Legenda Futian

Aku Melihatnya Dengan Jelas



Aku Melihatnya Dengan Jelas

3Kultivator dari Ibukota Xiling itu mengerutkan keningnya. Banyak petarung memandang ke tempat dimana Luo Yue berada. Aura kematian menyelimuti kultivator dari Ibukota Xiling tersebut. Terdapat hawa dingin di dalam kedua matanya yang berwarna hitam pekat.     0

"Kau benar-benar putri dari murid kedua Lord Taixuan. Apa yang sedang kalian lihat? Kembali bertarung!" Ketika Luo Chongyang mengatakan hal ini, para kultivator lainnya tiba-tiba melangkah menuju tempat Luo Yue berada. Ketika dia berdiri di tempatnya, Luo Yue bisa merasakan sebuah tekanan yang kuat.     

*Boom* Beberapa kultivator melangkah ke depan, dan Luo Yue tampaknya dapat merasakan kekuatan dari dewa kematian di udara. Aura kematian yang tak terlihat sedang menyebar ke sekujur tubuhnya dan menyerang dirinya.     

Tapi dia melihat pedang yang menakjubkan di atasnya itu masih berputar-putar. Dia bergegas membentuk sebuah segel pedang, dan dalam sekejap, seberkas cahaya tak berbentuk terpancar dari huruf raksasa yang bertuliskan 'Jalur' di puncak Gunung Taixuan. Aura pedang terbentuk di sekelilingnya hingga sebuah badai Qi Pedang yang mengerikan muncul. Badai itu menyebar ke seluruh penjuru langit.     

Pada saat ini, Luo Yue menyadari bahwa orang yang telah membantunya masih berada di sana, membantunya secara diam-diam.     

Dia tidak ragu-ragu. Dia mencengkeram pedangnya dan mengarahkannya menuju langit. Dalam sekejap, pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya melesat melintasi langit, meninggalkan banyak goresan di udara. Banyak kultivator dari Ibukota Xiling tampak terkejut. Mereka mengeluarkan aura iblis mereka yang kuat untuk menangkis aura pedang yang semakin mendekat.     

Bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya menembus udara. Sepertinya seluruh area itu akan dihancurkan oleh badai Qi Pedang tersebut.     

*Krak, Krak, Krak* Darah bercipratan di udara, dan banyak kultivator berteriak dengan menyedihkan. Semua kultivator yang melancarkan serangan pada Luo Yue kini terluka parah. Mereka berlumuran darah dan jatuh lemas ke permukaan tanah.     

Pertempuran yang dijalani oleh Luo Yue telah mengangkat tekanan yang diterima para murid dari Jurang Pedang lainnya. Wan Shouyi menatapnya dengan terkejut. Dia telah mengkultivasi serangan kedua dari teknik Fleeting Divine Sword—Cleave of All Things—selama bertahun-tahun dan masih belum benar-benar memahaminya. Sekarang, Luo Yue telah menggunakan teknik ini. Dia pasti telah mencapai tingkat baru.     

Terlebih lagi, dia telah menggunakan aura dari Jalur Agung Dunia untuk beresonansi dengan huruf yang bertuliskan 'Jalur' tersebut. Hal ini menunjukkan betapa berbakatnya Luo Yue.     

Sejak kapan Saudari Luo Yue menjadi sekuat ini?     

"Siapa yang membantunya secara diam-diam? Kenapa aku tidak bisa melihatmu?" Luo Chongyang mengalihkan pandangannya pada huruf raksasa yang bertuliskan 'Jalur' tersebut. Ekspresinya tampak sedingin es. Mengingat tingkat Plane-nya saat ini, dia bisa merasakan bahwa ini bukanlah pedang milik Luo Yue. Putri dari Pemimpin Kota Taixuan itu tidak mungkin sekuat ini. Kemudian dia mengirimkan beberapa orang untuk mengepung Luo Yue. Dia ingin melihat apakah orang yang membantunya secara diam-diam akan bertindak lagi sehingga dia bisa menentukan dimana lokasinya berada.     

Tetapi dia mendapati bahwa orang yang bersembunyi itu menggunakan aura-nya untuk berinteraksi dengan huruf yang bertuliskan 'Jalur' yang melayang di puncak Gunung Taixuan. Dia tidak dapat menemukan dimana pria itu berada dengan menggunakan aura spiritualnya.     

Banyak orang sedang berkultivasi di Gunung Taixuan dan tidak datang kemari; Namun, tidak ada seorang pun di sana yang berada di tingkat Nirvana. Mereka semua memperhatikan huruf tersebut, dan orang-orang yang berada di bawah tingkat Nirvana tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal ini. Bahkan kultivator tingkat Nirvana akan mengalami kesulitan untuk melakukan hal ini.     

Karena itulah, tingkat kultivasinya tidak cukup tinggi untuk menemukan orang tersebut.     

Semua orang tampak terkejut saat mereka mendengar kata-kata Luo Chongyang. Mereka tertegun. Apakah ini benar-benar bukan pedang milik Luo Yue?     

Seseorang membantunya secara diam-diam.     

Tapi siapa yang mampu menghasilkan ilmu pedang yang begitu menakjubkan dari persembunyiannya? Ini adalah sebilah pedang yang mampu menggunakan serangan kedua dari teknik Fleeting Divine Sword—Cleave of All Things.     

Bahkan Wan Shouyi tidak bisa melakukan hal ini.     

"Bukankah kau ingin menguji kekuatan para murid dari Gunung Taixuan? Apakah mereka harus berdiri tepat di hadapanmu untuk menguji kekuatan mereka?" ujar Pendeta Taixuan pada Luo Chongyang. Dia juga tidak tahu siapa identitas dari sosok tersebut, tetapi hal itu tidak penting. Hal yang lebih penting adalah mereka jadi mendapat lebih banyak waktu. Mereka harus bertarung lebih lama demi guru mereka.     

Waktu sangatlah berharga bagi Lord Taixuan, yang akan menerobos ke tingkat berikutnya. Tentu saja dia tidak ingin Lord Taixuan diganggu.     

"Siapa yang tahu bahwa dia dibantu oleh seorang kultivator tingkat Renhuang?" ujar Luo Chongyang dengan nada dingin. Dia menatap huruf yang bertuliskan 'Jalur' itu. Dia mengulurkan tangannya, dan dalam sekejap, langit menjadi gelap. Sebuah jejak telapak tangan raksasa muncul di atas langit dan menghantam huruf tersebut.     

*Boom*     

Terdengar suara keras saat seluruh bagian dari Gunung Taixuan bergetar hebat. Huruf yang bertuliskan 'Jalur' itu hancur berkeping-keping. Pada saat itu juga, semua orang di Gunung Taixuan tidak bisa lagi merasakan aura mistis dari huruf tersebut.     

Semua kultivator dari Gunung Taixuan memandang ke arah Luo Chongyang dengan tatapan dingin. Iblis Tua Luo adalah sosok yang kejam dan seenaknya sendiri, dan sekarang tampaknya Pangeran Luo Chongyang mewarisi temperamen yang sama dengannya. Dia juga sangat kejam. Dia benar-benar menghancurkan huruf yang telah dipahat oleh Lord Taixuan itu secara langsung.     

Pendeta Taixuan memandang ke arah puncak gunung. Pada saat ini, dia menyadari bahwa karena lawannya ingin membuat masalah, dia tidak akan mengulur waktu terlalu lama. Tidak peduli seperti apa pun kondisinya, dia akan menemukan alasan untuk melancarkan serangan.     

Orang-orang dari Ibukota Xiling datang kemari untuk mengganggu Lord Taixuan dan membuatnya tidak dapat mencapai tingkat berikutnya.     

Ketika seseorang mencapai tingkat Renhuang, setiap kali mereka mencoba untuk melangkah lebih jauh, mereka sama saja bertaruh dengan langit dan bumi. Hal ini terutama berlaku pada seseorang yang berada di puncak tingkat Renhuang. Mereka harus memiliki wawasan yang mendalam, selain itu mereka harus mengambil kesempatan untuk mematahkan belenggu mereka. Begitu konsentrasi mereka terganggu, 'Jalur' akan terhalang, dan ada kemungkinan besar bahwa mereka akan gagal dan tidak akan bisa menerobos ke tingkat berikutnya.     

Huruf yang bertuliskan 'Jalur' itu tidak hanya memberi keuntungan bagi orang-orang yang datang kemari untuk berkultivasi; Lord Taixuan juga mengukirnya untuk dirinya sendiri. Dia telah menggunakan huruf itu untuk menghubungkan dirinya dengan langit dan bumi, serta membantunya memahami berbagai macam hal.     

Sekarang, Luo Chongyang telah bertindak dan menghancurkannya.     

"Luo Chongyang," ujar Pendeta Taixuan dengan nada dingin. "Huruf itu diukir oleh guru kami. Jika kau datang kemari sebagai tamu, kami akan menyambutmu, tetapi kau datang kemari untuk menimbulkan masalah, jadi sekarang, kembalilah ke Ibukota Xiling."     

Dia melangkah ke depan saat mengatakan hal ini. Dalam sekejap, aura yang dahsyat menekan ke seluruh penjuru gunung, menutupi semua orang di dalamnya, termasuk murid-murid dari Gunung Taixuan dan para kultivator dari Ibukota Xiling. Tampaknya jika Luo Chongyang hendak melakukan sesuatu, dia akan mengubur semua orang bersama dirinya sendiri.     

Luo Chongyang juga membiarkan auranya terpancar keluar. Dia berdiri di tempatnya seperti seorang dewa kematian. Dia memandang sang Pendeta Taixuan dengan kedua matanya yang berwarna hitam pekat. Gunung Taixuan menjadi gelap, dan aura kematian akan menyelimuti semua orang. Jika ada kultivator tingkat Renhuang yang turun tangan, maka setiap kultivator tingkat Saint Plane akan menjadi tidak lebih dari sekedar segerombolan semut dalam pertempuran.     

"Jika kau ingin bertarung, maka bertarunglah. Tidak perlu menyiksa orang-orang yang tidak bersalah." Pemimpin Negeri Ilahi Emas mengeluarkan cahaya keemasannya yang menyilaukan, menyelimuti dirinya dan para kultivator dari Negeri Ilahi Emas. Dia telah membentuk sebuah tirai cahaya berwarna emas.     

Di sisi lain, Pemimpin Istana Divine Music juga mengambil langkah kecil ke depan. Alunan musik dari Jalur Agung bergema di udara, melindungi para murid dari Istana Divine Shangxiao.     

Sebuah badai dari Jalur Agung yang tak terlihat bergejolak di udara, dan badai itu tampak sangat mengerikan. Para kultivator tingkat Saint Plane di sana bisa merasakan bahwa mereka sangatlah lemah saat menghadapi kekuatan-nya.     

Banyak orang menyesali keputusan mereka untuk datang ke Gunung Taixuan. Mereka seharusnya tidak datang kemari.     

Begitu pertempuran benar-benar dimulai, konsekuensinya akan menjadi terlalu buruk untuk dibayangkan.     

Pemimpin Kota Taixuan dan Kaisar String melangkah ke depan, dan kekuatan mereka menyelimuti seluruh bagian dari Gunung Taixuan. Sepertinya begitu lawan mereka mulai bertarung, mereka akan melakukan apa pun untuk mengalahkan para kultivator dari Ibukota Xiling.     

Namun pada saat itu, mereka melihat kilatan cahaya dingin di mata Luo Chongyang, dan dia tersenyum. Dia sepertinya sedang mengejek mereka.     

"Lord Taixuan adalah Tetuamu, dan di bawah bimbingannya, kultivasimu telah mencapai langit. Aku datang kemari untuk berkunjung. Bagaimana mungkin aku datang kemari sendirian?" ujar Luo Chongyang dengan nada dingin. Saat dia mengatakan hal ini, ekspresi Pendeta Taixuan sedikit berubah, begitu pula kultivator lainnya.     

Pada kenyataannya, Pendeta Taixuan telah memperkirakan hal ini sebelumnya. Aura spiritualnya menyelimuti seluruh penjuru Gunung Taixuan, tetapi dia tidak bisa merasakan keberadaan Iblis Tua Luo. Tapi ada kemungkinan bahwa tingkat Plane-nya terlalu tinggi, jadi dia tidak bisa merasakan keberadaannya.     

"Ini buruk." Pendeta Taixuan tiba-tiba merasakan adanya bahaya yang luar biasa. Meskipun dia masih tidak bisa merasakan adanya sebuah aura, namun seseorang dengan tingkat Plane yang sangat tinggi masih bisa membuatnya merasakan ancaman yang tak terlukiskan.     

Sesuai firasatnya, pada saat dia merasakan hal ini, ledakan kekuatan iblis yang mengerikan menyebar di udara. Sebuah tangan dilurkan dari atas langit. Itu adalah sebuah jejak telapak tangan iblis dari langit, berupaya menabrak Istana Taixuan yang berada di puncak Gunung Taixuan.     

*Boom* Terdengar suara keras, dan istana yang berdiri di puncak Gunung Taixuan itu hancur menjadi debu.     

Pada saat berikutnya, semua orang menyaksikan satu sosok iblis muncul di atas langit. Sosok itu adalah Pemimpin dari Ibukota Xiling—Iblis Tua Luo.     

"Aku telah mendengar informasi bahwa Lord Taixuan akan menerobos ke tingkat berikutnya, dan karena itulah aku datang kemari untuk memberikan penghormatan," ujar Iblis Tua Luo, suaranya mengguncang langit dan bumi. Orang-orang di Kota Taixuan merinding. Iblis Tua Luo datang kemari secara pribadi hanya untuk menghentikan Lord Taixuan agar tidak bisa menerobos ke tingkat berikutnya. Dia tidak ragu-ragu untuk memulai sebuah pertempuran dan menghancurkan Istana Taixuan. Tekadnya dapat terlihat dengan jelas.     

Ibukota Xiling tidak ingin melihat Lord Taixuan menerobos ke tingkat berikutnya.     

"Ketua!"     

Pendeta Taixuan dan kultivator lainnya mendongak. Tatapan mata semua orang kini tertuju pada istana yang telah hancur.     

Istana Taixuan selama ini telah berdiri di puncak Gunung Taixuan dan menjadi sebuah simbol bagi mereka. Sekarang, istana itu telah dihancurkan oleh Iblis Tua Luo.     

Di antara reruntuhan, satu sosok perlahan-lahan membuka matanya. Lord Taixuan mengenakan jubah sederhana, dan tubuhnya diselimuti oleh debu, tetapi hal ini tidak bisa menyembunyikan keanggunannya.     

Pendeta Taixuan dan kultivator lainnya membungkuk hormat. "Kami tidak cukup kuat untuk melindungi anda. Kami membiarkan mereka mengganggu kultivasi anda."     

"Iblis Tua Luo dari Ibukota Xiling datang kemari secara pribadi. Bagaimana mungkin kalian bisa melindungiku?" jawab Lord Taixuan dengan acuh tak acuh. Dia jelas tidak menyalahkan mereka. Iblis Tua Luo berada di tingkat yang sama dengannya dan telah membawa putranya, Luo Chongyang, kemari. Jika lawan-lawannya ingin mengganggu kultivasinya secara paksa, bawahannya tidak akan memiliki cara untuk menghentikan mereka.     

"Lama tidak bertemu, Lord Taixuan," ujar Iblis Tua Luo dengan tenang, seolah-olah mereka adalah teman lama. Tidak ada kekejaman yang dia tunjukkan sebelumnya.     

Lord Taixuan mengangguk. "Ya. Selama ini aku begitu merindukanmu." Pada saat ini, semua orang di Kota Taixuan bisa merasakan tekanan yang menyesakkan. Mereka berdua berbicara dengan santai, tetapi mereka bisa merasakan suasana yang sangat mengancam.     

Kekuatan dari Jalur Agung Dunia mengalir, dan cuaca berubah dalam sekejap. Seberkas cahaya yang menyilaukan bersinar dari lengan Lord Taixuan. Itu adalah cahaya pedang. Pada saat itu, dunia yang luas tampak bersinar dengan cahaya pedang tersebut.     

Terdapat bilah-bilah pedang dimana-mana. Lord Taixuan sendiri diselimuti oleh cahaya terang seolah-olah dia adalah sebilah pedang.     

"Serangan ketiga dari teknik Fleeting Divine Sword adalah Fleeting Swordmanship. Aku bisa melihatnya dengan jelas," ujar Lord Taixuan. Suaranya bergema ke seluruh penjuru Gunung Taixuan. Ekspresi semua orang menjadi sangat serius saat mereka memandang ke arahnya.     

Apakah dia sedang berbicara dengan seseorang?     

Atau apakah dia sedang berbicara pada semua pendekar pedang di Gunung Taixuan?     

Serangan ketiga dari teknik Fleeting Divine Sword adalah serangan yang paling kuat, dan itu adalah serangan terakhir.     

Semua orang menatapnya. Dengan disaksikan oleh semua orang, dia mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah langit!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.