Legenda Futian

Kekalahan



Kekalahan

3Di medan pertempuran yang berada di udara, Gai Huang telah mengalahkan Shen Tianzhan dan Wu Yong seorang diri, dimana keduanya berada di tingkat Nirvana.     1

Gai Huang sangat terkenal, dan dia adalah salah satu sosok terbaik di antara para Saint tingkat Nirvana yang ada di Dunia Naga Merah. Dia dianggap sebagai sosok yang sangat mengerikan, karena dia disebut-sebut sebagai sosok yang berdiri di puncak Saint Plane. Dia sangat kuat sehingga dia akan mampu mendapatkan reputasi yang luar biasa di dunia mana-pun yang berada di dalam Wilayah Naga Merah.     

Namun, karena hutang yang dia miliki terhadap Pelayan Kesembilan, dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berlatih di Kota Kekaisaran Kuno dan sudah dianggap sebagai salah satu anggota dari kota tersebut oleh semua orang di Dunia Naga Merah.     

Dia sangat menghormati Xing Kai, dimana dia berharap bahwa Xing Kai akan mampu melanjutkan kejayaan Kaisar Zhan dan mencapai Renhuang Plane.     

Meskipun Xing Kai bukanlah seseorang yang dia bimbing secara pribadi, dia telah menyaksikan pemuda itu tumbuh besar.     

Namun, terdapat dua sosok yang mampu mengancam keberadaan Xing Kai di Perjamuan Persik.     

Ye Futian berhasil mengalahkan Xing Kai dalam dua pertempuran secara berturut-turut.     

Meskipun Gai Huang mengkhawatirkan Xing Kai, namun keputusan pemuda itu untuk bertarung melawan Ye Futian membuatnya sadar bahwa dia tidak perlu mengkhawatirkan Xing Kai.     

Xing Kai mengetahui apa yang dia butuhkan. Dia adalah orang yang paling memahami pikirannya sendiri.     

Dia tidak dapat menerima fakta bahwa Ye Futian berhasil mengalahkannya dan pemikiran bahwa Ye Futian mampu melampauinya di masa depan. Karena itulah, dia memutuskan untuk melenyapkan Ye Futian, membuat perkembangan kultivasinya menjadi tak terganggu dengan cara membunuh Ye Futian.     

Sejak awal, kedua pria itu tidak memiliki hubungan baik satu sama lain. Xing Kai berpikir bahwa jika dia melakukan upaya pembunuhan selama 'sesi latihan' di Kota Naga Merah, istana kekaisaran tidak akan berani melakukan apa-pun terhadapnya.     

Bagaimanapun juga, sang pemenang akan mendapatkan semua keuntungan.     

Jika Ye Futian tewas, itu tidak akan menjadi sebuah masalah yang besar.     

Tidak perlu diragukan lagi bahwa Xing Kai telah memanfaatkan peluang terbaik untuk bertindak.     

Gai Huang tidak akan melakukan apa-pun yang tidak menguntungkan Xing Kai. Dan bukan hanya dia saja, karena semua orang dari Kota Kekaisaran Kuno akan melakukan hal yang sama, dimana mereka akan memastikan bahwa Xing Kai mampu membunuh Ye Futian di tempat.     

Namun, Wu Yong dan Shen Tianzhan tidak membiarkan kultivator lainnya ikut campur saat mereka melihat Ye Futian dan Yu Sheng bertarung bersama-sama. Dua Tetua itu tidak bergegas turun tangan untuk membantu junior mereka. Mereka memilih untuk bertarung melawan Gai Huang dan menahannya di medan pertempuran tersebut.     

Baik Wu Yong maupun Shen Tianzhan sangat percaya pada kekuatan Ye Futian.     

Ditambah lagi, Wu Yong percaya bahwa meskipun Ye Futian telah menerima konsekuensi yang mengerikan saat dia memanggil Kaisar Kua kala itu, semua orang mengetahui bahwa hal itu bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh Ye Futian sesuka hati. Meskipun demikian, dia bisa saja melakukannya sekali lagi jika nyawanya kembali terancam.     

Tetapi sudah jelas bahwa hal itu hanya akan terjadi ketika dia benar-benar membutuhkan kekuatan sebesar itu.     

Saat ini, terdapat tiga orang yang berada di atas medan pertempuran.     

Xing Kai mengerutkan keningnya. Dia bisa merasakan bahwa kekuatan Yu Sheng dan Ye Futian semakin meningkat.     

Tidak ada satu-pun dari mereka yang menunjukkan tanda-tanda kelelahan atau ketakutan karena telah terpojok. Keduanya malah mengamuk.     

Kapak iblis milik Yu Sheng terus menerus diayunkan. Setiap serangan yang dilancarkan olehnya terasa seperti seorang iblis mencoba untuk membelah langit dan memotong ruang hampa saat itu juga.     

Sementara itu, Tombak Ruang dan Waktu milik Ye Futian menjadi semakin kuat. Setiap serangan yang dikeluarkan disertai dengan ledakan kekuatan yang dahsyat. Cahaya dari kekuatan Deed of Thorough Comprehension pada tubuhnya menjadi semakin kuat. Kekuatan itu tampaknya telah membakar Jalur Agung di sekitar mereka.     

Serangan dari kedua pria itu menjadi semakin menyulitkan bagi Xing Kai.     

Xing Kai, yang telah menjadi seorang Saint tingkat True Self, kini sedang ditekan oleh rentetan serangan dari dua kultivator dengan tingkat Plane yang lebih rendah darinya.     

Xing Kai bukanlah sosok yang akan repot-repot bertarung melawan siapa-pun dengan tingkat Plane yang lebih rendah darinya, karena dia mampu mengalahkan mereka dengan mudah.     

Namun, Ye Futian adalah orang yang memaksanya bertarung. Sehingga dia layak membuatnya bertarung melawan kultivator dengan tingkat Plane yang lebih rendah darinya.     

Tapi kembali lagi, Xing Kai sama sekali tidak menyangka bahwa dia tidak mampu mengalahkan keduanya dengan mudah. Sebaliknya, dia mulai merasakan ancaman yang membayangi dirinya dari mereka berdua.     

*Boom* Kapak itu kembali diayunkan. Suasana di atas langit terasa seolah-olah semua iblis telah kembali menjadi satu kesatuan, bergabung menjadi bayangan seorang iblis raksasa yang mengerikan, dimana sosoknya saling tumpang tindih dengan tubuh Yu Sheng. Aura iblis yang tak berbatas menyebar di area sekitar mereka saat kapak itu diayunkan. Kapak-kapak iblis itu mengoyak langit pada saat yang bersamaan, terutama kapak yang sangat mengerikan di bagian tengah, yang mencoba untuk mencabik-cabik tubuh Xing Kai.     

Xing Kai, yang telah berubah bentuk menjadi seorang dewa perang, kini berteriak kencang. Aura petarung terpancar di sekujur tubuh Xing Kai, dan auranya dikerahkan ke tingkat maksimal. Kemudian dia melangkah ke depan, dan sepertinya bayangan dewa perang satu per satu melesat keluar dari tubuhnya. Setiap bayangan itu tampak menyerupai dirinya.     

Hal yang lebih mengerikan adalah, setiap bayangan dewa perang itu diperkuat oleh kekuatan aura spiritual yang sangat mengerikan. Seolah-olah semua bayangan itu adalah tubuh ganda dari Xing Kai.     

Bayangan-bayangan itu mengerahkan segel-segel suci pada saat yang bersamaan. Area di sekitar mereka terus bergetar, dimana semua segel itu kini berubah menjadi rentetan gelombang yang menerjang ke depan, hingga akhirnya bertabrakan dengan kapak milik Yu Sheng. Serangan itu mengoyak cahaya dari tombak tersebut. Kemudian gelombang itu akhirnya menangkis serangan terkuat yang dimiliki oleh Yu Sheng, sehingga menyebabkan tombak itu bergetar tanpa henti.     

Perasaan semua orang yang menyaksikan pertempuran itu terguncang. Tiga kultivator yang sedang bertarung di atas sana memang sangat mengerikan.     

Masing-masing dari mereka memiliki serangan-serangan yang dahsyat, ketahanan fisik yang luar biasa, dan aura spiritual yang kokoh. Mereka bertiga memiliki kemampuan bertarung jarak dekat yang tak tertandingi.     

Pertempuran ini berlangsung dengan cara mata dibalas mata.     

Hanya segelintir orang yang mampu menangkis serangan dari seseorang sekuat Yu Sheng, dimana kapak iblisnya diayunkan dengan membawa kekuatan yang mampu meratakan gunung di dalamnya.     

Jika Xing Kai berada di tingkat Proving Holiness alih-alih di tingkat True Self, mungkin dia tidak akan bisa menghentikan satu serangan yang luar biasa dari Yu Sheng itu, yang tidak memberikan belas kasihan maupun jalan keluar untuk targetnya.     

Jika Xing Kai hanya menghadapi Yu Sheng, dia masih bisa menanganinya dengan baik.     

Tingkat Plane miliknya jelas lebih tinggi, dan itu bukanlah sesuatu yang bisa diatasi melalui trik dan kemampuan saja. Ditambah lagi, Xing Kai adalah keturunan dari seorang Renhuang, dia mewarisi Aura Petarung Penghukum Langit, yang membuatnya nyaris tak tertandingi di Dunia Naga Merah.     

Namun, pada saat ini, Xing Kai terus menerus ditekan.     

Itu karena dia tidak hanya bertarung melawan Yu Sheng.     

Aliran aura yang dahsyat menyebar ke seluruh tempat ketika serangan-serangan dari kedua pria itu bertabrakan satu sama lain.     

Namun, pada saat itu, sebuah badai yang mengerikan muncul di tengah-tengah medan pertempuran yang kacau tersebut. Tombak Ruang dan Waktu dikerahkan dalam sekejap.     

Cahaya bintang-bintang berkilauan ketika tombak itu dikerahkan, yang bersinar terang di atas langit, lalu menghantam sosok dewa perang milik Xing Kai.     

Suara gemuruh terus menerus terdengar. Tombak itu menghantam pertahanan Xing Kai. Di sisi lain, Xing Kai bergegas melancarkan serangan setelah suara gemuruh terdengar di area tersebut. Serangan yang dilancarkan oleh Ye Futian menembus kekuatan pertahanan milik Xing Kai dan terus bergejolak.     

Xing Kai mengerutkan keningnya dan mengambil satu langkah ke depan. Cahaya dari Jalur Agung langsung membentuk tirai-tirai pertahanan, berusaha menghentikan serangan Ye Futian. Meskipun begitu, suara gemuruh itu tetap saja terdengar.     

"Apa yang..." Banyak orang yang menyaksikan pertempuran itu tampak tertegun.     

Serangan yang dilancarkan oleh Ye Futian itu berhasil menembus pertahanan Xing Kai.     

Hal itu tidak pernah terjadi sebelumnya.     

Sepertinya situasi telah berbalik tanpa ada seorang-pun yang menyadarinya.     

Ada banyak orang yang menghadiri Perjamuan Persik di antara kerumunan penonton ini. Mereka telah pergi sebelumnya, tetapi mereka memutuskan untuk kembali dan menyaksikan pertempuran setelah merasakan aura mengerikan yang berasal dari area tersebut.     

Mereka semua saling memandang satu sama lain dan tampak terkejut. Terutama mereka yang berlatih di Istana Regional.     

Mereka mengetahui betapa kuatnya Xing Kai.     

"Kekuatan dari serangan Ye Futian masih terus meningkat. Setiap serangan menjadi lebih kuat dari serangan sebelumnya. Xing Kai menghadapi Yu Sheng dan Ye Futian sekaligus, yang menjadi semakin kuat seiring berjalannya waktu. Jika situasi ini terus berlanjut, maka tidak lama lagi kita akan menyaksikan sebuah pertempuran yang sangat sengit," Pei Min berkomentar.     

Kemampuan bertarung Ye Futian sangat mengejutkannya.     

Meskipun dirinya dan Xing Kai berlatih di Istana Regional, dan keduanya berada di tingkat Plane yang sama, pada kenyataannya mereka tidak pernah bertarung sebelumnya. Dia bergabung dengan Istana Regional lebih dulu daripada Xing Kai. Bahkan, dia dapat dianggap sebagai kakak senior dari Xing Kai. Keduanya berada di tingkat Plane yang sama karena Xing Kai berhasil menyamai tingkat Plane-nya.     

"Sejak awal Xing Kai telah meningkatkan semua kekuatannya dengan menggunakan Aura Petarung Penghukum Langit, sementara Ye Futian dan Yu Sheng menjadi semakin kuat selama pertarungan berlangsung. Jika situasi ini terus terjadi, maka Xing Kai akan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan," Xie Qingshan melipat tangannya dan berkata sambil tersenyum.     

Ini memang menarik. Dua Saint tingkat Proving Holiness terbukti mampu menjadi ancaman bagi Xing Kai.     

Sebelum Ye Futian dan Yu Sheng bertarung, semua orang akan memikirkan orang-orang seperti Pei Min, Xie Qingshan, atau Luo Yang ketika mereka menebak-nebak siapa kultivator dari generasi yang sama dengan Xing Kai yang mampu menghadapinya.     

Namun, Ye Futian dan Yu Sheng muncul secara tiba-tiba dan menarik perhatian semua orang dengan mengalahkan Xing Kai dalam sekejap.     

"Namun akan sangat sulit untuk terus meningkatkan kekuatan tanpa adanya batasan. Proses ini perlu dilakukan beberapa kali sebelum mereka benar-benar dapat mengancam Xing Kai," jawab Pei Min secara telepati. Xie Qingshan tersenyum dan mengangguk. Tentu saja dia juga memahami hal tersebut.     

Apa yang sedang mereka lakukan mirip dengan Pei Min, yang merupakan seorang pendekar pedang.     

Namun, Pei Min, yang merupakan seorang Saint yang berspesialisasi dalam ilmu pedang, akan tetap memiliki batasan. Tidak mungkin kekuatannya akan terus meningkat. Dia akan menjadi sosok yang tak terkalahkan jika dia mampu melakukan hal tersebut.     

Kapak Yu Sheng terus menerus diayunkan. Setelah suara gemuruh lainnya terdengar, Xing Kai tidak lagi bergerak ke depan. Dia telah terhempas ke belakang oleh kekuatan dari serangan tersebut. Sudah jelas bahwa saat ini dia benar-benar bisa merasakan tekanan tersebut.     

Setelah itu, seberkas cahaya yang sangat menyilaukan menembus langit seperti sebuah bintang yang melesat melintasi langit. Serangan yang berasal dari tombak itu tiba tepat setelah serangan Yu Sheng, dimana kombinasi serangan yang mereka lakukan nyaris sempurna.     

Xing Kai langsung mengerahkan sebuah jejak telapak tangan raksasa sebelum dia sempat menstabilkan tubuhnya. Pada saat itu terdengar suara gemuruh dari medan pertempuran. Tombak Ruang dan Waktu telah menghancurkan jejak telapak tangan tersebut dalam sekejap saat tombak itu terus bergerak menuju sosok dewa perang milik Xing Kai.     

*Boom* Sebuah perwujudan dari aura telah terbentuk, dan tombak itu melesat melintasi ruang hampa. Cahaya dari tombak itu tiba, dan terdengar suara gemuruh yang keras. Dalam sekejap, sosok petarung milik Xing Kai dihancurkan hingga tak bersisa.     

Kemudian tubuh Xing Kai terlempar ke belakang. Dia dipaksa mundur oleh Ye Futian dan Yu Sheng.     

"Kekuatan mereka benar-benar terus meningkat. Ditambah lagi, serangan itu mengandung kekuatan penghancur yang dahsyat sekaligus kekuatan pengoyak yang sangat mengerikan. Teknik tombak macam apa itu?" Banyak orang yang mampu membaca situasi yang telah terjadi dengan merasa terguncang.     

Mereka terkejut saat menyadari bahwa kekuatan serangan dari Tombak Ruang dan Waktu milik Ye Futian masih terus meningkat.     

Apakah kekuatan dari serangannya akan terus meningkat?     

Ekspresi Xing Kai tampak muram dan canggung. Namun, tidak ada waktu baginya untuk berpikir macam-macam. Sepertinya langit akan runtuh di atasnya. Kapak milik Yu Sheng terus menerus diayunkan padanya, sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk mengambil napas.     

Ye Futian melangkah ke depan sementara Yu Sheng menyerang pada saat yang bersamaan.     

*Boom* Sebuah gelombang kekuatan yang sangat dahsyat menyebar di seluruh penjuru tempat. Dia merasa seolah-olah dia telah menyatu dengan Jalur Agung elemen ruang dan waktu di sekelilingnya. Tidak lama kemudian, sebuah meteor melesat melintasi langit dan mendarat di sosok dewa perang tersebut. Kekuatannya bahkan sudah bisa dirasakan sebelum dia tiba di sana.     

*Whoosh* Seberkas cahaya yang menyilaukan terpancar keluar. Saat ini, serangan-serangan yang dilancarkan oleh Ye Futian dan Yu Sheng tiba satu per satu.     

Tombak itu memancarkan cahaya yang bahkan lebih terang dari bintang-bintang. Setelah itu, bintang-bintang yang tak berbatas tampaknya telah membesar. Namun, tombak itu tampaknya mampu menghancurkan semua bintang tersebut.     

*Boom, Boom, Boom* Suara gemuruh dari benturan yang terus menerus terjadi sangat ganas. Seolah-olah sebuah segel suci dari dewa perang telah bertabrakan dengan kapak milik Yu Sheng.     

Namun, tombak yang menyusul setelahnya langsung menghantam segel yang berguncang tersebut. Dalam sekejap, cahaya yang menyilaukan bersinar, dan segel itu dihancurkan tepat di bagian tengah.     

Ditambah lagi, pergerakan dari Tombak Ruang dan waktu tidak berhenti sampai disitu saja. Sinar-sinar cahaya yang menyilaukan itu terus bergerak ke depan.     

Xing Kai berteriak, dan aura spiritualnya dikerahkan hingga tingkat maksimal, namun tubuhnya terhempas ke udara. Aura spiritualnya tampaknya berada di ambang kehancuran akibat serangan yang mengerikan tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.