Legenda Futian

Pertempuran Antar Pendekar Pedang



Pertempuran Antar Pendekar Pedang

0Sekelompok pendekar pedang turun dari atas langit, yang langsung menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka. Terdapat orang-orang yang terkejut saat mereka melihat pakaian yang dikenakan oleh para pendekar pedang itu.      2

"Mereka adalah para pendekar dari Istana Pedang Lihen."     

Tempat suci nomor satu dalam ilmu pedang di Dunia Kaisar Xia itu akan menarik perhatian orang-orang dimana-pun anggota mereka berada. Ada begitu banyak orang yang berdatangan dari tempat lain saat mereka melihat sekelompok pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen turun dari atas langit. Semua orang memusatkan perhatian ke arah mereka.     

Kemudian orang-orang itu memandang ke arah Ye Wuchen dan dua sosok yang berada di sampingnya. Siapa identitas dari ketiga kultivator itu?     

"Itu Lu Cheng dari Istana Pedang Lihen." Seseorang mengenali pemimpin dari kelompok pendekar itu dan tubuh mereka merinding. Lalu siapa sebenarnya tiga orang itu? Mereka tidak hanya membuat para pendekar dari Istana Pedang Lihen datang kemari, bahkan Lu Cheng, yang berada di posisi kesembilan dalam Peringkat Jiutian juga datang kemari.     

Lu Cheng telah menguji kemampuannya di Kuil Jiutian, sehingga namanya tertera dalam Peringkat Jiutian. Rumor mengatakan bahwa dia sudah berada di puncak Sage Plane dan sebentar lagi akan menjadi seorang Saint. Siapa-pun yang telah melihatnya bertarung di Kuil Jiutian pasti bisa mengenalinya secara langsung.     

Tampaknya selain Lu Cheng, tidak ada satu-pun pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen yang berada tepat di hadapan mereka adalah orang-orang yang lemah.     

Tetapi sekali lagi, seseorang yang dilatih di tempat suci nomor satu dalam ilmu pedang di Dunia Kaisar Xia, sejak awal pasti merupakan para jenius dengan bakat yang langka..     

"Istana Pedang Lihen." Mereka bertiga langsung memahami apa yang sedang terjadi saat ini. Terdapat rumor yang mengatakan bahwa Pei Qianying, kultivator yang telah dibuat lumpuh oleh Ye Futian di Kuil Jiutian kala itu adalah seorang kultivator dari Istana Pedang Lihen.     

Orang-orang itu berasal dari tempat suci nomor satu dalam ilmu pedang di Dunia Kaisar Xia, dan mereka bertiga telah melangkahkan kaki ke Dunia Atas. Dapat dikatakan bahwa mereka telah masuk ke dalam wilayah kekuasaan orang lain.     

Dunia Atas bukanlah bagian dari Sembilan Negara.     

"Ayo kita pergi," ujar Xu Que dengan suara pelan dan mereka bertiga bergegas mundur seperti sambaran petir.     

Bukanlah hal yang baik untuk bertemu dengan orang-orang dari tempat suci sekuat itu begitu mereka sampai ke Dunia Atas. Tidak peduli apakah mereka akhirnya menang atau kalah dalam pertempuran, segala sesuatunya akan menjadi kacau balau.     

Mereka, para kultivator dari Istana Holy Zhi, baru saja tiba di Dunia Atas, sehingga tidak ada satu-pun dari mereka yang ingin membuat masalah bagi Istana Holy Zhi.     

Tetapi sekali lagi, itu adalah harapan yang mereka miliki dan pihak lawan mungkin tidak memiliki niat yang sama. Para kultivator dari Istana Pedang Lihen itu langsung berubah menjadi bilah-bilah pedang dan menghalangi jalan mereka. Para pendekar itu mampu bergerak dengan kecepatan yang luar biasa. Aura pedang yang tak berbentuk menyebar di udara dan tiba di lokasi ketiganya, yang membuat mereka merasa sangat kesakitan, dan aura spiritual mereka tampaknya telah diserang.     

Lu Cheng mengalihkan pandangannya pada mereka bertiga. Dia tampak tenang saat berkata, "Ketiganya berada di tingkat Sage Plane. Kita akan menyelesaikan masalah ini sesuai dengan peraturan yang berlaku di Kuil Jiutian, dimana kami akan menantang kalian bertiga sebagai sesama Sage."     

Itu adalah perintah dari guru mereka. Karena itulah, Istana Pedang Lihen tidak mengirimkan seorang Saint. Mereka perlu memenangkan pertempuran ini sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana mereka telah dikalahkan kala itu. Pertempuran ini mempertaruhkan harga diri mereka sebagai kultivator dari tempat suci nomor satu dalam ilmu pedang di Dunia Kaisar Xia.     

Meskipun mereka mengetahui bahwa orang-orang yang baru saja tiba di Dunia Atas ini memiliki beberapa Saint di antara jajaran anggota mereka, namun orang-orang dari Istana Pedang Lihen tidak peduli jika para Saint itu akan mengambil tindakan.     

Istana Pedang Lihen adalah salah satu tempat suci terkuat di Dunia Kaisar Xia. Siapa-pun yang berani mengirimkan seorang Saint untuk bertarung melawan para Sage mereka sama saja seperti menggali kuburan mereka sendiri.     

Ye Wuchen, Xu Que dan Zui Qianchou memancarkan aura pedang yang menakjubkan. Deretan badai aura pedang yang mengerikan bergejolak di sekitar mereka. Jika mereka tidak dapat melarikan diri, maka mereka tidak punya pilihan selain bertarung.     

"Buat mereka lumpuh, dan jangan lakukan apa-pun pada Roh Kehidupan milik pendekar pedang dengan satu tangan itu."     

Nada bicara Lu Cheng sedingin es. Pei Qianying adalah adik juniornya di Istana Pedang Lihen. Meskipun mereka jarang sekali berinteraksi satu sama lain dan hubungan keduanya tidak lebih dari saling mengenal nama masing-masing, namun tetap saja mereka berasal dari tempat suci yang sama. Permasalahan mengenai hancurnya Roh Kehidupan milik adik juniornya itu adalah sesuatu yang harus diselesaikan dengan cara yang setimpal.     

"Kita harus pergi sesegera mungkin, jangan bertarung terlalu lama," ujar Xu Que pada Ye Wuchen dan Zui Qianchou secara telepati setelah dia merasakan aura pedang yang kuat di sekitar mereka. Meskipun semua kultivator yang berada di sini adalah para Sage, tetapi lawan mereka sebagian besar terdiri dari orang-orang di puncak Sage Plane, yang sangat berbeda dari ketiganya.     

Saat ini mereka tidak berhadapan dengan para jenius dari Sembilan Negara, tetapi para pendekar pedang terbaik dari Istana Pedang Lihen di Dunia Atas.     

Karena itulah, sangat sulit bagi ketiganya untuk bertarung dengan perbedaan Plane yang begitu besar     

Apalagi mereka bertiga telah dikepung dari berbagai arah.     

Seorang pendekar dari Istana Pedang Lihen melangkah ke depan di udara dan kobaran api tampak berkobar dari pakaiannya. Tubuhnya kini memancarkan hawa panas seperti matahari. Kobaran api matahari bersinar dari atas langit dan sebuah aura pedang yang mengerikan bergejolak di sekitarnya. Dalam sekejap, sebilah pedang hukum telah terbentuk.     

Pedang itu tampaknya telah ditempa oleh kobaran api matahari, dimana bilah pedangnya diselimuti dengan kobaran api yang berkilauan dan tampaknya area di sekitarnya juga ikut terbakar.     

"Chu Qingyang, sang Kobaran Api Matahari."     

Banyak orang di antara kerumunan yang menyaksikan pertempuran itu dari kejauhan teringat akan seorang pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen saat mereka melihat satu sosok tampan yang baru saja melancarkan serangan. Dia adalah seorang pendekar jenius dengan reputasi yang luar biasa, Chu Qingyang.     

Siapa sebenarnya yang dihadapi oleh Istana Pedang Lihen kali ini?     

Mereka bertanya-tanya siapa identitas dari ketiga kultivator itu, sehingga Istana Pedang Lihen mengirimkan sekelompok pendekar sekuat itu. Mengapa Lu Cheng menyinggung tentang peraturan yang berlaku di Kuil Jiutian?     

Pendekar lainnya yang berada di sisi kiri melancarkan serangan. Sosok itu dipersenjatai dengan sebilah pedang yang sangat tipis. Pedang itu tampaknya sama sekali tidak memiliki berat. Pengguna dari pedang sepertinya bergerak mengikuti pola dari Hukum Angin, sambil memancarkan sebuah aura yang gesit.     

"Li Qiufeng, sang Pendekar Angin Musim Gugur." Orang itu kembali berbicara, tampaknya dia sudah tidak asing lagi dengan para pendekar dari Istana Pedang Lihen, sehingga dia mampu mengenali mereka hanya dengan mengamati bagaimana cara mereka menggunakan pedang masing-masing.     

Pendekar ketiga melancarkan serangan, dan kemampuannya berbeda dari dua pendekar sebelumnya. Dia memegang sebilah pedang besar yang tumpul, seolah-olah pedang itu tidak mampu memotong apa-pun. Pendekar itu memiliki tubuh yang tinggi dan memancarkan kekuatan yang mengerikan. Dia tidak terlihat seperti seorang pendekar pedang namun tidak ada yang berani meremehkannya.     

Semua pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen sangat kuat. Terutama seorang pendekar bernama Wang Mang, sang Pendekar Kejam.     

Ketiganya membentuk formasi segitiga di udara, mengincar tiga orang yang berada di bawah. Aura mereka sangat kuat dan seorang pendekar lainnya menyebar, berjaga di sekitar area tersebut untuk mencegah Ye Wuchen dan dua orang lainnya melarikan diri.     

Semua orang yang menyaksikan pemandangan itu menyadari bahwa riwayat mereka bertiga telah tamat.     

Siapa-pun yang ingin dilumpuhkan oleh Istana Pedang Lihen tidak akan bisa melarikan diri, terutama ketika diserang oleh sekelompok pendekar sekuat itu. Dapat terlihat dengan jelas bahwa Istana Pedang Lihen tidak berniat untuk membiarkan targetnya melarikan diri.     

*Boom*     

Sebuah tekanan yang menyesakkan menyebar di area itu dan banyak orang merasa seolah-olah ada sebuah tekanan yang kuat menimpa dada mereka. Kekuatan hukum itu saja sudah cukup untuk membuat banyak orang merasa bahwa mereka akan tewas akibat sesak napas.     

Wang Mang, sang Pendekar Kejam melancarkan serangan terlebih dahulu. Dia melangkah ke depan dan memegang pedangnya dengan kedua tangan, lalu mengayunkannya dengan kuat dari atas langit. Suara gemuruh yang keras langsung terdengar, seolah-olah udara telah terbelah menjadi dua bagian. Kekuatan pedang besar yang tak terbatas dikerahkan ke bawah. Kemudian, sebuah badai yang mengerikan bergejolak di udara, berusaha menekan ke arah mereka bertiga.     

Mereka mendongak dan bisa merasakan bilah-bilah pedang besar yang tak terhitung jumlahnya menghujani tubuh mereka dari atas langit, seolah-olah seberkas aura pedang telah menembus udara dan membelenggu aura spiritual mereka, berusaha untuk mengoyak aura mereka hingga hancur berkeping-keping.     

Mereka bertiga bisa merasakan tekanan yang dahsyat itu langsung menimpa tubuh mereka, sehingga mereka bahkan tampak kesulitan untuk berjalan. Sementara permukaan tanah di bawah mereka membentuk banyak retakan dan retakan-retakan itu terus menyebar, seolah-olah berniat untuk menciptakan sebuah kawah di bawah mereka saat itu juga.     

Para kultivator yang berada di kejauhan bisa merasakan tekanan yang menyesakkan itu dan mereka semakin bergerak menjauh.     

Ye Wuchen, Zui Qianchou dan Xu Que kini berada di pusat badai. Aura pedang mereka bergabung menjadi sebuah sungai pedang dan dikerahkan menuju pedang besar tersebut. Meskipun mereka bertiga berada di Archmage Plane, namun mereka masih tidak bisa dibandingkan dengan lawan-lawan mereka karena pasukan lawan berada di Archmage Plane tingkat atas. Jika mereka tidak berendam dalam kolam pengobatan yang telah disiapkan oleh Saint Jiang untuk mereka selama beberapa tahun terakhir, maka satu serangan yang baru saja dikerahkan oleh lawan mereka itu pasti telah melukai mereka bertiga. Hukum Pedang dari Istana Pedang Lihen mampu mengincar aura spiritual targetnya.     

Chu Qingyang, sang Kobaran Api Matahari melancarkan serangan, dimana dia menembakkan cahaya matahari hanya dengan satu ayunan pedangnya dari atas langit. Dalam sekejap, seberkas sinar matahari yang membawa hawa panas yang sangat kuat bersinar ke arah mereka bertiga. Ketiganya merasa seolah-olah hawa panas itu akan mencabik-cabik aura spiritual mereka bahkan sebelum pedang itu tiba di hadapan mereka.     

Wang Mang, Chu Qingyang dan Li Qiufeng berada di puncak Sage Plane.     

Meskipun para pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen dikenal sangat sombong, namun mereka tidak berani meremehkan lawan-lawan mereka. Kelompok Sage ini datang ke Dunia Atas bersama seseorang yang mengaku sebagai sosok yang tak tertandingi di seluruh penjuru Sembilan Negara, dan telah menaklukkan Kuil Jiutian, sehingga mereka ini pasti sangat kuat.     

Jika setiap pendekar dari Istana Pedang Lihen ini merupakan kultivator yang berasal dari Sembilan Negara di Dunia Bawah, mereka pasti layak berada di jajaran posisi atas dalam Peringkat Sage.     

Li Qiufeng juga melancarkan serangannya. Sebuah Badai tampaknya langsung terbentuk begitu dia menghunus pedangnya, yang dikerahkan menuju mereka bertiga. Ribuan arus yang dibentuk oleh pedang itu sudah cukup mengerikan, sehingga setiap arus itu mampu menebas para kultivator yang berada di puncak Sage Plane.     

Ketika ketiga pendekar itu menyerang, banyak orang mengasihani mereka yang menjadi target serangan itu dalam hati. Sangat sulit bagi siapa-pun di bawah Saint Plane untuk menahan serangan seperti itu. Bahkan seorang kultivator di puncak Sage Plane akan mengalami kesulitan, apalagi target dari serangan itu adalah para Sage yang belum mencapai Archmage Plane tingkat atas.     

Tampaknya satu serangan dari masing-masing pendekar sudah cukup untuk membunuh ketiganya.     

Ye Wuchen, Zui Qianchou dan Xu Que masih terjebak di tengah-tengah pertempuran. Seberkas cahaya yang menyilaukan terpancar dari tubuh Ye Wuchen, dan aura pedang yang mengalir di sekujur di tubuhnya tampaknya memiliki kekuatan mistis dan terasa sangat kuat.     

Sebilah pedang perak melesat dari bagian tengah alisnya. Roh pedang itu muncul dengan memancarkan cahaya yang menyilaukan. Ribuan aura pedang bergejolak dan dikeluarkan untuk menghancurkan segalanya. Rentetan serangan yang diarahkan pada aura spiritual mereka bertiga kini telah hancur berkeping-keping.     

Pedang perak itu berdentang dan sebuah badai mengerikan yang terbentuk dari aura pedang muncul dalam sekejap. Selain itu, sebilah pedang raksasa telah muncul dengan dilengkapi oleh pedang perak di bagian tengahnya. Cahaya berwarna emas yang menyilaukan menyelimuti pedang raksasa tersebut. Kedua sinar mistis itu bersinggungan dan tampak sangat menyilaukan.     

"Hancurkan mereka." Ye Wuchen mendongak dan dalam sekejap seberkas aura pedang yang mengerikan terpancar dari matanya. Dia menunjuk ke udara dengan satu jarinya dan pedang raksasa itu memancarkan aura pedang yang menjulang tinggi, mengoyak kekuatan pedang yang membelenggu mereka.     

Semua aura pedang itu tercabik-cabik dalam sekejap.     

"Aura pedang Renhuang." Lu Cheng menatap ke arah Ye Wuchen. Adik juniornya terlibat konflik dengan pria itu untuk memperebutkan aura pedang Renhuang, dimana adik juniornya mengambil Roh Kehidupan pria itu untuk menempa aura pedang Renhuang di dalamnya. Namun, tubuh Pei Qianying dibuat menjadi lumpuh sebelum dia sempat melakukannya.     

Pada saat ini, tampaknya Ye Wuchen telah menggabungkan aura pedang Renhuang ke dalam Roh Kehidupannya, sehingga memungkinkannya untuk meminjam kekuatan dari aura pedang Renhuang.     

Tiga pendekar yang baru saja melancarkan serangan juga bisa merasakan hal yang sama. Mereka tidak ingin membuang-buang waktu untuk merasa terkejut dan segera melancarkan serangan mereka lagi.     

Wang Mang, sang Pendekar Kejam, membentuk sebuah mudra pedang dan kekuatan dari Pedang Overbearing miliknya kini menjadi semakin mengerikan. Bilah-bilah pedang berwarna emas yang tak ada habisnya muncul di atas mereka bertiga. Setiap bilah pedang dihiasi dengan pola-pola yang berkilauan, memungkinkan semua bilah pedang itu memancarkan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya.     

"Tebas mereka," Wang Mang berteriak. Bilah-bilah Pedang Overbearing itu melesat ke bawah seperti sambaran petir dalam sekejap, mengincar kepala dari tiga kultivator itu dari atas langit.     

Badai-badai yang mengerikan bergejolak di sekitar Ye Wuchen. Aura pedang Renhuang telah menyatu dengan Roh Kehidupannya dan bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya juga muncul di sekitarnya, yang langsung melesat ke atas langit dan bertabrakan dengan aura pedang yang dikerahkan ke bawah. Pedang raksasa yang dibentuk oleh Roh Kehidupannya berbenturan dengan Pedang Overbearing milik Wang Mang dan akibatnya, badai-badai yang mengerikan terbentuk di sekitar mereka. Pedang Overbearing bergetar hebat dan pola-pola yang menghiasi bilah pedang itu retak dan hancur sedikit demi sedikit. Pedang itu akhirnya hancur hingga berkeping-keping saat retakan itu terus menyebar.     

"Maju!" Satu kata terdengar dari mulut Ye Wuchen. Dalam sekejap, dia melesat ke atas langit seperti sambaran petir. Roh pedang itu bahkan lebih cepat darinya, langsung bergerak menuju Wang Mang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.