Legenda Futian

Dinasti Suci Zhou Agung Telah Lenyap



Dinasti Suci Zhou Agung Telah Lenyap

1Raja Suci memandang ke arah istananya yang telah hancur. Pasukan yang pernah menguasai Negeri Timur kini telah menjadi puing-puing. Dinasti Suci Zhou Agung akan dihancurkan pada masa pemerintahannya. Tidak peduli apakah dia nantinya akan hidup atau mati, Dinasti Suci Zhou Agung telah lenyap.     1

Dia memandang ke arah Ye Futian dan berbalik untuk melihat Saint Glass, yang diselimuti oleh cahaya menyilaukan di sekujur tubuhnya. Saat ini, tubuh Raja Suci berubah warna menjadi emas dan cahaya yang menjulang tinggi terpancar dari tubuhnya. Cuaca langsung berubah dan seluruh dunia tampak berubah warna menjadi emas, terbakar dalam kobaran api. Tubuh Raja Suci sepertinya juga ikut terbakar.     

Tampaknya terdapat rentetan sinar cahaya yang melesat dari atas langit, menghujani tubuh Raja Suci. Seekor phoenix emas raksasa terlihat terbang tinggi di atas udara, sambil menatap ke arah semua makhluk hidup yang berada di bawahnya.     

Sebuah aura yang tak berbatas menghujani Raja Suci saat tubuhnya semakin membesar. Dia mengenakan jubah phoenix emas yang sangat menakjubkan dan gambar-gambar phoenix pada jubah itu tampak hidup. Roh Kehidupan miliknya berputar-putar di atas tubuhnya sebelum akhirnya menerjang ke bawah, mendarat di hadapan Raja Suci dan berubah menjadi sebilah pedang yang menyilaukan, menyerap kekuatan dari Jalur Agung di sekelilingnya. Kilatan pedang itu memancarkan hawa panas yang mengerikan, menyinari seluruh area tersebut.     

Pemandangan itu membuat semua orang di kejauhan, baik itu yang berada di dalam maupun di luar istana kekaisaran, kini melihat ke arah langit. Pemandangan yang terlihat di atas istana Dinasti Suci Zhou Agung tampak sangat menakjubkan.     

"Arrgghhh..." Suara erangan kesakitan terdengar dari bawah.     

"Yang Mulia..." beberapa kultivator lainnya mengerang kesakitan. Masih ada banyak kultivator yang berada di bawah Sage Plane di dalam istana Dinasti Suci Zhou Agung. Peraturan yang berlaku dalam Perang Suci menyatakan bahwa Ye Futian tidak diperbolehkan melakukan apa-pun pada mereka. Namun, pada saat itu, langit memancarkan hawa panas yang luar biasa dan tubuh banyak orang langsung terbakar dan menjadi debu dalam hitungan detik saat dihujani oleh cahaya yang dipancarkan oleh Raja Suci,.     

"Mundur," ujar Ye Futian pada Qin Zhuang dan kultivator lainnya. Mereka juga merasa gelisah dengan apa yang dilakukan oleh Raja Suci dan bergegas pergi meninggalkan medan pertempuran. Raja Suci kini menjadi gila.     

Suara jeritan terus menerus terdengar dari bawah dan banyak orang tewas terbunuh oleh kekuatan dari Jalur Divine. Itu bukanlah sesuatu yang mudah dilawan oleh para Sage, dan tidak perlu diragukan lagi, serangan itu pasti terasa lebih menyakitkan bagi para Noble. Satu per satu bagian dari istana kekaisaran terbakar. Istana Dinasti Suci Zhou Agung kini berubah menjadi lautan api berwarna emas.     

Raja Suci masih berdiri tegak di udara. Dua sinar api suci berkobar di matanya. Jubah phoenix emas miliknya berkibar tertiup angin. Raja Suci kini benar-benar menjadi sosok yang berdiri di puncak kekuatan Sembilan Negara. Saat ini dia benar-benar membuktikan reputasinya sebagai Raja Suci Zhou Agung.     

Kobaran api yang mengerikan itu menyerang ke arah Saint Glass, bersamaan dengan phoenix emas raksasa yang juga menerkam ke arahnya. Namun, area es lapis lazuli kini telah terbentuk dengan Saint Glass berada di titik pusatnya. Cahaya emas dan cahaya perak itu bertabrakan satu sama lain dan pemandangan yang dihasilkan tampak menakjubkan.     

Phoenix emas raksasa itu terus mengepakkan sayapnya. Bulu-bulu emas yang tak ada habisnya menerjang ke arah Saint Glass. Bulu-bulu emas yang mengerikan itu berubah menjadi kumpulan badai penghancur, yang menyelimuti Saint Glass di tempatnya berdiri. Raja Suci tidak lagi mempedulikan Saint Glass. Kini dia mengambil satu langkah ke udara dan langsung bergerak menuju Yaya. Diagram pedang yang berada di udara itu semakin membesar, mengeluarkan aura pedang dan Hukum Pedang yang tak berbatas dari atas langit, hingga akhirnya mendarat di atas diagram pedang tersebut.     

Raja Suci harus menghentikan Yaya terlebih dahulu.     

*Boom* Sebilah pedang melesat di udara, namun itu bukan pedang milik Yaya; itu adalah pedang Love Destroyer milik Saint Glass. Dia langsung menerjang ke dalam badai itu dan melesat melewati arus-arus emas di udara. Love Destroyer kini terpecah menjadi sembilan bilah pedang, yang berputar-putar saat kesembilan pedang itu melesat ke depan dan membentuk sebuah pusaran yang mengerikan. Segala sesuatu yang menghalangi pusaran itu langsung hancur berkeping-keping.     

Raja Suci memandang ke arah Saint Glass yang berada di bawah. Setelah itu, pedang yang muncul di hadapannya melesat ke depan. Sembilan pedang itu diperkuat oleh ribuan aura pedang dan kini berubah menjadi sebuah tirai pedang, yang langsung bertabrakan dengan pedang milik Raja Suci. Dalam sekejap, sebuah aura yang sangat mengerikan menyebar di area tersebut. Sebuah tirai cahaya raksasa yang dikeluarkan oleh phoenix suci itu muncul di depan sembilan pedang tersebut. Tirai cahaya itu adalah perwujudan dari Roh Kehidupan milik Raja Suci. Phoenix suci itu berhasil menangkis aura pedang yang menjulang tinggi itu, namun terdapat luka sayatan yang tak terhitung jumlahnya pada tubuh phoenix tersebut. Phoenix itu ditusuk oleh aura pedang tersebut, yang seolah-olah mengeluarkan suara raungan saat melancarkan serangan.     

Namun, Saint Glass juga mengalami kesulitan. Sebuah tirai pedang lapis lazuli muncul di hadapannya, namun kekuatan yang dibawa oleh pedang milik Raja Suci mampu menembusnya dengan mudah. Kobaran api berwarna emas menyelimuti pedang Love Destroyer dan mulai menghancurkannya seolah-olah kobaran api itu bertujuan hanya untuk melelehkan pedang tersebut. Tirai pedang itu juga berubah warna menjadi emas. Cahaya pelangi berkilauan di belakang Saint Glass, dimana setiap sinar cahaya tampaknya telah menjadi bagian dari dirinya dan menyatu di dalam Love Destroyer.     

Ekspresi Raja Suci terlihat buruk. Cahaya pelangi menembus pertahanannya dan langsung mengincar aura spiritualnya seolah-olah berniat untuk menghancurkan Jalur Divine miliknya.     

"Hancurkan." Kedua mata Raja Suci terus terbakar dengan kobaran api emas. Pedang phoenix emas di depannya terus melesat ke depan, menghancurkan Love Destroyer sedikit demi sedikit. Pada saat yang sama, pedang yang terbentuk dari Roh Kehidupannya itu juga ikut hancur.     

Arus-arus yang mengerikan memenuhi medan pertempuran dan darah terus mengalir dari mulut Raja Suci. Wajah Saint Glass juga tampak pucat. Love Destroyer adalah pedang yang telah ditempa dengan aura spiritualnya selama bertahun-tahun. Pedang itu lebih dari sekedar peralatan ritual Saint biasa, dan saat ini, pedang itu dihancurkan secara perlahan-lahan. Ekspresi Raja Suci terlihat semakin kesal. Tatapan matanya tertuju pada Saint Glass. Jika dia tidak dapat memilikinya, maka tidak ada seorang-pun yang bisa memilikinya.     

Badai api emas yang dahsyat terus bergejolak di tubuh Saint Glass. Kemudian Raja Suci berteriak, "Bunuh dia!"     

Badai itu melahap segalanya, namun pada saat yang sama, dia bisa merasakan firasat datangnya krisis besar yang akan menimpa dirinya. Tidak lama kemudian, Kepala Desa menyerang dari belakang. Pedangnya menusuk tubuh Raja Suci, tepat menembus jantungnya. Namun, jantung Raja Suci tidak hancur dalam sekejap dan tetap terus berdetak. Itu adalah sebuah bukti betapa mengerikannya kekuatan dari Raja Suci.     

*Boom* Rambut panjang Raja Suci berkibar di udara. Sekujur tubuhnya sepertinya telah terbakar. Arus-arus penghancur itu mengoyak segala sesuatu yang berada di sekitarnya. Sementara tubuh Kepala Desa sepertinya terbakar dan dia bergegas mundur.     

"Pergilah ke neraka, kalian semua!" Raja Suci berteriak, menyebabkan hampir segala sesuatu yang ada di dunia ini terbakar. Ye Futian juga terjebak di dalamnya. Dia mencengkeram Tombak Ruang dan Waktu di tangannya, kemudian dalam sekejap area di sekitarnya sepertinya telah terhenti total, namun dia masih bisa merasakan kekuatan dahsyat itu terus menyerangnya.     

Para kultivator yang termasuk dalam Penjaga Sembilan Negara juga tidak luput dari serangan. Raja Suci benar-benar menjadi gila. Dia berdiri tegak di udara, berniat untuk menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya. Sebuah diagram pedang raksasa muncul di udara. Yaya mengambil satu langkah ke depan dan menyatu dengan diagram pedang tersebut. Dia melihat ke bawah dan dengan satu langkah yang diambilnya, seberkas sinar langsung melesat dari diagram pedang tersebut. Seberkas kilatan pedang muncul di udara dan melesat ke bawah. Semua orang memandang ke arah langit dan melihat seberkas kilatan pedang melesat di udara.     

Tiba-tiba, amukan Raja Suci terhenti dan tidak lama kemudian seberkas kilatan pedang terlihat menembus tubuhnya, membuat Raja Suci tampak seperti bisa hancur kapan saja.     

Tatapan mata Raja Suci kini kembali tenang seperti biasanya. Dia melihat ke arah Saint Glass, lalu pada Yaya, dan akhirnya, Ye Futian. Kemudian dia memejamkan matanya dengan ekspresi serius dan masih berdiri tegak di udara. Dia, Zhou Zhiming, harus tetap berdiri tegak dan dengan penuh percaya diri memandang langit dan bumi, bahkan dalam menghadapi kematian. Hidupnya dipenuhi dengan tindakannya yang semena-mena. Dia melakukan apa yang dia inginkan dan memanfaatkan statusnya kemana-pun dia pergi. Namun pada akhirnya, dia meninggal dunia dengan cara yang menyedihkan, namun pada saat-saat terakhirnya, dia bertanya pada dirinya sendiri apakah dia menyesali tindakannya selama ini.     

Jawabannya adalah tidak.     

Dia harus mendapatkan wanita yang dia inginkan, dia harus melenyapkan mereka yang pantas untuk dibunuh. Tidak ada satu-pun Sage yang lemah diperbolehkan untuk menentang keinginannya.     

Jika dia diberi kesempatan untuk kembali ke masa lalu, dia tetap melakukan apa yang telah dia lakukan selama ini. Namun, dia akan melakukan semuanya dengan cara yang lebih kejam dan brutal. Dia tidak akan membiarkan Saint Glass pergi dari sisinya dan tidak akan membiarkan Ye Futian hidup hingga detik ini. Jika ada yang bertanya kepadanya mengapa dia berakhir seperti ini, maka jawabannya adalah seseorang memiliki lebih banyak keberuntungan daripada dirinya.     

Sedangkan untuk kebencian, jawabannya sudah bisa ditebak. Dia tidak membenci mereka semua. Baik itu Saint Glass, Yaya, atau Ye Futian, mereka semua memiliki alasan tersendiri untuk membunuhnya. Sang pemenang akan mendapatkan segalanya, dan pihak yang kalah tidak akan mendapatkan apa-apa. Hal yang sama juga berlaku jika dia yang keluar sebagai pemenangnya.     

Dia tidak menyesali tindakannya dan tidak membenci siapa-pun.     

Sosok sang Raja Suci dari Dinasti Suci Zhou Agung hancur menjadi debu saat seberkas sinar yang menyilaukan terpancar dari tubuhnya dan akhirnya menghilang hingga tak bersisa. Tubuh Yaya jatuh tak berdaya dan ditangkap oleh sang Kepala Desa.     

Istana Dinasti Suci Zhou Agung masih terbakar hebat. Kobaran api menyala hingga ke atas langit seolah-olah untuk menandai akhir dari kejayaan Dinasti Suci Zhou Agung. Semua kultivator dari Dinasti Suci Zhou Agung tewas dalam pertempuran tersebut. Satu hal yang lebih mengejutkan lagi adalah ternyata ada banyak kultivator dari Dinasti Suci Zhou Agung yang tewas karena tindakan yang dilakukan oleh Raja Suci.     

Banyak orang bertanya-tanya, seperti apa kematian sang Raja Suci dari Dinasti Suci Zhou Agung?     

Saint Gelas menyaksikan tubuh Raja Suci menghilang dan pikirannya sangat tenang. Seolah-olah selama ini dia memang tidak mempedulikan nasib dari Raja Suci, dan tidak ada satu-pun hal yang terlintas di dalam pikirannya. Dia memejamkan matanya dan membiarkan tubuhnya yang berlumuran darah jatuh ke bawah.     

Ye Futian memandang ke arah Saint Glass dan segera mengulurkan tangannya. Sebuah kekuatan menahan tubuh Saint Glass. Kemudian dia berjalan menghampiri Saint Glass dan menggendongnya. Dia menatap wajahnya dan tidak dapat mengetahui apa yang sedang dia rasakan saat ini. Wanita tercantik di Negeri Timur, Saint Glass dari Kuil Suci Lapis Lazuli, memang memiliki kehidupan yang sangat menyedihkan.     

Para kultivator dari Kuil Suci Lapis Lazuli melesat dan langsung menghampiri Saint Glass. Ye Futian menyerahkan Saint Glass pada mereka dan berkata, "Bawa Saint Glass ke Istana Holy Zhi. Saint Jiang akan merawat luka-lukanya saat dia kembali."     

"Baik, Pemimpin Istana Ye." Orang-orang dari Kuil Suci Lapis Lazuli membungkuk hormat dan mengangguk, rasa takut dan hormat terlintas di mata mereka.     

Ye Futian melihat ke arah istana yang terbakar di bawahnya dan berkata, "Ayo kita pergi."     

…     

Wilayah paling barat dari Sembilan Negara memiliki populasi yang sangat sedikit dan orang-orang yang tinggal di sana pada umumnya memiliki tingkat kultivasi relatif lemah. Ada banyak pula orang awam di sana. Bagaimanapun juga, tempat itu adalah wilayah perbatasan dari Sembilan Negara, jadi kemakmuran dan keramaian sulit untuk ditemui di sana.     

Terdapat sebuah kota kecil di wilayah perbatasan itu dan di dalam kota tersebut, ada sebuah restoran kecil. Sekelompok orang sedang berada di dalam restoran itu. Mereka berpakaian sederhana dan mengenakan topi berbentuk kerucut. Namun, wajah mereka menunjukkan hawa kehadiran yang luar biasa. Orang-orang seperti Zhou Ya dan Zhou You berada di sana. Mereka semua adalah keturunan dari Raja Suci. Mereka mengepalkan tangan dengan erat saat melihat gulungan batu giok yang telah hancur di atas meja.     

Ayah mereka, sang Raja Suci, telah binasa. Bukan hanya Raja Suci saja, bahkan ibu mereka juga tewas dalam pertempuran. Ayah mereka memang sangat brutal.     

Alasan mengapa mereka masih tinggal di kota ini adalah karena mereka masih memiliki harapan, mereka tidak percaya bahwa Istana Holy Zhi akan mampu menghancurkan Dinasti Suci Zhou Agung. Namun, dengan kematian ayah mereka, maka segala sesuatunya telah ditetapkan. Selama Ye Futian masih hidup, maka tujuan utama mereka adalah membunuhnya.     

"Ayo kita pergi," ujar salah satu dari mereka dan semua orang berdiri dari tempat duduk masing-masing dan pergi keluar. Bahkan mereka tidak menggunakan peralatan ritual Saint karena mereka tidak ingin menarik perhatian. Mereka menempuh perjalanan dengan kekuatan mereka sendiri. Tidak lama kemudian, mereka tiba di bagian ujung dari kota kecil tersebut, sambil memandang ke arah gurun yang luas dan sunyi di hadapan mereka. Rumor mengatakan bahwa daratan yang berbatasan dengan Sembilan Negara adalah Dunia Kaisar Li.     

Berbeda dengan Sembilan Negara, Dunia Atas dan Dunia Bawah dari Dunia Kaisar Li berada di bawah kepemimpinan Dinasti Dali. Dunia Bawah mereka juga dikuasai oleh orang-orang dari Dinasti Dali. Para buronan itu memiliki sebuah rahasia, yang sudah cukup untuk membuat mereka mendapatkan akses menuju Dunia Atas dari Dinasti Dali.     

"Ayo kita pergi." Sosok-sosok itu naik ke udara, dan tatapan mata mereka dipenuhi oleh tekad yang teguh. Mereka semua memancarkan keinginan membunuh yang luar biasa.     

Tidak jauh dari tempat mereka berdiri, terdapat satu sosok yang mengenakan jubah di tengah-tengah padang pasir, sosok itu terlihat sangat berbahaya. Tidak ada seorang-pun yang menyadari kehadirannya sebelumnya. Kehadiran sosok itu membuat Zhou Ya dan kelompoknya berhenti. Mereka bersikap waspada saat mereka memandangnya, lalu berkata, "Siapa kau?" Mereka semua memiliki firasat buruk tentang hal ini.     

"Apakah kalian benar-benar berpikir bahwa kalian bisa menentang perintah Kaisar Xia begitu saja?" Sosok itu melepas jubahnya dan menatap mereka dengan sepasang mata yang berwarna hitam pekat. Semua anggota kelompok itu merasa seolah-olah mereka telah dilempar ke dalam neraka.     

"Jika kalian bersedia bersembunyi di Sembilan Negara, mungkin kalian bisa bertahan hidup." Suaranya terdengar seperti malaikat maut. Tidak lama kemudian, pria itu berubah menjadi bayangan dan meninggalkan mayat-mayat di atas pasir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.