Legenda Futian

Larangan Telah Dicabut



Larangan Telah Dicabut

2Sepuluh tahun yang lalu Ye Futian telah kembali ke Kota Qingzhou. Setelah itu, berita tentang dirinya menyebar dari Kota Donghai. Ketika Feng Qingxue telah pergi meninggalkan Kota Qingzhou dan menyeberangi Laut Timur, dia sudah mengetahui ketenaran yang dimiliki oleh Ye Futian. Dia bisa menebak dengan mudah pria macam apa Pangeran Nandou tersebut. Kala itu Ye Futian masih sangat muda, namun dia sudah sangat terkenal. Sejak awal dia sudah berpikiran bahwa Ye Futian akan menjalani kehidupan yang lebih luar biasa di masa depan.      0

Meskipun Ye Futian telah melupakannya bersama dengan banyak hal di masa lalu, namun ketika dia memikirkan seperti apa statusnya sekarang, dia tetap merasa bersyukur. Dia sudah tidak berkeinginan untuk menikahinya. Tetapi mengapa dia harus bertemu dengannya setelah sekian lama dalam situasi seperti ini? Mengapa rambut dari sosok yang menakjubkan ini berubah warna menjadi abu-abu?     

Pada saat itu, akhirnya dia menyadari arti dari konsepsi artistik di dalam lagu tersebut. Terdapat kesedihan di balik sukacita. Jika dia mengetahui bahwa pertemuannya dengan Ye Futian akan menjadi seperti ini, maka lebih baik dia tidak bertemu dengannya lagi. Dia tidak menyangka bahwa pria tampan berambut abu-abu yang dirumorkan berada di tepi Danau Qingzhou adalah Ye Futian.     

Apa yang telah dia lalui sehingga penampilannya terlihat seperti ini sekarang? Dia tidak mengetahui penyebabnya, namun dia tetap bisa merasakan sakit hati yang dirasakan oleh Ye Futian. Air mata membasahi wajahnya.     

"Qingxue." Yang Xiu melihat ekspresi terkejut di wajah istrinya. Mengapa dia bereaksi hingga seperti ini saat melihat pria ini? Mungkinkah mereka saling mengenal satu sama lain? Feng Qingxue seperti tidak mendengar kata-kata suaminya saat dia terus menatap ke arah pemuda berambut abu-abu itu.     

Seolah-olah dia bisa merasakan sesuatu, pemuda berambut abu-abu itu memandang ke arah kapal tempat Feng Qingxue berada. Tatapan matanya setenang aliran air. Dia tersenyum tipis saat dia mengangguk ke arah Feng Qingxue, lalu dia berbalik dan pergi.     

Feng Qingxue ingin mengatakan sesuatu, tetapi karena Ye Futian telah pergi, pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa. Air matanya terus mengalir di wajahnya. Setelah menikah, dia menjadi sosok yang lebih tegas dari sebelumnya, dan dia bukanlah gadis yang sama seperti sebelumnya. Tapi sekarang, dalam situasi ini, sepertinya hanya air mata yang bisa mengungkapkan perasaannya.     

"Apa yang telah terjadi padamu?" Feng Qingxue berbisik pada sosok yang mulai menghilang ke kejauhan. Dia berlutut dan menangis, tampak tidak berdaya. Bagaimana bisa seseorang yang masih sangat muda dan begitu terkenal malah berakhir seperti ini? Tempat yang sesuai untuknya bukan di Kota Qingzhou.     

Semua orang memusatkan perhatian mereka pada Feng Qingxue, dan ekspresi aneh muncul di wajah mereka. Nama Feng Qingxue dan Yang Xiu cukup terkenal di Kota Qingzhou dan keduanya mengenal banyak orang di kota ini. Kenapa dia menjadi begitu sedih begitu memandang pria ini? Mungkinkah pria ini adalah mantan kekasihnya?     

Sepertinya itu adalah pesan dari musik yang dimainkan oleh pemuda berambut abu-abu itu. Jika benar demikian, bukankah itu adalah hal yang memalukan bagi Yang Xiu?     

Yang Xiu berlutut di sebelah Feng Qingxue dan berbisik, "Apakah itu 'dia'?" Yang Xiu telah mengejar-ngejar Feng Qingxue selama lima tahun. Tentu saja dia mengetahui masa lalunya, bahwa selama ini hanya ada satu orang di dalam hatinya; sang jenius yang tak terlampaui itu.     

Feng Qingxue mengangguk pelan. Sementara hati Yang Xiu terasa campur aduk. Dia tidak menyangka bahwa pemuda misterius di tepi Danau Qingzhou itu adalah sosok paling legendaris di Kota Qingzhou. Satu hal yang lucu adalah fakta bahwa orang-orang di Kota Qingzhou telah memperlakukan pria itu sebagai lelucon. Jika mereka mengetahui siapa identitasnya, siapa yang tahu apa yang akan mereka pikirkan?     

Ketika sosok legendaris dari Kota Qingzhou telah kembali, dia muncul dengan rambut berwarna abu-abu. Yang Xiu merasa gelisah. Apa yang telah terjadi padanya? Feng Qingxue tidak menyebarkan berita mengenai Ye Futian, sehingga ketenangan Ye Futian tidak terganggu. Dia terus menjalani hari-harinya seperti biasa.     

Keesokan harinya saat dia datang ke Danau Qingzhou, Feng Qingxue sudah duduk di atas sebuah kapal, dia sedang menunggu Ye Futian bersama satu sosok lain yang dikenalnya. Selama ini Qin Yi telah berada di Akademi Qingzhou bersama dengan Feng Qingxue, dan dia masih lajang. Penampilannya masih terlihat menarik seperti biasanya, tapi saat ini dia sudah tidak kekanakan lagi. Dia tampak sangat bersemangat, tetapi ketika dia melihat rambut Ye Futian yang berwarna abu-abu, semangatnya itu langsung menghilang. Feng Qingxue telah memberitahu kondisi Ye Futian padanya, tetapi ketika dia melihat seperti apa penampilan Ye Futian dengan mata kepalanya sendiri, kedua matanya yang indah mulai memerah. Ye Futian menghela napas saat dia melihat kehadiran Qin Yi. Dia berhenti bermain guqin dan naik ke atas kapalnya.     

"Qin Yi, Qingxue," Ye Futian berbisik. Rambutnya yang berwarna abu-abu berkibar tertiup angin. Dia terlihat jauh lebih kurus dari sebelumnya. Siapa-pun bisa menebak kisah yang dimilikinya hanya dengan satu kali memandangnya. Namun dia tetap terlihat tampan dan beberapa aspek tampak lebih baik dari sebelumnya. Tapi apa yang dilihat oleh Qin Yi dan Qingxue adalah, Ye Futian telah mengalami sebuah tragedi.     

Qin Yi melihat Ye Futian tersenyum dan mengangguk pelan. Dia menundukkan kepalanya seolah-olah dia tidak tahan melihatnya seperti ini. Dia kembali kemari seorang diri, dan dengan rambutnya yang berwarna abu-abu, serta gadis legendaris dari Akademi Qingzhou itu tidak berada di sisinya. Dia bisa menebak beberapa hal dari apa yang telah terjadi, dan hatinya ikut terasa sakit. Gadis itu sangat cantik dan luar biasa; sebuah perwujudan dari kesempurnaan. Di masa lalu, ketika gadis itu dan Ye Futian berjalan berdampingan, mereka tampak seperti sepasang kekasih.     

"Jieyu sudah tiada." Ye Futian berbicara seolah-olah dia sedang membicarakan tentang sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan dirinya. Nada bicaranya terdengar begitu tenang. Satu kalimat itu sepertinya telah menceritakan segalanya.     

Air mata Qin Yi terus mengalir di wajahnya. Dia masih tidak berani melihat wajah Ye Futian, dan dia terus menyeka air matanya. Setelah meluangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri, dia menoleh ke arahnya dan mengangguk pelan, sambil memperhatikan mata dan rambutnya yang berwarna abu-abu. Terdapat senyuman tipis di mata Ye Futian, tetapi kesedihan masih terlihat dengan jelas di matanya.     

Qin Yi tahu bahwa apa-pun yang dia katakan akan menjadi sia-sia, jadi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya berjalan ke depan dan memeluk Ye Futian. Pada awalnya, Ye Futian terlihat kaku, tapi dia tersenyum dan membalas pelukannya. Tubuh Qin Yi terasa hangat. Bagi sebagian orang, tidak peduli berapa lama mereka telah terpisah, satu tatapan mata, salam, atau pelukan, maka waktu seolah-olah akan kembali ke masa lalu. Hubungan mereka sepertinya tidak pernah berubah.     

"Berapa lama kau berencana tinggal di Kota Qingzhou?" Qin Yi bertanya dengan suara pelan.     

"Aku tidak tahu," ujar Ye Futian sambil tersenyum. "Mungkin selama sisa hidupku." Jika dia ingin dimakamkan di sini, maka dia akan tinggal di kota ini selama sisa hidupnya.     

"Yah, tidak peduli berapa lama kau akan tinggal, aku akan selalu mendampingimu," ujar Qin Yi.     

Ye Futian tersenyum dengan hangat. Qin Yi sama sekali tidak berubah.     

"Kau tidak pernah berubah, Qin Yi. Bahkan kau belum menikah." Ye Futian merasa sedikit lebih baik, jadi dia membuat sebuah lelucon.     

"Kalau begitu aku tidak akan menikah," jawabnya sambil tersenyum.     

Semua orang yang menyaksikan pemandangan ini merasa takjub. Qin Yi bahkan lebih terkenal dari Feng Qingxue di Kota Qingzhou. Dia bukan hanya sang Wakil Kepala Sekolah dari Akademi Qingzhou, tapi dia juga putri dari Jenderal Qin. Banyak pria mengejar-ngejar Qin Yi selama bertahun-tahun, tetapi dia mengabaikan mereka semua. Namun, pada saat ini, dia sedang memeluk pria berambut abu-abu itu di atas kapalnya.     

Tampaknya Feng Qingxue juga memiliki hubungan yang tidak biasa dengannya, tetapi Yang Xiu sepertinya tidak keberatan. Ini sangat aneh. Semua orang mencoba menebak siapa identitas dari pria berambut abu-abu ini.     

Tidak lama kemudian, muncul sebuah berita yang mengejutkan. Seseorang akhirnya mengenali identitas Ye Futian. Pria tampan berambut abu-abu yang selalu muncul di tepi Danau Qingzhou selama beberapa hari terakhir ini adalah Ye Futian, sosok yang sangat kuat dari Kota Qingzhou. Sosok legendaris itu telah kembali, tetapi rambutnya telah berubah warna menjadi abu-abu. Orang-orang merasa sangat terkejut saat mendengar berita tersebut.     

Berita mengejutkan ini menyebar di seluruh penjuru Kota Qingzhou dengan cepat. Banyak orang menduga bahwa sesuatu pasti telah terjadi. Sosok legendaris berambut abu-abu itu telah kembali ke Kota Qingzhou dan kini tinggal di dekat Danau Qingzhou. Banyak orang berspekulasi bahwa dia telah mengalami bencana di dunia luar, mungkin dia telah dikalahkan oleh seseorang yang lebih kuat darinya dan karena itulah dia diusir. Sementara yang lainnya berpikir bahwa kedatangannya kemari ada hubungannya dengan Hua Jieyu, yang sosoknya belum mereka lihat hingga saat ini. Mungkinkah dia telah bertemu musuh yang kuat?     

Beberapa orang yang tidak berperasaaan bahkan berspekulasi bahwa seseorang telah merebut Hua Jieyu darinya karena kekasihnya itu sangat cantik, yang akhirnya membuat Ye Futian menjadi depresi dan kultivasinya terhambat. Hal ini juga yang menyebabkan rambutnya berubah warna menjadi abu-abu. Sang pahlawan telah memasuki akhir dari masa kejayaannya dan memilih kembali ke kampung halamannya.     

Kebanyakan orang tidak mempercayai semua spekulasi ini, kecuali fakta bahwa Ye Futian telah melupakan kultivasinya dan karena itulah dia berada di akhir dari masa kejayaannya. Adapun mengenai Hua Jieyu, jika sesuatu telah terjadi padanya, maka kemungkinan besar hal itu memang yang menyebabkan Ye Futian menjadi seperti ini.     

Ye Futian tidak mempedulikan semua spekulasi yang mereka buat. Mungkin itu sudah menjadi sebuah kebiasaan baginya. Dia menjalani hidupnya seperti biasa, mengulangi rutinitasnya yang membosankan setiap hari. Namun, setiap hari, ketika dia pergi ke Danau Qingzhou untuk memainkan guqin, Qin Yi selalu berada di sana. Kadang-kadang Feng Qingxue juga ikut bersmaanya, begitu pula dengan Jenderal Qin dan Paman Feng.     

Tentu saja, semakin banyak orang yang berdatangan untuk mendengarkannya bermain guqin di tepi Danau Qingzhou. Mereka semua ingin melihat sosok legendaris itu secara langsung. Tetapi karena waktu sudah berlalu selama sepuluh tahun, beberapa orang yang berusia relatif muda hanya mengetahui tentang sosok legendaris itu dari kisah-kisah yang diceritakan oleh orang tua mereka.     

Tanpa disadari, waktu terus berlalu, hingga pada suatu hari ketenangan Ye Futian hancur. Sebuah aura pedang yang menakjubkan telah tiba di kediaman Ye Futian. Sebilah pedang suci muncul dengan Kepala Desa berada di atasnya bersama dua sosok lainnya—Yu Sheng dan Loulan Xue.     

Hua Fengliu menatap ke arah sang Kepala Desa. Karena Yu Sheng dan Loulan Xue telah pergi meninggalkan Istana Holy Zhi, lalu bagaimana dengan situasi di Istana Holy Zhi?     

"Kaisar Xia telah memanggil semua Saint yang hadir pada hari itu, dan mereka semua telah bertemu dengannya. Aku juga berada di sana," ujar Kepala Desa. "Larangan itu telah dicabut. Semua Saint di Sembilan Negara dapat bertindak sesuka hatinya."     

Ye Futian mengerutkan keningnya, dan ekspresi aneh muncul di wajahnya. Mungkinkah larangan itu telah dicabut secara diam-diam? Lalu bagaimana dengan dirinya?     

"Kaisar Xia memerintahkan agar orang-orang yang berada di Istana Holy Zhi pada hari itu tidak boleh mengatakan sepatah kata-pun tentang detail pertempuran yang telah terjadi kala itu. Jika tidak, maka tempat suci mereka akan lenyap, sama seperti Tebing Zhisheng. Hal yang sama juga berlaku bagi Istana Holy Zhi," ujar sang Kepala Desa.     

Saat ini, semua orang di Sembilan Negara sedang mencari berita terkait pertempuran yang terjadi di Istana Holy Zhi. Tetapi perintah Kaisar Xia telah membuat persebaran berita terhenti total. Jika berita itu tersebar dari salah satu tempat suci, maka Kaisar Xia akan mengirimkan pasukannya untuk memusnahkan mereka.     

Orang-orang di Sembilan Negara mengetahui hasil dari pertempuran itu, tetapi mereka tidak mengetahui detailnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.