Legenda Futian

Situasi Telah Berbalik



Situasi Telah Berbalik

2Xing Qiu berdiri dari permukaan tanah dan menyeka darah di sudut mulutnya, sambil menatap ke arah Yu Sheng, yang terus menerjang ke depan. Sebuah peralatan ritual terlihat di tangannya, yang memancarkan sebuah cincin cahaya yang telah menyatu dengan lengannya.     0

Dalam sekejap, cincin-cincin cahaya menyebar di sekelilingnya. Sementara aura dari Jalur Agung yang lebih kuat dari sebelumnya muncul di area tersebut. Sebuah tekanan yang menyesakkan menyebar ke segala arah dengan tubuh Xing Qiu sebagai titik pusatnya.     

Meskipun dia telah dikalahkan oleh Yu Sheng sebelumnya, dia tidak pernah menggunakan peralatan ritual untuk bertarung melawannnya.     

Namun, dia menganggap bahwa Yu Sheng sangat sulit untuk diatasi, apalagi lawannya itu memang mengincarnya. Melihat bagaimana Yu Sheng menerjang ke arahnya saat ini menunjukkan bahwa Yu Sheng ingin menghabisi nyawanya.     

Xing Qiu lahir dan dibesarkan di Kota Kekaisaran Kuno. Jarang sekali ada seseorang di Dunia Naga Merah yang berani mencoba untuk merenggut nyawanya.     

Hanya segelintir orang yang berani untuk menerima kesan buruk dari Kota Kekaisaran Kuno, kota nomor satu selain Kota Naga Merah.     

Namun, Xing Qiu dapat merasakan bahwa Yu Sheng hanyalah satu sosok orang gila dan berbeda dari semua lawan yang pernah dia temui sebelumnya. Dia telah berlatih di Istana Regional dan namanya tertera dalam Peringkat Raja Regional. Fakta bahwa dia berani melakukan sesuatu seperti ini benar-benar merupakan sebuah tindakan yang gila.     

Bertindak seenaknya sendiri, tidak peduli dengan sopan santun dan enggan untuk menahan diri, adalah cara Yu Sheng dalam menyelesaikan sesuatu.     

Aura iblis yang mengerikan telah menyebar ke seluruh area tersebut. Kemudian Xing Qiu menyaksikan sebuah jejak telapak tangan iblis raksasa yang dikerahkan padanya. Dia melangkah ke depan saat cahaya bersinar dari kedua tangannya, bertabrakan dengan serangan yang semakin mendekat.     

*Boom*     

Terdengar suara gemuruh yang keras saat jejak telapak tangan raksasa itu terkoyak.     

Yu Sheng menatap ke arah Xing Qiu dengan kedua matanya yang berwarna hitam pekat. Dia tahu bahwa lawannya telah menggunakan peralatan ritual yang kuat, sehingga kekuatan dari serangannya meningkat secara drastis.     

Namun, dia terus menerjang ke depan tanpa ragu-ragu.     

Kekuatan iblis bergejolak dan menyelimuti area tersebut. Kedua matanya berwarna hitam pekat seperti sebuah lubang yang tak berdasar.     

Ketika Xing Qiu melihat kedua mata Yu Sheng, dia merasa seolah-olah sedang menatap seorang iblis. Ini adalah dunia iblis, dan tampaknya ada sekelompok jenderal iblis yang berdiri di sekitar sang iblis. Semua jenderal iblis itu tunduk pada sang iblis tanpa ada sedikit-pun keraguan.     

Xing Qiu benar-benar bisa merasakan dorongan untuk berlutut dan menyembah sang iblis yang berada di hadapannya, seolah-olah Yu Sheng adalah perwujudan nyata dari iblis itu sendiri, menuntut agar dia berlutut dan tunduk padanya.     

Perasaan itu sungguh memalukan, tetapi juga mampu membuat siapa-pun merasa kagum.     

Segala sesuatu yang dia saksikan bukanlah sebuah ilusi. Tingkat kultivasi Xing Qiu saat ini memungkinkannya untuk bisa memastikan bahwa Yu Sheng telah dilahirkan sebagai seorang iblis. Dia ditakdirkan untuk menjadi seorang raja iblis yang memiliki kekuatan tertinggi. Pria ini juga terlatih dalam seni iblis yang mengerikan, sehingga dia dapat mendeteksi perasaan ini.     

Perlu diperhatikan bahwa Xing Qiu adalah keturunan dari seorang Renhuang, namun tetap saja dia dikalahkan oleh Yu Sheng dalam pertempuran antar aura.     

Xing Qiu jadi bertanya-tanya mengenai latar belakang yang dimiliki oleh Yu Sheng.     

Yu Sheng tidak mempedulikan pemikiran yang ada di dalam benak Xing Qiu. Aura iblisnya yang mengerikan kini membentuk beberapa tombak iblis. Kemudian dia berteriak dan mengerahkan tombak-tombak itu hingga mengoyak udara dengan membawa kekuatan yang dahsyat di dalamnya. Setiap tombak melesat menembus ruang hampa dan menimbulkan serangkaian ledakan gelombang suara. Kekuatan yang dipancarkan saat tombak-tombak itu melesat di udara membuat semua orang yang menyaksikan pemandangan itu merasa ketakutan.     

Xing Qiu juga berteriak dan mengaktifkan sosok bertarungnya, ia bergerak ke depan dan bertabrakan dengan serangan yang diarahkan padanya. Dia telah mengeluarkan peralatan ritualnya, sehingga dia tidak akan mundur begitu saja. Ditambah lagi, dia memang tidak bisa melarikan diri kemana-pun!     

Kedua pria itu bertarung dengan sengit. Tatapan mata semua orang kini beralih pada medan pertempuran tempat mereka berdua bertarung. Pertempuran antara Yu Sheng dan Xing Qiu memang tidak begitu menakjubkan jika dibandingkan dengan pertempuran yang terjadi di atas langit, dimana Saint Star Plucking dan Saint Gai sedang bertarung. Kekuatan yang ditampilkan pada kedua medan pertempuran itu jelas memiliki perbedaan yang besar, namun tetap saja Yu Sheng dan Xing Qiu adalah dua sosok yang sangat terkenal dari generasi muda.     

Mereka mungkin akan menjadi sosok-sosok seperti Saint Gai atau Saint Star Plucking di masa depan.     

Bahkan Yu Sheng mungkin akan menjadi lebih kuat dari keduanya di masa depan.     

Bagaimanapun juga, namanya tertera dalam Peringkat Raja Regional. Siapa-pun di tingkat Plane-nya saat ini yang berada di Peringkat Raja Regional dapat dianggap sebagai sosok yang nyaris tak terkalahkan.     

Bahkan orang-orang seperti Saint Star Plucking dan Saint Gai tidak pernah berhasil masuk ke dalam Peringkat Raja Regional. Itu adalah bukti betapa sulitnya mendapatkan posisi di Peringkat Raja Regional.     

Saat ini, hanya ada 18 orang Saint yang namanya tertera dalam Peringkat Raja Regional, termasuk Yu Sheng di dalamnya.     

…     

Saint Jiuyang memandang ke arah medan pertempuran lainnya.     

Dia tertegun pada pemandangan yang dia saksikan.     

Dia tidak menyangka bahwa situasinya akan menjadi seperti ini.     

Dia mengira bahwa pertempuran akan berlangsung dengan cepat, dan beralih pada pertempuran untuk memperebutkan warisan dan pusaka milik Kaisar Kua. Kota Qianye juga bukan sebuah kota yang terkenal. Ye Futian tidak akan bisa mempertahankan apa yang telah dia dapatkan. Bahkan para anggota dari Sembilan Suku dapat menyingkirkan Ye Futian dengan mudah, apalagi ada begitu banyak sosok terkemuka dari seluruh penjuru Dunia Naga Merah ikut berpartisipasi dalam pertempuran ini.     

Bahkan jika pasukan-pasukan dari Dunia Kaisar Xia bergabung dalam pertempuran, kecuali jika mereka dapat mengerahkan semua kekuatan dari dunia mereka kemari, mereka tidak akan mungkin bisa berada dalam situasi yang menguntungkan. Itu adalah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan.     

Tidak ada seorang-pun yang mengantisipasi bahwa hal seperti ini akan terjadi tepat di depan mata mereka.     

Bahkan Saint Star Plucking kini sedang bertarung melawan Saint Gai.     

Dia benar-benar tidak mampu memprediksi apa yang akan terjadi nantinya.     

Hasil akhir dari pertempuran ini benar-benar tidak bisa dipastikan. Tidak ada seorang-pun yang tahu bagaimana hasil akhirnya nanti.     

Dia pernah berpikir bahwa Ye Futian akan tewas terbunuh dalam pertempuran ini. Bahkan tidak masalah apabila dia tidak dapat mengambil pusaka tersebut. Itu adalah sebuah kesempatan yang langka, dan dia ingin mengambil kesempatan tersebut. Dia tidak peduli dengan konsekuensi yang harus dia terima, bahkan jika dia gagal mendapatkannya.     

Namun, segala sesuatunya telah berubah. Jika dia terus bertarung dan pihak Ye Futian keluar sebagai pemenangnya, maka konsekuensinya tentu akan menjadi masalah besar, apalagi melihat kekuatan yang dimiliki oleh Ye Futian saat ini.     

Konsekuensinya akan menjadi sangat mengerikan bagi pihak yang kalah.     

Setiap kultivator tingkat Nirvana seperti Saint Jiuyang saat ini merasa terguncang. Mereka semua tampak ragu-ragu. Mereka tidak bisa memutuskan apakah mereka harus terus bertarung atau mundur.     

Jika mereka memilih untuk mundur dan meninggalkan Ye Futian, maka mereka harus mengkhawatirkan adanya kemungkinan bahwa dia akan membalas dendam pada mereka semua di masa depan.     

"Ayah, sebaiknya kita mundur saja," ujar Xi Chan secara telepati pada Saint Jiuyang dari kejauhan. Dengan adanya perubahan situasi seperti ini, mereka tidak perlu melanjutkan pertempuran.     

Namun Saint Jiuyang masih ragu-ragu. Satu sosok berdiri di hadapannya, Dia adalah Yan Yuan.     

Dia berjaga tepat di hadapan Saint Jiuyang.     

Ye Futian, yang telah berubah menjadi seorang dewa perang yang berapi-api, saat ini mengalihkan pandangannya pada kultivator tingkat Nirvana yang telah menyerangnya sebelumnya.     

Kultivator tingkat Nirvana dari Kota Xiang itu datang kemari bersama Xiang Nan. Dia adalah salah satu sosok terkemuka dari Dunia Kaisar Xiang.     

Tampaknya dia berniat untuk bergabung dalam pertempuran secara diam-diam, membunuh Ye Futian dan mengambil warisan milik Kaisar Kua untuk dirinya sendiri.     

Dewa perang yang berapi-api itu kini memandang ke arah sang kultivator tingkat Nirvana dari Dunia Kaisar Xiang, yang membuat kultivator itu mengerutkan keningnya saat dia bisa merasakan ancaman yang semakin mendekatinya.     

Ye Futian menggunakan aura milik Kaisar Kua sebelum kultivator tingkat Nirvana itu mampu melancarkan serangan balasan, dimana Ye Futian membentuk sosok dari Kaisar Kua. Kultivator tingkat Nirvana itu mengumpat dalam hati. Jika dia mampu memprediksi bahwa semua ini akan terjadi, maka dia tidak akan bergabung dalam pertempuran ini.     

Dari tatapan mata sosok itu, sudah jelas bahwa kultivator tingkat Nirvana itu telah menjadi targetnya.     

Mereka masih memiliki masalah untuk diselesaikan dari pertempuran sebelumnya.     

Selama pertempuran antar Dunia Kaisar Xia dan Dunia Kaisar Li berlangsung, Xiang Nan telah membawa pasukannya ke Kota Qianye, tampaknya bertujuan untuk mengancam Ye Futian.     

Pada saat itu, permasalahan menjadi semakin rumit seiring berjalannya waktu.     

Xiang Nan, yang berada di kejauhan, sepertinya menyadari apa yang direncanakan oleh Ye Futian. Kemudian dia mengerutkan keningnya.     

Saat ini, Ye Futian telah menjadi sosok yang berbeda dari biasanya. Dia telah memanggil Kaisar Kua, yang merupakan ancaman besar bagi lawan-lawannya.     

Pada saat itu, Ye Futian dalam wujud Kaisar Kua telah mengaktifkan teknik Divine Eyes of the Sun, mengerahkan pandangan mata yang membuat kultivator tingkat Nirvana dari Kota Xiang itu merasa seolah-olah dia sedang dilahap oleh sebuah matahari yang menyilaukan. Sinar matahari mengalir ke bawah bersamaan dengan Kobaran Api Jalur Agung, membakarnya hingga hancur tak bersisa.     

*Boom*     

Terdengar suara gemuruh yang keras saat petir berderak di atas langit. Tubuhnya kini melesat di udara seperti sambaran petir.     

Ye Futian adalah satu-satunya orang yang mengetahui apa yang sedang dia hadapi saat ini. Tekanan yang dia terima dengan memanggil sosok yang menyerupai Kaisar Kua itu pada tingkat Plane-nya saat ini sangat menyulitkan baginya. Semakin besar kekuatan yang dia dapatkan, maka semakin besar pula beban yang harus ditanggungnya. Hal itu sama seperti yang diprediksi oleh banyak orang. Kesalahan sekecil apa-pun dapat dengan mudah menghancurkannya akibat efek yang ditimbulkan.     

Itulah sebabnya dia membiarkan Suku Burung Vermillion dan Suku Nanli memihaknya.     

Jika dia mampu membunuh siapa-pun yang menghalangi jalannya dengan bebas dan tidak perlu menanggung konsekuensinya, mungkin dia benar-benar telah melakukannya sekarang.     

Namun, dia mengetahui bahwa, meskipun menggunakan aura milik Kaisar Kua telah memberinya kekuatan yang luar biasa, pada akhirnya, kekuatan itu bukanlah miliknya.     

Paling tidak, dia perlu membiarkan beberapa kultivator tingkat Nirvana tetap hidup untuk menjadi pengingat bagi orang-orang yang mengincar warisan milik Kaisar Kua.     

Pada saat itu, dia mengerahkan kekuatannya hingga batas maksimal. Langit dan bumi berubah warna menjadi merah menyala. Roh Bola Api di dalam tubuhnya memancarkan cahaya yang menyilaukan. Sementara kobaran api di sekelilingnya meraung seolah-olah kobaran api itu membara seperti matahari.     

Banyak orang memandang ke arah Ye Futian dan merasa terguncang. Kekuatan itu sangat mengerikan.     

"Ayo kita pergi dari sini." Kultivator tingkat Nirvana dari Kota Xiang itu bisa merasakan betapa mengerikannya kekuatan tersebut. Kemudian dia berteriak pada Xiang Nan dan kultivator lainnya.     

"Yang Mulia, kita harus segera pergi." Beberapa sosok terkemuka membuat keputusan saat itu juga dan membawa Xiang Nan pergi dari tempat tersebut.     

Ekspresi Xiang Nan berubah dan kini dia tampak sangat muram. Tampaknya dia tidak percaya bahwa saat ini dia akan melarikan diri dari pertempuran.     

Dia berbalik dan memandang ke arah medan pertempuran, dimana dia melihat sebuah wajah raksasa muncul di atas langit. Itu adalah wajah dari Kaisar Kua!     

Kemudian sebuah lengan turun dari atas langit. Lengan raksasa itu tampaknya merupakan sebuah perwujudan dari Kobaran Api Jalur Agung. Lengan itu menutupi langit dan dikerahkan menuju sang kultivator tingkat Nirvana dari Kota Xiang.     

Kultivator itu berteriak. Sekujur tubuhnya diselimuti oleh petir saat dia melesat menembus deretan awan. Cahaya yang menyilaukan terpancar dari tubuhnya saat dia bergerak lebih cepat dari sambaran petir. Namun, aura penghancur itu semakin mendekat.     

*Boom*     

Sebuah pilar petir raksasa melesat ke arah langit, mengoyak segala sesuatu di sekitarnya.     

Lengan raksasa yang berapi-api itu dikerahkan dari atas atas, yang menyebabkan suara gemuruh terdengar dimana-mana. Sinar yang melesat ke atas langit itu bertabrakan dengan lengan tersebut. Sinar itu benar-benar membentuk sebuah celah pada lengan tersebut, berusaha untuk menghancurkannya saat itu juga.     

Lengan api itu terus memadat, membakar langit hingga berwarna merah menyala seperti kobaran api dari lava. Lengan itu terus dikerahkan ke bawah, menghancurkan pilar petir itu dengan kekuatan murni yang terkandung di dalamnya.     

"Enyahlah!" Kultivator tingkat Nirvana itu berteriak. Tubuhnya memancarkan sembilan sinar yang menyilaukan dan langsung menghantam kekuatan yang menekannya dari atas langit.     

Pemandangan itu sangat mengerikan.     

Sementara itu, Roh Bola Api di dalam tubuh Ye Futian memancarkan kekuatan yang sangat dahsyat, menyebabkan sosok Kaisar Kua beresonansi dengan area di sekitarnya. Kobaran api dikerahkan ke depan disertai dengan suara gemuruh. Sembilan sinar itu berubah menjadi sinar-sinar petir dan api, terbakar bersama dengan kobaran api yang baru saja dikeluarkan oleh sosok Kaisar Kua.     

Dalam sekejap, kobaran api yang kuat membakar langit. Kultivator tingkat Nirvana dari Kota Xiang itu tampak putus asa saat dia berkata, "Tolong ampuni nyawa saya, Tuan Ye."     

*Boom*     

Kekuatan mengerikan menyebar di area tersebut. Suara jeritan yang menyedihkan terdengar saat kultivator tingkat Nirvana itu diselimuti oleh cahaya penghancur.     

"Tidak..." Xiang Nan, yang sedang melarikan diri, berbalik pada waktu yang tepat untuk menyaksikan pemandangan yang mengerikan itu. Wajahnya kini tampak pucat.     

Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?     

Kultivator tingkat Nirvana yang mendampinginya dari Dunia Kaisar Xiang kini telah tewas terbunuh di Kota Qianye.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.