Legenda Futian

Sadar



Sadar

1Ye Futian berjalan menghampiri pohon yang menjulang tinggi itu dan menatapnya. Dia bisa merasakan berbagai macam aura di tempat ini.      3

Pohon itu membuatnya teringat pada Pohon Dunia di dalam dirinya, Roh Kehidupan miliknya, yang juga bisa menerima semua jenis aura dari Jalur Agung.     

Mungkinkah ada semacam hubungan di antara keduanya?     

Mungkin ini hanya suatu kebetulan. Pohon Dunia adalah Roh Kehidupannya, dan pohon ini adalah sebuah benda ilahi yang berada di tengah-tengah Sea of the Path, dan menghasilkan Buah dari Jalur Agung yang dapat digunakan untuk memahami Jalur Agung.     

Dia mengalihkan pandangannya pada batang dari pohon raksasa tersebut. Ketika matanya bergerak ke bawah, dia melihat bahwa pohon itu tampaknya berakar di Mountain of the Sea. Akarnya yang begitu banyak menyebar ke segala arah.     

"Ini adalah Pohon Pemahaman Ilahi. Kita bisa menggunakannya untuk memahami aura dari Jalur Agung dengan lebih efisien," ujar Ye Futian pada dirinya sendiri. Dia duduk bersila di bawah pohon itu dan tidak repot-repot untuk beresonansi dengan buah-buah yang berada di atasnya.     

Dia memejamkan matanya dan membuang semua pikiran yang mengganggunya. Dia melupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia luar dan memfokuskan dirinya dalam kondisi mistis. Seolah-olah dia telah melupakan dirinya sendiri.     

Meskipun matanya terpejam, dia bisa melihat lebih jelas daripada jika matanya terbuka. Jiwa spiritual miliknya mencakup area yang tak berbatas, dan tidak ada tempat yang berada di luar jangkauannya. Dia bisa merasakan semuanya.     

Hembusan angin bertiup kencang, sepertinya mengandung aura dari Jalur Agung di dalamnya.     

Dia bisa merasakan Buah dari Jalur Agung dengan elemen api. Jiwa spiritualnya masuk ke dalam buah tersebut, dan dalam sekejap, dia bisa merasakan kobaran api menyala di atas langit. Tampaknya kobaran api ini mampu menjangkau langit dan membakar jiwa spiritual miliknya.     

Dia juga bisa merasakan Buah dari Jalur Agung dengan elemen petir. Tiba-tiba dia merasa seperti berada di dalam sebuah dunia petir, dan dia kini bermandikan aura petir dari Jalur Agung.     

Dia bisa merasakan berbagai macam aura lainnya. Setiap buah yang tumbuh di pohon itu mengandung aura dari Jalur Agung yang mengerikan.     

Orang-orang dari Gunung Taixuan juga berada di sana. Mereka bisa merasakan aura yang terkandung di dalam Buah dari Jalur Agung tersebut. Mereka duduk di sana, sambil merasakan dunia di sekitar mereka dengan tenang. Aura dari Jalur Agung mengalir ke sekujur tubuh mereka, kecuali Ye Futian.     

Di bawah mereka, semua orang memandang ke udara. Banyak dari mereka memejamkan mata dan menggunakan indera mereka yang lain. Meskipun Ye Futian telah mengusir orang-orang yang telah berada di sini sebelumnya, dia tidak memaksa mereka untuk pergi. Mereka masih bisa merasakan aura dari pohon itu dari kaki gunung, dan karena itulah, aura tersebut masih bermanfaat bagi kultivasi mereka.     

Ye Futian duduk di tempatnya dengan tenang, seolah-olah dia bisa merasakan dunia dengan lebih jelas sekarang. Seiring berjalannya waktu, Ye Futian semakin memfokuskan dirinya, hingga dia merasa seolah-olah telah berubah menjadi pohon tersebut.     

Pohon itu berhasil menembus ke dalam pembuluh nadinya. Sementara itu, Pohon Dunia berayun-ayun, dan berbagai macam aura mengalir pada setiap batangnya. Aura dari Jalur Agung di sana sangatlah kuat, dan aura itu terbakar seperti matahari di atas langit. Cahaya yang menyilaukan perlahan-lahan mulai bersinar dari tubuhnya, dan sebuah kekuatan yang dahsyat mulai menyebar dari tubuhnya.     

Aura itu beresonansi dengan Pohon Pemahaman Ilahi, dan tiba-tiba untaian aura mengalir dari pohon itu ke arahnya dan memasuki tubuhnya.     

Dengan satu perintah di dalam pikirannya, Ye Futian membentuk aura pedang di dalam dirinya. Pada saat ini, semua aura dari Pohon Pemahaman Ilahi di dalam dirinya berubah menjadi aura pedang yang mengalir ke setiap bagian tubuhnya.     

Untuk menjadi seorang Renhuang, seseorang harus menempa tubuh Renhuang, memahami jiwa Renhuang, dan menciptakan Roda Ilahi dari Jalur Agung.     

Saat Ye Futian memikirkan hal ini, aura pedang yang tak ada habisnya mengalir melalui pembuluh nadinya, bahkan ke dalam tulang-tulang dan organ tubuhnya. Sementara di luar, aura pedang juga mengalir dari Pohon Pemahaman Ilahi menuju tubuh Ye Futian. Tidak lama kemudian, sekujur tubuhnya diselimuti oleh aura pedang.     

Di bagian bawah, beberapa orang menatapnya. Terdapat begitu banyak pedang di sana; Apakah Ye Futian mencoba untuk menempa Tubuh Pedang?     

Tubuh Ye Futian bermandikan aura pedang. Arus pedang itu menjadi semakin kuat saat masuk ke dalam tubuhnya hingga membentuk sebuah perputaran tertutup. Arus itu tidak akan mengalir keluar dari tubuhnya. Sepertinya semua aura pedang yang kuat ini terkunci di dalam dirinya.     

Ketika seseorang membentuk tubuh dan jiwa hukum, salah satunya berada di dalam, dan yang lainnya berada di luar. Tubuh hukum bersifat internal, dan jiwa hukum bersifat eksternal. Begitu keduanya telah dibentuk, mereka akan beresonansi, dan baru pada saat itulah seseorang dapat membentuk Roda Ilahi dari Jalur Agung, mengetahui segala sesuatu yang berada di bawah langit, bersinar bersama matahari dan bulan, dan memahami setiap pergerakan yang selaras dengan Jalur Agung.     

Ini adalah tempat untuk membuktikan kelayakan seseorang serta memberi mereka kesempatan yang jauh lebih baik untuk menjadi seorang Renhuang. Segala sesuatu yang dilakukan Ye Futian di sini adalah kesempatan yang diperebutkan oleh banyak orang.     

Wan Shouyi dan Luo Yue sepertinya merasakan sesuatu. Mereka membuka mata dan melihat bahwa aura pedang tak berbatas mengalir dari Pohon Pemahaman Ilahi dan memasuki tubuh Ye Futian. Hal ini membuat mereka tercengang. Kultivator jenius ini benar-benar tidak dapat diprediksi.     

Kebutuhan Ye Futian akan aura dari Jalur Agung sungguh mengerikan, tetapi aura yang terkandung dalam Pohon Pemahaman Ilahi tampaknya tidak ada habisnya. Seiring berjalannya waktu, tubuh Ye Futian tampaknya mulai berubah menjadi Tubuh Pedang. Segala sesuatu di sekitarnya tampaknya terbuat dari aura pedang, baik di dalam maupun di luar tubuhnya.     

"Apakah dia mampu memahami Jalur Agung sebanyak ini bahkan tanpa bantuan Buah dari Jalur Agung?" semua orang bertanya-tanya dalam hati. Ye Futian adalah sosok yang sangat berbakat.     

Setelah beberapa saat, Ye Futian telah berubah menjadi sebilah pedang seutuhnya, sebilah pedang yang duduk di tempatnya dengan mata terpejam.     

"Shen Jing tampaknya sedang membentuk tubuh hukum," ujar orang-orang yang mengamatinya dari bawah.     

"Ini adalah sebuah kesempatan yang langka, jadi tentu saja, dia harus memanfaatkannya dengan baik. Sebaiknya kita juga terus memahami Jalur Agung," ujar seseorang sebelum dia memejamkan matanya.     

Setelah beberapa hari, tubuh Ye Futian tampak seperti matahari yang berapi-api. Udara di sekitarnya seperti terbakar. Dia memancarkan cahaya ke segala arah, membuat semua orang tampak terkejut. Tetapi sebagian besar dari mereka terbawa dalam kultivasi mereka masing-masing, sehingga mereka tidak terlalu mempedulikannya.     

Dalam sekejap mata, Ye Futian dan kultivator lainnya telah berkultivasi di Mountain of the Sea lebih dari dua bulan lamanya. Dalam kurun waktu ini, Ye Futian sama sekali tidak berpindah dari tempatnya. Dia benar-benar memfokuskan diri pada kultivasinya dan menjadi lupa diri.     

Dia bisa merasakan bahwa pohon ini memiliki rahasia tersembunyi. Pada saat ini, dia berada dalam kondisi mistis, dan dia bisa merasakan bahwa pohon itu menghubungkan seluruh bagian dari gunung tersebut. Akarnya menyebar ke setiap sudut dari Mountain of the Sea.     

Dan bukan hanya Mountain of the Sea. Akar dari Pohon Pemahaman Ilahi ini menyebar ke seluruh penjuru pegunungan dan menghubungkan seluruh area tersebut.     

Ukuran dari pohon ini sangat besar.     

Semua pohon di area itu benar-benar terhubung menjadi satu kesatuan.     

Pada saat ini, seberkas cahaya yang menyilaukan bersinar dari istana di puncak gunung tersebut. Semua orang menatapnya. Beberapa dari mereka tampak bingung, tetapi para murid dari Istana Divine mengetahui bahwa waktunya telah tiba.     

Cahaya fajar dari Jalur Agung menyebar dan menyelimuti seluruh area serta Mountain of the Sea di dalamnya. Ye Futian berhenti berkultivasi dan membuka matanya. Dia memandang ke arah istana tersebut dan melihat bahwa istana itu tampak seperti sebuah ilusi, seolah-olah tidak nyata. Dia menduga bahwa itu mungkin bayangan dari Istana Divine.     

Tiba-tiba pancaran energi yang luar biasa menyebar ke seluruh tempat dan sebuah suara terdengar di udara.     

"Waktunya sudah habis. Bersiaplah untuk pergi," terdengar suara yang samar dari istana tersebut. Ye Futian langsung berdiri dari tempatnya. Dengan satu perintah dalam pikirannya, semua pedangnya melesat ke udara, menebas semua Buah dari Jalur Agung di pohon tersebut lalu membawa buah-buah itu padanya.     

Ketika mereka menyaksikan hal ini, orang-orang dari Gunung Taixuan berhenti berkultivasi dan menatap Ye Futian. Mereka sudah merasa puas dengan jumlah aura yang mampu mereka pahami, dan semua itu berkat fakta bahwa Ye Futian tidak menyalahkan mereka karena sikap mereka terhadapnya sebelumnya. Mereka mungkin hanya bisa berharap untuk mendapatkan lebih banyak Buah dari Jalur Agung, tetapi sekarang, Ye Futian telah mengambil semuanya. Mereka merasa sedikit kecewa dengan hal ini, tetapi Ye Futian memang berhak melakukannya.     

Buah dari pohon ini sangat berharga. Rumor mengatakan bahwa satu buah saja sudah cukup untuk membantu seorang kultivator dalam menempa tubuh hukum dan menciptakan Roda Ilahi dari Jalur Agung. Jika seseorang memakan buah ini saat mereka berada di puncak Nirvana Plane, maka hal itu dapat membantu mereka menerobos ke tingkat berikutnya.     

Dia tidak bisa memberikan buah ini dengan mudah, bahkan demi hubungannya dengan Gunung Taixuan.     

Phoenix Kecil memandang Ye Futian dengan memelas. Apakah pria ini benar-benar tidak berperasaan?     

"Kita sudah berkultivasi begitu lama di sini sehingga aku akan memberimu dua buah lagi untuk membantumu mencapai Nirvana Plane." Ye Futian mengayunkan tangannya, dan dua Buah dari Jalur Agung terbang ke arah Phoenix Kecil—buah dengan aura api dan aura kehidupan. Keduanya adalah buah yang didapatkan oleh Phoenix Kecil sebelumnya dan bukan berasal dari Pohon Pemahaman Ilahi.     

"Pelit sekali," bisik Phoenix Kecil saat menangkap dua buah tersebut.     

"Jika kau tidak menginginkannya, kembalikan padaku." Ye Futian menatapnya. Feng Yan memasukkan buah itu ke mulutnya secepat mungkin.     

Mengembalikan buah itu padanya? Mengapa dia harus melakukan hal tersebut?     

Semua orang memandang Phoenix Kecil dengan iri. Ye Futian bahkan tidak memikirkan mereka. Dia telah melakukan semua yang perlu dia lakukan. Jika mereka tidak puas dengan tindakannya, apakah mereka pantas untuk mengajukan protes?     

Cahaya yang menyelimuti area itu menjadi semakin terang. Kemudian terdengar suara gemuruh di atas langit saat seberkas sinar cahaya lainnya melesat keluar dari istana tersebut dan menyelimuti semua kultivator di dalamnya.     

Pada saat berikutnya, semua orang bisa merasakan bintang-bintang berputar saat pemandangan di depan mata mereka berubah sepenuhnya.     

Ye Futian tertegun. Dia memandang ke sekelilingnya dan melihat Sea of the Path yang tak berbatas. Semua orang berada di sana. Gunung, pohon, dan seluruh daratan telah menghilang secara tiba-tiba. Seolah-olah semua itu adalah sebuah mimpi yang tidak pernah terjadi.     

Terdengar suara tabrakan di depan mereka, dan seekor monster iblis raksasa tampak menembus ombak, lalu melayang di permukaan air. Itu adalah Kaisar Penyu yang membawa mereka kemari sebelumnya.     

Dia memandang semua orang dan berkata, "Ikutlah denganku."     

Setelah mengatakan hal ini, dia berbalik dan kembali mengarungi laut. Semua orang mengeluarkan perahu dan mengikutinya dari belakang. Di sepanjang perjalanan, Ye Futian bisa merasakan banyak orang menatapnya.     

Kultivator berbakat selalu memicu kecemburuan dari orang lain.     

Apalagi, kini dia memiliki semua buah dari Pohon Pemahaman Ilahi. Sudah jelas dia akan menarik banyak perhatian.     

Jika mereka tidak berada di Sea of the Path, melainkan di Istana Divine, mungkin saat ini dia sedang menjalani pertarungan.     

Begitu mereka pergi, tidak ada lagi peraturan yang menghalangi mereka. Orang-orang bahkan bisa menggunakan peralatan ritual tingkat Renhuang. Dan semua orang yang berada di sana sangat kuat dan memiliki beberapa peralatan ritual yang menakjubkan.     

"Apakah kita akan pergi ke Istana Divine?" Ye Futian bertanya pada Wan Shouyi.     

Wan Shouyi mengangguk, "Ya. Apakah kau tidak ingin pergi kesana dan melihat tempat yang legendaris itu?"     

Ye Futian memandang ke kejauhan. Di sana, dia samar-samar bisa melihat sebuah istana surgawi. Sama seperti sebelumnya; rasanya istana itu tampak seperti sebuah ilusi namun terasa begitu nyata.     

"Kita akan segera sampai di sana." Di depan mereka, Kaisar Penyu itu mempercepat pergerakannya, melayang di atas ombak. Dia bergerak menuju ke tempat yang dilihat oleh Ye Futian.     

Semua orang juga melihatnya. Selain murid-murid dari Istana Divine, semua orang merasa penasaran. Mereka semua memiliki ekspektasi tersendiri tentang tempat tersebut.     

"Tentu saja," jawab Ye Futian sambil tersenyum pada Wan Shouyi. Dia ingin mengunjungi Istana Divine.     

Ketika mereka semakin mendekat, mereka sudah bisa melihat sebuah pulau mistis muncul dari dalam Sea of the Path.     

Ini adalah pulau dimana tempat suci nomor satu untuk berkultivasi di Dunia Higher Heavens berada, yaitu Istana Divine Shangxiao!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.