke arah langit. Ekspresinya tampak biasa-biasa saja, masih terlihat tenang. Dalam sekejap, roh pedang muncul pada pedang yang digenggam oleh kedua tangannya, sambil memancarkan cahaya pedang yang menyebar bermil-mil jauhnya.     

*Brak*     

Kapak milik Deng Hu dibanting ke bawah, dan seberkas cahaya muncul di atas langit. Satu garis cahaya melesat dari atas langit, menuju tempat Ye Futian berada.     

"Soul Lost."     

Ye Futian bergumam saat pedangnya melancarkan serangan. Teknik ini bisa membuat seseorang kehilangan jiwanya.     

Di atas langit, garis cahaya dan pedang itu saling bertabrakan satu sama lain. Seolah-olah kapak dan pedang itu sama-sama kuat.     

"Serang lagi!" Ye Futian memberi perintah, dan pedang lainnya muncul dari tubuhnya, lalu melesat di udara.     

*Syuut, Syuut, Syuut*     

Pedang itu terus menerus menembus udara, dan ruang hampa seperti akan dihancurkan akibat tekanan yang dahsyat.     

*Brak, Brak, Brak*     

Aura dari Jalur Agung hancur berkeping-keping. Sementara cahaya dari kapak perang itu juga dihancurkan. Disertai dengan suara keras, cahaya dari kapak raksasa itu juga ikut hancur bersamanya.     

Pedang itu menembus udara dan tiba dalam sekejap di hadapan Deng Hu, yang berada di atas langit. Kapak perang milik Deng Hu kembali diayunkan, tetapi pada saat itu, dia merasa bahwa ratusan ribu pedang seperti menembus tubuhnya, dan jiwa spiritualnya berguncang hebat, rasanya seperti ditusuk oleh aura pedang yang tak terbatas.     

*Whoosh*     

Kerumunan orang hanya bisa melihat kilatan cahaya di atas langit, dan sosok Ye Futian melayang turun. Telapak tangannya menepuk bilah pedang miliknya, dan dalam sekejap, jejak-jejak dari cahaya pedang menembus ruang hampa. Deng Hu mendengus, dan tubuhnya terhempas ke belakang.     

"Deng Hu telah dikalahkan." Ekspresi semua orang yang menyaksikan pemandangan ini berubah dalam sekejap. Hati mereka sangat terguncang, dan mereka tampak sangat antusias serta ingin mencoba melawan Ye Futian secara langsung. Apakah kemampuan bertarung pria ini benar-benar sekuat ini?     

Saat dia merasakan reaksi dari semua orang, tangan Ye Futian membentuk sebuah segel di udara. Pada saat ini, Jalur Agung dipenuhi dengan aura pedang. Tidak peduli di mana pun mereka berada, aura pedang kini berada dimana-mana.     

Bilah-bilah pedang muncul dari atas langit dalam sekejap dan mengelilingi tubuh Ye Futian.     

Saat Ye Futian memberi perintah dalam pikirannya, bilah-bilah pedang itu langsung mengarah ke semua kultivator, dan semua orang bisa merasakan jiwa spiritual mereka ditekan oleh sesuatu.     

"Satu pedangku saja sudah cukup," ujar Ye Futian, bahkan suaranya sepertinya juga mengandung aura pedang. Ketika dia selesai berbicara, semua orang merasa bahwa pedang yang tak terhitung jumlahnya seperti menyerang tubuh mereka, dan tidak lama kemudian, pedang-pedang yang sesungguhnya tiba.     

Pada saat ini, meskipun mereka adalah para kultivator di tingkat Nirvana, mereka juga telah mengumpulkan kekuatan dalam jumlah besar untuk menangkis serangan ini.     

*Boom, Boom, Boom* Serangan pedang ini dikeluarkan untuk menyerang semua orang, termasuk Luo Yue. Kekuatan pedang yang dahsyat muncul di sekitar Luo Yue. Dia juga berkultivasi dalam ilmu pedang.     

Namun, ketika pedang Ye Futian tiba, dia merasa seperti ditusuk oleh ratusan ribu pedang.     

*Jleb*     

*Ugh* Aura pedang itu tampaknya telah menusuk tubuhnya, auranya menjadi goyah, dan sosoknya menghilang.     

Bukan hanya Luo Yue saja, banyak orang juga menghilang dari tempat mereka berada, begitu pula dengan Ye Futian.     

[1] Bahasa Inggrisnya adalah Battleaxe of Storm, sesuai dengan gelar Deng Hu sebagai Saint Storm     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.