Legenda Futian

Enyahlah!



Enyahlah!

1Dekrit dari Kaisar Xia ini langsung menimbulkan kegemparan dimana-mana.     1

Meskipun penunjukan itu pada awalnya tampak tidak begitu penting. Namun dengan menjadi pengawal sang puteri, menunjukkan bahwa Ye Futian bisa selalu berada di dekat Puteri Xia Qingyuan, melayaninya dan melindunginya dari bahaya.     

Semua orang di Dunia Kaisar Xia mengetahui bahwa Xia Qingyuan adalah putri kesayangan dari Kaisar Xia. Orang yang akan menjadi pengawalnya jelas adalah sosok yang sangat penting di mata Kaisar Xia.     

Hal ini menunjukkan bahwa Kaisar Xia sangat mempercayai Ye Futian, baik itu dalam aspek latar belakang, bakat, maupun kemampuan bertarung.     

Perlu diperhatikan bahwa beberapa sosok jenius terkemuka memiliki perasaan terhadap sang puteri. Meskipun mereka tidak berani menunjukkan perasaan mereka di depan umum, tetapi putri kesayangan Kaisar Xia itu disebut-sebut sebagai sosok yang paling berbakat di Dunia Kaisar Xia. Meskipun dia seringkali muncul dengan mengenakan pakaian pria, namun hal itu tidak mengubah fakta bahwa dia penampilannya sangat mempesona. Dia adalah sang puteri yang dilahirkan dari hubungan antara Kaisar Xia dan wanita tercantik di Dunia Kaisar Xia. Sehingga tidak ada seorang-pun yang meragukan penampilannya.     

Tidak ada wanita lainnya di Dunia Kaisar Xia yang dianggap layak untuk dibandingkan dengan Xia Qingyuan.     

Tidak ada seorang-pun yang akan mengajukan protes jika Kaisar Xia menunjuk seorang Saint dari generasi sebelumnya untuk melindungi sang puteri, tetapi sosok yang diangkat sebagai pengawal sang puteri tidak lain adalah Ye Futian, yang disebut-sebut sebagai sosok yang paling berbakat di Sembilan Negara. Dia bertugas langsung di bawah perintah Kaisar Xia dan dia masih sangat muda dan memiliki wajah yang sangat tampan. Sosok tak tertandingi yang telah ditunjuk sebagai pengawal sang puteri itu pasti menjadi bahan pembicaraan dimana-mana.     

Ditambah lagi, waktu diumumkannya penunjukan itu secara kebetulan terjadi setelah Istana Pedang Lihen baru saja terlibat konflik dengan orang-orang dari Istana Holy Zhi yang pergi ke Dunia Atas untuk berlatih. Dari sudut pandang itu, sangat masuk akal untuk menganggap bahwa penunjukan itu merupakan semacam peringatan bagi beberapa pasukan di Dunia Atas.     

Oleh karena itu, tidak peduli sekuat apa-pun pasukan-pasukan di Dunia Atas, mereka harus membuat pertimbangan yang matang jika mereka ingin bertarung melawan Ye Futian.     

Penunjukan itu memiliki pengaruh yang jauh lebih besar daripada ketika Ye Futian dan dua sosok lainnya menaklukkan Kuil Jiutian kala itu. Banyak Sage dan Saint terkemuka tidak akan mempedulikan mengenai peristiwa yang terjadi di Kuil Jiutian. Karena itulah, kini semakin banyak orang yang mengetahui nama Ye Futian di Dunia Atas.     

Selain itu, banyak orang kini mengetahui bahwa dia berasal dari Istana Holy Zhi di Negeri Barren, yang berada di Dunia Bawah. Dia adalah seorang pemimpin dari sebuah tempat suci di Dunia Bawah, yang bertugas langsung di bawah perintah Kaisar Xia.     

Meskipun Dunia Atas juga berada di bawah kekuasaan Kaisar Xia, tetapi pasukan seperti Istana Pedang Lihen tidak dikuasai oleh Kaisar Xia. Kondisi itu mirip dengan Dinasti Suci Zhou Agung dari Sembilan Negara, yang memiliki pasukan-pasukan tersendiri yang berada di dalam wilayah kekuasaan dinasti suci.     

Pada saat itu, deretan awan mengitari sebuah gunung. Terdapat beberapa bangunan yang dibangun dalam pola yang tidak beraturan di gunung tersebut. Spiritual Qi di area itu sangat pekat dan pemandangannya sangat indah, dihiasi dengan beberapa aliran sungai dan air terjun yang mengalir, serta banyak menara dan paviliun yang dapat ditemukan di sekitar tempat tersebut, yang membuat pemandangan gunung ini terlihat sangat elegan.     

Banyak orang pergi untuk melakukan kegiatan masing-masing setelah mereka tiba di Dunia Atas. Gu Dongliu dan Zhuge Mingyue pergi untuk mencari tempat tinggal, karena tidak mungkin bagi mereka untuk terus menerus tinggal di penginapan, dimana ada begitu banyak orang di sana dan gosip selalu beredar untuk waktu yang lama. Pada akhirnya mereka menemukan sebuah vila untuk ditempati.     

Terdapat sebuah papan nama baru tepat di luar vila yang dihiasi dengan satu kata sederhana di atasnya: Pondok.     

Kata itu ditulis oleh Ye Futian sendiri dan dialah yang memberi nama vila itu. Sepertinya tidak perlu dijelaskan mengapa dia melakukan hal tersebut.     

Sword Saint, Gu Dongliu dan yang lainnya teringat kembali akan begitu banyak kenangan saat mereka melihat Ye Futian menuliskan kata tersebut.     

Selain guru mereka dan Xue Ye, Kakak Keempatnya yang berhalangan hadir, semua murid dari Pondok sedang berada di dalam vila ini.     

Saat ini, Ye Futian sedang berdiri dengan tenang di suatu tempat di dalam gunung tersebut, sambil menyaksikan pemandangan yang berada di bawahnya.     

Tentu saja dia telah menerima posisi yang diberikan oleh Kaisar Xia dan dia mengetahui alasan mengapa Kaisar Xia mengeluarkan dekrit seperti itu— Kaisar Xia berusaha melindunginya.     

Wuchen telah dikepung dan diserang oleh para kultivator dari Istana Pedang Lihen dan Yu Sheng terluka setelah diserang oleh Saint Liyang. Meskipun Ye Futian memang merasa marah, namun dia tidak akan membiarkan kemarahan menguasai dirinya, yang membuatnya langsung pergi menuju Istana Pedang Lihen untuk membalas dendam.     

Dia tahu betul seperti apa kekuatan Istana Pedang Lihen dan bagaimana jika kekuatan mereka dibandingkan satu sama lain. Dia menyadari bahwa bahkan dengan kehadiran Yaya, jika mereka berhadapan dengan tempat suci nomor satu dalam ilmu pedang itu tanpa pikir panjang dan hanya dipersenjatai dengan kekuatan yang kita miliki saat ini, mereka mungkin sama saja seperti menggali kuburan mereka sendiri.     

Saat ini mereka tidak berada di Sembilan Negara dan dia tidak akan sebodoh itu untuk berpikiran bahwa Istana Pedang Lihen akan berkompromi dengannya jika dia pergi ke Istana Pedang Lihen untuk membalas dendam. Bagaimanapun juga, Saint Liyang berani menyerang Yu Sheng.     

Jika dia memprovokasi Istana Pedang Lihen, mungkin dia tidak akan mengetahui bagaimana dia bisa tewas terbunuh, saat para Saint dari pihak lawan membunuhnya dalam sekejap.     

Meskipun Kaisar Xia menguasai Dunia Atas dan Dunia Bawah, namun sebagian besar Saint di Sembilan Negara mampu menjadi Saint dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh Kaisar Xia. Tempat-tempat suci di Sembilan Negara berhutang budi pada Kaisar Xia, yang menjadikan mereka sebagai wilayah ortodoksi dari Kaisar Xia. Karena itulah, Kaisar Xia memiliki kendali mutlak atas mereka. Perintahnya tidak bisa diganggu gugat dan tidak ada seorang-pun yang berani menentang perintahnya. Siapa-pun yang berani memulai sebuah perang suci harus melakukannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.     

Namun, segala sesuatunya berbeda di Dunia Atas. Pasukan-pasukan seperti Istana Pedang Lihen berlatih dengan sumber daya mereka sendiri, dan mereka cukup kuat untuk tidak meminjam kekuatan dari Kaisar Xia. Meskipun mereka berada di wilayah kekuasaan Kaisar Xia, mereka tidak bisa dianggap sebagai bawahan dari Kaisar Xia, dan sang kaisar juga tidak bisa ikut campur dalam urusan mereka. Jika dia terlibat konflik dengan Istana Pedang Lihen dan Kaisar Xia memihaknya secara terang-terangan, yang memungkinkannya untuk membunuh murid-murid dari Istana Pedang Lihen, maka tidak akan ada pasukan besar yang ingin berkembang dan menetap di Dunia Kaisar Xia.     

Sosok-sosok terkemuka juga akan pergi dan pindah ke Dunia Renhuang lainnya untuk berlatih. Jika hal seperti itu terjadi, maka Dunia Kaisar Xia akan mengalami kemunduran.     

Oleh karena itu, bahkan Kaisar Xia harus membuat keseimbangan, yaitu dengan menunjuknya sebagai pengawal sang puteri, yang secara tidak langsung melindunginya dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan menimpanya di Dunia Kaisar Xia.     

Tidak lama kemudian, satu sosok muncul di belakang Ye Futian. Sosok itu tidak lain adalah Loulan Xue.     

"Bagaimana situasi di kaki gunung?" tanya Ye Futian.     

"Banyak orang sering datang berkunjung dan beberapa dari mereka bahkan ingin menantangmu bertarung, tetapi tidak lama kemudian mereka bergegas pergi setelah Wuchen dan yang lainnya mengalahkan mereka. Seiring berjalannya waktu, jumlah orang yang mengganggu kita akan semakin sedikit, tetapi tempat ini sekarang menjadi sangat terkenal di Dunia Atas," ujar Loulan Xue.     

Ye Futian mengangguk. Nama 'Pondok' akan bergema di seluruh penjuru Dunia Atas.     

Dia percaya bahwa ketenaran tempat ini tidak ada hubungannya dengan statusnya sebagai pengawal sang puteri, melainkan karena kekuatan dari Pondok itu sendiri. Itulah alasan mengapa dia memberi nama vila ini 'Pondok'.     

"Apa yang sedang dilakukan oleh Saint Glass sekarang?" tanya Ye Futian.     

"Setiap hari dia selalu berlatih seorang diri sejak kita tiba di Dunia Atas, dia tidak berniat untuk melakukan hal lainnya," jawab Loulan Xue.     

"Baiklah." Ye Futian mengangguk dan saat dia memberikan perintah dalam pikirannya, sebuah pekikan yang keras terdengar di suatu tempat. Seekor elang berwarna emas kegelapan melesat dari atas langit, dan akhirnya mendarat di hadapan Ye Futian sambil mengepakkan sayapnya. Elang itu tidak lain adalah Elang Angin Hitam.     

"Aku akan pergi ke Istana Kaisar Xia sebentar," ujar Ye Futian, kemudian dia naik ke atas punggung Elang Angin Hitam, yang langsung mengudara dan tidak lama kemudian keduanya telah menghilang ke kejauhan.     

Setelah menerima dekrit dari Kaisar Xia, kini dia tidak perlu mengkhawatirkan keselamatannya sendiri.     

Tidak peduli sekuat apa-pun Istana Pedang Lihen, mereka tidak akan berani menyinggung Kaisar Xia.     

Setelah terbang selama beberapa jam, Ye Futian akhirnya tiba di depan pintu gerbang dari Istana Kaisar Xia. Sang penjaga melihat kehadirannya dan membungkuk hormat, lalu berkata dengan nada serius, "Dekrit dari Kaisar Xia menyatakan bahwa Pengawal Ye diizinkan untuk keluar-masuk Istana Kaisar Xia sesuka hatinya. Kami tidak perlu melaporkan kedatangan anda. Silahkan masuk."     

"Terima kasih." Ye Futian mengangguk dan membawa Elang Angin Hitam masuk ke dalam istana dan keduanya pergi menuju kediaman sang puteri.     

Dia sudah pernah berkunjung kesana sebelumnya dan karena itulah, dia sudah mengetahui bagian-bagian dari istana tersebut.     

Namun, begitu dia memasuki istana, seorang pemuda yang menjulang tinggi muncul di hadapannya. Dia berdiri di tempatnya tanpa mengatakan sepatah kata-pun. Sinar matahari menyinari kulitnya yang kecokelatan dan kedua matanya menatap ke kejauhan. Namun, Ye Futian tetap merasa bahwa pemuda itu sedang menunggunya.     

"Ye Futian." Sosok yang menjulang tinggi itu mengalihkan pandangannya dan kini memandang ke arah Ye Futian. Hawa kehadirannya benar-benar terasa begitu samar, namun ada sebuah tekanan yang sangat kuat terpancar dari tubuh pemuda itu.     

Pemuda itu sangat kuat. Paling tidak, dia jauh lebih kuat daripada Ji Ya dari Aula Cahaya Suci di Sembilan Negara.     

Siapa-pun yang mampu muncul di tempat seperti itu pasti memiliki status yang luar biasa.     

"Apakah anda memiliki kepentingan dengan saya, jika saya boleh bertanya?" tanya Ye Futian dengan tenang.     

"Yang Mulia telah menunjuk anda sebagai pengawal sang puteri secara pribadi, dan saya berharap anda tidak akan menodai status terhormat seperti itu." Sosok itu terus menatap ke arah Ye Futian, tampaknya dia merasa iri dengan posisi yang diterima oleh Ye Futian. Kemudian dia berjalan melewati Ye Futian. Setiap langkah yang diambilnya membuat Ye Futian merasa seolah-olah tekanan yang dipancarkan menjadi semakin kuat.     

Ye Futian mengerutkan keningnya, namun pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa. Dia terus berjalan ke depan tanpa mengetahui siapa identitas dari pria itu. Dia tidak ingin menimbulkan masalah di dalam Istana Kaisar Xia.     

Tentu saja ada orang-orang yang menjaga tempat latihan sang puteri. Dia diizinkan masuk setelah melaporkan kedatangannya, dan tidak lama kemudian, Ye Futian melihat sosok Xia Qingyuan.     

Xia Qingyuan menatapnya dan berkata dengan nada dingin, "Itu bukan ideku."     

Ye Futian tampak tercengang, dia menunjukkan ekspresi bingung di wajahnya.     

"Apakah anda membicarakan tentang dekrit yang saya terima, puteri?" tanya Ye Futian. Dia tidak pernah melihat masalah ini dari sudut pandang Xia Qingyuan dan tentu saja dia mengetahui bahwa itu adalah ide dari Kaisar Xia sendiri. Xia Qingyuan tampaknya telah berpikir terlalu berlebihan, sang puteri mengira bahwa dia telah salah paham.     

Kedua mata Xia Qingyuan menyiratkan rasa malu setelah dia mengetahui bahwa Ye Futian tidak pernah menganggap dekrit yang diterimanya seperti apa yang dia bayangkan, namun rasa malu itu menghilang dalam sekejap dan kini dia telah kembali ke sikapnya semula. Kemudian dia menatap ke arah Ye Futian dan berkata, "Apa yang sedang kau lakukan di sini?"     

"Saya telah ditunjuk oleh Kaisar Xia untuk menjadi pengawal anda, puteri, jadi saya merasa harus datang kemari untuk menjalankan perintah. Meskipun saya diizinkan untuk berlatih di dunia luar, tetapi jika anda memiliki perintah untuk saya, maka jangan ragu untuk melakukannya. Selain itu, saya ingin bertanya apakah saya diizinkan untuk bertemu dengan Kaisar Xia," ujar Ye Futian. Sebenarnya dia merasa bertanya-tanya apa yang dipikirkan oleh Kaisar Xia tentang dirinya. Mengapa Kaisar Xia melindunginya, dan kemudian mengurus segala sesuatu yang berhubungan denganku secara rahasia?     

"Ayahku sedang sibuk berlatih, bahkan aku tidak berani mengganggunya meskipun aku memiliki alasan untuk menemuinya. Tidak perlu terburu-buru. Oh ya, sejak kapan kau belajar untuk bersikap sopan santun?'' ujar Xia Qingyuan. Dia telah dua kali mengundang Ye Futian untuk berlatih dengannya dan dia selalu ditolak. Dia pikir Ye Futian akan menentang keputusan seperti itu.     

"Setidaknya saya bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, puteri." Ye Futian memandang ke arah Xia Qingyuan dan berkata dengan tenang, "Terakhir kali saya datang kemari, saya merasa frustrasi karena saya tidak diizinkan masuk oleh anda, puteri. Karena itulah, saya dikuasai oleh emosi, dan untuk itu, saya mohon maaf."     

Xia Qingyuan mengingat kembali apa yang telah terjadi pada hari itu dan merasa kesal. Namun, karena Ye Futian hari ini datang untuk meminta maaf, suasana hatinya kini menjadi lebih baik dari sebelumnya.     

"Ayahku telah menunjukmu sebagai pengawalku, namun dia mengizinkanmu untuk berlatih di dunia luar. Ini hanyalah sebuah formalitas dan kau tidak perlu mendampingiku sepanjang waktu, dan kau tidak perlu menerima perintah di sini," ujar Xia Qingyuan.     

"Saya merasa lega mendengar hal ini dari anda, puteri," ujar Ye Futian. Dia benar-benar tersiksa jika sang puteri memang berniat untuk menyuruhnya berada di sampingnya sepanjang waktu.     

"Kau..." Tatapan mata Xia Qingyuan menjadi semakin dingin, tetapi dia melihat Ye Futian menangkupkan tangannya dan berkata, "Jika tidak ada lagi yang anda butuhkan dari saya, putri, saya izin untuk pamit undur diri."     

"Jika kau bisa membenahi sikapmu sedikit saja, mungkin aku benar-benar mengizinkanmu untuk berlatih di dalam Istana Kaisar Xia," ujar Xia Qingyuan secara tiba-tiba sambil tersenyum.     

Ye Futian menatap ke arah Xia Qingyuan dan dia harus mengakui bahwa sang puteri memiliki wajah yang sangat cantik. Satu-satunya hal yang tidak cocok dengan penampilannya mungkin karena dia mengenakan pakaian pria.     

"Puteri, jika anda mengenakan pakaian wanita, kata-kata itu mungkin terdengar lebih menarik," ujar Ye Futian sambil melihat ke arah senyuman tipis di wajah sang puteri. Dia berkata jujur.     

Senyuman di wajah Xia Qingyuan menghilang dan dia benar-benar marah saat dia berkata dengan nada dingin, "Enyahlah!"     

"Kalau begitu, saya pamit undur diri," ujar Ye Futian pada Xia Qingyuan sambil menangkupkan tangannya, sebelum dia berbalik dan pergi.     

Xia Qingyuan mengepalkan tangannya saat melihat pria itu pergi. Seberkas hawa dingin mengalir di sekelilingnya. Seorang gadis pelayan yang melihat kondisinya tampak ketakutan. Sang puteri biasanya selalu bersikap tenang dan anggun, dan saat ini dia benar-benar dibuat marah oleh pria itu.     

Namun, bahkan gadis pelayan itu merasa ingin menghajarnya hingga babak belur karena berani mengucapkan kata-kata tersebut.     

Dia benar-benar merasa tidak senang harus melayani sang puteri?     

Tapi sekali lagi, sang puteri entah bagaimana terlihat aneh hari ini, jika dibandingkan dengan sikap yang biasa ditunjukkannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.