Legenda Futian

Pembalasan Pei Qianying



Pembalasan Pei Qianying

2Setelah tiba di Dunia Atas, Ye Futian dan kelompoknya mengunjungi sebuah penginapan untuk menginap.      0

Dunia Atas dan Dunia Bawah berbeda. Meskipun Dunia Atas sangat luas, namun populasinya juga sangat padat, dan ada banyak istana megah yang berdiri dimana-mana.     

Setelah menemukan tempat untuk menginap, Ye Futian dan Kepala Desa pergi ke Istana Kaisar Xia. Berita tentang Jieyu telah berada di dalam pikirannya selama beberapa hari terakhir, dan sekarang setelah semua urusan terkait Istana Holy Zhi telah terselesaikan, maka hal pertama yang akan dia lakukan saat berada di Dunia Atas adalah pergi menemui Xia Qingyuan.     

Sementara itu, anggota kelompok Ye Futian lainnya menghabiskan waktu untuk berkeliling dan membiasakan diri dengan Dunia Kaisar Xia, dan pada saat yang sama mempelajari tentang persebaran pasukan-pasukan besar di Dunia Atas sehingga mereka dapat membuat sebuah peta yang lengkap mengenai hal tersebut.     

Tapi satu hal yang tidak diketahui oleh Ye Futian adalah sejak mereka memasuki penginapan tempat mereka menginap, mereka sudah diawasi.     

Di Dunia Kaisar Xia, terdapat satu kompleks istana yang memancarkan sebuah aura yang sangat tajam.     

Ini adalah Istana Jueying, tempat dimana Saint Jueying berkultivasi.     

Saat ini, Saint Jueying sedang duduk dan berkultivasi di tengah-tengah sebuah diagram raksasa. Aura-aura pedang yang tak terlihat mengalir di sekelilingnya. Tidak lama kemudian, dia membuka matanya dan bertanya, "Ada apa?"     

"Tuanku, seseorang dari Paviliun Tianji telah tiba di sini, dia mengatakan bahwa dia memiliki berita terkait Ye Futian," ujar orang yang sedang membungkuk hormat di hadapannya. Sebuah aura pedang terlintas di mata Saint Jueying.     

"Suruh dia masuk." Ekspresinya tampak serius. Semenjak kekalahan Pei Qianying, dia telah mengawasi pergerakan Ye Futian. Tetapi Sembilan Negara diperintah secara langsung oleh Kaisar Xia, dan dia menetapkan peraturan yang belaku di sana, sehingga Saint Jueying tidak berani bertindak sembrono.     

Tetapi murid kesayangannya telah dikalahkan tepat di depan matanya. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan hal itu?     

Belakangan ini pedangnya tidak stabil, dan seringkali goyah, dan dia sudah muak akan hal tersebut. Jadi dia telah membayar Paviliun Tianji untuk menanyakan kabar mengenai Ye Futian.     

Paviliun Tianji sebenarnya tidak peduli dengan hal-hal terkait Dunia Bawah karena informasi itu tidak berharga. Tidak ada seorang-pun yang pernah meminta mereka untuk mencari informasi tersebut, jadi tidak ada untungnya bagi mereka untuk melakukannya. Tapi Saint Jueying telah membayar mereka dengan harga tinggi, dan karena itulah mereka secara pribadi mengirim seseorang ke Dunia Bawah untuk mengamati segala sesuatu yang terjadi di sana. Sehingga kini mereka mengetahui semua peristiwa yang terjadi di Dunia Bawah.     

Tidak lama kemudian, muncul satu sosok berjubah putih yang dihiasi dengan sulaman dua ekor ikan yang mewakili 'Yin' dan 'Yang'. Dia menyipitkan matanya pada Saint Jueying, lalu dia membungkuk hormat dan berkata, "Salam hormat, Senior Saint Jueying."     

Saint Jueying masih duduk di tempatnya, dan berkata, "Bicaralah, tidak perlu bertele-tele."     

"Ye Futian telah tiba di Dunia Atas bersama dengan banyak kultivator dari Istana Holy Zhi. Terdapat tiga orang Saint di antara mereka, termasuk Yaya dan sang budak pedang dari Pendekar Nether, dimana Yaya kemungkinan besar mewarisi aura dari Pendekar Nether. Anda sudah pernah melihatnya sebelumnya. Ada juga pemimpin dari Kuil Suci Lapis Lazuli. Selain mereka, ada pula banyak Sage yang sangat kuat. Sebagian besar dari mereka adalah para kultivator yang ikut menjalani tes bersama Xia Qingyuan kala itu. Kelompok ini tiba di Dunia Atas setelah berhasil mendaki Tangga Langit." Pria yang berasal dari Paviliun Tianji itu tersenyum tipis saat dia mengatakan hal ini. Laporannya sangat rinci. Dia telah menyelidiki mereka yang baru saja tiba di Dunia Atas secara menyeluruh.     

Saint Jueying tiba-tiba mengerutkan alisnya. Jadi dia membawa tiga orang Saint bersamanya, termasuk sang penerus dari Pendekar Nether.     

Dia tidak akan bisa berurusan dengan kelompok sekuat itu.     

"Dimana mereka sekarang?" tanya Saint Jueying.     

"Mereka tinggal di sebuah penginapan. Mungkin anda belum mendengar informasi ini, tetapi Ye Futian telah pergi ke Istana Kaisar Xia dengan salah satu budak pedang dari Pendekar Nether, mungkin dia ingin memberi penghormatan pada Kaisar Xia. Adapun alasan sesungguhnya dibalik kunjungannya itu, kami belum mengetahuinya, tetapi kami akan mengetahuinya sesegera mungkin," lanjut pria itu.     

Saint Jueying mengangguk saat dia mendengarkan penjelasan dari tamunya itu. "Ada satu hal lagi yang harus saya katakan pada anda. Penampilan Ye Futian dalam perang suci di Sembilan Negara sangat luar biasa, dan dapat dikatakan bahwa tidak ada seorang-pun yang bisa menandinginya di bawah tingkat Saint Plane, dan dalam aspek kekuatan bertarung, dapat dikatakan bahwa dia tak tertandingi. Kaisar Xia mungkin sudah menaruh perhatian padanya, dan sejauh sepengetahuan kami, Puteri Xia Qingyuan telah berkunjung ke Istana Holy Zhi."     

Saint Jueying mengerutkan keningnya. Ye Futian adalah seorang pemimpin dari sebuah tempat suci di Dunia Bawah, salah satu bawahan dari Kaisar Xia. Jika apa yang dikatakan oleh tamunya ini memang benar adanya dan Ye Futian memang telah menarik perhatian Kaisar Xia, maka jika dia membunuhnya, hal itu pasti akan membuat Kaisar Xia merasa tidak senang.     

Tetapi banyak kultivator dari Istana Holy Zhi juga telah datang kemari. Mungkin dia bisa mulai menyelidiki tentang mereka dan mengetahui alasan mengapa Kaisar Xia bersikap seperti itu?     

"Ayah," tiba-tiba terdengar sebuah suara. Dia melihat ke arah sumber suara dan menyaksikan Pei Qianying berjalan ke arahnya. Dia tidak lagi memiliki temperamen yang sama seperti sebelumnya. Rambutnya berantakan dan pandangan matanya tampak linglung.     

Setelah Roh Kehidupannya dihancurkan, jalur kultivasinya kini telah terganggu. Semua orang saling memandang satu sama lain dengan ekspresi dingin di wajah mereka. Mantan rekan-rekannya dari Istana Pedang Lihen memandangnya dan melihat bahwa kedua matanya dipenuhi dengan kesedihan. Dia telah kehilangan hak untuk berkultivasi bersama mereka.     

Meskipun dia adalah anggota keluarga dari Saint Jueying, namun orang-orang bisa melihat di matanya bahwa segala sesuatunya telah berbeda sekarang. Dahulu, semua orang selalu memujanya dan menghormatinya, tetapi sekarang yang tersisa hanyalah kebencian dan rasa simpati.     

"Aku ingin dia mati." Suara Pei Qianying penuh dengan kebencian.     

Saint Jueying memandang ke arah Pei Qianying dengan ekspresi tidak senang di wajahnya. Tetapi dia tidak berkomentar apa-apa. Dia hanya menghela napas. Bagaimanapun juga, dia pernah menjadi putra kesayangannya. Dia bisa memahami penderitaannya.     

"Ikutlah denganku ke Istana Pedang Lihen," ujarnya.     

Pei Qianying langsung memahami rencana ayahnya. Dia mengangguk dan berkata, "Baiklah."     

…..     

Istana Pedang Lihen adalah tempat suci terbaik untuk mempelajari ilmu pedang di Dunia Kaisar Xia.     

Pemimpin dari tempat itu adalah Pendekar Saint terbaik yang dimiliki oleh Kaisar Xia, sang pendekar pedang terkuat. Ketenarannya tidak hanya terbatas di Dunia Kaisar Xia saja.     

Dari fakta ini, bisa dilihat setinggi apa status yang dimiliki oleh Istana Pedang Lihen di Dunia Kaisar Xia.     

Istana Pedang Lihen tampak seperti sebuah negeri dongeng. Deretan awan melayang di sekitar tempat ini, yang terlihat seperti kediaman para dewa.     

Pada saat itu terdapat seorang Saint yang sedang berkultivasi di depan istana tersebut. Sementara Pei Qianying tampak berlutut di permukaan tanah dan bersujud, sambil menangis tersedu-sedu. Di depannya terdapat seorang pria yang memancarkan sebuah aura yang sangat gesit dan kuat di sekelilingnya. Sudah jelas dia juga seorang Saint.     

"Saya selalu giat berlatih agar saya mampu membayar hutang budi yang saya miliki terhadap anda, Guru. Dimana-pun saya berada, saya selalu meminta bantuan anda terkait ilmu pedang. Sekarang kultivasi saya telah dihancurkan, dan saya sudah tidak layak lagi untuk belajar di bawah bimbingan anda. Saya tidak ingin merusak reputasi anda, Guru, jadi saya tidak pernah mengunjungi anda selama beberapa tahun terakhir. Saya harap anda bisa memaafkan saya."     

Nada bicara Pei Qianying terdengar tulus. Di masa lalu dia tidak akan bisa melakukan hal seperti ini, tetapi sekarang kehormatan dan martabat tidak berharga baginya. Satu hal yang dia inginkan hanyalah balas dendam.     

"Berdiri dan bicaralah," ujar guru dari Pei Qianying.     

Tapi Pei Qianying tetap membungkuk hormat di tempatnya. Kemudian dia berkata, "Saya merasa malu. Saya datang menemui anda karena saya mendengar informasi bahwa orang yang telah membuat saya menjadi seperti ini telah datang ke Dunia Atas. Saya telah dikalahkan olehnya dalam pertempuran yang terjadi di Kuil Jiutian. Saya lebih lemah darinya, jadi saya tidak pantas mengungkit kembali tentang masalah ini, dan saya juga tidak pantas untuk meminta anda turun tangan terkait masalah ini. Tetapi saya harus melakukan hal ini karena pertempuran ini telah mempengaruhi reputasi Istana Pedang Lihen. Saya telah dipermalukan di depan orang banyak, dan Roh Kehidupan saya dihancurkan. Banyak orang telah membicarakan hal ini sejak lama. Saya berharap suatu hari nanti saya dapat menyaksikan seorang kultivator dari Istana Pedang Lihen membunuh Ye Futian dan menghapus citra buruk yang telah saya buat."     

Setelah mengatakan hal ini, dia kembali bersujud di permukaan tanah dan berkata, "Saya tidak memiliki kekuatan. Saya tidak bisa menghapus rasa malu saya sendiri. Maafkan saya, Guru."     

Pria yang berada di depannya menatapnya. Meskipun nada bicara Pei Qianying terdengar tulus, dan semua yang telah dia katakan tampaknya berhubungan dengan reputasi Istana Pedang Lihen, dia juga menyadari bahwa Pei Qianying ingin membalas dendam.     

Tapi hal itu bisa dimengerti.     

"Dia berada di tingkat Plane apa?"     

"Saat ini dia adalah seorang Sage tingkat atas. Pria ini menganggap semua orang lebih lemah darinya, dan menyebut dirinya sendiri sebagai sosok yang tertandingi di bawah tingkat Saint Plane. Dia disebut-sebut sebagai kultivator terkuat di Sembilan Negara yang bukan seorang Saint. Kemampuan bertarungnya sangat menakjubkan dan tidak ada seorang-pun di Sembilan Negara yang bisa menandinginya. Orang-orang di Dunia Bawah bahkan mengatakan bahwa di Dunia Kaisar Xia, tidak ada seorang-pun di bawah tingkat Saint Plane yang bisa mengalahkannya," ujar Pei Qianying sambil menatap ke arah gurunya.     

Para kultivator muda yang berada di kedua sisinya mengerutkan kening mereka dan menatap ke arah Pei Qianying dengan dingin. Ada sedikit kebencian terlintas di mata mereka.     

Pei Qianying pernah menjadi bintang dari Istana Pedang Lihen, dan telah memasuki Kuil Jiutian.     

Sekarang, dia telah mengabaikan semua martabatnya hanya untuk mendapatkan kesempatan agar dia bisa membalas dendam. Dia sengaja memprovokasi mereka, berusaha membuat mereka mengambil tindakan terhadap Ye Futian.     

"Feng Xiao dan Mo Li pernah mengunjungi Dunia Bawah. Mereka hadir di Mausoleum Kekaisaran. Apakah pria ini adalah orang yang telah mendapatkan Warisan Renhuang untuk tempat sucinya?" tanya seorang Tetua.     

"Ya, dia orangnya. Dia memiliki sebuah peralatan ritual Saint yang sangat kuat, rumor mengatakan bahwa peralatan ritual itu menempati posisi ketiga dalam Peringkat Peralatan Ritual Saint dari Sembilan Negara. Dia pernah dikepung oleh lawan-lawannya, namun dia berhasil menerobos keluar dari kepungan para Sage terkemuka seorang diri," jawab seseorang yang berada di sampingnya.     

"Orang yang telah mencuri aura pedang Renhuang, Ye Wuchen, dan orang yang mendapatkan warisan Renhuang telah datang bersama Ye Futian ke Dunia Atas," ujar Pei Qianying.     

Tetua itu memandang ke arah Pei Qianying, lalu dia menoleh pada pria yang berada di sampingnya dan berkata, "Karena dia telah dikalahkan di Kuil Jiutian, mari kita selesaikan masalah ini sesuai dengan peraturan yang berlaku di Kuil Jiutian."     

Ketika dia mendengar kata-kata ini, Pei Qianying mengepalkan tangannya dan kembali bersujud ke permukaan tanah.     

Saint Jueying tidak mengatakan sepatah kata-pun, dia hanya berdiri di tempatnya dengan tenang. Ketika dia melihat Pei Qianying bersujud di permukaan tanah, dia menghela napas dalam-dalam.     

Namun, dia berani mengabaikan martabatnya demi mendapatkan kesempatan untuk membalas dendam.     

Dia tahu bahwa tidak peduli siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah, hasil akhirnya sudah ditentukan saat Istana Pedang Lihen memutuskan untuk bertindak.     

...     

Ye Futian tidak tahu bahwa dia telah diawasi sejak dia menginjakkan kaki di Dunia Atas. Namun, tentu saja dia mengetahui bahwa Saint Jueying dan Istana Pedang Lihen akan mengirimkan pasukannya untuk bertarung melawannya. Itu sebabnya dia membawa Yaya dan Saint Glass bersamanya, yang berfungsi untuk melindunginya.     

Saat ini, dia telah tiba di depan Istana Kaisar Xia dan sedang memandanginya. Dia merasa sedikit gelisah. Apakah ini benar-benar istana dari seorang Renhuang? Istana ini tampak sangat menakjubkan dan bermartabat, benar-benar memancarkan aura yang sakral.     

Dia melangkah ke depan menuju bagian kaki istana. Disana terdapat beberapa kultivator yang sedang menjaga gerbang, dan ketika mereka melihat kehadiran Ye Futian dan Kepala Desa, beberapa dari mereka melangkah ke depan dan menghalangi jalan keduanya.     

"Siapa kalian?" tanya seorang penjaga.     

Ye Futian menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Nama saya Ye Futian, Pemimpin dari Istana Holy Zhi di Negeri Barren sekaligus salah satu bawahan dari Kaisar Xia. Saya datang kemari untuk bertemu dengan Puteri Xia Qingyuan."     

Penjaga itu menatapnya. Tidak perlu diragukan lagi bahwa pria ini memang Ye Futian. Memangnya siapa yang berani berdiri di depan Istana Kaisar Xia dan berbohong? Itu sama saja seperti mencari kematian.     

"Saya akan melaporkan hal ini pada atasan saya," ujar salah seorang penjaga.     

"Baiklah," Ye Futian mengangguk. Dia berdiri di depan pintu gerbang dan menunggu dengan tenang.     

Penjagaan di Istana Kaisar Xia sangat ketat, bahkan hal-hal kecil perlu dilaporkan mulai dari status terendah hingga status tertinggi yang ada di istana tersebut. Ye Futian merasa sedikit cemas, tapi dia tetap memusatkan pandangannya ke depan.     

Setelah beberapa saat, seorang pelayan keluar dari pintu gerbang. Dia memandang ke arah Ye Futian dengan tatapan mata sedingin es dan berkata, "Jadi anda adalah Ye Futian."     

"Ya," Ye Futian mengangguk.     

"Sang Puteri mengatakan bahwa dia tidak menerima tamu hari ini, dan telah menyuruh saya untuk mengantar anda pergi secara pribadi," ujar pelayan tersebut.     

"...."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.