Legenda Futian

Bantuan dari Pedang Gunung Taixuan



Bantuan dari Pedang Gunung Taixuan

2Ye Futian dan kelompoknya terus bergerak ke depan. Tetapi setelah beberapa pertempuran terjadi, sebagian besar buah telah dipetik dari pohon dan dibawa pergi. Saat ini, mereka tiba di tempat-tempat dimana para kultivator bertarung sebelumnya, tetapi tidak ada buah yang tersisa di pohon yang mereka temui.     
2

Ini adalah sebuah kesempatan bagi semua orang untuk membuktikan kelayakan mereka agar bisa menerobos ke tingkat berikutnya dan memperebutkan hak untuk melangkah di sepanjang Jalur Agung. Jika mereka harus bertarung untuk mendapatkan hal tersebut, maka mereka semua akan melakukannya. Tidak ada seorang pun yang peduli untuk bersikap sopan maupun memikirkan tentang perbedaan status di antara mereka.     

Ye Futian dan kelompoknya berhasil mendapatkan satu buah lagi, setelah itu mereka mendapati bahwa tidak ada lagi buah yang tersisa di sekitar mereka. Tetapi semua orang pergi menuju ke gunung tertinggi. Tampaknya terdapat sebuah istana surgawi yang berdiri di puncak gunung kuno tersebut. Istana itu tampak samar, tetapi semua orang bisa merasakan roh-roh agung dari langit dan bumi serta aura dari Jalur Agung di sana. Gunung itu sepertinya diselimuti oleh aura.     

Semua orang bergerak kesana sembari mereka terus bertarung. Ketika mereka semakin mendekat, semakin banyak pertempuran yang terjadi di kaki gunung. Auranya begitu pekat sehingga banyak sosok-sosok terkemuka dilahirkan di sini.     

Ketika Ye Futian dan kelompoknya tiba di sana, mereka bisa merasakan sebuah tekanan yang mencengangkan, begitu kuat dan agung. Seluruh bagian dari gunung itu diselimuti oleh aura yang pekat. Seolah-olah mereka sedang berjalan menembus lapisan kabut yang samar-samar menghalangi pandangan mereka.     

*Boom* Suara petir bergema ke arah mereka, dan kilatan petir menyambar dari langit di suatu tempat dalam lapisan kabut tersebut, sehingga membuat seluruh tempat berguncang. Tapi gunung itu sangat kokoh, tak tergoyahkan dan memancarkan keagungan ilahi.     

Ketika Ye Futian tiba di sana, dia melihat beberapa orang pergi menepi, berusaha memulihkan luka-luka mereka. Di sana terdapat sebuah pohon yang diselimuti oleh kilatan petir yang tak ada habisnya. Hanya ada satu buah di pohon tersebut, tetapi ukuran buah itu jauh lebih besar daripada semua buah yang dia lihat sebelumnya. Buah itu bermandikan cahaya petir dari Jalur Agung, dan petir bergemuruh di atasnya. Setiap kali petir menyambar, buah itu menjadi semakin matang, dan auranya menjadi semakin pekat dan kuat.     

"Buah itu diberkati dalam petir, sama seperti Bencana Divine." Hati Ye Futian berdebar kencang. Ini benar-benar sebuah keajaiban dunia. Buah ini pasti mengandung lebih banyak aura dari Jalur Agung daripada buah lainnya. Hanya ada satu buah di pohon ini, tetapi dia tidak tahu apakah pohon ini selalu memiliki satu buah atau apakah buah lainnya telah diambil oleh orang lain.     

Mengingat situasi yang mereka saksikan di hadapan mereka, kemungkinan besar pohon ini memang hanya menghasilkan satu buah. Semua aura dari Jalur Agung telah dihisap oleh buah tersebut.     

Buah itu diselimuti oleh petir yang bergulung, sehingga membuat buah itu terlihat seperti sebuah Bola Roh yang menyilaukan. Di sampingnya terdapat seekor naga petir raksasa. Naga itu melingkari pohon tersebut, tampaknya dia sedang menunggu buah itu semakin matang. Sepertinya naga itu akan memakan buah tersebut begitu matang sempurna. Dengan cara ini, manfaat yang dia terima sangat besar, sehingga memungkinkan dirinya untuk menerobos ke tingkat Kaisar Iblis.     

Ada seorang lelaki tua berjubah ungu berdiri di hadapannya dengan sepasang mata berwarna ungu. Petir yang tak berbatas terpancar dari kedua matanya, dan petir ilahi yang menakjubkan mengelilingi jubahnya. Sementara itu, petir berbentuk gerigi muncul di atas langit. Petir itu bergemuruh dan bergejolak tanpa henti, berusaha beresonansi dengan tubuh lelaki tua tersebut.     

"Dia memiliki roh dari Jalur Agung!" Wan Shouyi berbisik dan dia tampak takjub. Naga itu adalah seorang kultivator iblis yang kuat, dengan dilengkapi tubuh raksasa dan kilatan petir yang menjalar di setiap sisik tubuhnya. Seolah-olah dia selalu mengkultivasi tubuh petir miliknya. Lelaki tua itu telah mengambil sebuah langkah yang sangat penting untuk menjadi seorang Renhuang, dan dapat dikatakan bahwa dia sudah sangat dekat dari tingkat Plane tersebut. Jika dia mampu menciptakan Roda Ilahi dari Jalur Agung di sini dan menggunakan buah itu untuk mengaktifkan tubuh Renhuangnya, maka dia dapat membuktikan bahwa dirinya layak menjadi seorang Renhuang.     

Ye Futian juga bisa merasakan seberapa dalam kekuatan dari lelaki tua ini. Pemahaman lelaki tua ini mengenai Jalur Agung tampaknya lebih dalam daripada gurunya ketika dia pergi meninggalkan Istana Kaisar Li. Maka dari itu, kesempatan ini sangat penting baginya. Sudah jelas dia sangat menginginkan buah ini, lebih dari apa pun.     

"Sebaiknya kalian semua pergi ke tempat lain." Lelaki tua itu tentu saja bisa merasakan kehadiran Ye Futian dan kelompoknya. Dia mengalihkan pandangannya ke arah mereka, dan dalam sekejap, petir dari Jalur Agung menusuk mata Ye Futian dan menekan aura spiritualnya. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia berusaha membuat Ye Futian menyadari betapa sulitnya mendapatkan buah ini dan mereka akan memilih untuk mundur. Niatnya dapat ditebak.     

"Anda sudah berada di tingkat Plane yang tinggi, dan tidak lama lagi akan menjadi seorang Kaisar. Bukankah anda sebaiknya memberikan buah itu kepada kami yang berada di tingkat Plane yang jauh lebih rendah?" ujar Ye Futian sambil tersenyum. Di sebelahnya, Phoenix Kecil mendengus. Tapi dia sudah terbiasa dengan sifat tak tahu malu yang dimiliki oleh Ye Futian.     

*Boom* Lelaki tua itu menunjuk ke arah langit, dan tiba-tiba, awan berbentuk gerigi itu mengeluarkan kilatan petir yang dipenuhi dengan kekuatan petir yang dahsyat. Tidak lama kemudian, muncul sosok dewa petir di atas langit, menjulang tinggi dan kuat. Sosok itu bergegas mengerahkan telapak tangannya ke permukaan tanah. Semua ini terjadi tanpa ada sepatah kata pun yang terucap dari bibir lelaki tua tersebut.     

Karena dia sudah sangat dekat dengan Renhuang Plane, dia jauh lebih membutuhkan buah itu daripada mereka. Terutama karena buah itu sangat berguna baginya, yang kemungkinan besar akan membawanya semakin dekat ke Renhuang Plane.     

Siapa pun yang berani menghalangi jalannya harus mati.     

Wan Shouyi mengarahkan pedangnya ke udara. Pedang itu melesat melintasi langit, dan dia naik di atasnya. Pedang itu menebas telapak tangan petir tersebut, dan kilatan petir menyelimuti tubuhnya. Tetapi pada saat yang bersamaan, telapak tangan raksasa itu hancur berkeping-keping.     

Ye Futian memandang ke udara. Dia mengayunkan lengan bajunya dan duduk bersila di tempatnya. Permainan guqinnya kembali terdengar. Lelaki tua ini benar-benar sosok yang tegas. Dia sama sekali tidak menunjukkan kesopanan pada mereka.     

Alunan musik tiba-tiba menjadi keras dan nyaring. Wan Shouyi kini memasuki kondisi yang pernah dia alami sebelumnya. Ketika alunan musik memasuki telinganya, musik itu beresonansi dengan pedangnya. Aura dari langit dan bumi yang tak ada habisnya memasuki pedangnya.     

Ketika dia merasakan kekuatan dari aura ini, ekspresi terkejut muncul di mata lelaki tua tersebut. Dia menoleh ke arah Wan Shouyi dan mengulurkan tangannya saat aura petir menyelimuti tubuhnya. Tiba-tiba, aura dari langit dan bumi menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Jalur Petir kini berada di bawah kendalinya.     

Ye Futian memandang ke arah langit. Dia menyadari bahwa seorang Renhuang yang memiliki roh dari Jalur Agung sangatlah kuat, tetapi lawan mereka ini tidak begitu kuat. Jika tidak, lelaki tua ini akan dapat menggunakan kekuatan yang mengejutkan seperti yang ditampilkan oleh gurunya di pertempuran yang terjadi di Kota Brahma's Sky. Dia telah mengeluarkan aura Renhuang-nya, dan mengerahkan kekuatannya hingga batas maksimal. Tidak lama setelah pertempuran itu berakhir, gurunya berhasil memasuki Renhuang Plane.     

Dia melihat jari lelaki tua itu menunjuk ke bawah. Dalam sekejap, petir dari Jalur Agung membelah langit, dan kilatan petir yang tampak seperti kawanan naga melesat ke arah Wan Shouyi dan Ye Futian.     

Luo Yue bergerak, dan alunan musik guqin itu juga beresonansi dengannya. Pedangnya diayunkan dan membentuk sebuah Barrier of All Things di atas tubuh Ye Futian. Dia tidak melindungi Wan Shouyi. Kakak seniornya itu sudah berada di tingkat Nirvana, dan dengan adanya resonansi dari permainan guqin Ye Futian, kekuatannya telah berevolusi. Dia tidak takut menghadapi serangan dari lawannya.     

"Jika anda hanya menonton dari kejauhan, kami terpaksa harus mundur, Tetua Naga," ujar Ye Futian pada sang naga iblis sambil terus memainkan guqin. Apakah dia berniat menunggu di sana untuk mengumpulkan imbalan pertempuran tanpa perlu memberikan bantuan sedikit pun?     

Naga iblis itu memandang Ye Futian. Lelaki tua itu memang telah mengancamnya, tetapi selama dia melindungi buah itu, dia tidak takut. Jika situasinya berbalik secara drastis, dia akan langsung memakan buah tersebut.     

Dia telah melindungi buah tersebut; sehingga pada dasarnya buah itu sudah menjadi miliknya. Kenapa dia harus ikut serta dalam pertempuran?     

Kata-kata Ye Futian benar-benar konyol.     

Dia sedang menunggu buah itu matang. Begitu buah itu matang dengan sempurna, dia akan memakannya. Apa yang dia butuhkan saat ini adalah buah tersebut.     

Ketika Ye Futian melihat bahwa naga itu tidak bergerak, Ye Futian mengeluh pada dirinya sendiri bahwa orang-orang di sini terlalu cerdas. Sepertinya mereka harus mengandalkan kekuatan mereka dalam perjalanan ini.     

Alunan musik menjadi semakin stabil hingga akhirnya mengalun seperti berlalunya musim. Wan Shouyi terus menerus menebas dengan pedangnya. Dia telah memaksa lelaki tua itu untuk bertarung secara langsung dengannya.     

Sambil bertarung, lelaki tua itu masih bisa merasakan tekanan dari alunan musik tersebut. Musik itu seolah-olah mengarahkan aura pedang lawannya untuk menyerang rohnya. Rohnya mungkin sangat kuat sehingga tidak bisa dilukai, tetapi situasi ini masih membuatnya merasa sangat tidak nyaman.     

Medan pertempuran menjadi semakin kacau. Lelaki tua itu masih sekokoh gunung, dan pedang milik Wan Shouyi menjadi semakin kuat. Namun, dia tetap tidak bisa melukai lelaki tua itu sedikit pun.     

Pada saat yang bersamaan, not musik tak berbatas yang melayang di udara kini bergabung dengan pedang milik Wan Shouyi, berubah menjadi sebuah sungai yang mengalir di antara langit dan bumi.     

Lelaki tua itu samar-samar bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres, namun dia tidak bisa memastikan hal tersebut. Sepertinya dia bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang mengancamnya.     

*Krak* Suara benda tajam terdengar saat Wan Shouyi menebasnya. Pada saat yang bersamaan, lelaki tua itu berubah menjadi sebuah tubuh petir, dan rohnya menjadi nyata. Dia mengerahkan kepalan tinjunya pada pedang tersebut, dan tiba-tiba muncul sebuah ledakan energi yang mengerikan.     

"Itu adalah pedang dari Gunung Taixuan, tapi kau tidak cukup mahir untuk menggunakannya." Rambut lelaki tua itu berkibar tertiup angin. Kilatan petir melesat dari matanya ke arah lawannya.     

Tapi ketika mereka berdua bertabrakan, nada-nada musik dari guqin milik Ye Futian mengalir di udara seperti sebuah sungai pedang dan menyelimuti tubuh lelaki tua tersebut. Dia mendongak dan tiba-tiba bisa merasakan ancaman yang luar biasa.     

"Ini buruk." Dia bergegas mengerahkan tangannya ke bawah dengan keras, berusaha menjauh dari Wan Shouyi. Pada saat yang bersamaan, sihir petir yang mengerikan terpancar dari tubuhnya, membentuk sebuah tirai petir di sekelilingnya.     

Tetapi pada saat itu, sungai pedang yang mengalir tiba-tiba berubah menjadi bilah-bilah pedang pembunuh yang menembus langit dan meninggalkan jejak-jejak pedang di udara. Mereka saling tumpang tindih, hingga segala sesuatu di tempat orang tua itu berada dikelilingi oleh pedang penghancur tersebut.     

"Tidak..." ekspresi lelaki tua itu berubah. Sayatan pedang yang tak terhitung jumlahnya tiba-tiba muncul di tubuhnya. Seolah-olah dia telah disayat oleh ribuan pedang. Ekspresi ketakutan muncul di wajahnya. Wan Shouyi mengayunkan pedangnya ke depan, berupaya menusuk tubuh yang telah dibentuk lawannya dengan rohnya.     

Dalam sekejap, tubuh lelaki tua itu berubah menjadi samar. Dia menunduk kesakitan sambil menyaksikan pemandangan di bawahnya, dengan ekspresi tidak senang. Dia sudah begitu dekat dengan Renhuang Plane, mengapa dia justru kalah seperti ini?     

*Boom* Tubuh lelaki tua itu hancur hingga tak bersisa. Wan Shouyi menarik kembali pedangnya. Dia mendongak dengan terkejut setelah menyaksikan apa yang terjadi di atasnya.     

Dan bukan hanya dia saja, hati Luo Yue dan kultivator lainnya berdebar kencang. Itu bukanlah pedang milik Wan Shouyi.     

Permainan guqin Ye Futian telah mengaktifkan pedang pamungkas ini dan mengeluarkan teknik Cleave of All Things, yang telah disempurnakan.     

Hal ini sama persis seperti apa yang terjadi di Gunung Taixuan. Tampaknya pedang dari Gunung Taixuan selalu memberi mereka bantuan.     

Lima belas orang dari Gunung Taixuan yang berpartisipasi kali ini adalah bagian dari jatah yang diberikan oleh Istana Divine. Mereka semua percaya bahwa Lord Taixuan tidak akan berbohong pada mereka. Pendekar pedang misterius itu pasti berada di tingkat Saint Plane. Jadi mengapa dia tidak berada di antara mereka?     

Mengapa Lord Taixuan menyisakan dua tempat pada jatah tersebut?     

Sekarang, mereka semua mengetahui alasannya.     

Dia sudah berada di sini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.