Legenda Futian

Dikasih Hati Minta Jantung



Dikasih Hati Minta Jantung

2Ketika para wanita itu melihat bahwa Ye Futian telah memasuki mata air tempat mereka berendam, keinginan membunuh menyebar di udara dalam sekejap. Tiba-tiba, seluruh bagian dari mata air itu diselimuti oleh aura dari Jalur Agung. Seolah-olah kilatan petir berwarna perak yang tak berbatas melesat di mata air tersebut, dan bergerak ke arah Ye Futian.      1

*Boom* Sebuah aura yang sangat kuat terpancar dari tubuh Ye Futian, yang kini berubah menjadi tubuh emas bercahaya, dan sebuah kekuatan yang dahsyat terpancar keluar disertai dengan suara yang memekakkan telinga. Ye Futian berdiri tegak di tempatnya, tubuhnya berukuran sangat besar, seperti seorang dewa dan nyaris tak tergoyahkan.     

"Keluar." Wanita paling cantik, yang matanya tampak sangat dingin menatap Ye Futian dengan tajam.     

"Tempat ini adalah Mata Air Ilahi dari Jalur Agung, tempat dimana semua dewi mandi di dalamnya, mengapa aku harus keluar?" ujar Ye Futian dengan santai. Kekuatan dari mata air kehidupan ini langsung memasuki tubuhnya dan mengalir ke empat anggota badan dan tubuhnya. Sementara itu, Pohon Dunia berubah menjadi sebuah pohon ilahi, berayun-ayun di dalam Istana Kehidupan dan menyerap aura dari Mata Air Ilahi tersebut.     

Mata air ini mengandung aura kehidupan jauh lebih banyak daripada Buah dari Jalur Agung. Jika aura ini dapat ditempa dengan sempurna dan diserap ke dalam tubuhnya, seberapa tinggi peluang hidupnya? Mungkin tubuh fisiknya pun akan sulit dihancurkan.     

Ketika dia memikirkan hal ini, Pohon Dunia menyerap kekuatan ini tanpa henti. Dalam sekejap, tubuhnya sepertinya telah berubah menjadi sebuah pusaran yang mengerikan, sehingga menyebabkan mata air itu terus menerus mengalir ke dalam tubuhnya.     

Dalam sekejap, Ye Futian diselimuti oleh aura kehidupan yang pekat.     

Para wanita yang berendam di Mata Air Ilahi itu tampak bingung. Apa yang sedang terjadi?     

Pada awalnya, mereka mandi di Mata Air Ilahi untuk mencerna dan menyerap aura dari Jalur Agung yang terkandung di dalamnya secara perlahan-lahan. Namun, setelah pria ini masuk ke dalam Mata Air Ilahi, tubuhnya sepertinya telah berubah menjadi sebuah pusaran, yang mencoba melahap mata air itu secara keseluruhan.     

Wan Shouyi dan kultivator lainnya juga tampak bingung. Pria ini... dia berniat untuk melahap Mata Air Ilahi ini secara keseluruhan?     

"Hentikan dia," wanita yang memimpin kelompok itu meluapkan amarahnya. Tiba-tiba, semua wanita yang berendam di Mata Air Ilahi itu bergerak menuju Ye Futian. Dalam sekejap, banyak teknik kultivasi diaktifkan pada saat yang bersamaan dan dikerahkan menuju Ye Futian.     

Sekujur tubuh Ye Futian tampaknya telah berubah menjadi emas, dan dari tubuhnya terpancar kilatan petir dalam jumlah besar. Aura di dalam tubuhnya begitu luar biasa dan sangat mengintimidasi. Meskipun dia masih berada di tingkat Flawless Holiness, namun dengan adanya bantuan kekuatan sebesar ini, auranya pasti berada di tingkat Nirvana.     

"Ini ..." Ketika Wan Shouyi dan Luo Yue melihat hal ini, hati mereka berdebar kencang. Sebenarnya sekuat apakah pria ini?     

Sebelumnya, mereka telah melihat Ye Futian memakan Buah dari Jalur Agung ketika dia mendapatkan buah tersebut. Ye Futian memang mahir dalam kemampuan semacam ini. Tampaknya keahliannya lebih dari sekadar seni musik dan ilmu pedang.     

Namun, meskipun dia telah menampilkan berbagai macam kemampuan, serangan yang dilancarkan Ye Futian kali ini masih berada di ranah ilmu pedang. Sebagai Sheng Jing, penyamarannya adalah menjadi seorang pendekar musik, jadi dua kemampuan ini memainkan peran penting sementara kemampuan lainnya hanya tambahan.     

Melihat rentetan serangan ini datang ke arahnya, Ye Futian bergegas mengarahkan jarinya ke depan, dan dalam sekejap, sebuah badai pedang yang mengerikan muncul di hadapannya, menyelimuti semua serangan itu ke dalamnya. Namun, hal yang lebih mengerikan adalah, serangan Cleave of All Things juga mengandung kekuatan untuk menyerang jiwa spiritual. Tubuh para kultivator terhempas ke kejauhan, dan banyak dewi terluka. Beberapa dari mereka mengerang kesakitan sementara ada pula yang pakaiannya ternoda oleh darah mereka sendiri.     

Ye Futian tampaknya tidak memberikan toleransi pada para wanita.     

"Dewi-dewi, Jalur Agung tersembunyi di dalam Mata Air Ilahi ini. Sehingga ini merupakan sebuah kesempatan untuk membuktikan Jalur Agung dan dapat digunakan oleh siapa saja. Jika para dewi bertindak seenaknya sendiri dan mencegah orang lain menggunakannya, maka jangan salahkan aku untuk bertindak kasar," ujar Ye Futian saat dia melangkah ke depan. Aura pedangnya tampak mengerikan saat menyelimuti Mata Air Ilahi tersebut.     

Hal yang lebih mengerikan lagi adalah, volume air di dalam Mata Air Ilahi ini terus berkurang dan masih dilahap oleh Ye Futian tanpa henti. Tubuhnya seperti sebuah lubang tanpa dasar, berusaha menguras Mata Air Ilahi tersebut.     

Pohon ilahi itu menjaga air kehidupan dari mata air ini, dan mustahil untuk memindahkannya. Pohon itu hanya bisa menyerap aura dari Jalur Agung di dalam mata air ini. Tapi, apakah Ye Futian ingin melahapnya secara keseluruhan, atau memindahkan Mata Air Ilahi ini ke dalam tubuhnya?     

Selain itu, apakah dia mengkultivasi Jalur Pelahap?     

Sepertinya tidak ada jejak aura dari Jalur Pelahap, jadi bagaimana caranya dia bisa melakukan hal tersebut?     

Wanita yang memimpin para dewi itu melihat bahwa sikap Ye Futian begitu sombong. Dengan ekspresi sedingin es, dia mengeluarkan auranya dan melangkah ke depan, lalu berkata, "Seharusnya kau juga mengetahui bahwa tempat ini dikelola oleh Istana Divine, jadi tempat ini berada di bawah kendali para murid dari Istana Divine."     

Land of Proving the Way ini sejak awal milik Istana Divine, tetapi mereka memberi kesempatan pada orang asing untuk berkultivasi di sini, sehingga mereka berhak untuk bersaing memasuki tempat tersebut.     

Banyak murid dari Istana Divine tidak senang akan hal ini, tetapi tidak ada yang bisa mereka lakukan. Kecuali beberapa sosok terkemuka, kultivator lainnya hanya bisa datang kemari dan bersaing dengan para jenius dari dunia luar. Menurut para Tetua dari Istana Divine, ini juga merupakan sebuah ujian yang sulit dilewati bagi para murid dari Istana Divine.     

Nama wanita itu adalah Lu Qingyao. Dia adalah murid pribadi dari salah satu sosok terkemuka di Istana Divine. Saat ini dia sedang berjalan di Mata Air Ilahi, dan ketika tubuhnya keluar dari mata air tersebut, pakaiannya yang berwarna putih keperakan tampak tidak bernoda. Sebuah kekuatan yang sangat dahsyat kini menyebar ke seluruh penjuru dunia. Dalam sekejap, dunia ini berubah menjadi sebuah dunia es; segala sesuatunya akan dibekukan olehnya.     

Tubuh Luo Yue menggigil. Dia memandang tangan dan tubuhnya. Terdapat embun es berwarna putih yang menyerang tubuhnya, dan aura pedang di area sekitarnya juga mengeras, sepertinya telah membeku. Kemampuannya untuk merasakan dunia luar semakin melemah. Seolah-olah dia telah memasuki sebuah tempat yang berbeda.     

Tidak jauh berbeda, Ye Futian juga merasa bahwa aliran darahnya melambat saat aura es dari Jalur Agung menyerang tubuhnya dan memengaruhi panca inderanya. Dia merasa bahwa dia tidak lagi berada di mata air tetapi di dalam sebuah dunia es. Kemampuannya dalam merasakan dunia luar juga telah melambat.     

"Benar-benar sebuah teknik yang sangat kuat, mampu memengaruhi panca indera orang lain dan memancing seseorang ke dalam sebuah dunia ilusi," Ye Futian berkomentar dalam hati. Pada tingkat kultivasi mereka saat ini, kekuatan mereka semua sangatlah kuat. Kesalahan sekecil apa pun akan berakibat pada masalah antara hidup dan mati. Begitu panca indera mereka dibatasi, efeknya akan sangat mengerikan.     

Di dunia luar, Lu Qingyao memandang ke depan dengan tatapan dingin, dan kedua matanya tampaknya berubah warna menjadi putih, seperti salju. Rok panjangnya berkibar saat dia bergerak ke depan. Saat ini dunia dipenuhi dengan embun es. Area yang luas dan tak berbatas itu berubah menjadi area bersalju, dan segala sesuatunya menjadi lebih lambat; begitu pula dengan tubuh Ye Futian. Perlahan-lahan, embun es akan menutupi segalanya, dan aura dari Jalur Agung terus menerus menyerang tubuh Ye Futian sampai dia kehilangan kesadarannya.     

Namun pada saat ini, tiba-tiba dia sepertinya bisa merasakan sesuatu. Alisnya sedikit mengerut, dan dia memandang ke arah langit seolah-olah dia bisa merasakan sebuah aura dari Jalur Agung yang tak terlihat mengalir di antara langit dan bumi, melintasi aura es dari Jalur Agung yang mengerikan tersebut.     

*Boom*     

Disertai dengan suara ledakan keras, dunia es itu tampaknya akan runtuh dan hancur berkeping-keping. Aura pedang yang tak terhitung jumlahnya tiba-tiba terpancar keluar dan mencabik-cabik segalanya hingga tak bersisa.     

Ekspresi Lu Qingyao sedikit berubah saat dia menatap Ye Futian. Dia melihat sepasang mata pedang yang mengerikan. Seolah-olah banyak bilah pedang yang tajam telah menembus matanya dan melewati dunia embun es miliknya.     

Di dalam matanya, bayangan Ye Futian tampaknya semakin mendekat. Dia melihat lawannya itu menunjuk ke udara dengan jarinya, dan jari itu tampak seperti sebilah pedang. Saat jari itu dikerahkan, waktu tampaknya kembali terhenti.     

"Ugh..."     

Tiba-tiba terdengar suara erangan. Di dalam dunia bersalju itu, darah mengalir dari mulut Lu Qingyao, lalu menetes pada roknya yang berwarna putih. Sebuah Roh Kehidupan yang sangat kuat mengelilingi tubuhnya, berusaha memulihkan lukanya secepat mungkin.     

Saat menyaksikan pemandangan itu, murid-murid dari Istana Divine bergegas menghampiri Lu Qingyao dalam sekejap, tetapi Lu Qingyao masih menatap Ye Futian di dalam Mata Air Ilahi. Tatapan matanya sedingin es.     

"Masih ada air yang tersisa di Mata Air Ilahi ini. Jika para dewi ingin mandi bersama, kalian dipersilahkan untuk melakukannya," ujar Ye Futian. Tubuhnya masih melahap air kehidupan di Mata Air Ilahi seolah-olah dia benar-benar ingin memindahkan mata air kehidupan yang telah membesarkan pohon ilahi ini selama bertahun-tahun ke dalam tubuhnya sendiri.     

"Siapa kau?" Lu Qingyao menatap ke arah Ye Futian.     

"Aku bukan siapa-siapa. Namaku Shen Jing," jawab Ye Futian.     

"Shen Jing." Lu Qingyao memang belum pernah mendengar nama itu sebelumnya, tetapi sekarang dia akan mengingat nama tersebut. Mata Air Ilahi mengering dengan kecepatan yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Dia tidak perlu repot-repot turun lagi, dan hanya berdiri di tempatnya, memperhatikan semuanya dari sana.     

Dia tidak percaya bahwa Shen Jing bukanlah siapa-siapa. Bukankah tidak ada seorang pun yang bisa mematahkan tekniknya, karena dia adalah murid utama dari Istana Divine?     

Dan beberapa orang di belakangnya memiliki temperamen yang luar biasa. Selain itu, teknik pedang yang dia gunakan sebelumnya kemungkinan besar berasal dari Gunung Taixuan.     

Tidak butuh waktu lama bagi mata air kehidupan itu untuk mengering sepenuhnya. Semua airnya telah diserap oleh Ye Futian. Pada saat ini, Ye Futian diselimuti oleh aura kehidupan dalam jumlah besar. Aura itu terlihat seperti sebuah kepompong yang membuat Ye Futian merasa bahwa energi kehidupan itu membawa efek yang luar biasa. Seolah-olah terdapat sebuah sungai yang mengalir deras di sekujur tubuhnya.     

Ye Futian memejamkan matanya dan merasa bahwa aura kehidupan dari mata air ini sudah cukup untuk membantu kultivasinya mencapai Renhuang Plane. Tentu saja, syaratnya adalah dia mampu membuat terobosan dalam aspek lainnya. Sekarang, jika dia mampu menempa kekuatan ini lagi, pada saat metode Deed of Thorough Comprehension diaktifkan, aura dari Jalur Agung yang dahsyat di dalam tubuhnya ini tingkatnya tidak akan berada di bawah Nirvana Plane.     

"Oh ya, apakah ada di antara kalian yang memiliki Buah dari Jalur Agung? Aku memiliki seorang teman yang juga berkultivasi dalam aura kehidupan dan aku ingin meminjam beberapa Buah dari Jalur Agung." Ye Futian melihat bahwa Lu Qingyao dan kultivator lainnya dari Istana Divine belum pergi dari tempat mereka masing-masing. Setelah merasakan aura dari Jalur Agung di dalam tubuhnya, dia jadi teringat akan Xia Qingyuan. Jika dia tidak menyisakan apa pun untuk Xia Qingyuan, hal itu akan tampak tidak masuk akal.     

"…"     

Wan Shouyi dan Luo Yue menatap Ye Futian sambil tertegun. Pria ini telah melahap mata air kehidupan secara keseluruhan. Sekarang, dia masih ingin menjarah para murid dari Istana Divine?     

Dan Lu Qingyao memiliki kekuatan yang luar biasa. Mereka bisa merasakan kehebatannya saat dia mengeluarkan aura dari Jalur Agung. Menilai dari statusnya, kemungkinan besar dia adalah murid utama di Istana Divine.     

Setelah Ye Futian melahap mata air kehidupan, dia ingin menjarah Buah dari Jalur Agung untuk rekan-rekannya?     

Ini…     

Dia benar-benar tak tahu malu!     

Bahkan Luo Yue nyaris tak tahan dengan sikapnya ini. Apakah dia benar-benar tidak memiliki sopan santun saat berada di sekitar wanita?     

Jika sejak awal dia mengetahui bahwa Ye Futian akan menjarah wanita cantik dari Istana Divine di hadapannya demi wanita lainnya, apa yang akan dia pikirkan?     

Wajah Lu Qingyao semula menjadi pucat lalu ekspresinya tampak muak. Hawa dingin yang terpancar dari tubuhnya menyebar ke seluruh penjuru dunia. Sementara itu, embun es di atas langit mengeluarkan suara keras dan bergejolak.     

Sebagai murid utama dari Istana Divine, meskipun kecantikannya tidak bisa dianggap tak tertandingi di dunia ini, namun kecantikannya tetap mempesona. Selama ini dia dikenal sebagai putri kebanggaan dari langit. Kapan dia pernah mengalami penghinaan seperti ini?     

Saat merasakan hawa dingin tersebut, Ye Futian berbisik, "Jika saat ini kita benar-benar bertarung, sepertinya dewi akan menjadi lawan yang tidak sepadan bagiku. Aku benar-benar tidak ingin menyakitimu..."     

"Dasar tak tahu malu."     

Semua murid dari Istana Divine, yang berada di sebelah Lu Qingyao, menunjukkan ekspresi kesal di wajah mereka. Mereka belum pernah melihat sosok yang begitu berani dan tak tahu malu sepertinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.