Legenda Futian

Langsung Menuju Lapisan Langit ke-33



Langsung Menuju Lapisan Langit ke-33

1Di Lapisan Langit Kesebelas dari Istana Pedang Lihen, Ye Wuchen bergerak ke depan dengan membawa kekuatan yang dahsyat. Para pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen yang berada di depannya kini telah terluka dan memilih untuk mundur.     3

Pada saat ini, beberapa Tetua suci dari Istana Pedang Lihen berdiri di dekat medan pertempuran dan mengamati apa yang sedang terjadi di dalam sana, dan hati mereka terasa sedikit gelisah. Mereka tidak menyangka bahwa kelompok Ye Futian yang beranggotakan lima orang ini benar-benar datang kemari untuk menantang Istana Pedang Lihen. Sejauh ini, hanya Ye Wuchen yang melancarkan serangan pada lawan-lawannya.     

Dua orang terkuat dalam kelompok tersebut, Ye Futian dan Yu Sheng, masih belum bertarung, dan Yu Sheng terus mengikuti Ye Wuchen dari belakang     

Adapun Ye Futian, dia tampak berjalan sendirian di bagian belakang, seolah-olah dia sedang berjalan-jalan dan bersantai menikmati waktu luangnya.     

Seolah-olah Lapisan Langit ke-33 dari Istana Pedang Lihen sama sekali bukan ancaman baginya.     

"Tidak lama lagi mereka akan melewati lapisan kesebelas." gumam banyak orang saat mereka melihat ke arah pedang cahaya yang membuka sebuah jalan untuk langsung pergi menuju Lapisan Langit ke-33. Bahkan ilmu pedang yang dimiliki Ye Wuchen jauh lebih unggul daripada para pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen yang tak terhitung jumlahnya.     

Tidak lama kemudian, Ye Wuchen menginjakkan kaki ke lapisan kesebelas, dan itu juga merupakan tempat dimana para jenius sejati dari Istana Pedang Lihen berkumpul.     

Di lapisan kesebelas ini, terdapat beberapa pendekar pedang tingkat atas dari Istana Pedang Lihen.     

Sejak kelompok Ye Futian menginjakkan kaki di Istana Pedang Lihen hingga kini mereka melewati lapisan kesebelas, waktu belum lama berlalu dan Ye Wuchen hanya menggunakan satu pedang.     

Pada saat ini, pedang itu berhenti, Aura Pedang yang terus bergerak ke depan itu akhirnya telah menghilang, dan Ye Wuchen serta dua kultivator lainnya berdiri di sana, masih dikelilingi oleh Aura Pedang yang tak terbatas. Mereka memandang ke atas dan ke depan, lalu ketiganya terus bergerak ke depan.     

Tampaknya mereka bermaksud memanfaatkan momentum ini dan pergi menuju lapisan langit tertinggi.     

Yu Sheng masih mengikuti Ye Wuchen dari belakang, sementara Ye Futian berada di bagian paling belakang. Hingga titik ini, Ye Futian dan Yu Sheng masih belum melancarkan serangan.     

Jumlah kultivator di lapisan kesebelas bahkan lebih sedikit daripada lapisan sebelumnya. Ketika mereka melihat ke atas, mereka melihat sebaris sosok yang memanjang mulai dari bawah hingga bagian atas. Setiap lapisan langit hanya memiliki beberapa orang di dalamnya, tetapi mereka semua berada di puncak Sage Plane.     

Pada saat ini, ada seorang pendekar pedang yang berdiri di atas Ye Wuchen dan rekan-rekannya, dengan tubuh yang dikelilingi oleh Aura Pedang. Dia telah mengeluarkan Roh Kehidupannya, dan saat ini di atas kepalanya terdapat sebuah diagram pedang yang bersinar ke bawah. Cahaya yang dipancarkan menyinari Ye Wuchen dan rekan-rekannya.     

Dari arah diagram pedang tersebut, sebuah Aura Pedang yang menakjubkan samar-samar terpancar keluar.     

Pada saat ini, Qi Pedang di udara telah mengembun menjadi hujan. Ukuran diagram pedang itu kini menjadi semakin membesar, hingga akhirnya menutupi langit. Aura Pedang yang tak terbatas terpancar dari diagram pedang itu dengan kecepatan yang luar biasa. Aura Pedang ini terus melesat ke bawah tanpa henti, hingga menutupi area yang berada di bawah langit.     

Ye Wuchen dan rekan-rekannya berdiri di bawah, sama seperti berdiri di tengah-tengah guyuran hujan, hanya saja ini adalah hujan pedang.     

*Syuutt* Di sekitar alis Ye Wuchen, Roh Pedang melesat ke depan, dan sebuah Aura Pedang yang lebih menyilaukan dari sebelumnya kini telah menyelimuti tubuhnya, seolah-olah dia kembali memasuki kondisi yang sama seperti pertempuran sebelumnya, saat dia dikepung oleh para pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen.     

Dia berdiri di tempatnya, seolah-olah dia telah berubah menjadi Jalur Pedang, yang melambangkan pedang dari Jalur Agung. Kemudian, Aura Pedang tak terbatas di antara langit dan bumi kini telah berkumpul di satu tempat, yaitu di tubuh Ye Wuchen.     

Di atas langit, saat hujan pedang itu melesat ke bawah, Xu Que dan Zui Qianchou berusaha melawan dan menghindar, namun Ye Wuchen masih tidak bergerak dari tempatnya.     

Hujan pedang itu turun ke atasnya, tetapi serangan itu sama sekali tidak melukainya, bahkan setiap bilah pedang langsung melebur ke dalam aura pedang yang mengelilingi tubuhnya.     

Sebuah cahaya pedang yang lebih menyilaukan dari sebelumnya kini terpancar dari tubuhnya, seolah-olah dia adalah sosok terkuat dalam Jalur Pedang.     

"Pemahaman Wuchen tentang Aura Pedang Renhuang telah menjadi semakin dalam," pikir Ye Futian dalam hati. Waktu sudah cukup lama berlalu sejak pertempuran kala itu terjadi, jadi tidak mengejutkan untuk melihat bahwa kekuatan Wuchen telah meningkat dan semakin berkembang.     

Tapi kekuatan yang telah dia pahami saat ini adalah Aura Pedang Renhuang; perkembangan sekecil apa-pun akan menimbulkan peningkatan kekuatan yang cukup besar.     

Di atas langit, pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen itu mengerutkan keningnya, dan bisa merasakan bahaya yang semakin mendekat. Kemudian dia melihat bahwa Ye Wuchen bergerak. Pria itu tampaknya telah berubah menjadi sebilah pedang dengan membawa kekuatan dari Jalur Pedang di dalamnya; benar-benar sebuah kekuatan yang bukan berasal dari seseorang di tingkat Sage Plane.     

Tapi sosok dengan satu tangan yang bermandikan cahaya menyilaukan itu, pada saat ini membuat pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen itu merasa bahwa dia benar-benar bukan berasal dari Sage Plane.     

Pakaiannya berwarna putih seperti salju, dan dia langsung bergerak menuju diagram pedang yang berada di udara, dan satu tangan itu terangkat lalu menunjuk ke atas langit.     

*Whoosh*     

Pada saat ini, cahaya yang menyilaukan bersinar dari diagram pedang yang berada di atas langit, tapi Ye Wuchen tampaknya tidak menyadari hal tersebut, sama seperti sebelumnya. Satu jarinya menunjuk ke arah langit, dan tiba-tiba muncul seberkas cahaya pedang di antara langit dan bumi, yang langsung menembus udara dan diarahkan menuju diagram pedang tersebut.     

Diagram pedang itu berputar dengan cepat dan kini menjadi semakin ganas dan berbahaya. Aura Pedang yang dipancarkan dari diagram pedang itu tampaknya sangat kuat, tapi aura pedang itu telah dihancurkan oleh pedang milik Ye Wuchen.     

Terdapat sebuah celah di atas langit, dan Ye Wuchen mengerahkan Hukum Pengoyak dari Jalur Agung ke arahnya. Diagram pedang itu bergetar hebat, dan banyak retakan samar-samar mulai bermunculan di permukaannya. Kultivator itu mendengus dan diagram pedang itu menghilang dalam sekejap. Diagram pedang itu dibentuk dengan Roh Kehidupannya sendiri, jadi tentu saja dia tidak akan membiarkan Ye Wuchen menghancurkannya.     

Sebilah pedang melintas di sampingnya, namun Ye Wuchen bahkan tidak meliriknya dan terus melesat ke atas. Pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen itu terlihat memiliki bekas darah di sudut mulutnya, wajahnya juga tampak pucat.     

Hanya dengan menggunakan satu serangan pedang. Dia telah berjaga di sini dan berpikir bahwa hari ini, dia akan bertarung melawan Ye Futian atau Yu Sheng, tetapi dia tidak menyangka bahwa pada akhirnya dia hanya melihat dua orang ini melewatinya tanpa sempat berinteraksi dengan salah satu dari mereka, dan dia sendiri telah dikalahkan dengan satu serangan dari pedang milik Ye Wuchen.     

"Orang ini," Xu Que dan Zui Qianchou melihat Ye Wuchen menembus langit dengan pedangnya dan mereka hanya bisa berusaha segera mengejarnya. Apakah dia ingin mencoba untuk mencapai Lapisan Langit ke-33 seorang diri?     

Pada saat ini, Ye Wuchen sedang mengerahkan kekuatan Aura Pedang Renhuang dengan bantuan dari kekuatan spiritualnya, dan kekuatannya telah dikerahkan hingga batas maksimal, peluang seperti itu tidak sepenuhnya sia-sia.     

Mungkin, dia benar-benar mampu melakukannya.     

Dalam pertempuran-pertempuran sebelumnya, Ye Wuchen tidak menggunakan semua kekuatannya, tetapi dia memang sengaja menyimpannya, menunggu saat dia mencapai lapisan kesebelas untuk menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya pada semua orang.     

Seberkas kilatan terlintas di mata Ye Futian, dia dan Yu Sheng terus mengikuti Ye Wuchen dari belakang.     

Hari ini, Wang Chuan mengundangnya datang ke Istana Pedang Lihen untuk menantangnya di Lapisan Langit ke-33, tetapi dia membiarkan Wuchen dan yang lainnya bertempur, karena dia juga ingin melihat apakah Wuchen dapat mencapai Lapisan Langit ke-33 dengan kekuatannya.     

Mereka berlima terus bergerak ke depan dan lawan-lawan yang mereka hadapi menjadi semakin kuat, tetapi Ye Wuchen terus bergerak ke depan dan tidak bisa dihentikan. Sepanjang perjalanan menuju ke atas, semua kultivator tampaknya hanya bisa melihat sebilah pedang di hadapan mereka.     

Seolah-olah Ye Wuchen hanya memiliki satu pedang dan hanya membutuhkan satu pedang untuk menyerang.     

Pada saat ini, di atas langit di hadapan mereka, sebuah tekanan yang menyesakkan menyebar di udara, dan rentetan suara gemuruh yang keras dapat terdengar dari atas langit. Tiba-tiba, langit dan bumi mengeluarkan suara siulan yang tajam, dan sebuah jejak pedang yang tak terbatas dan begitu indah muncul di atas langit, seolah-olah berniat untuk membelah langit dan memotong tubuh Ye Wuchen secara langsung.     

Pedang Tiga Ribu Mil, sebilah pedang yang mampu memotong apa-pun sejauh tiga ribu mil, dan saat ini pedang itu menebas ke arah Ye Wuchen yang berada di udara.     

Dalam pertempuran sebelumnya, Ye Wuchen dikalahkan oleh pedang ini.     

Saat ini, dia tetap merespon dengan mengangkat tangannya, lalu menunjuk ke arah langit, dan sebilah pedang melesat menembus langit, yang bertabrakan dengan jejak pedang yang menebas dari atas langit. Untuk beberapa saat, dunia terasa seperti sedang runtuh, dan sebuah badai yang mampu mengoyak dan menghancurkan segalanya bergejolak. Jejak pedang itu terkoyak, dan Ye Wuchen kembali menerjang ke depan.     

Namun, ada sebilah pedang lainnya yang menyambutnya, dan tampaknya pedang itu lebih ganas dan berbahaya dari sebelumnya. Sosok yang berdiri di hadapan Ye Wuchen adalah sang jenius dari Istana Pedang Lihen, Lu Cheng.     

Setelah Lu Cheng kalah dari Yu Sheng pada hari itu, dia telah pergi ke Puncak Langit untuk mencari bimbingan teknik kultivasi yang lebih kuat.     

Meskipun mustahil untuk mengubah kekuatannya secara keseluruhan, namun setidaknya kekuatan yang dia miliki pasti jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Bisakah hal itu mengubah hasil dari pertempuran ini?     

Yu Sheng masih berada di belakang Ye Wuchen. Awalnya, Yu Sheng adalah target dari Lu Cheng, namun pada saat ini, sepertinya Lu Cheng harus mengalahkan Ye Wuchen terlebih dahulu.     

Ye Wuchen menangkis sebuah serangan pedang lainnya, tapi tidak lama kemudian, dia melihat jejak pedang yang tak terbatas melesat dari atas langit, yang sepertinya telah menembus langit untuk bisa sampai di sini.     

Kali ini Lu Cheng meminta bantuan Wang Chuan untuk memahami sebuah kebenaran. Ilmu pedang seringkali tidak perlu terlalu terpaku dalam penggunaannya. Terkadang, serangan pedang yang paling sederhana seringkali dapat mengerahkan kekuatan yang paling kuat, sehingga pedang dan hati penggunanya menjadi satu.     

Pada saat ini, Lu Cheng telah memahami hal ini. Setiap kali dia menghunus pedangnya, dia merasakan hal yang sama. Saat ini dia sedang berada di puncak kekuatannya, dan banyak jejak pedang telah bermunculan di atas langit, yang tampaknya sedang membelah langit. Tetapi selain itu, jejak-jejak pedang yang mengerikan itu juga telah menyatu dengan Aura Pedang miliknya, berniat untuk menghancurkan aura spiritual Ye Wuchen     

Lu Cheng mengetahui bahwa meskipun Ye Wuchen belum pernah mendapatkan instruksi seperti dirinya, pasti dia juga telah memahami konsep ini.     

Di tengah-tengah badai, dia telah menghancurkan banyak pedang, tetapi jejak-jejak pedang dari Jalur Agung itu kini menjadi lebih kuat dan lebih agresif dari sebelumnya.     

Di sekitar tubuhnya, sebuah Aura Pedang yang sangat kuat tampaknya akan muncul, pancaran cahaya dari dua Aura Pedang yang berbeda bersinar secara bersamaan. Pada saat ini, Aura Pedang tak terbatas yang berada di atas langit mengalir menuju tubuh Ye Wuchen dan menyatu dengannya.     

Kala itu ketika dia menjalani tes di reruntuhan Renhuang, dia telah menerima tiga Aura Pedang Renhuang.     

Satu pedang untuk membelah langit dan satu pedang untuk membuktikan kebenaran.     

Tubuh Ye Wuchen bergerak seolah-olah dia sedang memasuki kondisi tidak sadar, seperti sebilah pedang, tetapi dengan wujud yang nyata.     

Tubuhnya melesat ke atas, tanpa menghunus pedang, tidak berniat untuk menyerang maupun menghindar.     

Ekspresi Lu Cheng tampak sedingin es. Jika Ye Wuchen sendiri ingin mati, maka Xia Qingyuan-pun tidak akan bisa berkomentar apa-apa.     

Banyak kultivator menyaksikan sosok Ye Wuchen menyatu dengan jejak-jejak pedang itu, menghantamkan tubuhnya sendiri kesana. Ketika Yu Sheng mencoba menghadangnya, Ye Futian mengirimkan suara secara telepati untuk menghentikan Yu Sheng.     

Dia mengetahui beberapa hal tentang gaya bertarung yang digunakan oleh Ye Wuchen, serangan-serangannya sangat frontal, dan biasanya dia tidak peduli dengan keselamatannya sendiri.     

Sosoknya telah menyatu dengan jejak-jejak pedang tersebut, terlihat seolah akan runtuh, dan aura pedang itu berjatuhan ke bawah dengan ganas. Banyak orang menyaksikan pemandangan itu dengan sangat terkejut. Kemudian mereka melihat jejak-jejak pedang itu meledak dan hancur hingga berkeping-keping, kemudian sosok Ye Wuchen kembali muncul dan menerjang ke depan.     

*Boom, Boom, Boom* Rentetan suara ledakan yang keras terdengar dari atas langit. Ye Wuchen benar-benar telah melewati rentetan serangan-serangan yang mengerikan, dan sekujur tubuhnya kini terlihat samar lalu dia tiba-tiba muncul tidak jauh dari tempat Lu Cheng berada. Dia tidak berhenti sampai disitu saja dan terus bergerak ke depan, dalam waktu singkat mendarat di depan mata Lu Cheng. Saat satu jarinya dikerahkan ke bawah, muncul gelombang-gelombang kejut yang mampu mengguncang bumi.     

Lu Cheng berteriak, lalu dia mengumpulkan seluruh kekuatan dari Jalur Pedang yang dia miliki, dan mengeluarkan serangan terkuatnya dengan menggunakan pedangnya. Jari-jari dari tubuh Ye Wuchen yang terlihat samar sudah menekan ke arah pedang tersebut. Pada saat ini, Lu Cheng hanya bisa merasakan bahwa tubuhnya seperti telah ditusuk oleh ribuan pedang. Dia mengamati tubuh yang semakin mendekatinya itu, sementara pedang yang telah dia keluarkan perlahan-lahan dihancurkan sedikit demi sedikit.     

Setelah itu, seberkas cahaya pedang yang tak tertandingi terpancar, yang langsung membutakan mata semua orang. Pada saat berikutnya, banyak orang tampak terkejut saat melihat Ye Wuchen masih berdiri di sana, tetapi Aura Pedang yang terpancar dari tubuhnya telah melemah. Adapun Lu Cheng, tubuhnya berlumuran darah dan jatuh ke permukaan tanah. Dia mengerang kesakitan, dan memuntahkan darah dari mulutnya.     

Ye Wuchen menatapnya dengan tenang tanpa ada ekspresi di wajahnya, dan terus bergerak ke depan.     

Yu Sheng mengambil satu langkah besar ke depan, dan dia juga memandang ke arah Lu Cheng dengan dingin, kemudian langsung melewatinya dan terus bergerak ke atas.     

Pendekar pedang lainnya melancarkan serangan, namun Ye Wuchen tidak melakukan apa-pun. Di belakangnya, Yu Sheng menerjang ke depan dan mengerahkan sebuah kepalan tinju yang menembus udara di antara langit dan bumi, sama mengerikannya seperti kepalan tinju yang dia keluarkan pada hari itu saat dia bertarung melawan Lu Cheng. Hanya satu kepalan tinju saja sudah cukup untuk menghancurkan pedang dari pendekar tersebut, dan menghempaskan tubuhnya ke udara, yang mengakibatkan banyak tulang rusuknya patah.     

Kala itu, Lu Cheng tidak mampu menahan serangan ini, dan hari ini hal yang sama menimpa pendekar pedang lainnya, kecuali mereka memiliki kekuatan seperti Wang Chuan, yang telah melampaui tingkatan ini.     

Sekelompok kultivator yang beranggotakan lima orang menerjang ke depan dengan menghempaskan segala sesuatu yang menghalangi jalan mereka, dan tidak ada seorang-pun yang bisa menghentikan mereka. Dengan penampilan yang begitu meyakinkan, sekarang mereka telah pergi menuju tempat tertinggi di Istana Pedang Lihen, yaitu Lapisan Langit ke-33.     

Saat mendongak ke atas langit, orang-orang bisa melihat satu sosok sedang duduk di depan sebuah istana kuno, dan terdapat beberapa pendekar pedang yang berada di bawahnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.