Legenda Futian

Ilmu Pedang yang Belum Sempurna



Ilmu Pedang yang Belum Sempurna

0Banyak kultivator telah berkumpul di bawah Istana Pedang Lihen. Banyak orang dari pasukan-pasukan besar juga telah tiba di sana.     
0

Tatapan semua orang saat ini tertuju pada Ye Futian.     

Ye Futian dan orang-orang yang datang bersamanya turun dari pedang yang mereka naiki dan memandang ke atas langit, lalu mereka mulai bergerak ke depan.     

Semua orang memandang kelompok itu dengan takjub. Ada lima orang yang berjalan ke depan.     

Selain Ye Futian, ada pula Yu Sheng, Ye Wuchen, Xue Que, dan Zui Qianchou.     

"Ye Wuchen dan tiga sosok lainnya pasti adalah orang-orang yang telah dikepung dan diserang oleh Istana Pedang Lihen Heaven," ujar seseorang di dalam kerumunan.     

"Ah, sepertinya itu memang benar. Setelah Yu Sheng tiba di medan pertempuran, Saint Liyang turun tangan dan hanya dengan satu serangan pedang, Yu Sheng langsung berlumuran darah."     

Saat seseorang mengemukakan alasan mengapa konflik ini bisa terjadi, banyak orang tiba-tiba memahami sesuatu. Ye Futian membawa mereka ke Istana Pedang Lihen untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka.     

Di atas langit, terdapat seekor Phoenix Biru yang terbang bersama angin dengan satu sosok yang menakjubkan sedang berdiri di atas punggungnya. Sosok itu adalah Puteri Xia Qingyuan, yang datang kemari untuk menyaksikan pertempuran.     

Kehadirannya di sini akan memastikan bahwa tidak ada Saint yang ikut campur saat Ye Futian berusaha naik ke Lapisan Langit ke-33.     

Ye Futian dan kelompoknya melangkah menuju tangga dan memasuki Istana Pedang Lihen.     

Kepala Desa dan yang lainnya menunggu di bawah. Dengan adanya Xia Qingyuan di sana, mereka tidak perlu mengkhawatirkan keselamatan Ye Futian, jadi saat ini mereka hanya bisa menunggu kelompok Ye Futian kembali.     

Masing-masing lapisan dari 33 Lapisan Langit di Istana Pedang Lihen memiliki banyak kultivator di dalamnya, serta dihiasi dengan istana-istana batu giok yang indah. Tempat itu menjulang tinggi dan tampak begitu megah. Selangkah demi selangkah, Ye Futian dan kelompoknya naik ke lapisan pertama dari Istana Pedang Lihen dengan disaksikan oleh semua orang.     

Sekelompok kultivator muncul di hadapan mereka, semua kultivator itu berada di tingkat Sage Plane. Hanya ada lima orang yang berada di depan mereka, namun tatapan mata mereka tetap terlihat serius.     

Rumor mengatakan bahwa Ye Futian telah melukai banyak kultivator di perjamuan ulang tahun Tuan Xiao hanya dengan satu lagu yang dimainkan dari guqinnya, termasuk Feng Xiao dan Mo Li. Mereka tidak sanggup menghadapi kekuatan semacam ini.     

Tetapi karena Ye Futian telah datang kemari, mereka tidak bisa menyerah begitu saja.     

Mereka berdiri di posisi masing-masing sambil mencengkeram pedang mereka, ditambah dengan aura pedang yang mengalir di sekitar mereka. Namun pada saat itu, Ye Wuchen, Xu Que dan Zui Qianchou melangkah ke depan seperti kilatan petir.     

Yu Sheng mengikuti mereka dari belakang, dan Ye Futian berada di bagian paling belakang.     

Istana Pedang Lihen adalah tempat suci nomor satu dalam ilmu pedang di Dunia Kaisar Xia. Dimana lagi orang-orang bisa menemukan tempat yang lebih baik untuk berlatih ilmu pedang selain Istana Pedang Lihen?     

Di masa lalu, Lu Chen dari Istana Pedang Lihen dan anak buahnya telah mengepung Ye Wuchen dan rekan-rekannya. Setelah mereka dikalahkan oleh Yu Sheng, Saint Liyang ikut terlibat dalam pertempuran. Hari ini, mereka akan memberi para kultivator dari Istana Pedang Lihen pelajaran.     

Roh Kehidupan yang berada di alis Ye Wuchen memancarkan cahaya berwarna emas yang menyilaukan saat aura pedang emas menyelimuti tubuhnya, dan kini sekujur tubuhnya menjadi sangat tajam. Xu Que dan Zui Qianchou memiliki peralatan ritual Saint, dan mereka menyerang ke depan. Meskipun mereka hanya berada di Sage Plane tingkat menengah, dan banyak kultivator dari Istana Pedang Lihen berada di Sage Plane tingkat atas, namun peralatan ritual Saint yang mereka miliki telah menutupi perbedaan tersebut. Bahkan jika lawan mereka juga memiliki peralatan ritual Saint, penggunaan peralatan ritual Saint tetap akan lebih menguntungkan bagi Xu Que dan Zui Qianchou daripada jika kedua belah pihak tidak menggunakan peralatan ritual Saint.     

Tentu saja, sosok terkuat di antara mereka adalah Ye Wuchen, yang memiliki Aura Pedang Renhuang.     

Ye Wuchen melesat ke depan dalam sekejap. Dia membuka matanya yang kini setajam pedang, dan tiba-tiba pedang cahaya melesat keluar, langsung menembus pikiran semua orang. Sebuah ilusi muncul di hadapan para kultivator dari Istana Pedang Lihen. Tampaknya langit kini telah dipenuhi dengan bilah-bilah pedang.     

Sebilah pedang mulai bergerak, dan mereka semua bisa merasakan dengan jelas bahaya yang semakin mendekat, tetapi mereka tidak tahu darimana asalnya. Ini adalah teknik Pedang Ilusi.     

Namun, mereka sudah sangat terlatih dalam ilmu pedang. Beberapa kultivator terbaik di antara mereka memejamkan mata dan menyerang, dan dalam sekejap muncul bilah-bilah pedang di berbagai tempat.     

Ye Futian berdiri di belakang mereka dengan tenang. Dia telah mendengar informasi bahwa di sebelas lapisan pertama dari Istana Pedang Lihen, para kultivator yang berada di sana adalah mereka yang belum secara resmi bergabung dengan Istana Pedang Lihen atau yang bakatnya belum memenuhi syarat sehingga mereka belum bisa menjadi murid inti. Orang-orang yang berada di sebelas lapisan bagian tengah adalah murid-murid inti yang sesungguhnya.     

Adapun sepuluh lapisan teratas, tempat-tempat itu diperuntukkan bagi mereka yang bakatnya mampu menunjukkan kejeniusan mereka.     

Mulai dari sebelas lapisan di bagian tengah, setiap lapisan memiliki seseorang di tingkat Saint Plane untuk melatih mereka. Dapat terlihat dengan jelas seperti apa kekuatan dari Istana Pedang Lihen. Para guru yang berada di sebelas lapisan menengah adalah para Saint dari Peringkat Saint. Mereka adalah murid-murid yang berkultivasi di Jalur Divine. Sementara sepuluh lapisan teratas adalah bagian inti dari Istana Pedang Lihen, dan para guru yang berada di sana adalah mereka yang berasal dari generasi tua.     

Adapun lapisan ke-33, lapisan itu disebut sebagai Puncak Langit. Hanya para kultivator terbaik seperti Wang Chuan yang memiliki kesempatan untuk pergi kesana dan dibimbing oleh Pendekar Lihen.     

Dapat dikatakan bahwa pembagian status di Istana Pedang Lihen sangat ketat.     

Saint Liyang berada di sebelas lapisan teratas dari Istana Pedang Lihen. Lu Cheng, yang telah terlibat dalam pertempuran sebelumnya, Chu Qingyang, Wang Mang, Li Qiushui dan Mo Li berkultivasi di sana.     

Tentu saja, siapa-pun yang bisa bergabung dengan Istana Pedang Lihen adalah seorang kultivator yang luar biasa. Mereka yang bakatnya disebut "belum memenuhi syarat" hanya bisa dikategorikan seperti itu jika dibandingkan dengan para kultivator dari Istana Pedang Lihen.     

Tapi Ye Wuchen dan rekan-rekannya memiliki kekuatan yang mumpuni untuk menangani mereka. Lagipula, dengan menggunakan Aura Pedang Renhuang dan peralatan ritual Saint yang mereka miliki, mereka dapat mengerahkan kemampuan bertarung yang setara dengan para kultivator yang berada di Sage Plane tingkat atas, terutama Ye Wuchen. Dalam pertempuran sebelumnya dia telah melukai Chu Qingyang dan Wang Mang, sang Pendekar Kejam.     

Ye Wuchen melancarkan serangan utamanya, dan ilusi-ilusi pedang langsung menyelimuti lawan-lawannya. Xu Que dan Zui Qianchou mendampinginya bertarung. Keduanya mempercepat pergerakan mereka dan melancarkan serangan kejutan. Sosok mereka kini menjadi tidak terlihat dan sama sekali tidak meninggalkan jejak. Dengan bantuan mereka, serangan-serangan yang dilancarkan menjadi semakin dahsyat.     

Suara-suara retakan terdengar saat para kultivator di hadapan mereka menyadari bahwa pakaian mereka kini berlumuran darah. Mereka semua menderita luka-luka dalam berbagai macam tingkatan.     

Semua aura pedang itu masih mengalir di sekitar mereka saat Ye Wuchen dan rekan-rekannya terus bergerak ke depan.     

Sementara Yu Sheng dan Ye Futian mengikuti mereka dari belakang.     

Di sepanjang perjalanan, banyak kultivator menyerang mereka, tetapi mereka semua berhasil dikalahkan oleh Ye Wuchen dan dua kultivator lainnya. Yu Sheng bahkan tidak perlu melakukan apa-apa.     

Mereka melewati sebelas lapisan pertama dalam waktu singkat dan kini mulai memasuki sebelas lapisan di bagian tengah.     

Saat ini Ye Wuchen dan rekan-rekannya mulai kelelahan. Meskipun itu hanyalah sebelas lapisan pertama, namun semua kultivator yang berada di sana sungguh luar biasa.     

Mereka memandang ke atas langit dan melihat bahwa jalan mereka dipenuhi dengan pendekar pedang, tetapi Ye Wuchen masih terlihat sangat tenang. Seberkas cahaya yang menyilaukan terpancar dari Roh Pedang miliknya. Dia mengulurkan satu tangannya ke depan dan tiba-tiba ribuan bilah pedang berkumpul menjadi sebilah pedang yang tak bisa dihancurkan, dimana pedang itu tampaknya mampu menghancurkan segalanya.     

"Pinjamkan pedang kalian padaku," ujarnya. Xu Que dan Zui Qianchou mengangguk. Ketika mereka berdiri di belakang Ye Wuchen, aura pedang mereka mengalir tanpa henti ke dalam tubuh Ye Wuchen.     

"Maju," ujar Ye Wuchen, dan tiba-tiba mereka bertiga berubah menjadi sebilah pedang cahaya. Ketiganya langsung menembus udara saat mereka melesat ke arah langit secepat kilatan petir. Sebuah aura pedang yang tak tertandingi terpancar dari mereka bertiga saat mereka mencoba menerobos 33 Lapisan Langit.     

*Boom* Terdengar suara keras saat Yu Sheng melangkah ke depan dengan cepat. Sosok bertubuh kekar itu mengikuti Ye Wuchen dari belakang, yang menyebabkan permukaan tanah berguncang dan banyak bangunan tampak goyah.     

Di depan mereka, satu sosok berdiri sambil mengamati mereka dengan tatapan mata yang tajam. Aura pedang yang tak terhitung jumlahnya mengalir di sekelilingnya, dan pada akhirnya bergabung menjadi sebuah diagram pedang yang mengerikan. Dia mengulurkan kedua tangannya dan membuat gerakan menekan ke bawah, dan tiba-tiba diagram pedang itu menyayat udara menuju pedang cahaya yang melesat ke arahnya.     

Sebaris aura pedang mengoyak diagram pedang tersebut, membelahnya menjadi dua bagian. Aura pedang yang berada di depan kultivator itu dihancurkan tanpa ampun. Wajahnya menjadi pucat dan dia berbalik untuk melarikan diri, berusaha menghindari jalur pedang cahaya tersebut. Dia melihat pedang itu muncul di hadapannya, dan tubuhnya langsung dibasahi oleh keringat dingin dan wajahnya menjadi pucat pasi.     

Dia harus mundur.     

Dan apabila dia mundur, maka hal ini akan merusak harga dirinya sebagai pendekar pedang.     

Jauh di depan, seorang kultivator lainnya mengejar mereka. Sebuah badai yang mengerikan muncul di hadapannya, dan badai itu kini berubah menjadi sebuah badai pedang yang menutupi langit. Langit menjadi gelap saat bilah-bilah pedang itu melesat ke bawah, seolah-olah hari kiamat telah tiba.     

Ye Wuchen dan dua kultivator lainnya melesat ke atas langit seperti pedang yang menembus udara. Mereka menembus badai itu dan membelahnya menjadi dua bagian.     

Badai pedang itu berubah menjadi cahaya penghancur tak terbatas yang mampu memusnahkan apa-pun. Namun Ye Wuchen seperti tidak menyadari serangan tersebut dan terus bergerak ke depan. Aura pedang dari Jalur Agung mengelilinginya, dan aura pedang yang ada di dalam badai itu juga telah menyatu ke dalam pedangnya.     

Wajah pendekar pedang itu menjadi pucat saat pedang milik Ye Wuchen melesat di udara. Pada akhirnya, dia terhempas ke udara dengan tubuh yang berlumuran darah, merasa seolah-olah semua aura pedang di dalam tubuhnya telah dihancurkan. Jika Ye Wuchen membiarkan aura pedangnya meledak, maka dia pasti sudah tewas terbunuh.     

Kelompok itu terus bergerak ke depan. Mereka ingin menembus 33 Lapisan Langit di Istana Pedang Lihen. Para pendekar pedang satu per satu terluka atau memilih untuk mundur. Banyak orang menyaksikan pertempuran ini dari bawah. Dari sana mereka samar-samar bisa merasakan aura pedang yang tak terkalahkan. Dan tentu saja ada satu sosok yang sangat kuat mengikuti mereka dari belakang.     

Saat ini, tidak ada satu-pun aura pedang yang terlihat di Lapisan Langit ke-33. Sepertinya hanya ada satu orang yang tersisa di seluruh dunia. Orang itu duduk di tempatnya dengan mata terpejam, seolah-olah dia sedang tidak memikirkan apa-pun dalam benaknya.     

Dia adalah Wang Chuan.     

Satu sosok muncul di dalam sebuah istana yang berada di seberangnya dan sosok itu tampak berdiri di bagian tepi istana tersebut. Dia berdiri di sana dengan santai. Tubuhnya tidak memancarkan aura, tetapi dia menggenggam pedang yang mampu menembus langit dan bumi.     

Dia adalah pendekar pedang terkuat di Dunia Kaisar Xia, Pendekar Lihen, yang telah kembali dari masa kultivasinya.     

"Mengapa kau memintanya datang kemari untuk bertarung?" dia bertanya.     

"Lapisan Langit ke-33 juga dikenal sebagai Puncak Langit. Anda pernah mengatakan bahwa ada sosok yang lebih hebat di luar sana, dan begitu pula dengan langit. Para pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen mengatakan bahwa saya adalah sosok yang tak tertandingi, namun ilmu pedang saya tidak murni. Saya membutuhkan seseorang untuk menghentikan kebiasaan saya," ujar Wang Chuan.     

"Apakah kau mencari kemenangan atau kekalahan?" tanya Pendekar Lihen.     

"Tidak dua-duanya. Saya hanya berharap ilmu pedang saya bisa menjadi sempurna," jawab Wang Chuan.     

"Ilmu pedangmu memiliki kelemahan?" tanya Pendekar Lihen.     

"Ya." Wang Chuan mengangguk.     

"Kau telah mengundang seseorang ke Istana Pedang Lihen untuk bertarung di hadapan semua orang untuk membuktikan tekadmu, dan mencari kekalahan untuk membuktikan kelemahan yang kau miliki. Jika kau mampu menembus batas kemampuanmu, dan mencapai kesuksesan melalui kekalahan, maka kau pasti akan menjadi pendekar pedang terkuat di Istana Pedang Lihen." Pendekar Lihen berbicara dengan tenang saat dia menyaksikan muridnya berlutut di hadapannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.