Legenda Futian

Menyedihkan



Menyedihkan

1Banyak orang yang berada di ibukota suci dari Dinasti Suci Zhou Agung di Negeri Timur memandang ke arah istana kekaisaran yang kini terbakar oleh kobaran api emas setelah Ye Futian dan pasukannya pergi. Mereka semua tidak bisa berkata-kata.     0

"Dinasti Suci Zhou Agung telah hancur," ujar seseorang, membuat semua orang di sekitarnya merinding. Dinasti Suci Zhou Agung, salah satu dari tiga tempat suci di Negeri Timur, kini telah dihancurkan dengan mudah. Ditambah lagi, kehancurannya disebabkan oleh sebuah pasukan yang jumlah anggotanya tidak terlalu banyak. Baik Raja Suci maupun Zhou Yanwang telah tewas dalam pertempuran ini.     

"Apa yang telah terjadi pada kultivator lainnya dari Istana Holy Zhi?" tanya seseorang. Saint Jiang telah menyatakan bahwa dia akan bergabung dengan Istana Holy Zhi dalam pertempuran yang terjadi sekitar satu tahun yang lalu. Selain itu, Douzhan dari Istana Holy Zhi juga telah menjadi seorang Saint. Namun keduanya tidak hadir dalam penyerangan yang bertujuan untuk menghancurkan Dinasti Suci Zhou Agung, dan banyak orang merasa bingung mengenai arti dibalik hal ini. Bukan hanya itu saja, pasukan Sage dari Istana Holy Zhi juga tidak terlihat. Satu-satunya kemungkinan lain yang muncul di benak mereka tidak lain adalah Istana Holy Zhi juga mengincar Gunung Suci Xihua, tempat suci lainnya yang terletak di Negeri Timur.     

Jika Istana Holy Zhi ingin membalas dendam, maka mereka pasti akan mengincar dua tempat suci yang terletak di Negeri Timur itu secara bersamaan. Strategi itu akan membuat koordinasi mereka menjadi lebih mudah, dan jika salah satu sisi telah menyelesaikan pertempuran, maka mereka dapat segera bergabung dengan medan pertempuran di sisi lainnya.     

Tebakan mereka memang benar adanya.     

Pada saat itu, di Kota Huatian, tempat dimana Gunung Suci Xihua berada, banyak orang telah berkumpul di kaki Gunung Suci Xihua, sambil memandang ke arah gunung di hadapan mereka dengan takjub. Sebuah pasukan besar telah tiba di luar Gunung Suci Xihua. Tekanan yang mengerikan menyebar di seluruh penjuru tempat suci itu saat pasukan dari Istana Holy Zhi tiba tepat di luar pintu gerbang mereka. Barisan-barisan kultivator yang mengerikan mengelilingi seluruh area dari gunung tersebut. Terdapat banyak kultivator yang berjaga di setiap arah.     

Saint Jiang dan Douzhan sedang berdiri di atas 3.000 anak tangga dari Gunung Suci Xihua. Namun, mereka tidak memberikan perintah untuk menyerang. Mereka hanya menunggu pertempuran yang terjadi di Dinasti Suci Zhou Agung berakhir.     

Pasukan dari Istana Holy Zhi Suci telah dibagi menjadi dua, yang bertujuan untuk menyerang dua tempat suci secara bersamaan. Tapi sekali lagi, mereka tidak perlu terburu-buru. Mereka percaya bahwa Ye Futian akan mampu menghancurkan Dinasti Suci Zhou Agung sebelum bergabung dengan mereka di Gunung Suci Xihua. Setelah itu, mereka akan bisa menghancurkan gunung suci tersebut bersama-sama.     

Tapi tentu saja, jika orang-orang di Gunung Suci Xihua mengambil tindakan terlebih dahulu, maka mereka tidak akan takut untuk bertempur. Saat ini mereka telah mengepung seluruh area dari Gunung Suci Xihua, yang menunjukkan bahwa mereka telah siap bertarung kapan saja. Meskipun para Saint yang berada di pihak mereka tidak mampu menghadapi tiga orang Saint dari Gunung Suci Xihua, namun pasukan Sage mereka memiliki kemampuan yang mumpuni untuk mengalahkan mereka yang berasal dari Gunung Suci Xihua.     

Elang Angin Hitam tampak berputar-putar di dekat Saint Jiang dan Douzhan. Burung itu mengeluarkan suara manusia dan berkata, "Dinasti Suci Zhou Agung telah lenyap. Raja Suci dan Zhou Yanwang telah binasa."     

Saint Jiang mendengarkan kata-kata itu dengan ekspresi tenang dan tanpa keterkejutan di wajahnya. Dengan adanya Pedang Nether dan Kepala Desa yang memimpin pasukan, serta hadirnya Saint Glass sebagai bala bantuan, tidak mengejutkan untuk mengetahui bahwa Zhou Zhiming telah tewas. Adapun mereka yang berada di tingkat Sage Plane, bahkan dia tidak perlu merasa khawatir sama sekali.     

Ye Futian telah menyelesaikan putaran ketiga dari proses pengujian obat, yang menandakan bahwa dia telah menjalani proses pengujian obat secara keseluruhan. Dia benar-benar bisa dianggap sebagai sosok yang tak terkalahkan di antara para kultivator di bawah Saint Plane. Tidak ada seorang-pun yang berada di bawah Saint Plane di seluruh penjuru Sembilan Negara yang bisa mengalahkannya.     

Tiba-tiba tubuh Douzhan merinding. Pola pikirnya berbeda dari Saint Jiang. Dia lahir di Negeri Barren dan dahulu dia adalah pemimpin dari Paviliun Battle Sage. Selama ini dia selalu berlatih di Istana Holy Zhi dan telah mengalami masa-masa dimana semua orang di Istana Holy Zhi menantikan lahirnya seorang Saint dari jajaran anggota mereka.     

Saat ini, Istana Holy Zhi telah tiba pada suatu titik dimana mereka mampu membagi pasukan mereka dan menyerang dua tempat suci terkuat di Negeri Timur. Dia baru saja mendengar bahwa muridnya telah memimpin sekelompok kultivator dan menghancurkan Dinasti Suci Zhou Agung. Bahkan dua Saint mereka tewas terbunuh, jadi orang-orang bisa membayangkan bagaimana perasaan Douzhan saat ini. Semua yang telah terjadi dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini tampak seperti mimpi. Tapi sekali lagi, dia segera sadar dari keterkejutannya. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang Saint. Dia memiliki pola pikir yang stabil dan dia tidak mudah digoyahkan.     

Bukan hanya mereka yang mendapatkan berita tersebut. Di puncak Gunung Suci Xihua, tiga sosok terlihat sedang berdiri berdampingan, sambil menatap ke arah Saint Jiang dan Douzhan, yang berada di kejauhan. Sekelompok kultivator berdiri di belakang mereka, dan mereka semua adalah sosok-sosok terkemuka dari Gunung Suci Xihua. Selain itu, ada juga seorang wanita cantik, yang tidak lain adalah Zhou Ziyi. Dia telah menjalani aliansi pernikahan dengan Gunung Suci Xihua. Pada saat ini, tubuh Zhou Ziyi bergetar hebat ketika dia menghampiri Saint Xihua dan yang lainnya.     

"Tewas?" Nada bicara Saint Xihua sedingin es. Mereka semua sedang menunggu berita dari Dinasti Suci Zhou Agung. Dia baru saja mendengar berita yang sangat buruk dari mulut seekor monster iblis, dan kini dia menunggu Zhou Ziyi untuk memastikan kebenaran dari berita tersebut.     

"Ayah saya telah tewas terbunuh," jawab Zhou Ziyi. Matanya memerah saat dia menatap ke arah pasukan dari Istana Holy Zhi yang berada di kejauhan. Kedua matanya dipenuhi dengan keinginan membunuh yang luar biasa.     

"Aku akan membunuh Ye Futian." Nada bicara Zhou Ziyi sedingin es. Semua penderitaannya selama ini disebabkan oleh Ye Futian.     

"Kau?" Saint Xihua mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah Zhou Ziyi.     

"Kalau begitu, pergilah dan bunuh Ye Futian," ujar Saint Xihua dengan nada dingin. Membunuh Ye Futian? Siapa di antara kita yang tidak ingin membunuh Ye Futian? Tapi apakah kau benar-benar berpikir bahwa kau mampu melakukannya, Zhou Ziyi?     

Tatapan mata Zhou Ziyi sedingin es saat dia memandang ke arah Saint Xihua, menyadari bahwa kedua mata Saint Xihua dipenuhi dengan kebencian dan kesombongan yang luar biasa, seolah-olah dia sedang melihat seekor semut.     

Dia merasakan ketakutan yang luar biasa. Itu adalah sebuah perasaan yang tidak pernah dia alami sebelumnya. Meskipun Zhou Ziyi sangat keras kepala, yang disebabkan karena latar belakangnya yang kuat, namun dia tidak sebodoh itu. Gunung Suci Xihua dan Dinasti Suci Zhou Agung telah mengadakan aliansi pernikahan. Selama ini Saint Xihua memperlakukannya dengan baik karena kedua tempat suci ini telah bersekutu, tapi itu adalah masa lalu. Suaminya, Liu Zong, telah meninggal dunia, dan ayahnya, Raja Suci Zhou Agung, juga mengalami hal yang sama. Saat ini Zhou Ziyi hanyalah seorang dan tidak berarti apa-apa di mata Saint Xihua.     

"Saint Xihua." Zhou Ziyi menundukkan kepalanya saat Saint Xihua menatapnya. Satu tatapan mata dari Saint tersebut membuatnya bisa merasakan tekanan yang luar biasa, sebuah tekanan yang tidak mampu ditahan oleh tubuhnya. Saint Xihua tidak pernah menatapnya seperti itu sebelumnya.     

"Jadi Zhou Zhiming benar-benar sudah mati. Benar-benar sosok yang tidak berguna." Nada bicara Saint Xihua sedingin es. Beban yang dipikul oleh Gunung Suci Xihua menjadi semakin berat karena dua orang Saint dari Dinasti Suci Zhou Agung telah tewas terbunuh. Istana Holy Zhi memiliki empat orang Saint, dan ditambah dengan Saint Glass, pasukan lawan memiliki lima orang Saint. Orang-orang bisa membayangkan apa yang ada di dalam pikiran Saint Xihua dalam situasi seperti itu.     

"Saint Xihua, ayah saya telah tewas dalam pertempuran. Tega sekali anda mengatakan hal seperti itu?" Kedua mata Zhou Ziyi menjadi semakin memerah. Dia menatap ke arah Saint Xihua dengan ekspresi dingin di wajahnya. Dia tahu bahwa dia bukan siapa-siapa di hadapan Saint Xihua, tetapi setelah menerima berita kematian baik suami maupun ayahnya, efeknya terlalu berat baginya untuk tetap bisa berpikir rasional.     

*Plak* Terdengar suara tamparan yang keras dan tubuh Zhou Ziyi terhempas ke udara. Itu bukanlah tindakan yang dilakukan oleh Saint Xihua karena dia sama sekali tidak peduli pada Zhou Ziyi. Seorang Tetua di belakang Saint Xihua adalah orang yang baru saja menampar Zhou Ziyi dengan mengibaskan lengan bajunya.     

"Kau sudah keterlaluan, Zhou Ziyi," ujar Tetua itu dengan tatapan mata sedingin es. Darah terlihat di sudut mulut Zhou Ziyi. Wajahnya dipenuhi dengan amarah saat dia duduk di permukaan tanah. Air mata terlihat membasahi wajahnya. Tentu saja dia mengenali identitas dari Tetua tersebut. Itu adalah seorang Tetua dari Gunung Suci Xihua. Ketika Liu Zong masih hidup, Tetua itu selalu tersenyum dan bersikap sopan padanya. Kala itu, dia tidak mungkin memperlakukannya seperti ini.     

Dia menyeka darah di sudut mulutnya dengan lengan bajunya yang berwarna putih. Zhou Ziyi menatap ke arah Tetua itu dan berkata, "Jika suami dan ayah saya masih hidup, mereka akan langsung membunuh anda." Dia tidak lagi mempedulikan konsekuensi yang akan diterimanya. Dia menerima penghinaan seperti ini begitu ayahnya meninggal dunia. Sebagai seorang puteri dari Dinasti Suci Zhou Agung, dia memiliki status yang tak tertandingi, jadi orang-orang bisa membayangkan betapa terkejutnya Zhou Ziyi menerima perlakuan seperti itu.     

Tetua itu mengerutkan keningnya dan mendengar Saint Xihua berkata, "Berisik sekali."     

"Saya akan segera membawanya pergi," Tetua itu membungkuk hormat dan berjalan menghampiri Zhou Ziyi. Dia memancarkan kekuatan hukum dari tubuhnya dan membiarkan tekanan yang dipancarkan menimpa tubuh Zhou Ziyi.     

"Berani sekali kau menyentuhku?" Mata Zhou Ziyi memerah dan dipenuhi dengan keinginan membunuh. Namun, Tetua itu tidak peduli. Dia menarik kerah bajunya dan membawanya pergi.     

"Argghh..." Pikiran Zhou Ziyi rasanya seperti akan hancur karena penghinaan yang dialaminya. Namun, tidak ada yang mempedulikan pemandangan tersebut dan tidak ada seorang-pun yang membelanya. Orang-orang dari Gunung Suci Xihua sama sekali tidak peduli padanya.     

Tiba-tiba, Zhou Ziyi tertawa terbahak-bahak. "Saint Xihua, bagaimanapun juga, aku adalah istri dari muridmu, seorang puteri dari Dinasti Suci Zhou Agung. Suami dan ayahku sudah mati. Kau akan mati dengan cara yang mengerikan karena telah memperlakukanku seperti ini."     

"Kau benar-benar sudah keterlaluan." Tetua itu memandangnya dan mengerahkan telapak tangannya ke dada Zhou Ziyi. Sebuah kekuatan yang dahsyat bergejolak di sekujur tubuhnya dan darah keluar dari mulutnya, tapi dia sudah tidak peduli pada apa-pun.     

"Apakah kau benar-benar berpikir bahwa Liu Zong menyukaimu? Sementara ada begitu banyak wanita hebat di Negeri Timur?" Tetua itu berjongkok dan berbisik di telinga Zhou Ziyi. Kemudian dia menatapnya dan berkata dengan nada dingin, "Jika bukan karena statusmu sebagai puteri dari Dinasti Suci, kau pasti sudah mati berkali-kali."     

Baik Liu Zong maupun Raja Suci sudah mati dan kau masih tidak dapat melihat situasi yang sedang kau hadapi dengan jelas. Bahkan kau benar-benar berani menjawab perkataan Saint Xihua. Hidupmu memang terlalu nyaman, pikir sang Tetua.     

"Kalau begitu, bunuh saja aku," ujar Zhou Ziyi dengan suara pelan.     

"Jika kau ingin mati, pergilah dari gunung ini sekarang." Tetua itu terus menyeretnya pergi. Zhou Ziyi tampak seperti mayat yang sedang berjalan. Tidak lama kemudian dia dilempar dari puncak gunung oleh Tetua tersebut. Dia tidak pernah bermimpi bahwa akan ada hari dimana dia, sang puteri yang terhormat dari Dinasti Suci Zhou Agung, akan berakhir seperti ini. Jika ayahnya masih hidup, dengan mempertimbangkan kepribadiannya yang begitu kejam, maka ayahnya pasti akan datang jauh-jauh ke Gunung Suci Xihua demi dirinya.     

Zhou Ziyi berusaha berdiri dan menyeimbangkan tubuhnya. Setelah itu, dia melesat ke depan dan pergi menuruni gunung. Tidak lama kemudian, dia melihat pasukan Istana Holy Zhi dari kejauhan, dan dia berjalan ke arah mereka. Orang-orang dari Istana Holy Zhi memandangnya berjalan dengan ekspresi dingin di wajah mereka. Sosok yang berdiri di bagian terdepan dari pasukan itu adalah Yu Sheng. Dia berjaga di arah itu dan memimpin pasukannya.     

Zhou Ziyi tentu mengenali Yu Sheng. Dia mengenalnya di Villa Saint Chess delapan tahun lalu. Kala itu, Yu Sheng dan Ye Futian muncul di Villa Saint Chess untuk menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi. Namun, tidak ada seorang-pun yang mempedulikan sosok tidak penting seperti Yu Sheng dan Ye Futian kala itu. Bagaimanapun juga, Liu Zong, murid yang dibimbing oleh ketiga Saint dari Gunung Suci Xihua juga berada di sana. Dia, sama seperti yang lainnya, tidak peduli pada Ye Futian dan Yu Sheng. Dia selalu memusatkan perhatiannya pada Liu Zong.     

Tetapi ketika dia memikirkannya kembali, mungkin sejak awal dia sudah berprasangka buruk, dimana dia mengakui kualitas luar biasa yang dimiliki oleh Liu Zong tetapi dia tidak pernah mempedulikan Ye Futian dan Yu Sheng. Dia menganggap mereka berdua sangat kurang ajar meskipun keduanya memang sangat luar biasa, tetap menolak untuk mengakui kemampuan mereka.     

Suaminya, Liu Zong, telah tewas dalam pertempuran sementara semua orang di seluruh penjuru Sembilan Negara kini mengetahui nama Ye Futian. Meskipun Yu Sheng tidak setenar Ye Futian, namun dia tetap berdiri di sana, berjaga di posisinya seperti seorang dewa. Tatapan mata yang menghina itu dipenuhi dengan kekuatan yang mengerikan.     

Dia harus mengakui kehebatannya meskipun dia tidak ingin melakukannya. Dia harus mengakui bahwa kelompok yang dipimpin oleh Ye Futian, yang muncul di Vila Saint Chess bertahun-tahun yang lalu, adalah sosok-sosok yang luar biasa dan mereka telah mengubah keseimbangan kekuatan di Sembilan Negara. Mereka telah menghancurkan Dinasti Suci Zhou Agung, yang telah menjadi legenda milik mereka sendiri dalam catatan sejarah di Sembilan Negara.     

"Bunuh aku," ujar Zhou Ziyi sambil menatap ke arah Yu Sheng.     

Yu Sheng menatapnya dengan dingin dan tidak melakukan apa-apa. Dia hanya berkata, "Bunuh dia." Kemudian dalam sekejap, sebuah tombak melesat tepat ke arah Zhou Ziyi begitu dia selesai berbicara, langsung menusuk jantungnya.     

Dia mengamati area di depannya dengan seksama tetapi dia tidak dapat memastikan siapa yang telah membunuhnya. Yu Sheng tidak perlu repot-repot membunuhnya dengan tangannya sendiri. Zhou Ziyi menyeringai dan merasa bahwa dia sangat menyedihkan. Tidak lama kemudian, tubuhnya jatuh tak bernyawa ke permukaan tanah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.