Legenda Futian

Idiot



Idiot

0Semua orang terdiam saat mereka menyaksikan medan pertempuran.      3

Li Yao telah memerintahkan Cao Yuan untuk membawakan kepala Yu Sheng padanya, namun pada saat ini justru kepala Cao Yuan sendiri yang telah diambil. Yu Sheng telah mengambilnya dengan paksa, membunuhnya dengan cara yang brutal. Bahkan para kultivator dari Dunia Kaisar Xia merasa sangat terguncang oleh pemandangan ini. Para pasukan menatap ke arah Yu Sheng, diam-diam bertanya pada diri mereka sendiri: sebenarnya siapa identitas pria ini?     

Xia Qingyuan tetap duduk di tempatnya. Salah satu bawahannya yang gagah berani telah membunuh Cao Yuan dari Dunia Kaisar Li. Sehingga saat ini, Dunia Kaisar Xia telah mengumpulkan dua kemenangan dalam pertempuran bendera. Setidaknya salah satu di antara Dunia Kaisar Li atau Dunia Kaisar Merak Iblis kini tidak akan bisa memenangkan pertempuran bendera. Ditambah lagi, kematian Cao Yuan akan membuat pemimpin keluarga Cao sangat marah. Meskipun dia tidak akan berani bertindak secara pribadi, namun setidaknya dia bisa mendukung rekan-rekannya. Bagaimanapun juga, dia bukanlah satu-satunya pangeran dari Dunia Kaisar Li; dia adalah salah satu dari lima bawahan Kaisar Li yang paling kuat dan memiliki karisma yang luar biasa.     

Dia merasa telah salah membuat perhitungan, dan telah meremehkan kekuatan yang dimiliki oleh Yu Sheng. Dengan menilai dari kekuatan yang telah dia tunjukkan hari ini, setidaknya kemampuan bertarung yang dimiliki Yu Sheng berada di puncak di bawah Saint Plane. Bahkan dapat dikatakan bahwa dia tidak lebih lemah dari Wang Chuan. Jika Yu Sheng memiliki kemampuan bertarung seperti ini, maka Ye Futian seharusnya lebih kuat darinya. Mereka berdua pasti adalah kekuatan utama dari pasukan Kaisar Xia.     

Para Saint dari tiga dunia renhuang merasa cukup terkejut dengan kekuatan yang ditunjukkan oleh Yu Sheng. Ekspresi Jenderal Suci Tian kini terlihat lebih rileks. Dunia Kaisar Xia sudah meraih dua kemenangan. Meskipun mereka kalah dalam pertempuran terakhir ini, mereka masih bisa membuktikan diri sebagai kubu terkuat di sini, yang akan berguna untuk meningkatkan kepercayaan diri dari pasukan mereka.     

Yu Sheng mengangkat kepala Cao Yuan dan naik ke udara. Dia mengoleskan darah Cao Yuan pada bendera Kaisar Xia, kemudian dia melemparkan kepala Cao Yuan ke arah Li Yao. Darah dua kultivator kuat dari Dunia Kaisar Li sekarang telah menodai bendera tersebut.     

Li Yao memandang kepala yang berada di dekat kakinya itu, lalu dia menatap ke arah Yu Sheng di udara. Keduanya saling menatap satu sama lain. Dia bisa merasakan keinginan membunuh yang kuat terpancar dari kedua mata Yu Sheng. Itu adalah perasaan yang sama saat dia menatap mata Ye Futian; mereka berdua ingin membunuhnya. Setelah semua kebrutalan ini, Yu Sheng kembali ke sisi Ye Futian seolah-olah tidak ada apa-pun yang terjadi.     

Hanya tersisa putaran terakhir dari pertempuran bendera. Dalam pertempuran ini, Dunia kaisar Xia akan menjadi kubu pertama yang mengirimkan perwakilan mereka, dan Dunia Kaisar Merak Iblis berada di urutan terakhir, yang memberi mereka keuntungan. Namun Dunia Kaisar Li jelas tidak akan menyerah begitu saja pada pertempuran ini, dan kemungkinan besar mereka akan mengirim seseorang yang sangat kuat karena mereka mencoba untuk meraih kemenangan. Tetapi jika mereka melakukan hal ini, kemungkinan besar mereka harus bertarung mati-matian melawan seorang iblis kuat dari Dunia Merak Iblis, dan salah satu dari mereka akan tewas terbunuh.     

Namun tidak ada seorang-pun yang mempertimbangkan Dunia Kaisar Xia. Mereka sudah dua kali meraih kemenangan, jadi mereka mungkin tidak akan mengambil risiko untuk berpartisipasi dalam pertempuran ini. Tetapi jika mereka memang ingin bertarung, apakah mereka diperbolehkan untuk mengirimkan Xia Qingyuan sebagai perwakilan mereka? Pemimpin pasukan tentu tidak dapat berpartisipasi dalam pertempuran bendera. Oleh karena itu, pertempuran di putaran terakhir akan menjadi pertempuran antara Dunia Kaisar Merak Iblis dan Dunia Kaisar Li.     

"Kenapa kau tidak mengirimkan perwakilanmu?" ujar Li Yao dengan nada dingin saat dia mengalihkan pandangannya ke arah Xia Qingyuan. Dia sedang menunggu Dunia Kaisar Xia mengirimkan seseorang ke lubang kuburnya sendiri. Kemudian Xia Qingyuan menoleh ke belakang. Mereka masih memiliki Xiao Sheng, Gongsun Zhong dan yang lainnya di sini, namun tidak ada satu-pun dari mereka yang berkeinginan maju ke depan untuk bertarung. Mereka ingin menyerah pada pertempuran terakhir ini. Bagaimanapun juga, mereka telah meraih dua kemenangan secara berturut-turut, sehingga mereka tidak perlu khawatir mengenai pertempuran terakhir. Ditambah lagi, bahkan jika mereka ingin bertarung, kemungkinan besar mereka akan kalah dalam pertempuran ini. Lawan-lawan mereka mungkin akan mengirimkan kultivator terkuat masing-masing. Jika mereka memutuskan untuk bertarung, kemungkinan besar mereka akan menghadapi sebuah pertempuran yang sulit.     

"Elang Kecil," panggil Ye Futian, dan tiba-tiba, seekor elang angin hitam berjalan melintasi kerumunan ke arahnya.     

"Seekor elang angin hitam?" Ekspresi aneh muncul di wajah semua orang saat mereka menyaksikan monster iblis ini.     

Li Yao memandang ke arah Ye Futian dengan dingin dan berkata, "Kau mengirimkan satu sosok yang lemah untuk mati? Lebih baik kalian mundur saja pada putaran ini." Elang angin hitam adalah jenis monster iblis yang sangat umum ditemui. Membunuh salah satu dari mereka bukanlah masalah besar, bahkan hal itu tidak akan memberi Li Yao kepuasan diri untuk membalas dendam. Dia sudah tahu bahwa Dunia Kaisar Xia akan merelakan pertempuran ini, namun dia tidak menyangka bahwa mereka akan bertindak seperti ini. Mereka bahkan tidak mengirim seorang manusia, melainkan seekor monster iblis untuk mati.     

"Idiot." Elang Angin Hitam menatap ke arah Li Yao. Elang itu mengepakkan sayapnya dan melesat ke arah Li Yao, menatapnya seolah-olah dia adalah seorang idiot. Dia berani meremehkan Elang Kecil? Selain itu dia tahu sendiri sedang berurusan dengan siapa dan dia masih berani menganggap Elang Kecil sebagai seekor elang biasa? Bahkan monster-monster raksasa yang terkenal itu tidak ada artinya baginya. Ketika mereka berhadapan dengan Elang Kecil, dia akan memasak dan memakan mereka sama seperti yang biasa dia lakukan. Elang itu sudah lama mengikuti Ye Futian sehingga dia tidak lagi terbiasa makan daging mentah.     

Elang itu akan menikmati pertempuran ini.     

Li Yao menyaksikan elang yang lemah itu menghina dirinya, dan tiba-tiba, keinginan membunuh yang kuat terpancar dari tubuh Li Yao. Tiba-tiba dia tersenyum, lalu berkata dengan nada dingin, "Pasti sulit bagi elang rendahan sepertimu untuk berkultivasi ke tingkat ini. Jika kau benar-benar ingin mati, maka aku akan mengabulkan keinginanmu itu." Setelah dia mengatakan hal ini, dia menoleh ke arah sosok yang berada di belakangnya dan berkata, "Jangan biarkan dia mati terlalu mudah."     

"Baiklah." Sosok itu mengangguk, lalu dia melangkah ke depan. Dia adalah seorang pemuda yang mengenakan jubah seputih salju. Meskipun selama ini dia telah berada di atas medan pertempuran, tidak ada satu-pun butiran debu atau kotoran yang menempel di tubuhnya. Dia membawa sebilah pedang di punggungnya dalam sarung pedang tipis, yang menunjukkan bahwa pedang di dalamnya juga memiliki bilah pedang yang tipis.     

"Dia adalah seorang murid dari Gunung Pedang Dali." Ketika mereka melihat pedang di punggungnya, orang-orang yang menyaksikan pertempuran di udara bisa menebak darimana dia berasal. Dunia Kaisar Li juga memiliki beberapa pasukan pendekar pedang, dan Gunung Pedang Dali adalah tempat suci mereka yang paling terkenal dalam ilmu pedang, kekuatan mereka setara dengan Istana Pedang Lihen.     

Pendekar pedang berjubah putih yang telah berjalan ke depan ini berasal dari Gunung Pedang Dali. Penampilannya tampak luar biasa dan auranya tak tertandingi. Dia menatap ke arah Elang Angin Hitam dengan tenang. Bahkan jika Elang Angin Hitam memiliki semacam senjata rahasia, elang itu tidak akan lebih kuat daripada monster-monster iblis raksasa dari Dunia Kaisar Merak Iblis. Lawan utamanya dalam pertempuran ini adalah perwakilan dari Dunia Kaisar Merak Iblis. Adapun elang angin hitam itu, dia akan memotong tubuhnya dengan mudah.     

Pada saat itu, seorang iblis muda yang diselimuti oleh cahaya suci berwarna emas melangkah ke depan dari pasukan Kaisar Merak Iblis. Kedua matanya yang berwarna emas tampak tajam dan sombong. Elang Angin Hitam bisa merasakan sebuah tekanan yang dahsyat terpancar dari tubuh iblis tersebut. Elang itu bisa melihat bahwa wujud asli dari iblis tersebut adalah seekor roc bersayap emas yang menakjubkan.     

Terdapat spesies roc bersayap emas di Dunia Kaisar Merak Iblis, tetapi jumlah spesies roc bersayap emas yang berdarah murni sangat sedikit. Spesies mereka adalah harta karun yang sangat berharga di dunia ini, tetapi sekarang salah satu dari mereka digunakan untuk bertarung dan meraih kemenangan dalam pertempuran bendera ini.     

Ye Futian mengalihkan pandangannya ke arah tiga sosok yang telah muncul di atas medan pertempuran, dan tiba-tiba sebuah ekspresi aneh muncul di wajahnya. Tentu saja dia mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh Elang Angin Hitam dengan sangat baik, dan dia benar-benar bisa merasakan kekuatan Hukum Ruang dan Waktu terpancar dari lawan-lawannya.     

Elang kecil juga mahir dalam kekuatan tersebut. Dia telah mengalahkan banyak monster iblis selama bertahun-tahun, tetapi Elang Angin Hitam adalah satu-satunya monster iblis yang mengikutinya sejak dia masih muda. Pikiran mereka terhubung satu sama lain, dan ketika dia menjadi semakin kuat, maka Elang Angin Hitam juga mengalami hal yang sama. Elang itu mengikuti setiap langkahnya di jalur kultivasi yang dia jalani. Bahkan dapat dikatakan bahwa mereka selama ini telah mencapai pencerahan bersama-sama. Jadi, dia membiarkan Elang Angin Hitam berpartisipasi dalam pertempuran ini. Namun semua orang mengira bahwa dia telah mengirimkan Elang Angin Hitam untuk menemui ajalnya sendiri.     

Pemuda berjubah putih itu berjalan menuju Elang Angin Hitam, lalu dia berkata, "Karena kau ingin mati, biarkan aku memenuhi keinginanmu terlebih dahulu." Setelah mengatakan hal ini, dia bergerak dengan sangat cepat, dan tiba-tiba ribuan aura pedang yang gesit dan tajam menebas ke depan saat dia menerjang ke arah Elang Angin Hitam.     

Namun pada saat itu, seberkas cahaya berwarna emas kegelapan yang menakjubkan sekaligus mengerikan mengalir melewati bulu-bulu di tubuh elang tersebut. Cahaya itu menyelimuti sekujur tubuhnya dalam sekejap. Aura-aura pedang itu menebas ke bawah, tetapi mereka hanya menghantam cahaya emas tersebut. Serangan itu tidak mampu melukai Elang Angin Hitam.     

Kultivator dari Gunung Pedang Dali itu mengerutkan keningnya, lalu dia tersenyum dan berkata, "Menarik." Setelah mengatakan hal ini, sosoknya menghilang dan muncul kembali tepat di hadapan Elang Angin Hitam. Dia mengayunkan pedangnya ke depan dengan membawa kekuatan yang mampu mengejutkan para dewa dan hantu. Setelah itu terdengar suara yang memekakkan telinga karena area itu tampaknya akan terbelah.     

Pedang itu melintas melewati permukaan tanah, meninggalkan bekas sayatan pedang di tanah. Namun pada akhirnya pedang itu hanya membelah satu sosok ilusi, karena sosok elang angin hitam itu sendiri kini telah muncul di udara, sambil mengepakkan sayapnya.     

"Hm?" Ekspresi aneh muncul di wajah pendekar pedang berjubah putih dari Gunung Pedang Dali tersebut. Semua orang menyaksikan Elang Angin Hitam sedang berputar-putar di langit. Tiba-tiba, bayangan elang yang tak terhitung jumlahnya muncul di atas langit, dimana semua bayangan itu mengandung kekuatan Hukum Ruang dan waktu di dalamnya.     

"Kekuatan Hukum Ruang dan Waktu." Semua orang menatap ke atas langit. Apakah mereka tidak sedang berhalusinasi? Saat ini Elang Angin Hitam mempercepat pergerakannya, yang menyebabkan sebuah badai yang mengerikan bergejolak di atas langit.     

"Extreme Shadow!" Sambaran petir berwarna emas melesat dari atas langit, dan semua bayangan dari elang itu menerjang menuju satu tempat yang sama seperti bayangan-bayangan berwarna emas.     

Kultivator berjubah putih itu menerjang ke atas langit seperti kilatan petir. Dua sosok itu telah menghilang dari tempat mereka berada dan kini bertabrakan di udara, lalu segera memisahkan diri satu sama lain.     

Pendekar pedang berjubah putih itu mengayunkan pedangnya tanpa henti, dan tiba-tiba, langit dipenuhi dengan tebasan pedang yang mampu memotong segalanya. Elang Angin Hitam terbang di sekelilingnya, setelah itu ruang hampa di sekitarnya tampaknya akan terkoyak dan berubah menjadi sebuah badai ruang dan waktu yang mengerikan.     

"Apakah seekor elang benar-benar bisa sekuat itu?" Semua orang menatap ke arah monster iblis yang sosoknya terlihat samar itu. Mereka tidak bisa mengikuti pergerakannya.     

*Boom, Boom, Boom* Mereka berulang kali bertabrakan di udara hingga pendekar pedang berjubah putih itu merasa lengannya menjadi kaku. Serangannya tidak lebih lemah dari lawannya, namun tetap saja dia belum menyamai kekuatan dari elang tersebut, dan dia tidak bisa menahan rentetan serangan ini. Dan perlahan-lahan pergerakannya semakin melambat.     

*Whoosh* Hembusan angin bertiup kencang, dan salah satu bayangan emas itu berubah bentuk menjadi sebuah tombak dalam genggaman cakar Elang Angin Hitam. Bayangan emas lainnya menerjang ke depan, dan Elang Angin Hitam muncul di hadapan pendekar pedang berjubah putih tersebut. Kali ini, pada saat pendekar pedang itu mengayunkan pedangnya, ribuan bilah pedang melesat di udara menuju elang tersebut. Namun, satu hal yang bisa dilihatnya saat ini hanyalah sambaran petir berwarna emas. Sambaran petir itu sepertinya telah menyatu dengan tombak yang ada di genggaman cakar Elang Angin Hitam.     

Pada saat itu, ruang dan waktu tampaknya telah membeku. Ekspresi kultivator berjubah putih itu berubah saat dia merasakan tubuhnya kini tidak bisa digerakkan. Dia langsung menyadari bahwa dia telah meremehkan lawannya. Monster iblis ini benar-benar cerdik.     

*Boom* Sambaran petir emas itu melesat ke arahnya dan menghancurkan pedangnya dalam sekejap. Kemudian tombak milik Elang Angin Hitam dikerahkan ke udara. Pada saat berikutnya, dia bisa merasakan sensasi dingin di lehernya.     

"Kau sendiri yang meminta hal ini terjadi." Elang Angin Hitam menarik tombaknya, membiarkan tubuh lawannya jatuh ke permukaan tanah. Elang itu mengalihkan pandangannya ke arah Li Yao dan mengucapkan satu kata, "Idiot." Setelah mengatakan hal ini, elang itu menerjang ke arah roc bersayap emas!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.