Legenda Futian

Pengawal Sang Puteri



Pengawal Sang Puteri

3Aura pedang dari Jalur Agung menyebar di atas langit, memenuhi area yang luas tersebut.     2

Para kultivator yang tak terhitung jumlahnya di area itu menatap ke arah pemandangan mengerikan yang sedang terjadi di udara. Sebuah tirai cahaya pedang muncul di atas langit saat aura pedang itu terus menyebar di udara.     

Itu adalah kekuatan Saint.     

Saat ini sedang terjadi pertempuran antar Saint di atas langit.     

Namun, siapa yang sedang bertarung?     

Aura pedang telah menyebar kemana-mana dalam sekejap. Banyak orang menatap ke arah medan pertempuran di udara dan pikiran mereka berguncang. Sudah jelas terdapat seorang Saint di atas sana.     

Yaya sedang duduk bersila dan cincin-cincin aura pedang dari Jalur Agung berputar-putar di sekitarnya dan melesat ke kejauhan. Diagram pedang yang berada di medan pertempuran kini bersinar semakin terang. Aura pedang yang tak berbatas berputar-putar di sekitar pedang yang dikerahkan dari atas langit. Suara benturan yang keras terdengar dari arah medan pertempuran. Pedang milik Yaya terus mendorong pedang lawannya ke belakang. Jejak-jejak aura pedang di udara terus dihancurkan dan para kultivator dari Istana Pedang Lihen bergegas mundur dari medan pertempuran tidak lama setelah mereka menyaksikan pemandangan itu.     

Jadi orang yang telah melancarkan serangan itu adalah reinkarnasi dari Pendekar Nether yang namanya begitu terkenal dalam legenda di masa lalu. Apakah dia sudah sekuat itu sekarang?     

*Boom* Seberkas kilatan pedang yang sangat menyilaukan telah muncul dan melesat ke bawah dalam sekejap. Pedang milik Saint Liyang langsung ditembus dan jejak-jejak aura pedang di udara telah dihancurkan hingga menjadi debu. Tidak lama kemudian, sebuah suara bernada dingin terdengar di seluruh area tersebut.     

"Jika para pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen terus berperilaku seperti ini, maka sebaiknya mulai saat ini kalian berhenti bertarung melawan kultivator lainnya sebagai seorang pendekar pedang, karena hal itu hanya akan mencemari nama baik dari pendekar pedang."     

Suara itu terdengar sejauh ribuan mil di udara. Banyak orang juga ikut mendengarkan suara itu dan pikiran mereka berguncang. Ternyata benar-benar ada orang-orang yang berani menghina para pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen dan mengatakan bahwa mereka telah mencemari nama baik dari pendekar pedang. Itu adalah kata-kata yang mengandung makna yang sangat dalam.     

Terdengar suara mendengus di salah satu istana dari Istana Pedang Lihen. Darah terlihat di sudut mulut seseorang. Aura pedang yang berada di sekitar Saint Liyang telah menghilang. Dia menyeka darah di sudut mulutnya dan melihat ke kejauhan sambil menyipitkan matanya.     

Pendekar Nether, ya?     

Di masa lalu, baik Pendekar Nether maupun Pendekar Lihen telah dikenal sebagai dua pendekar pedang terkuat di Dunia Kaisar Xia, keduanya selalu bersaing untuk bisa menjadi pendekar pedang nomor satu.     

Jadi saat ini Pendekar Nether telah kembali.     

Tentu saja dia juga mendengar suara itu. Mereka memang merupakan pihak yang bersalah dalam pertempuran ini, tapi dia tidak mungkin bisa hanya duduk diam saat menyaksikan murid-muridnya tewas terbunuh. Karena itulah, dia tidak terlalu memikirkan konsekuensinya.     

Adapun masalah terkait nama baik para pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen, mereka telah menjelajah ke berbagai tempat sebagai para pendekar pedang kuat dari Istana Pedang Lihen selama bertahun-tahun. Nama baik mereka bukanlah sesuatu yang bisa dicemari hanya dengan kata-kata belaka, bahkan jika orang yang mengucapkan kata-kata seperti itu adalah Pendekar Nether. Saat ini, dia, sang Pendekar Lihen, adalah pendekar pedang nomor satu di seluruh penjuru Dunia Kaisar Xia.     

Aura pedang perlahan-lahan menghilang di medan pertempuran tersebut. Tekanan yang mengerikan itu akhirnya telah menghilang. Banyak orang menarik napas dalam-dalam, karena mereka cukup menderita akibat tekanan itu sebelumnya, dimana mereka merasa seolah-olah tubuh mereka akan tercabik-cabik oleh aura pedang itu kapan saja.     

Banyak retakan yang tak terhitung jumlahnya bermunculan di permukaan tanah dan semua bangunan di sekitarnya hancur berkeping-keping. Banyak orang terjebak dalam medan pertempuran dan terluka.     

Tubuh Yu Sheng yang mengerikan masih berdiri di tengah-tengah reruntuhan dan sekujur tubuhnya berlumuran darah. Banyak orang tampak terkejut saat melihatnya. Dia mampu menerima satu serangan yang dilancarkan oleh Saint Liyang dari atas langit dan masih bisa berdiri di tempatnya. Tubuh fisiknya terlihat sangat kuat di mata orang-orang yang berada di sekitarnya.     

Meskipun Saint Liyang hanya melancarkan satu serangan dari jarak jauh dan belum mengeluarkan kekuatannya yang sesungguhnya, namun tetap saja itu adalah sebuah serangan yang diperkuat oleh kekuatan Saint di dalamnya. Jika target serangan itu adalah seorang kultivator biasa di puncak Sage Plane, mereka pasti sudah menjadi lumpuh bahkan jika mereka secara kebetulan mampu bertahan hidup. Namun, Yu Sheng bisa tetap berdiri di tempatnya dengan darah membasahi sekujur tubuhnya. Itu adalah sebuah bukti betapa mengerikannya kekuatan dari tubuh fisiknya.     

Banyak orang menghela napas dalam-dalam, karena tidak ada satu-pun dari mereka yang menduga bahwa orang-orang dari Sembilan Negara di Dunia Bawah benar-benar mampu mempermalukan Istana Pedang Lihen, tempat suci nomor satu dalam ilmu pedang di Dunia Kaisar Xia.     

Tepat ketika Saint Liyang melancarkan serangan, sebenarnya itu merupakan pertanda bahwa Istana Pedang Lihen telah kalah. Mereka kalah telak dalam pertempuran ini.     

Pria dari Sembilan Negara ini benar-benar kuat.     

Yu Sheng mengamati medan pertempuran dengan ekspresi dingin di wajahnya. Para pendekar dari Istana Pedang Lihen telah mundur saat kedua Saint itu bertarung dari jarak jauh.     

Istana Pedang Lihen telah menderita kekalahan telak, bahkan Saint Liyang harus turun tangan untuk menyelamatkan nyawa mereka. Karena itulah, mereka terlalu malu untuk tetap tinggal di medan pertempuran.     

Jika bukan karena satu serangan yang dilancarkan oleh Saint Liyang, Lu Cheng mungkin telah tewas di tangan Yu Sheng. Dia benar-benar brutal. Aura mengerikan yang terpancar dari tubuh Yu Sheng sebelumnya adalah sebuah bukti bahwa dia benar-benar ingin membunuh Lu Cheng.     

"Kau baik-baik saja?" Yu Sheng berbalik dan berkata pada Ye Wuchen.     

Ye Wuchen duduk bersila di tempatnya. Roh Kehidupannya telah kembali ke dalam tubuhnya. Auranya kini tidak stabil. Dia telah mengerahkan sebagian besar kekuatannya untuk bertempur sebelumnya.     

"Aku baik-baik saja," ujar Ye Wuchen sambil memandang ke arah Yu Sheng yang berlumuran darah. Dia masih belum cukup kuat. Meskipun dia telah meminjam kekuatan dari Aura Pedang Renhuang, dia hanya mampu mengalahkan tiga pendekar pedang, sebelum dia merasa kesulitan untuk melanjutkan pertempuran. Jika dia mampu menjadi sosok sekuat Yu Sheng, dia tidak akan membutuhkan bantuan dari Yu Sheng dalam pertempuran ini.     

Pertempuran yang baru saja terjadi ini juga membuatnya mengerti bahwa para kultivator di Dunia Atas memang jauh lebih kuat daripada kultivator di Sembilan Negara. Banyak sosok terkemuka yang dia temui saat menjalani tes bersama Xia Qingyuan bertahun-tahun yang lalu memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dari lawan yang dia temui hari ini. Bakatnya tidak terlalu istimewa, jadi dia harus mengimbanginya dengan rajin berlatih. Alasan utama mengapa dia rela mengorbankan segalanya untuk bisa menyatukan Aura Pedang Renhuang ke dalam tubuhnya adalah agar dia bisa menjadi semakin kuat.     

Tetapi, Aura Pedang Renhuang itu terlalu kuat. Dia hanya mampu menempa sebagian kecil dari aura itu secara keseluruhan meskipun dia telah melakukannya selama bertahun-tahun, namun aura itu tetap membantunya dalam mengembangkan ilmu pedang yang dia pelajari. Namun, dia menyadari bahwa dia masih harus menempuh jalan yang panjang.     

Tidak lama kemudian, aura pedang yang kuat muncul dari kejauhan. Sebilah pedang juga muncul bersama dengan aura tersebut, pedang itu melayang di udara dan dua sosok terlihat berdiri di atasnya.     

"Dia juga seorang Saint." Semua orang tampak terkejut saat melihat lelaki tua yang mengendarai pedang tersebut. Sebenarnya ada apa dengan hari ini?     

Meskipun ada banyak Saint di Dunia Atas, tetapi lelaki tua itu jelas merupakan sosok yang penting.     

Satu sosok lainnya yang terlihat berdiri di atas pedang itu memiliki hawa kehadiran yang luar biasa. Rambutnya berwarna abu-abu dan dia terlihat sangat tampan. Kedua matanya dipenuhi dengan energi dan pakaiannya yang berwarna putih berkibar di udara.     

Siapa identitas dari pria berambut abu-abu itu?     

Pria berambut abu-abu itu turun ke permukaan tanah dan Saint itu mengikutinya dari belakang. Pemandangan itu membuat banyak orang tampak tercengang. Mata mereka berbinar.     

Pria itu adalah pemimpinnya?     

Ye Futian mendarat di permukaan tanah. Yu Sheng dan Ye Wuchen menatapnya.     

"Apa yang telah terjadi?" Kedua mata Ye Futian seperti memancarkan hawa dingin. Kepala Desa mampu merasakan aura pedang milik Yaya ketika Ye Futian sedang dalam perjalanan kembali ke penginapan, jadi mereka memutuskan untuk datang kemari. Pertempuran telah berakhir pada saat mereka tiba di lokasi kejadian dan yang tersisa di sana hanyalah puing-puing. Selain itu, terdapat pula Yu Sheng yang berlumuran darah, Ye Wuchen yang terluka, dan rekan-rekannya yang lain.     

"Orang-orang dari Istana Pedang Lihen yang telah melakukan semua ini," ujar Ye Wuchen.     

Tatapan mata Ye Futian tampak sedingin es. Pei Qianying memang berasal dari Istana Pedang Lihen, namun konflik yang terjadi kala itu disebabkan karena Pei Qianying berani mengambil Roh Kehidupan milik Wuchen, dan menyuruh mereka untuk menemuinya di Lapisan Langit Kesembilan. Karena itulah dia pergi mendaki Tangga Langit, menaklukkan Kuil Jiutian dan membuat Pei Qianying menjadi lumpuh.     

Jadi meskipun mereka merupakan tempat suci nomor satu dalam ilmu pedang, mereka ternyata memilih untuk membela Pei Qianying.     

Ditambah lagi, fakta bahwa mereka bisa datang secepat ini menunjukkan bahwa selama ini mereka telah mengawasi orang-orang dari Dunia Bawah, bahkan ketika mereka masih berada di Sembilan Negara?     

"Bagaimana caranya kau bisa terluka seperti ini?" tanya Ye Futian sambil menatap ke arah Yu Sheng. Bahkan jika orang-orang yang menyerang mereka adalah para kultivator dari Istana Pedang Lihen, Yu Sheng tidak mungkin menderita luka separah ini, meskipun kondisi yang sama mungkin tidak berlaku untuk Ye Wuchen dan yang lainnya.     

Kecuali seorang Saint bertarung melawan Yu Sheng.     

"Seorang Saint menyerangnya." Xu Que berkata dengan nada dingin, "Jika Saint itu tidak ikut campur, maka orang-orang dari Istana Pedang Lihen tidak akan bisa pergi kemana-mana."     

Ekspresi Ye Futian menjadi semakin dingin karena hal-hal yang telah dia perkirakan kini telah menjadi kenyataan. Istana Pedang Lihen tidak hanya bertarung melawan mereka, seorang Saint bahkan telah menyerang Yu Sheng.     

Jika mereka tidak mengantisipasi hal-hal seperti ini, yaitu dengan membawa Yaya dan beberapa Saint dalam perjalanan mereka di Dunia Atas, maka situasinya akan menjadi sangat buruk bagi mereka.     

"Kita akan kembali ke penginapan dan mengobati luka-luka kalian terlebih dahulu," ujar Ye Futian. Mereka semua mengangguk dan Kepala Desa membawa mereka semua kembali dengan mengendarai pedangnya. Kemudian mereka telah menghilang dalam sekejap.     

"Mengapa rambutnya berubah warna menjadi abu-abu?" Beberapa orang bergumam pada diri mereka sendiri dan banyak dari mereka berusaha menebak siapa identitas dari Ye Futian.     

Terdapat orang-orang yang telah menyaksikan pertempuran yang terjadi di Kuil Jiutian kala itu, dan pada awalnya mereka tidak mengenalinya. Hingga pada akhirnya mereka mengamati sosok Ye Futian dengan seksama, dan mereka baru menyadari bahwa dia adalah Ye Futian, sang jenius yang mengaku sebagai sosok yang tak tertandingi di Sembilan Negara.     

Tidak ada yang mengetahui apakah Istana Pedang Lihen akan berurusan lagi dengan mereka, melihat bagaimana tempat suci itu kembali menderita kekalahan. Namun, dengan melihat fakta bahwa Lu Cheng, sosok yang dibimbing langsung oleh Saint Liyang telah dikalahkan seperti itu dan Saint Liyang harus turun tangan untuk menyelamatkannya dan menyatakan bahwa masalah di antara mereka telah berakhir, bahkan jika para kultivator dari Istana Pedang Lihen ingin membalas dendam, tidak ada satu-pun murid-murid dari Saint Liyang yang mampu mengalahkan Yu Sheng, apalagi mengingat bahwa Ye Futian kini berada di sekitar mereka.     

Kecuali Istana Pedang Lihen siap untuk mengirimkan banyak kultivator, bahkan dengan bantuan dari para Saint.     

Namun, sebagai tempat suci nomor satu dalam ilmu pedang, Istana Pedang Lihen tidak mungkin melakukan hal tersebut, karena itu bukanlah sesuatu yang bisa mereka banggakan.     

Berita mengenai pertempuran itu menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru Dunia Atas, karena Istana Pedang Lihen sangat terkenal di Dunia Atas, sehingga mustahil berita itu tidak menyebar kemana-mana.     

Banyak orang mengatakan bahwa meskipun Yu Sheng, yang telah mengalahkan Lu Cheng, dan Ye Futian, yang telah menaklukkan Lapisan Langit Kesembilan, adalah dua kultivator yang berasal dari Sembilan Negara, namun mereka tetap tak tertandingi di antara para kultivator yang berada di bawah Saint Plane, bahkan di Dunia Atas. Mereka layak untuk dibandingkan dengan beberapa sosok terkemuka di Dunia Kaisar Xia.     

Tidak ada orang seperti itu yang muncul dari Sembilan Negara untuk waktu yang sangat lama.     

Ketika berita itu menyebar, nama Ye Futian dan Yu Sheng dari Sembilan Negara kini kembali menyebar ke seluruh penjuru Dunia Atas. Banyak orang mengaitkan pertempuran itu dengan hari dimana tiga orang dari Sembilan Negara mampu mencapai Lapisan Langit Kesembilan.     

Di lapisan langit ke-33 dari Istana Pedang Lihen, deretan awan melintas dengan cepat dan satu sosok terlihat sedang berlatih dengan mata tertutup di depan istana dari seorang pendekar pedang.     

Mereka yang berlatih di sana merupakan garis keturunan dari Pendekar Lihen.     

Satu sosok terlihat membawa sebilah pedang di punggungnya saat dia mendaki Tangga Langit. Kemudian dia berhenti di hadapan sosok yang sedang berlatih dan membungkuk hormat, lalu memanggilnya dengan hormat, "Kakak senior."     

Pemuda yang sedang berlatih dengan mata tertutup itu melihat ke arah orang yang baru saja datang. Kemudian dia tersenyum dan bertanya, "Bagaimana bisa kau punya waktu luang untuk datang ke sini?"     

"Lu Cheng, seorang murid dari Paman Liyang berniat untuk meminta bimbingan dalam ilmu pedang darimu," ujar orang yang baru saja datang.     

Pemuda itu tampak bingung dan bertanya, "Lu Cheng adalah murid terbaik yang belajar di bawah bimbingan Paman Liyang. Jika dia memerlukan bimbingan, sebaiknya dia pergi menemui Paman Liyang. Mengapa dia justru datang kemari?"     

"Seorang murid lainnya yang belajar di bawah bimbingan Paman Liyang, Pei Qianying, telah dibuat lumpuh oleh seseorang di masa lalu. Lu Cheng bermaksud untuk membalas dendam namun dia telah dikalahkan oleh lawan-lawannya. Jika bukan karena bantuan dari Paman Liyang, Lu Cheng mungkin telah tewas seketika. Karena itulah, banyak orang mengkritik Paman Liyang terkait hal tersebut. Tampaknya pertempuran itu telah menyulut ambisi Lu Cheng, sehingga dia ingin mengetahui bagaimana rasanya menjadi sosok yang tak tertandingi di bawah Saint Plane."     

Pria yang baru saja datang itu tersenyum dan menjawab pertanyaannya. Kakak senior yang sedang berlatih di hadapannya ini adalah sosok terkuat di Istana Pedang Lihen, tak tertandingi di antara para kultivator di bawah Saint Plane, dan dia juga termasuk salah satu dari beberapa orang yang telah diakui kemampuannya oleh semua orang di Dunia Atas untuk menjadi yang terbaik.     

Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Lu Cheng ingin menemuinya setelah dia dikalahkan oleh Yu Sheng.     

Mungkin dia merasa kesal karena telah dikalahkan.     

"Ternyata benar-benar ada seseorang yang mampu mengalahkan Lu Cheng. Berarti dia benar-benar seseorang yang kuat. Siapa dia?" Pemuda itu bertanya.     

"Seseorang dari Sembilan Negara bernama Yu Sheng. Dia mungkin memiliki kekuatan yang luar biasa," jawab pria yang baru saja datang.     

"Baiklah kalau begitu." Pemuda itu mengangguk dan melanjutkan kata-katanya, "Beritahu Lu Cheng untuk datang kemari."     

"Baik, kakak senior."     

…     

Sebuah dekrit telah dikirimkan dari Istana Kaisar Xia saat banyak orang masih membicarakan tentang Ye Futian, yang telah mengejutkan banyak orang.     

Dekrit dari Kaisar Xia itu menyatakan bahwa Ye Futian, Pemimpin dari Istana Holy Zhi di Negeri Barren, akan ditunjuk sebagai pengawal sang puteri dan mulai saat ini diizinkan untuk bepergian ke dunia luar untuk berlatih. Dia juga diizinkan untuk memasuki Istana Kaisar Xia!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.