Legenda Futian

Meminjamkan Sebilah Pedang



Meminjamkan Sebilah Pedang

0Ye Futian tetap berdiri di tempatnya saat aura pedang yang tak terhitung jumlahnya menusuk tubuhnya di tengah-tengah badai yang terbentuk dari aura pedang. Bahkan aura spiritualnya tampaknya telah terjebak di dalam aura pedang Lihen. Apa yang dia rasakan saat ini terasa tidak asing baginya, ini seperti saat dia berendam di kolam pengobatan dan menderita rasa sakit yang luar biasa. Ada beberapa momen dimana dia mencapai batas maksimal dari tubuh fisiknya dan nyaris tidak kuat menahan rasa sakit yang dia terima.      0

Kolam pengobatan yang disiapkan oleh Saint Jiang telah membuat dirinya melampaui batas dari tubuh fisiknya kala itu. Batas dari tubuh fisik dan aura spiritualnya terus ditantang, membuatnya nyaris memanggil bencana divine. Serangan yang dilancarkan oleh Wang Chuan padanya ini benar-benar membuatnya teringat kembali akan apa yang dialaminya kala itu. Ini merupakan sebuah bukti bahwa kekuatan dari aura pedang milik Wang Chuan juga hampir menyamai kekuatan dari bencana divine, yang membuatnya semakin dekat dengan Saint Plane. Setelah mengalami penderitaan melalui kolam pengobatan, tingkat kekuatan dari aura pedang yang dia terima saat ini tidak akan berpengaruh besar padanya.     

Ini belum cukup. Badai bencana yang dibentuk oleh aura spiritualnya di dalam pikirannya tampaknya telah menjadi semakin kuat. Tubuh fisiknya bergetar dan memancarkan cahaya yang menyilaukan, tampaknya tubuhnya kini telah beresonansi dengan Jalur Agung. Tatapan mata Ye Futian terlihat sangat tajam. Seolah-olah dia harus menembus Jalur Agung. Dia kembali mengambil satu langkah ke depan, berniat untuk melihat sampai dimana batas yang dimiliki oleh Wang Chuan dan apakah Wang Chuan mampu melukainya. Lawan seperti itu sulit didapat, sehingga dia belum pernah bertemu satu orang-pun di bawah Saint Plane yang memiliki kekuatan seperti itu sebelumnya di Dunia Kaisar Xia, kecuali Xia Qingyuan.     

Tatapan mata Wang Chuan masih tertuju pada Ye Futian. Ye Futian, sebagai orang yang telah melatih jalur kultivasinya melalui tubuh fisiknya, hal itu menunjukkan bahwa dia masih belum mampu mencapai tingkat Wang Chuan saat ini, namun pada kenyataannya, Ye Futian berhasil menahan serangannya hanya dengan mengandalkan kekuatan dari tubuh fisiknya semata. Berdasarkan fakta ini, tampaknya tidak ada orang lain sekuat Ye Futian, dan dia tidak tahu apakah Xia Qingyuan akan mampu melakukan hal yang sama, karena dia tidak pernah bertarung melawannya. Namun, pikirannya tetap setenang air di permukaan danau. Setiap langkah yang dia ambil semakin memperkuat aura pedangnya. Area di antara mereka berdua tampaknya telah dikelilingi oleh sebuah badai yang mengerikan. Suara lecutan bernada tinggi yang dihasilkan begitu memekakkan telinga.     

Wang Chuan mengulurkan tangannya sambil terus memandang ke depan. Aura pedang tak terbatas kini telah berkumpul di depan tangannya, dan sebilah pedang tampaknya mulai terbentuk sedikit demi sedikit. "Aku akan membuat sebilah pedang dengan menggunakan kekuatan dari Jalur Agung. Jika kau mampu menerima serangan ini, mungkin tidak ada seorang-pun di bawah Saint Plane yang dapat mengalahkanmu," ujar Wang Chuan. Pedang di genggaman tangannya perlahan-lahan mulai terwujud, yang dipenuhi dengan aura dari Jalur Pedang di dalamnya. Kemudian, pedang itu menembus ruang hampa dan Ye Futian samar-samar bisa merasakan seolah-olah tubuhnya akan tercabik-cabik. Semua tekanan yang dia rasakan saat ini benar-benar telah melampaui kolam pengobatan yang dia jalani bertahun-tahun yang lalu.     

Jadi inilah yang disebut sebagai "Sosok terkuat di bawah Saint Plane". Orang-orang dari Dunia Kaisar Xia mengatakan bahwa Wang Chuan memiliki kekuatan pada tingkat puncak di bawah Saint Plane dan ucapan mereka memang benar adanya. Dia memang pantas untuk mendapatkan julukan seperti itu. Sayang sekali Wang Chuan kini harus bertemu dengan Ye Futian. Meskipun dia berada di tingkat puncak di bawah Saint Plane, namun reputasi tempat suci dimana dia berasal tetap saja menurun, karena tidak ada seorang-pun di bawah Saint Plane di sana yang mampu bertarung melawan Ye Futian.     

Area itu tampaknya telah terhenti total dan segala sesuatu sepertinya telah berhenti mengalir. Kekuatan hukum milik Ye Futian telah mempengaruhi area itu secara keseluruhan, namun kekuatan itu masih tidak mampu menghentikan aura pedang milik Wang Chuan yang terus mengalir. Aura pedang milik lawannya itu berada di tingkat yang lebih tinggi dari kekuatan hukum miliknya.     

Ye Futian mengulurkan tangannya dan kekuatan hukum miliknya membentuk sebuah tombak. Tombak itu memancarkan cahaya yang menyilaukan dan dipenuhi dengan kekuatan yang mampu menghancurkan segalanya. Wang Chuan menunggu tombak milik Ye Futian terbentuk hingga sempurna sebelum dia menyerang dengan pedangnya. Satu serangan yang sederhana itu tampaknya telah menggabungkan tubuhnya dengan pedangnya menjadi satu kesatuan. Serangan itu sepertinya merupakan ilmu pedang sejati.     

Seberkas kilatan pedang yang menyilaukan muncul di area sekitar mereka. Arus-arus di sekeliling mereka telah dihancurkan, dan segala sesuatu tampaknya telah hancur hingga tak bersisa. Area itu tampaknya benar-benar menjadi sangat berbahaya. Satu serangan dari pedang itu sepertinya telah menghancurkan segala sesuatu yang ada di dunia ini. Seolah-olah tidak ada pedang lain yang mampu melakukan hal seperti itu.     

Sebuah kekuatan yang dahsyat melesat ke atas langit dari tubuh Ye Futian. Meskipun tingkat Planenya tidak setinggi Wang Chuan dan dia belum memahami kekuatan dari Jalur Agung, namun kekuatan mengerikan di sekitar tubuhnya terus mengalir saat dia melangkah ke depan. Cahaya hukum menyelimuti tubuhnya karena cahaya itu telah menyatu ke dalam tombaknya.     

Dia mengerahkan tombaknya ke depan saat dia melihat pedang itu diayunkan di hadapannya. Cahaya yang menyilaukan terpancar dan sebuah pusaran hitam benar-benar terbentuk di bawah aura pedang penghancur tersebut. Setiap kali tombak itu bergerak, kekuatannya menjadi semakin dahsyat.     

Aku tidak peduli sekuat apa pedangmu, karena tombak-ku akan mengatasinya.     

Keduanya telah bertarung cukup lama dan baru pada saat itulah mereka benar-benar saling menyerang satu sama lain. Mereka berdua adalah sosok-sosok terkuat di bawah Saint Plane. Salah satu dari mereka terlatih dalam ilmu pedang, sementara satu sosok lainnya terlatih dalam teknik menombak. Keduanya mampu menggabungkan berbagai macam kekuatan yang mereka miliki ke dalam senjata masing-masing, kemudian dikerahkan dalam satu serangan, dan mereka sama sekali tidak perlu menggunakan metode yang kompleks. Karena itulah, mereka berdua tidak pernah mengeluarkan lebih dari satu serangan.     

Pedang itu bertabrakan dengan tombak milik Ye Futian. Aura pedang yang mengerikan itu semakin berkurang sementara tombak milik Ye Futian pecah sedikit demi sedikit. Keduanya hancur secara perlahan-lahan.     

Badai yang mengerikan itu menembus tubuh dari kedua pria tersebut. Jika mereka berdua adalah para Sage yang berada di bawah Lapisan Langit ke-33, saat ini mereka pasti telah tercabik-cabik. Namun, keduanya terus bergerak ke depan. Wang Chuan menunjuk ke depan dengan jarinya setelah pedangnya hancur, dan Ye Futian mengganti tombaknya dengan kepalan tinjunya. Area itu berguncang saat mereka terus menyerang satu sama lain.     

Kepalan tinju Ye Futian dan jari yang dikerahkan oleh Wang Chuan bertabrakan dalam sekejap. Aura pedang yang tak terbatas menusuk lengan Ye Futian dari arah kepalan tinjunya. Tubuhnya memancarkan cahaya pedang. Pada saat yang sama, kepalan tinjunya menghantam jari lawannya, sehingga mengirimkan gelombang kejut pada tubuh Wang Chuan, yang mengakibatkan tubuhnya bergetar hebat.     

Rentetan suara gemuruh terdengar dari medan pertempuran dan pergerakan kedua pria itu tampaknya telah terhenti. Yu Sheng telah menyelesaikan pertempurannya sebelum situasi ini terjadi di antara keduanya. Semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah medan pertempuran di atas langit, lalu pada dua sosok yang sama sekali tidak bergerak dari tempatnya masing-masing. Saat ini suasana di atas medan pertempuran itu tampak menakutkan. Aura pedang yang mengerikan mengalir di sekitar tubuh Ye Futian lalu menikam sekujur tubuhnya, sementara aura pedang di sekitar tubuh Wang Chuan tampaknya telah menghilang.     

Jadi, siapa yang menang?     

Aura mengerikan yang mengelilingi kedua pria itu akhirnya telah menghilang. Seberkas cahaya yang mengerikan terlihat di tubuh Ye Futian. Selain itu, suara gemuruh bergema dari tubuhnya, dan aura pedang itu akhirnya menghilang. Seolah-olah sejak awal dia sama sekali tidak terluka akibat aura pedang tersebut. Rambutnya yang berwarna abu-abu berkibar di udara dan tatapan matanya tetap terlihat tajam, saat dia menatap ke arah Wang Chuan yang berada di hadapannya.     

*Uhuk* Wang Chuan terbatuk dan darah terlihat di sudut mulutnya. Pada saat itu, hati para pendekar pedang yang berada di bawah berdebar kencang dan wajah mereka tampak pucat. Kakak senior telah dikalahkan?     

Dengan menjadi sosok nomor satu di bawah Saint Plane dari Istana Pedang Lihen dan memiliki bakat yang luar biasa dalam ilmu pedang, para senior di Istana Pedang Lihen mengatakan bahwa di bawah tingkat Saint Plane, Wang Chuan memiliki tingkat Plane tersendiri. Namun, pada saat ini, darah terlihat mengalir dari mulut Wang Chuan, dan kekuatan dari auranya telah menurun drastis. Seolah-olah sekujur tubuhnya kini telah lumpuh dan tubuhnya nyaris tidak mampu diselamatkan. Rasanya seolah-olah seseorang telah berhasil mencapai Saint Plane dalam sekejap, namun dengan cepat kembali menjadi manusia biasa.     

Wang Chuan berbalik dan naik ke udara. Langkahnya begitu lambat seolah-olah dia benar-benar telah dirubah menjadi manusia biasa. Aura menakjubkan yang dia miliki sebelumnya kini tidak terlihat. Dia berjalan di depan istana dan duduk di posisinya semula. Kemudian Wang Chuan memejamkan matanya.     

Tidak perlu diragukan lagi bahwa dia telah dikalahkan.     

Sebagai seseorang yang telah menjadi semi-Saint dan hampir mencapai Saint Plane, dia tetap tidak mampu mengalahkan Ye Futian. Sebaliknya, lawannya telah berhasil membuatnya terluka parah. Semua organ dalam di tubuhnya terluka parah dan tidak ada yang tahu persis berapa banyak luka yang dideritanya, sehingga menyebabkan auranya terasa sangat lemah.     

Wang Chuan mengingat kembali jalur kultivasi yang telah dia jalani selama ini. Namanya menjadi terkenal sejak usia dini dan telah menjadi pusat perhatian semua orang sejak dia bergabung dengan Istana Pedang Lihen. Jalur kultivasinya berjalan begitu lancar hingga akhirnya dia tiba di titik dimana dia memasuki Lapisan Langit ke-33 dan menjadi murid dari Pendekar Lihen. Dia berhasil mencapai Archmage Plane lima tahun yang lalu, dan hanya ada beberapa kultivator di Istana Pedang Lihen yang mampu melawannya kala itu. Dia berhasil mengalahkan semua rekan-rekannya yang berada di bawah Saint Plane di Istana Pedang Lihen dua tahun lalu. Beberapa kultivator bahkan mampu membuatnya melancarkan serangan kedua.     

Dia disebut sebagai "Sosok terkuat di bawah Saint Plane" kala itu. Namun, dia mengetahui bahwa saat ini dia benar-benar menjadi seseorang yang layak menyandang gelar sebagai—seseorang yang tidak lama lagi akan mencapai Saint Plane.     

Dia tahu betul bahwa jika dia meneruskan jalur kultivasi yang telah dia jalani selama ini, bahkan jika orang-orang seperti Ye Futian tidak muncul di kehidupannya, pada akhirnya kerja kerasnya akan membuahkan hasil dan dia akan menjadi seorang Saint. Hasil akhirnya tidak akan ada bedanya meskipun dia mampu mengalahkan Ye Futian.     

Ye Futian belum terlalu lama berada di Dunia Atas tetapi dia sudah menjadi sangat terkenal. Kaisar Xia dan Xia Qingyuan sangat mengaguminya. Ketika dia bertarung melawan para pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen di kediaman Klan Xiao kala itu dan dia berhasil membuktikan bahwa tidak ada seorang-pun dari mereka yang mampu melawannya, saat itu Wang Chuan mengetahui bahwa Ye Futian akan menjadi saingan yang langka baginya. Saat itu, dia mungkin bisa bertarung melawan Wang Chuan dan Wang Chuan bahkan bisa saja mengalami kekalahan. Namun, dia tetap mengundang Ye Futian untuk melawannya di Lapisan Langit ke-33.     

'Jika Ye Futian mampu bertarung hingga mencapai Lapisan Langit ke-33 dan benar-benar berhasil mengalahkan setiap pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen, bahkan mengalahkanku, bagaimana nasib para pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen, dan bagaimana nasibku nanti?' pikir Wang Chuan. Akankah ilmu pedang yang telah kami kultivasi akan melemah?     

Beberapa saat yang lalu dia telah dikalahkan oleh Ye Futian dan pikirannya terguncang. Dia adalah seorang semi-Saint, namun dia tidak mampu mengalahkan Ye Futian. Pikirannya tidak mungkin tetap tenang dalam situasi seperti ini. Semua orang di dunia ini akan mengetahui kekalahannya dan reputasinya akan hancur. Sudah jelas dia akan terpengaruh oleh hal ini.     

Tidak ada seorang-pun di bawah Saint Plane dari Istana Pedang Lihen yang mampu mengalahkan Ye Futian. Mulai saat ini, reputasi Istana Pedang Lihen sebagai tempat suci nomor satu dalam ilmu pedang di seluruh penjuru Dunia Kaisar Xia akan ternoda karena dirinya. Pikirannya pasti akan terpengaruh.     

Dia duduk bersila dan memejamkan matanya untuk berpikir. Banyak pikiran muncul di dalam benaknya dalam sekejap. Apakah aku mengkultivasi ilmu pedang untuk ketenaran, kekayaan, atau untuk meningkatkan kualitas dari pikiranku?     

"Jika kau merasa gelisah oleh banyak hal, maka satu-satunya hal yang harus kau lakukan hanyalah memotongnya dengan satu ayunan pedang." Suara Pendekar Lihen terdengar dari istana yang berada di gunung tertinggi. Wang Chuan langsung terguncang. Dia mengingat kembali ilmu pedang yang telah dia pelajari dan segudang ilmu dari gurunya.     

Ketenaran, kekayaan, dan semua hal lainnya di dunia ini terasa seperti tidak ada nilainya. Seseorang tidak mungkin bisa tetap tak terkalahkan dalam jalur kultivasinya untuk mencapai Jalur Agung.     

Wang Chuan menatap ke arah Pendekar Lihen, lalu dia tersenyum dan berkata, "Saya mengerti, guru." Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke depan. Auranya yang telah melemah kini meningkat secara drastis dan menjadi sangat kuat dalam sekejap. Aura pedangnya langsung melesat ke atas langit.     

Dia tetap duduk tegak di tempatnya dan berkata, "Akan ada satu orang di dunia ini yang terlepas dari belenggu ketenaran dan kekayaan duniawi. Di sepanjang Jalur Pedang, akan ada aku, Wang Chuan, yang berjalan di sana." Dia telah dikalahkan, namun jalurnya untuk mencapai Saint Plane telah sempurna.     

Bencana pedang dari Jalur Agung turun dari atas langit. Deretan awan bergemuruh dan suasana di Istana Pedang Lihen dalam sekejap berubah menjadi mengerikan.     

"Bencana Divine." Ye Futian menatap ke arah langit dan pikirannya sedikit terguncang. Mereka telah masuk ke dalam Istana Pedang Lihen dan bertarung hingga mencapai Lapisan Langit ke-33. Namun, pada akhirnya Wang Chuan menggunakan pertempuran ini untuk mencapai Saint Plane dan pola pikirnya kini menjadi sempurna.     

Wang Chuan mengalami kekalahan tetapi dia berhasil menjadi seorang Saint.     

Pada saat itu, Ye Futian menganggap bahwa perubahan situasi ini sangat konyol dan ada sesuatu yang membuatnya merasa gelisah     

"Terima kasih." Wang Chuan menatap ke arah Ye Futian. Ekspresi Ye Futian terlihat bingung. Bukan hanya dia saja, bahkan para pendekar pedang yang berada di Lapisan Langit ke-33 tidak mengetahui apa yang mereka rasakan tentang perubahan situasi yang sedang terjadi saat ini. Apakah Wang Chuan sedang menjadikan dirinya sebagai contoh di sini? Mereka bertanya-tanya.     

Pada saat itu, sebuah tatapan mata yang tajam tertuju pada Ye Futian dan kelompoknya. Ye Futian merasakan sesuatu dan mendongak ke atas langit. Rupanya Pendekar Lihen sedang melihat ke arah mereka. Ye Futian merasa seolah-olah satu tatapan mata dari Pendekar Lihen itu telah menembus pikirannya dan melihat semua keraguan serta kegelisahan di dalamnya.     

Kemudian Pendekar Lihen menatap ke arah Ye Wuchen, yang berada tepat di belakang Ye Futian. Sebilah pedang dilemparkan dari atas langit, langsung menuju Ye Futian. Pedang itu dibentuk dari tubuh Pendekar Lihen sendiri.     

Ye Futian sangat terkejut dan berbalik untuk melihat ke arah Ye Wuchen. Dia menyaksikan pedang itu menembus tubuh Ye Wuchen, yang kemudian bergabung dengan aura pedang tak tertandingi di sekujur tubuhnya. Pedang itu sepertinya telah menyatu ke dalam tubuhnya.     

Ye Wuchen merasa seolah-olah sekujur tubuhnya akan tercabik-cabik. Aura pedang kini bergejolak di dalam tubuhnya. Seberkas aura pedang yang mengerikan menyebar di tubuhnya. Pada saat itu, dia memilih untuk memejamkan matanya dan membiarkan aura pedang itu bergejolak di dalam tubuhnya. Aura pedang itu menjadi semakin kuat dan terus bergejolak hingga Jalur Pedang miliknya berkembang dan dia menembus tingkat Archmage Plane.     

Ye Wuchen membuka matanya dan tampaknya terdapat aura pedang di dalam matanya. Kemudian dia menatap ke arah Pendekar Lihen yang berada di atas dengan ekspresi bingung pula.     

"Pikiranmu terkait ilmu pedang begitu murni. Kalau begitu aku akan meminjamkan pedangku padamu." Suara dari Pendekar Lihen terdengar bergema karena dia berbicara dari atas langit.     

Ye Futian berbalik dan menatap ke arah Pendekar Lihen, dengan sedikit penyesalan di dalam matanya. Kemudian dia membungkuk hormat dan berbalik, lalu berkata, "Ayo kita keluar dari sini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.