Legenda Futian

Baru Saja Tiba



Baru Saja Tiba

2Sembilan Dunia Jalur Supremasi berperan sebagai titik pusat di Tiga Ribu Dunia dari Jalur Agung.     
0

Dunia Heavenly Mandate adalah salah satu dari sembilan dunia tersebut.     

Ada banyak kultivator yang dapat ditemukan di antara populasi dari Dunia Heavenly Mandate yang begitu besar.     

Banyak Renhuang mendirikan klan dan pasukan mereka sendiri di dunia tersebut karena tempat seperti itu sangat istimewa, dimana mereka dapat membangun ortodoksi dan mengembangkan kultivasi mereka sendiri.     

Terdapat beberapa pasukan-pasukan besar yang jauh mengungguli pasukan lainnya di dunia tersebut, dimana mereka memposisikan diri sebagai pasukan-pasukan terkuat. Mereka mengejar supremasi dan keagungan, yang juga merupakan tujuan akhir bagi semua Renhuang.     

Terdapat begitu banyak wilayah di dalam Dunia Heavenly Mandate dan setiap wilayah sangatlah luas, dengan populasi kultivator mencapai ratusan juta di masing-masing wilayah.     

Mereka adalah sosok-sosok tingkat Renhuang yang berkuasa di atas segalanya, tetapi ada juga banyak kultivator lemah yang berkumpul di tempat-tempat yang tidak dikenal.     

Tapi tentu saja, populasi yang begitu padat dapat ditemukan di suatu tempat. Mereka berjuang di tengah-tengah lingkungan yang kejam saat mereka berusaha untuk terus berkembang dan meraih pencapaian tersendiri.     

Klan Pedang Surgawi Li, Klan Pembunuh Iblis, Klan Yun dari Kota Luo adalah contohnya. Mereka semua adalah pasukan terkuat di wilayah masing-masing, tetapi mereka masih terus berjuang untuk bisa berkembang dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.     

Namun, hal itu terbukti merupakan sebuah tantangan yang sulit untuk dilakukan.     

Pada saat itu, di atas langit dari Gunung Buzhou, para kultivator dari tiga pasukan besar sedang berhadapan satu sama lain di sekitar gunung tersebut.     

Aura pedang memenuhi langit di atas gunung kuno tersebut, seolah-olah pedang suci yang tak terhitung jumlahnya sedang berputar-putar di atas langit. Selain itu terdapat sekelompok orang di suatu tempat terlihat membawa pedang kuno di punggung mereka, dimana aura pedang mereka menyebar di area yang begitu luas. Kekuatan mereka, yang berasal dari Jalur Agung, sangatlah mengerikan.     

Di tempat lainnya, terdapat sekelompok orang yang mengenakan pakaian berwarna emas. Kekuatan dari Jalur Agung milik mereka menyelimuti seluruh area saat aura mereka terpancar keluar, seolah-olah kumpulan cincin emas telah ditembakkan ke udara dan bertabrakan dengan aura pedang tersebut, meskipun tabrakan itu tak kasat mata.     

Sementara itu di tempat lainnya, sekelompok orang memancarkan aura mengerikan yang telah menyelimuti area di sekitar mereka, sama seperti dua kelompok lainnya.     

Tiga pasukan itu tampaknya sedang berselisih satu sama lain. Mereka semua menginginkan gunung itu untuk kepentingan pasukan mereka sendiri, atau lebih tepatnya, sebuah bagian dari tebing yang terpotong.     

Potongan tebing itu tampaknya berisi sebuah lukisan dinding raksasa, yang entah bagaimana juga tampak seperti sebuah patung.     

Aura Jalur Agung yang terpancar dari tebing itu tampaknya mengisyaratkan bahwa tebing itu ditinggalkan oleh seorang Renhuang.     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa ketiga pasukan itu bertarung untuk memperebutkan benda tersebut.     

"Kami dari Klan Pedang Surgawi Li akan mengambil lukisan dinding tersebut." Wanita yang memimpin kelompok dari Klan Pedang Surgawi Li saat ini melangkah ke depan. Nada bicaranya sedingin es dan aura pedangnya menyebar ke seluruh penjuru langit saat dia menyatakan hal tersebut pada dua orang yang berdiri di hadapannya.     

"Pertama-tama kita akan lihat apakah kalian dapat mengambilnya atau tidak." Para kultivator dari Klan Pembunuh Iblis menanggapi pernyataan tersebut. Kemudian terdengar suara berdentang yang keras dan aura pedangnya sepertinya akan bertabrakan dengan aura yang terpancar dari kultivator tersebut.     

Para kultivator dari Klan Pedang Surgawi Li dikenal karena kemampuan bertarung mereka yang tak tertandingi, namun para kultivator dari Klan Pembunuh Iblis menguasai metode kultivasi yang sangat mengerikan. Mereka tidak akan menyerahkan peninggalan seorang Renhuang pada orang lain begitu saja.     

Ada banyak puing-puing atau reruntuhan yang ditinggalkan oleh Renhuang di seluruh penjuru Dunia Heavenly Mandate, dan tempat-tempat itu selalu menjadi sasaran bagi berbagai macam pasukan, dan menjadi alasan mengapa mereka saling bertarung satu sama lain.     

Reruntuhan maupun benda-benda itu digunakan untuk kepentingan kultivasi, serta beberapa kegunaan lainnya.     

Di sisi lain, para kultivator dari Klan Yun tidak mengatakan apa-apa, namun aura yang terpancar dari tubuh mereka masih sama mengerikannya dan menyelimuti tempat tersebut. Mereka sedang bersiap-siap untuk berperang.     

Namun, pada saat itu, seberkas cahaya yang menyilaukan melesat dari atas langit dan menghantam permukaan tanah sebelum ada di antara mereka yang bisa bereaksi. Cahaya itu menembus aura dari Jalur Agung yang menyelimuti area tersebut, dan menghantam gunung tempat mereka berada.     

Ekspresi dari kerumunan orang itu sedikit berubah setelah mereka bereaksi terhadap apa yang sedang terjadi. Tatapan mata mereka tertuju pada sinar cahaya tersebut, sebelum mereka mendengar suara gemuruh yang menunjukkan bahwa ada bagian gunung yang runtuh.     

Ketika mereka melihat dimana sinar cahaya itu mendarat, wajah semua orang dipenuhi oleh amarah dan mereka tampak sangat muram.     

Lukisan dinding yang mereka perebutkan, kini hancur berkeping-keping.     

Lukisan dinding itu memiliki ukiran yang diwariskan secara pribadi oleh seorang Renhuang, dimana lukisan itu berisi aura dari Jalur Agung milik seorang Renhuang. Namun, benda itu sebenarnya bukanlah semacam peralatan ritual atau pusaka dan memang cukup rapuh. Ukiran-ukiran itu telah menghilang begitu lukisan dinding tersebut hancur, begitu pula dengan aura dari Jalur Agung di dalamnya.     

"Lukisan dinding itu hancur?" Tatapan mata orang-orang di antara kerumunan itu tampak tercengang dan jantung mereka berdegup kencang.     

Tampaknya semua orang merasa terkejut dengan apa yang telah terjadi.     

Mereka semua bertanya-tanya sinar cahaya macam apa yang telah menghancurkan lukisan dinding tersebut.     

Saat ini, seseorang muncul dari puing-puing lukisan dinding yang telah hancur. Pakaiannya compang-camping dan penampilannya tampak berantakan. Hanya satu orang yang muncul di sana.     

Sosok itu sepertinya masih terlihat linglung. Dia menggelengkan kepalanya sejenak dan rambutnya yang berwarna abu-abu berkibar di udara. Kemudian dia memandang ke sekelilingnya dan mendapati tatapan mata penuh amarah dan sedingin es tertuju padanya.     

Sosok berambut abu-abu itu tidak lain adalah Ye Futian, yang berasal dari Dunia Naga Merah.     

"Dimana yang lainnya?" Ye Futian memandang ke sekelilingnya. Tidak ada satu-pun rekannya yang berada di sekitarnya. Dia teringat ketika mereka melintasi ruang dan waktu, sepertinya dia samar-samar melihat satu sosok yang sangat kuat secara kebetulan berpapasan dengan mereka dan berniat untuk menghadang Jalur Agung ruang dan waktu yang melintas di udara. Meskipun sosok itu terlambat untuk melakukannya, namun tetap saja dia berhasil memotong Jalur Agung ruang dan waktu yang baru saja akan terbuka, sehingga memecah belah jalur mereka.     

Kemudian segala sesuatunya terjadi hingga titik ini.     

"Apakah tempat ini adalah Dunia Heavenly Mandate?" Ye Futian bergumam pada dirinya sendiri. Dia tidak tahu apakah dia telah mencapai tempat tujuannya atau tidak. Sosok itu mungkin adalah seorang kultivator tingkat Renhuang. Kalau tidak, sosok itu tidak akan bisa mengacaukan Jalur Agung ruang dan waktu sebesar itu.     

Mereka pasti telah bertemu dengan sosok itu saat mereka melintasi ruang dan waktu, dimana sosok itu ingin menghadang mereka dan mencari tahu identitas mereka. Namun pada akhirnya, sosok itu tidak mampu melakukannya, karena energi yang mengirim mereka kemari, yang berasal dari matriks raksasa ruang dan waktu itu sangatlah mengerikan.     

Tapi kembali lagi, Ye Futian menyadari bahwa sepertinya dia tidak punya waktu untuk mencari tahu dimana dia berada sekarang. Prioritas utamanya saat ini adalah untuk tetap bertahan hidup.     

Semua tatapan mata yang tertuju ke arahnya itu tampaknya mengisyaratkan bahwa mereka ingin membunuhnya di tempatnya berdiri saat ini.     

Setelah menenangkan diri, dia menangkupkan tangannya dan berkata pada ketiga pasukan tersebut, "Saya mengalami masalah saat sedang melakukan teleportasi. Saya minta maaf karena telah menyusahkan kalian semua."     

Dia berniat untuk pergi setelah mengatakan hal tersebut.     

Namun, dia bisa merasakan aura pedang yang mengerikan melesat melewati tubuhnya begitu dia menggerakkan kakinya. Aura pedang itu sangat tajam dan keinginan membunuh yang mengerikan dari pedang itu menyelimuti tubuhnya. Sementara aliran pedang yang berdentang di atas langit tampaknya mampu membunuhnya di tempatnya berdiri, sehingga memaksanya untuk tetap berada di tempatnya.     

Semua orang yang berada di sana memancarkan aura yang sangat kuat. Bahkan ada beberapa di antara mereka yang merupakan Saint tingkat Flawless Holiness.     

"Kau pikir kau bisa pergi begitu saja?" Seorang kultivator dari Klan Pembunuh Iblis bertanya dengan ekspresi dingin di wajahnya. Pemimpin kelompok itu tampak mengintimidasi saat dia menatap ke arah Ye Futian yang berada di bawah. Kemudian dia mengalihkan perhatiannya pada dua pasukan lainnya dan melanjutkan kata-katanya, "Sepertinya emosi kita telah terbuang sia-sia. Menurutmu, bagaimana sebaiknya kita menangani masalah ini?"     

Orang yang baru saja bicara mengalihkan perhatiannya pada pemimpin dari Klan Pedang Surgawi Li, dimana dia merupakan seorang wanita cantik yang mengenakan pakaian sederhana. Pakaiannya yang ketat tampak polos dan tanpa hiasan apa-pun, sehingga membuat penampilannya tampak menakjubkan saat aura pedang berputar-putar di sekitarnya.     

Tatapan matanya sedingin es saat dia memandang ke arah Ye Futian.     

"Kau memiliki pusaka tingkat Renhuang?" Wanita itu bertanya dengan nada dingin.     

Ye Futian mengerutkan keningnya dan menjawab, "Tidak, aku tidak punya."     

Tentu saja dia langsung menyangkalnya. Jika dia ragu-ragu, maka orang-orang itu akan mencurigainya.     

"Serahkan semua barang berharga yang kau miliki. Jika salah satu di antaranya setara dengan pusaka tingkat Renhuang, kau bisa pergi hidup-hidup." Nada bicara Li Ruoshuang terdengar sedingin es saat dia melanjutkan kata-katanya, "Kalau tidak, habisi nyawamu sendiri sekarang juga."     

Dia sangat terobsesi pada benda yang diwariskan oleh seorang Renhuang tersebut.     

Namun benda itu pada akhirnya dihancurkan oleh Ye Futian.     

"Semuanya telah terjadi. Apa gunanya membunuh pria ini? Dia hanyalah seorang pria tidak beruntung yang mengalami masalah saat melakukan teleportasi. Biarkan saja dia pergi." ujar seorang Tetua dari Klan Yun di Kota Luo. Lagipula tidak ada gunanya mempermasalahkan hal yang telah terjadi.     

Bahkan jika proses teleportasinya mengalami masalah, dia tahu bahwa Ye Futian pasti bukanlah seseorang yang berasal dari pasukan besar, dan tidak ada gunanya memojokkannya seperti ini. Lebih baik mereka membiarkannya pergi.     

"Anda memang sangat baik hati, Tetua Yun. Tetapi siapa yang akan bertanggung jawab atas peninggalan Renhuang yang telah hancur itu?" Li Ruoshuang terus berbicara dengan nada dingin.     

Dari sudut pandangnya, benda yang telah hancur itu adalah miliknya.     

Hancurnya benda itu akan sangat mempengaruhi rencananya di masa depan.     

"Memangnya kenapa jika kau membunuhnya?" Kemudian Tetua Yun melanjutkan kata-katanya, "Li Ruoshuang, kau memiliki bakat yang luar biasa dan kau adalah sosok yang memiliki potensi langka di antara para kultivator dari Klan Pedang Surgawi Li. Sangat disayangkan bahwa pola pikirmu terlalu brutal dan tak berperasaan, selain itu kau terlalu terpaku pada ilmu pedang."     

"Omong kosong," jawab Li Ruoshuang dengan nada dingin. Tatapan matanya tidak tertuju pada Tetua Yun, seolah-olah Tetua itu tidak layak mendapatkan perhatiannya.     

Para kultivator yang berada di sampingnya mulai bergerak dan berjalan menuju Ye Futian begitu dia selesai berbicara.     

Aura pedang yang dingin kini menyelimuti tubuh Ye Futian, disertai dengan keinginan membunuh yang luar biasa. Dapat terlihat dengan jelas bahwa mereka tidak main-main, dan mereka benar-benar ingin Ye Futian membayar kerugian mereka dengan nyawanya.     

Ye Futian mengerutkan keningnya. Meskipun memang benar bahwa dia dapat disalahkan atas insiden itu, namun dia tidak sengaja melakukannya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa saat itu.     

Berdasarkan perbincangan antara orang-orang itu, dia menyadari bahwa dia tampaknya telah menghancurkan sebuah lukisan dinding yang ditinggalkan oleh seorang Renhuang.     

"Meskipun aku tidak memiliki pusaka tingkat Renhuang, aku akan berusaha menebusnya dengan segenap kemampuanku," ujar Ye Futian sambil memandang ke arah wanita tersebut.     

Li Ruoshuang tidak tergerak oleh kata-katanya. Tatapan matanya tetap sedingin es saat dia berkata, "Ambil segala sesuatu yang ada di dalam cincin penyimpanannya."     

"Li Ruoshuang, sepertinya kami dari Klan Pembunuh Iblis juga mendapatkan bagian," ujar sang kultivator dari Klan Pembunuh Iblis. Kemudian beberapa bawahannya melangkah keluar dan mereka juga berjalan menuju Ye Futian.     

Ekspresi mereka tampak datar. Tidak ada sedikit-pun rasa kasihan di dalam mata mereka saat mereka memandang Ye Futian, yang ada hanyalah ketidakpedulian yang dingin.     

Ye Futian bisa merasakan bahwa tubuhnya sedang diselimuti oleh keinginan membunuh dan kini dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Kemudian dia memancarkan auranya dan merasakan aura dari Jalur Agung di sekitarnya.     

"Dia seorang Saint tingkat True Self?" Mereka yang telah merasakan aura Ye Futian tampak bingung. Ye Futian masih terlihat relatif muda dan entah bagaimana mereka tidak bisa memahami mengapa dia sudah berada di tingkat Plane setinggi itu.     

Seorang Tetua dari Klan Pedang Surgawi Li, yang juga seorang Saint tingkat True Self, melangkah ke depan dan aura pedangnya terlihat begitu mengerikan. Tidak lama kemudian, tampaknya aura pedang itu telah berubah menjadi sebilah pedang.     

Dia tiba tepat di hadapan Ye Futian dalam sekejap dan melancarkan serangan dengan jarinya. Pedang yang berada di ujung jarinya mengalir, dan dalam sekejap, aura pedang dari Jalur Agung menerjang ke arah mereka seperti sebuah sungai surgawi dan berniat untuk mengakhiri nyawa Ye Futian saat itu juga.     

*Boom* Namun pada saat yang bersamaan, cahaya bintang menjalar ke sekujur tubuh Ye Futian. Sosok Petarung Bintang miliknya bersinar terang. Kemudian dia mengangkat lengannya dan dia juga mengerahkan jarinya ke depan, hingga akhirnya bertabrakan dengan lawannya tanpa tergoyahkan sedikit-pun dari tempatnya.     

"Kau ingin mati rupanya."     

Tetua itu bergumam saat dia menunjuk dengan jarinya. Aura pedang pembunuh yang tak terhitung jumlahnya mengoyak ruang hampa saat dia menunjuk ke satu arah tertentu.     

Pada saat yang bersamaan, jari Ye Futian juga mencapai targetnya—jari lawannya.     

*Boom, Boom, Boom* Kekuatan Entropi yang sangat mengerikan langsung menjalar ke dalam jari lawannya dan menghancurkannya dalam sekejap. Gelombang kekuatan itu mengalir hingga mencapai lengan sang Tetua dan menyebar ke dalam tubuhnya.     

Tidak lama kemudian, terdengar suara gemuruh yang keras, kemudian rentetan suara ledakan terdengar di dalam tubuhnya. Punggungnya seperti telah ditembus oleh suatu kekuatan dan semua organ dalamnya terus menerus dihancurkan.     

Pada saat itu, tatapan matanya terpaku ke arah Ye Futian.     

Ye Futian menarik kembali jarinya dan menyaksikan lawannya perlahan-lahan jatuh ke permukaan tanah.     

Dia hanya membutuhkan satu serangan jari untuk membunuh lawannya,     

Dia baru saja tiba di dunia ini, dan dia telah membunuh seorang Saint.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.