Legenda Futian

Pendekar Ketujuh



Pendekar Ketujuh

3Yan bersaudari, sang puteri kembar dari Negeri Yan.     1

Kai Huang dan Lin Ya, keduanya adalah kultivator nomor satu dari Klan Pedang Juque dan Klan Pedang Petir di Negeri Yan.     

Tidak ada satu-pun dari mereka yang mampu menerima satu serangan darinya.     

Dalam sekejap, suasana di area yang luas itu berubah menjadi sunyi senyap.     

Pikiran para pendekar pedang dari Negeri Yan terguncang. Mereka tampak tercengang saat mereka menatap ke arah Ye Futian.     

Saint Fierce Wind telah memperkenalkan Ye Futian pada semua orang, yang mengatakan bahwa dia telah mengalahkan Nie Yun hanya dengan satu serangan pedangnya. Banyak orang mengira bahwa Ye Futian benar-benar sosok yang luar biasa, bahkan Raja Negeri Yan juga memiliki pemikiran yang sama.     

Namun, saat dihadapkan pada pertempuran, Ye Futian hanya bisa membual dan tidak mampu membuktikan diri. Saat itu tidak ada lagi yang mempedulikannya, terutama setelah mendengar kata-katanya yang sangat kurang ajar, sehingga membuat dirinya terlihat seperti seorang baj*ngan yang tidak bisa diatur.     

Kemudian, dia akhirnya menghunus pedangnya.     

Satu serangan pada setiap lawannya. Hanya itu saja yang dibutuhkan olehnya untuk mengalahkan mereka semua.     

Alasan mengapa dia bertindak seperti itu dalam pertempuran-pertempuran sebelumnya, bukan karena dia tidak dapat menghunus pedangnya, namun karena tidak ada seorang-pun yang layak untuk membuat dirinya melakukan hal tersebut.     

Karena itulah, dia sama sekali tidak berpartisipasi dalam pertempuran dan memilih untuk menantang orang-orang dari Gunung Pedang Dali, tempat suci nomor satu dalam ilmu pedang di seluruh penjuru Dinasti Dali.     

Saint Fierce Wind berdiri di kejauhan, dan matanya tertuju pada satu-satunya sosok yang sedang berdiri tegak di udara. Sosok tampan itu memancarkan aura pedang yang kuat dan tampak mengintimidasi. Kebanggaan yang dia tunjukkan itu adalah kebanggaan sebagai seorang pendekar pedang.     

Itu mungkin adalah sang Pendekar Ketujuh sejati, seorang pendekar pedang yang telah menjelajah di luar Gunung Pedang Tersembunyi, seorang pendekar pedang yang berbeda dari pendekar pedang pada umumnya. Dia hanya memfokuskan diri untuk menyempurnakan ilmu pedangnya, tidak lebih. Dia tidak peduli dengan pendapat orang lain, karena perhatiannya hanya tertuju untuk pedangnya semata.     

Karena itulah, dia tidak mengikuti peraturan yang berlaku di Dinasti Dali dan tidak berpartisipasi dalam pertempuran, karena dia menganggap bahwa tidak ada satu-pun kultivator yang bertarung dalam pertempuran-pertempuran itu layak untuk bertarung melawannya.     

Huanxue menyaksikan kilatan pedang yang menyilaukan itu di sisi Saint Fierce Wind dan kini dia benar-benar tidak bisa berkata-kata.     

"Jika dia sangat mahir dalam ilmu pedang, mengapa dia tidak bertarung sebelumnya?" ujar Huanxue dengan suara pelan, tampaknya dia tidak dapat menerima perubahan situasi ini begitu saja.     

"Para jenius sebagian besar memiliki sikap keras kepala dan egois. Sosok-sosok luar biasa yang sesungguhnya adalah orang-orang yang memiliki hak untuk melanggar semua peraturan yang berlaku." Saint Fierce Wind menjawab, "Mungkin, dia benar-benar salah satu dari golongan orang-orang itu."     

Jika Ye Futian mampu mendengar komentar dari Saint Fierce Wind tentang dirinya, pasti dia akan berpikir tentang betapa suksesnya penyamaran yang dibuat olehnya itu. Paling tidak, di mata Saint Fierce Wind, itu adalah sang Pendekar Ketujuh yang ingin dia tunjukkan pada orang-orang dari Dinasti Dali.     

Seorang pendekar pedang yang luar biasa dengan sikap sombong, egois dan keras kepala, yang menganggap semua orang lebih lemah darinya.     

Bagi Pendekar Ketujuh, tidak ada yang namanya kekuasaan dan peraturan. Hanya ada Jalur Pedang yang menjadi perhatiannya.     

Karena sang penasihat kekaisaran telah memberi perintah untuk mengumpulkan para kultivator jenius dari seluruh penjuru Dunia Bawah, seorang murid dari penasihat kekaisaran telah datang jauh-jauh ke Dunia Bawah, dan Raja Li mengadakan sebuah acara untuk mengumpulkan para kultivator dari Sembilan Negara di Istana Raja Li. Tidak perlu diragukan lagi bahwa Dinasti Dali pasti akan mampu menyingkirkan pendekar pedang yang keras kepala namun luar biasa seperti dia.     

"Kalian semua, mundur." Seorang Tetua dari Gunung Pedang Dali berkata pada orang-orang dari Negeri Yan. Setelah itu Raja Negeri Yan memimpin para pendekar pedang dari negaranya pergi, kecuali satu orang.     

Satu orang itu adalah Li Hanxing dari Klan Pedang Ziwei, yang berada di posisi ketiga dalam pertempuran sebelumnya, dan telah direkrut oleh Gunung Pedang Dali untuk menjadi anggota mereka.     

"Jadi kau sama sekali tidak berpartisipasi dalam pertempuran dan sekarang kau ingin menantang para kultivator yang berasal dari Gunung Pedang Dali, karena kau berpikir bahwa tidak ada satu-pun kultivator di Sembilan Negara yang layak untuk membuatmu menghunus pedang?" Seorang Saint dari Gunung Pedang Dali bertanya pada Ye Futian.     

"Benar." Ye Futian mengangguk.     

"Namun, beberapa serangan yang baru saja kau tampilkan belum cukup kuat agar murid-murid dari Gunung Pedang Dali menerima tantanganmu." ujar Saint itu sambil menatap ke arah Ye Futian. Jika dia berniat untuk melanggar peraturan, maka dia perlu menampilkan kemampuan yang sepadan dengan tindakannya tersebut.     

Li Hanxing menghampiri Ye Futian setelah Saint itu selesai berbicara.     

Li Hanxing juga berasal dari Sembilan Negara di Dinasti Dali, namun Ye Futian telah menyatakan bahwa tidak ada satu-pun kultivaor yang mampu membuatnya menghunus pedang.     

Ye Futian memandang ke arah Li Hanxing dan bisa merasakan aura pedang pada tubuh pria yang akan menjadi lawannya itu. Kemudian dia mengalihkan pandangannya pada Zuo Zhengdao dan Qin Cang, lalu berkata, "Aku sudah mengatakan bahwa tidak ada satu-pun kultivator yang bertarung dalam pertempuran-pertempuran sebelumnya yang mampu membuatku menghunus pedang. Jika kalian ingin melihatku beraksi, maka kalian bertiga sebaiknya bertarung melawanku sekaligus."     

Semua orang terdiam setelah mendengar hal tersebut.     

Tiga orang yang dia maksud ini tentu saja adalah tiga sosok terkuat yang telah bertarung di pertempuran-pertempuran sebelumnya.     

Qin Cang dari Negeri Shangqin, Zuo Zhengdao dari Negeri Dongyang dan Li Hanxing dari Negeri Yan.     

Mereka bertiga adalah sosok-sosok terkemuka yang mampu menyentuh Jalur Agung. Ketiganya adalah kultivator-kultivator terkuat di bawah Saint Plane di seluruh penjuru Sembilan Negara dari Dinasti Dali.     

Bahkan pada saat ini, Ye Futian tetap mengatakan bahwa mereka tidak mampu membuatnya menghunuskan pedangnya, dan dia malah menyuruh mereka bertiga bertarung melawannya secara bersamaan.     

Sifatnya yang kurang ajar ini memicu kemarahan banyak orang. Pada awalnya mereka mengira bahwa pertempuran telah berakhir saat Qin Cang terbukti tak terkalahkan di seluruh penjuru Sembilan Negara dari Dinasti Dali.     

Tidak ada seorang-pun yang menyangka bahwa Pendekar Ketujuh, yang kala itu bukan siapa-siapa, kini muncul secara tiba-tiba dan menantang para kultivator dari Gunung Pedang Dali.     

Qin Cang, Zuo Zhengdao dan Li Hanxing memandang ke arah Ye Futian. Mereka bertiga telah membuktikan bahwa mereka adalah kultivator terkuat di Dunia Bawah.     

Pada saat itu, Ye Futian maju ke depan. Apakah dia ingin memanfaatkan kita untuk membuktikan bakatnya yang luar biasa?     

Li Hanxing naik ke udara dan sebilah pedang muncul di tangannya. Bintang-bintang berkilauan dan langit tampak menyala. Aura pedang berputar-putar di sekelilingnya dan aura dari Jalur Agung terpancar keluar. Kilatan pedang yang tak terhitung jumlahnya dari bintang-bintang itu menghujani Ye Futian seperti bilah-bilah pedang meteor, yang mengeluarkan suara keras saat kilatan pedang itu membombardir permukaan tanah dari atas langit.     

Ye Futian menatapnya dengan dingin dan dalam sekejap tubuhnya dikelilingi oleh aura pedang yang mengerikan, selain itu dia juga memancarkan aura dari Jalur Agung.     

"Menarik." Raja Li tertawa. Baru kali ini Pendekar Ketujuh memancarkan aura dari Jalur Agung, seolah-olah tidak ada satu-pun pendekar pedang dari Negeri Yan yang dia hadapi sebelumnya layak membuatnya melakukan hal tersebut.     

Cahaya matahari tampaknya telah bersinar dari belakang tubuh Ye Futian, memancarkan hawa panas yang menyengat seperti matahari. Kemudian sebilah Pedang Matahari yang berapi-api muncul di hadapannya, dipenuhi dengan aura yang mampu membakar segalanya.     

Pada saat berikutnya, area di sekitar mereka kini tertutup oleh lapisan es. Setelah itu sebilah Pedang Es muncul di hadapannya.     

Tidak lama kemudian, beberapa badai bergejolak di udara saat Pedang Badai muncul di sekitarnya.     

Sementara itu, sambaran petir berderak seperti cahaya bencana saat Pedang Petir muncul.     

Dan terakhir, Pedang Bintang terbentuk dengan membawa kekuatan yang dahsyat di dalamnya.     

Lima pedang itu berbaris dan melayang tepat di hadapan Ye Futian.     

Para pendekar pedang dari Negeri Yan kembali dibuat tercengang. Saint Fierce Wind tertegun. Saat berada di kediaman Raja Negeri Yan, Ye Futian mengatakan bahwa dia menguasai Pedang Matahari, Pedang Es, Pedang Badai, Pedang Petir... Selain itu dia mengatakan bahwa tidak ada ilmu pedang yang tidak bisa dia kuasai.     

Kata-katanya itu kini terbukti benar adanya.     

Ekspresi Li Hanxing berubah saat dia menyaksikan semua pemandangan itu. Dia melesat di udara seperti sebuah komet dan menghunus pedangnya, yang menghujani Ye Futian seperti hujan meteor.     

"Pedang Matahari." Aura Ye Futian kini telah bergabung dengan area di sekitarnya dan Pedang Matahari melesat keluar saat dia memberi perintah. Seolah-olah cahaya matahari berkilauan di udara, menghancurkan bintang-bintang yang ada di langit dan dalam sekejap, hujan pedang itu terbakar.     

Pedang itu terus bergerak ke depan, menerjang menembus hujan pedang dan pergi menuju tempat Li Hanxing berada.     

Bilah-bilah pedang tak terhitung jumlahnya yang melesat ke bawah, kini bergabung menjadi sebilah pedang dan bertabrakan dengan Pedang Matahari, berusaha untuk menghancurkan pedang itu dari dalam.     

"Pedang Es." Saat ini pedang kedua dikerahkan ke depan, dengan memancarkan hawa dingin yang tampaknya akan membekukan roh orang-orang. Pedang Es melesat ke depan dengan meninggalkan jejak embun es di belakangnya. Aliran aura pedang di sekitarnya menjadi lambat dan tubuh Li Hanxing tampaknya telah ditutupi oleh lapisan embun es.     

Namun tidak lama kemudian, tubuh Li Hanxing berputar dan mengeluarkan seberkas kilasan meteor yang menyilaukan. Aura pedang yang tak terhitung jumlahnya di udara kini menyatu menjadi seberkas cahaya yang menyilaukan dan mengoyak ruang hampa.     

Ye Futian tetap berdiri di tempatnya tanpa mengatakan sepatah kata-pun. Dia menggerakkan tangannya dan mengerahkan Pedang Badai dan Pedang Petir ke arah langit. Kedua pedang itu melesat di udara. Pedang Badai menembus pedang milik Li Hanxing dan Pedang Petir bergerak mendekat. Wajah Li Hanxing kini menjadi pucat.     

*Boom* Terdengar suara gemuruh saat tubuhnya tampak seperti akan meledak. Kilatan petir menyelimuti tubuhnya dan kultivator dari Klan Pedang Ziwei itu tampak terkejut     

Namun, pedang milik Ye Futian tidak menghancurkan tubuh Li Hanxing dan hanya menghempaskannya ke kejauhan. Kemudian dia memuntahkan darah dari mulutnya.     

Di sisi lain, Ye Futian sama sekali tidak bergerak dari tempatnya selama pertarungan berlangsung.     

Setelah itu, Zuo Zhengdao bergerak, dimana tubuhnya kini berubah menjadi seberkas cahaya berwarna emas yang melesat ke arah Ye Futian seperti seorang dewa perang. Pergerakannya terlihat seperti sambaran petir dan dia memancarkan aura dari Jalur Agung di sekujur tubuhnya, berusaha untuk menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya.     

Keempat pedang itu telah muncul, namun Zuo Zhengdao sama sekali tidak terpengaruh. Dia berubah menjadi sambaran petir berwarna emas dan terus melesat di udara.     

Bilah-bilah pedang itu akan segera tiba dan aura dari Jalur Agung milik keduanya bertabrakan satu sama lain. Udara ikut berguncang dan Zuo Zhengdao tampak seperti seorang dewa perang sejati, dengan mengendalikan bilah-bilah pedang yang tampaknya tidak mampu menerobos pertahanan Ye Futian. Dia benar-benar berniat untuk menghadapi pedang-pedang milik Ye Futian secara langsung.     

Pemandangan itu membuat para penonton menjadi bersemangat. Tampaknya Zuo Zhengdao terbukti mampu bertarung melawan Ye Futian secara langsung.     

Namun, pada saat itu, Ye Futian akhirnya bergerak dari tempatnya. Dia melangkah ke depan dan udara tampak berguncang saat dia melakukan hal tersebut, dan area di sekitarnya langsung diselimuti oleh auranya.     

Banyak orang melihat Ye Futian memegang sebilah pedang dengan kedua tangannya dan melesat dari atas langit. Pedang berat itu diayunkan ke bawah saat area di sekitarnya bergejolak.     

Zuo Zhengdao bisa merasakan tekanan yang semakin mendekat dan akhirnya ekspresinya berubah. Dia berteriak dengan penuh amarah dan berubah menjadi seorang dewa perang berwarna emas, yang terus menerjang ke udara.     

Kemudian pedang milik Ye Futian tiba.     

*Boom*     

Suara gemuruh kembali terdengar dan seperti yang diharapkan, tubuh Zuo Zhengdao terjatuh dari atas langit.     

*Boom* Panggung pertempuran berguncang saat tubuh Zuo Zhengdao menghantam permukaan tanah. Dia merasa seolah-olah semua organ dalamnya telah terluka parah saat darah mengalir dari mulutnya.     

Qin Cang naik ke udara dan tubuhnya telah menghilang dari tempat dia berdiri sebelumnya. Dalam sekejap, dia muncul tepat di atas Ye Futian, lalu mengerahkan telapak tangannya ke arah Ye Futian.     

Ye Futian merespon dengan mengayunkan tangannya pada serangan tersebut, yang langsung membelah serangan telapak tangan itu seolah-olah tangannya adalah sebilah pedang.     

Namun, sosok Qin Cang langsung menghilang dan muncul di tempat lainnya, kemudian dia kembali mengerahkan telapak tangannya.     

Semua itu terjadi dalam sekejap, dan para penonton melihat area itu dipenuhi dengan bayangan Qin Cang. Setiap serangan yang dikeluarkan olehnya tampaknya diperkuat dengan kekuatan dari Jalur Agung, yang mengoyak udara saat serangan-serangan itu terbang ke arah Ye Futian.     

"Kembali." Aura pedang yang tak terbatas berputar-putar di sekitar Ye Futian, dimana aura pedang itu mampu mencabik-cabik segala sesuatu yang mendekatinya.     

Setelah itu, tubuhnya berputar di udara. Dalam sekejap, kilatan pedang yang tak terhitung jumlahnya terpancar secara bersamaan, langsung menyelimuti langit dan kilatan pedang itu terlihat dimana-mana.     

*Boom, Boom, Boom* Rentetan serangan telapak tangan raksasa terus menerus dikeluarkan. Dalam sekejap, aura pedang memenuhi udara. Tidak peduli bagaimana cara Qin Cang mengelak, dia dipaksa berhadapan dengan pedang milik Ye Futian secara langsung.     

Aura yang mengerikan mengelilingi tubuhnya, mulai menyatu dengan Jalur Agung. Qin Cang terus menerus mengeluarkan serangan telapak tangan untuk melawan aura-aura pedang yang dikerahkan padanya, mencabik-cabiknya hingga menjadi bagian-bagian kecil.     

Namun, pada saat berikutnya, dia melihat sebuah bayangan dan bisa merasakan aura pedang yang sangat panas.     

Dia berteriak dan kedua tangannya dikerahkan ke depan dengan membawa kekuatan yang mampu menghancurkan bumi di dalamnya. Di sisi lain, sebilah pedang melesat di udara dan menghancurkan serangan telapak tangan tersebut. Kilatan pedang itu muncul dan dia tampak tertegun. Jantungnya berdegup kencang dan dia merasa seolah-olah akan mati tercekik.     

Kilatan pedang itu tiba dan melewatinya dalam sekejap. Ruang dan Waktu tampaknya telah terhenti. Tubuh Qin Cang gemetar saat dia mengulurkan tangannya, kemudian dia menyentuh alisnya dan menemukan luka sayatan di sana.     

Pedang itu tidak membunuhnya.     

Qin Cang memandang darah di ujung jarinya lalu menatap ke arah Ye Futian. Dia mengira bahwa dirinya tak terkalahkan di antara para kultivator di bawah Saint Plane di seluruh penjuru Sembilan Negara. Dia juga telah membuktikan hal tersebut dengan upayanya dalam pertempuran-pertempuran sebelumnya.     

Namun, ada seorang pendekar pedang yang muncul secara tiba-tiba di hadapannya.     

"Memang benar bahwa tidak ada seorang-pun di Sembilan Negara dari Dinasti Dali yang mampu menghadapi pedangmu." Qin Cang berbalik dan pergi meninggalkan panggung pertempuran, dia terlihat sedih.     

Saat ini tatapan mata semua orang tertuju pada pendekar pedang berwajah tampan yang sedang berdiri di udara itu.     

Tidak ada seorang-pun di Sembilan Negara yang mampu menahan satu serangan dari pedangnya.     

Ye Futian tidak peduli dengan pendapat orang-orang. Dia mengalihkan pandangannya pada orang-orang dari Gunung Pedang Dali dan berkata, "Saya, sang Pendekar Ketujuh, ingin menantang Gunung Pedang Dali."     

Tampaknya Pendekar Ketujuh benar-benar berambisi untuk melangkah lebih jauh dengan pedangnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.