Legenda Futian

Mulai Hari Ini Dinasti Suci Zhou Agung Akan Lenyap



Mulai Hari Ini Dinasti Suci Zhou Agung Akan Lenyap

0Sebuah istana yang megah dan menakjubkan berdiri tegak di Ibukota Suci dari Dinasti Suci Zhou Agung. Sinar matahari menyinari bangunan-bangunan kuno, yang membuat seluruh tempat itu berkilauan dengan cahaya berwarna emas. Tempat itu sangat luas, megah dan sakral. Istana Raja Suci berdiri di atas deretan anak tangga. Disanalah tempat Raja Suci Zhou Agung—pemimpin dari Dinasti Suci Zhou Agung—berlatih.      0

Terdapat beberapa seraglio [1][1] di bagian belakang dari istana tersebut. Situasi sedang memanas di tempat tidur di dalam Istana Lapis Lazuli.     

Raja Suci berada di dalam istana itu dan satu sosok dengan tubuh sehalus batu giok memeluk tubuh Raja Suci seperti seekor ular air. Penampilannya yang begitu memikat, kulitnya yang halus, dan sepasang mata yang mempesona membuatnya menjadi sosok yang tidak bisa dibandingkan dengan sembarang wanita. Sulit sekali menemukan wanita seperti dia di seluruh penjuru Negeri Timur, namun dia terlihat berusaha sebaik mungkin untuk melayani sosok yang berada di atas tempat tidur itu.     

"Apakah wajahku tidak cantik?" terdengar suara yang pelan dan memikat. Raja Suci memandangnya dengan tenang dan tangannya membelai kulit wanita itu yang begitu lembut, seolah-olah dia bisa membuatnya tak berdaya.     

"Jadi, kau mau lagi?" Raja Suci berkata dengan nada datar.     

"Itu akan menjadi sebuah kehormatan bagi saya, Yang Mulia." Tatapan matanya tampak menggoda.     

"Kalau begitu, aku akan memanjakanmu untuk terakhir kalinya," ujar Raja Suci dengan nada datar dan Si tampak kebingungan. Kemudian Raja Suci berbalik dan memandang ke arah Si seolah-olah dia sedang memandang Saint Glass. Si tidak lagi memikirkan apa-apa saat dia bercinta dengan Raja Suci.     

Setelah beberapa saat, Raja Suci keluar dari kamar tidur. Si tetap berbaring dengan tenang di atas tempat tidur. Sebuah selimut tipis menutupi tubuhnya. Kedua matanya yang indah tertutup untuk selamanya, dan dia tidak akan pernah bisa bangun dari tidurnya lagi.     

Raja Suci menghampiri tangga yang menuju ke istana. Dia berdiri di bagian puncak tangga dan memandang ke arah Istana Raja Suci. Bangunan-bangunan megah menjulang tinggi di sekitar istana kekaisaran yang begitu luas, tampak megah dan sakral. Tempat ini dulunya adalah pasukan terkuat di seluruh penjuru Negeri Timur. Dinasti Suci Zhou Agung pernah menguasai Negeri Timur di masa lalu.     

Zhou Zhiming telah mendapatkan reputasi yang luar biasa sejak muda dan dia memiliki bakat yang tak tertandingi, selain itu dia juga mendapatkan gelar sebagai sang putra mahkota di usia yang sangat muda. Dia memiliki ambisi untuk membawa kembali kejayaan Dinasti Suci Zhou Agung dan menyatukan seluruh penjuru Negeri Timur di bawah satu kepemimpinan lagi.     

Dia sudah ditakdirkan untuk menjadi sosok pemimpin di Sembilan Negara. Dia memiliki nyali dan tidak bisa dikekang. Tidak ada yang bisa menghalanginya jika dia berniat untuk menyelesaikan sesuatu. Tidak ada seorang-pun yang bisa melarikan diri jika dia hendak membunuh mereka. Namun, ada seorang wanita yang ingin dia dapatkan, tapi dia selalu mengalami kegagalan. Ditambah lagi, Dinasti Suci menderita kerugian besar akibat wanita itu. Ayahnya tewas terbunuh dan proses yang dia lalui untuk bisa menjadi seorang Saint pernah dikacaukan oleh wanita itu. Dia pertama kali menemui kesulitan saat berhadapan dengan Saint Glass, yang membuatnya sadar bahwa dia, Zhou Zhiming, memiliki hal-hal yang tidak dapat dia selesaikan dan ada pula wanita yang tidak bisa dia dapatkan. Karena itulah, Saint Glass menjadi obsesi tersendiri baginya.     

Kemudian dia bertemu dengan satu sosok lainnya, Ye Futian—seorang Sage yang dulu tidak lebih dari seekor semut di hadapannya dan pria itu berani menentang perintahnya. Bahkan Sage itu memerintahkan pasukannya untuk membunuh para kultivator dari Dinasti Suci Zhou Agung tepat di depan matanya.     

Raja Suci pernah berpikir bahwa semut itu akan jatuh ke dalam jurang penyesalan seumur hidupnya selama Raja Suci memberi perintah. Setelah itu Perang Suci terjadi dan Raja Suci mengerahkan pasukannya untuk menghancurkan Istana Holy Zhi. Namun, pertempuran pertama dalam Perang Suci tidak berakhir dengan baik. Mereka kalah. Kekalahan pertama yang dialami oleh Dinasti Suci Zhou Agung kala itu menimbulkan serangkaian peristiwa yang terjadi setelahnya. Istana Holy Zhi menjadi semakin kuat dalam pertempuran-pertempuran dalam Perang Suci berikutnya.     

Sage itu, yang selama ini dianggapnya sebagai seekor semut di hadapannya, seseorang yang bahkan tidak layak mendapatkan perhatiannya, kini menjadi ancaman bagi dirinya dan Dinasti Suci Zhou Agung. Semua itu terdengar sangat menggelikan, namun memang seperti itulah kenyataannya.     

Dua sosok terlihat di kedua sisi Raja Suci. Mereka tidak lain adalah Saint lainnya dari Dinasti Suci Zhou Agung, Zhou Yanwang, dan saudara dari Raja Suci, Zhou Mian. Saat ini, ketiganya adalah sosok paling kuat yang ada di Dinasti Suci, baik dalam aspek status yang dimiliki maupun kemampuan bertarung.     

"Ye Futian hanya membawa pasukan pendekar pedang dari Istana Holy Zhi?" Raja Suci bertanya.     

"Benar." Zhou Yanwang mengangguk dan melanjutkan kata-katanya, "Sementara itu, pasukan lainnya pergi ke Gunung Suci Xihua. Pasukan dari Istana Holy Zhi bahkan tidak repot-repot untuk menutupi jejak mereka."     

"Jadi dia mencoba untuk menghadapi para Sage dari Dinasti Suci Zhou Agung seorang diri?" ujar Raja Suci dengan nada dingin. Sudah satu tahun berlalu sejak pertempuran sebelumnya terjadi dan Ye Futian pasti menjadi semakin kuat. Namun, sikap Pemimpin Istana itu masih tidak bisa ditebak, dimana dia hanya membawa pasukan pendekar pedang dari Istana Holy Zhi untuk menyerang Dinasti Suci Zhou Agung.     

"Kemungkinan besar gadis bernama Yaya itu adalah reinkarnasi dari Pendekar Nether. Apakah anda ingin menghindari mereka, Raja Suci?" Zhou Mian memberi saran. Baik Raja Suci maupun Zhou Yanwang masih memiliki pilihan untuk melarikan diri. Namun, Raja Suci tidak membalas kata-kata Zhou Mian. Tatapan matanya tetap tertuju ke depan.     

"Ada banyak tempat suci di seluruh penjuru Sembilan Negara dan ada banyak pula Saint di dalamnya. Para Saint dari Istana Holy Zhi bisa saja melarikan diri, Saint Glass bisa saja melarikan diri, tetapi hal itu tidak berlaku padaku, Zhou Zhiming." Kepercayaan diri dan kesombongan terlihat di dalam mata Raja Suci saat dia melanjutkan kata-katanya, "Aku adalah Raja Suci dari Dinasti Suci Zhou Agung. Semua orang yang berada di dalam Dinasti Suci Zhou Agung bisa saja melarikan diri, tetapi hal itu tidak berlaku padaku, Zhou Zhiming."     

Dinasti Suci Zhou Agung telah berdiri di Negeri Timur selama bertahun-tahun dan pernah menguasai Negeri Timur. Saint Glass memilih untuk membubarkan Kuil Suci Lapis Lazuli dan melarikan diri, tetapi tindakan seperti itu bukan pilihan yang tepat baginya. Bagaimanapun juga, Dinasti Suci yang telah dibubarkan tidak bisa lagi disebut sebagai sebuah Dinasti Suci.     

Hari ini Ye Futian akan datang untuk menyerang Dinasti Suci Zhou Agung. Jika dia melarikan diri, maka Raja Suci Zhou Agung akan dianggap sebagai seorang pecundang yang menyedihkan. Hanya ada dua orang Saint yang saat ini hendak menyerang Dinasti Suci. Dengan keuntungan berada di wilayah kekuasaannya, Raja Suci tidak mungkin melarikan diri begitu saja tanpa memberikan perlawanan.     

"Sebarkan perintahku. Semua anggota dari Dinasti Suci Zhou Agung harap menempati posisi masing-masing dan bersiap untuk bertempur," ujar Raja Suci dengan suara keras, yang bergema di seluruh penjuru istana kekaisaran. Hati banyak orang berdebar kencang setelah mendengar perintahnya itu.     

'Jadi pertempuran akan dimulai?' pikir banyak orang.     

"Kalian semua hanya memiliki satu misi dalam pertempuran yang akan datang, dan misi itu adalah untuk membunuh Ye Futian," ujar Raja Suci dengan nada dingin, keinginan membunuh yang kuat berkobar di dalam matanya. Jika para pembunuh itu tidak dapat menyelesaikan pekerjaan mereka, maka orang-orang dari Dinasti Suci Zhou Agung yang akan menghabisi Ye Futian. Kemudian, jika mereka juga tidak mampu membunuh Ye Futian, maka Raja Suci sendiri yang akan melakukannya.     

Bahkan jika dia gagal, maka masih ada Zhou Ya, Zhou You, dan kultivator lainnya yang telah memulai perjalanan mereka meninggalkan Sembilan Negara. Mereka harus pergi meninggalkan Sembilan Negara, wilayah kekuasaan Kaisar Xia. Jika Dinasti Suci Zhou Agung lenyap, maka Zhou Ya dan yang lainnya akan membunuh Ye Futian dengan meminjam kekuatan pihak lain dari Dunia Kaisar Li.     

Ye Futian harus mati, tidak peduli bagaimanapun caranya.     

Seharusnya Ye Futian merasa bangga karena bisa membuat Zhou Zhiming membuat keputusan seperti itu.     

Hembusan angin bertiup dan jubah emas yang dikenakan oleh Raja Suci berkibar. Gambar naga emas pada jubah itu tampak seolah-olah sedang memamerkan taringnya dan mengangkat cakarnya, tampak mengintimidasi dan penuh amarah, sama seperti suasana hati Raja Suci saat ini.     

Ye Futian dari Istana Holy Zhi mampu menghadapi pasukan aliansi dari tujuh tempat suci dan berhasil selamat. Bisa dipastikan dia akan mati jika dia kalah dalam pertempuran kali ini. Jika Zhou Zhiming melarikan diri, maka hal itu akan membuatnya, Raja Suci dari Dinasti Suci Zhou Agung, menjadi seseorang yang lebih rendah dari Ye Futian. Dia ingin melihat apakah Ye Futian bisa pergi meninggalkan istana kekaisaran dari Dinasti Suci hidup-hidup.     

"Bentuk formasi! Aku akan melihat dengan mata kepalaku sendiri apakah kembalinya Pendekar Nether akan mampu menembus matriks raksasa dari Dinasti Suci," ujar Raja Suci dengan nada dingin.     

Banyak sosok satu per satu melesat di dalam istana kekaisaran, menempati posisi mereka masing-masing dan bersiap-siap untuk bertarung. Para Sage telah siap bertempur. Aura dari pasukan besar yang bersiap-siap untuk bertempur melesat ke arah langit.     

Pada pertempuran yang terjadi lebih dari setahun yang lalu, dia hanya membawa Matriks Pertempuran Phoenix Emas karena sebagian besar pasukannya ditahan oleh para kultivator dari Kuil Suci Lapis Lazuli. Oleh karena itu, dia menderita kerugian paling sedikit di antara pasukan-pasukan lainnya yang berpartisipasi, dan saat ini dia masih memiliki pasukan yang sangat kuat di bawah komandonya.     

Akankah Ye Futian dapat membunuh mereka semua hanya dengan membawa sekelompok pendekar pedang?     

…      

Sebilah pedang melayang di atas Ibukota Suci dari Dinasti Suci Zhou Agung, sambil memancarkan aura pedang yang mengerikan di udara. Pergerakan pedang itu sangat cepat saat melesat di udara, bergerak menuju Ibukota Suci. Banyak orang menyaksikan pemandangan ini dengan jantung yang berdegup kencang. Siapa yang mengendarai pedang tersebut? Pedang itu sepertinya bergerak menuju istana kekaisaran.     

Yaya, Kepala Desa, Ye Futian, Qin Zhuang, dan kultivator lainnya berdiri di atas pedang itu sambil terus melesat di udara. Hembusan angin yang kencang menghantam tubuh mereka, membuat pakaian mereka berkibar dan menghasilkan suara yang menderu.     

Ye Futian terus menatap ke depan. Tidak lama kemudian, sekelompok orang muncul dari arah lain—mereka adalah Saint Glass dan pasukan dari Kuil Suci Lapis Lazuli. Ye Futian dan Saint Glass saling menatap satu sama lain dan kembali mengalihkan pandangan mereka ke depan, langsung bergerak menuju tempat tujuan mereka. Tidak lama kemudian, mereka tiba di istana kekaisaran, dan tatapan mata mereka tertuju pada istana kekaisaran dari Dinasti Suci Zhou Agung yang berada tepat di hadapan mereka.     

Saat ini, deretan tirai cahaya berwarna emas yang sangat menyilaukan menyelimuti area tersebut, yang berubah menjadi bayangan seekor phoenix raksasa. Itu tidak lain adalah matriks raksasa dari Dinasti Suci. Raja Suci berdiri di depan aula istana kekaisaran, sambil menatap ke arah mereka.     

"Saint Glass." Raja Suci memandang ke arah Saint Glass dengan ekspresi dingin di wajahnya. Dia benar-benar datang kemari bersama Ye Futian untuk membunuhnya.     

"Zhou Zhiming." Rambut Saint Glass berkibar di udara dan pedang Love Destroyer muncul di tangannya. Pedang itu sedingin es dan memancarkan keinginan membunuh yang luar biasa.     

Yaya bergerak ke depan dan dalam sekejap muncul di atas matriks itu bersama Kepala Desa tepat di belakangnya. Raja Suci memandang ke arah Yaya dan berpikir bahwa semua keributan yang terjadi hingga detik ini dimulai dengan satu perintah yang dia berikan bertahun-tahun lalu—yaitu perintah untuk membunuh orang tua dari gadis tersebut.     

Yaya juga memandang ke arah Raja Suci. Kedua matanya juga dipenuhi dengan keinginan membunuh yang luar biasa. Kemudian matanya berubah menjadi seperti mata iblis. Seolah-olah sebilah pedang berdarah telah muncul di udara dan memenuhi tempat itu dengan aura pedang yang pekat.     

Sebuah badai yang terbentuk dari aura pedang muncul dengan menjadikan Yaya sebagai titik pusatnya. Dia menatap ke arah langit sejenak. Tampaknya terdapat sebilah pedang berdarah di dalam matanya yang berwarna semerah darah. Tidak lama kemudian, sebuah mata berdarah muncul di atas langit. Dalam sekejap, aura pedang tak berbatas yang berada di area sekitarnya berputar-putar dengan cepat, perlahan-lahan berkumpul di sekitar tubuhnya dan menjadi semakin kuat. Kemudian sebuah diagram pedang muncul di udara, yang melahap aura pedang dari segala arah.     

Badai itu menjadi semakin ganas, bergejolak di area itu dan bergerak menuju Ibukota Suci secara langsung. Beberapa orang yang berada di kejauhan bisa merasakan pedang di tangan mereka berdentang, sebelum akhirnya melesat ke atas langit.     

"Matriks Pedang Nether, ya?" Raja Suci menatap ke arah Yaya dengan ekspresi dingin di wajahnya. Gadis ini benar-benar mampu menggunakan Matriks Pedang Nether.     

*Boomm* Suara gemuruh yang keras terdengar di udara. Raja Suci mengambil kendali atas matriks raksasa itu dan sepasang sayap berwarna emas melesat ke depan, membelah udara dan langsung bergerak menuju Yaya.     

Rambut Yaya berkibar di udara saat dia terus melesat ke atas langit. Beberapa badai dengan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya telah terbentuk di sekitarnya. Sementara itu, sebuah diagram matriks nether berukuran besar muncul di atas Ibukota Suci. Dalam sekejap, sayap yang terbang mendekat itu langsung tercabik-cabik.     

Yaya masih melayang di udara dan berdiri di depan diagram pedang tersebut. Seolah-olah dia telah berubah menjadi mata pedang itu sendiri, menyatu dengan diagram pedang tersebut. Matanya berubah warna menjadi semerah darah. Cahaya pedang yang menjulang tinggi di atas langit bersinar terang dan aura tanpa batas menyebar di area tersebut.     

"Bunuh mereka," ujar Yaya dengan nada dingin. Diagram pedang yang berada di udara kini berubah menjadi sebilah pedang begitu dia selesai berbicara. Kemudian Yaya melesat ke bawah. Pedang yang menembus ruang hampa di hadapannya kini bertabrakan dengan matriks yang berada di bawah. Dalam sekejap, retakan yang tak terhitung jumlahnya bermunculan di permukaan matriks yang melindungi Dinasti Suci tersebut. Tidak lama kemudian, matriks itu hancur.     

Saint Glass dan Kepala Desa melangkah ke depan secara bersamaan. Saint Glass melesat menuju Raja Suci sementara Kepala Desa bergerak menuju Zhou Yanwang.     

Ye Futian berjalan ke depan. Qin Zhuang, Ye Wuchen, dan pendekar lainnya mengikutinya dari belakang, memasuki istana kekaisaran dari Dinasti Suci. Mereka tidak bergerak dengan kecepatan tinggi, mereka hanya bergerak selangkah demi selangkah ke depan. Raja Suci masih berdiri tegak di tempatnya. Dia mengamati matriks yang dikendalikan oleh Yaya dan bertanya-tanya apakah itu benar-benar Matriks Pedang Nether. Meskipun Yaya masih belum bisa menggunakan matriks itu secara keseluruhan, namun kekuatannya tetap saja sangat mengerikan. Hanya satu serangan yang diperlukan untuk menghancurkan matriks raksasa yang telah melindungi Dinasti Suci Zhou Agung selama lebih dari 1000 tahun.     

"Zhou Zhiming." Tiba-tiba terdengar sebuah suara di suatu tempat. Raja Suci menundukkan kepalanya dan memandang ke arah Ye Futian, yang sedang berjalan memasuki istana kekaisaran. Sage muda itu tidak memiliki rasa takut saat dia langsung berjalan menuju para kultivator yang sedang menunggu untuk melawannya, seolah-olah para kultivator dari Dinasti Suci itu tidak berarti apa-apa baginya,     

"Mulai hari ini dan seterusnya, tidak akan ada lagi Dinasti Suci Zhou Agung di Sembilan Negara." Tombak Ruang dan Waktu muncul di tangannya saat dia melangkahkan kaki ke tengah-tengah pasukan yang telah siap untuk bertarung melawannya!     

---     

[1] Seraglio adalah kamar atau kediaman bagi para istri, selir, atau pelayan wanita dalam sejarah kekaisaran turki.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.