Legenda Futian

Tidak Peduli Dengan Peraturan



Tidak Peduli Dengan Peraturan

1Seseorang telah datang dan berdiri di luar Akademi Dali, kemudian dia menantang orang-orang untuk bertarung dan berbicara tentang mencari Jalur Pedang. Banyak orang yang berada di dalam Akademi Dali mengejeknya, mereka tidak peduli padanya dan berpikir bahwa dia tidak lebih dari seseorang yang berusaha menarik perhatian dengan omong kosongnya. Dia melakukan semua ini karena tujuannya adalah bergabung dengan Akademi Dali untuk berkultivasi, tidak lebih. Namun beberapa sosok terkemuka keluar dari dalam akademi dan menaruh perhatian padanya. Jika dia ingin mencari Jalur Pedang, maka mereka akan memenuhi keinginannya tersebut.     0

Tidak lama kemudian, sosok lainnya telah maju ke depan untuk bertarung melawan Ye Futian. Seorang murid dari Akademi Dali yang mahir dalam memanipulasi kekuatan Hukum Ruang dan Waktu menyerangnya secara langsung, dimana dia mengubah dirinya menjadi bayangan dan bergerak dengan kecepatan tinggi. Bahkan nyaris mustahil untuk mendeteksi keberadaannya, meskipun hanya sekilas. Kekuatan serangannya sangat mengerikan.     

Ye Futian masih menggunakan satu pedang. Ilmu pedangnya akan mencapai puncak, dan ketika kecepatannya dalam menghunus pedangnya dikombinasikan dengan kecepatannya, maka hasilnya benar-benar mengerikan. Dia mampu menangkis semua serangan yang dilancarkan oleh murid dari Akademi Dali itu. Pada akhirnya, pedangnya menebas ke udara, dan murid dari Akademi Dali itu terjatuh dan kalah dalam pertempuran.     

Pada saat itu, banyak orang meyakini bahwa pendekar pedang yang datang untuk mencari Jalur Pedang ini sangat kuat. Selain itu, mengapa dia memiliki tujuh pedang di hadapannya? Mungkinkah pedang-pedang itu mewakili tujuh jenis ilmu pedang?     

Pada setiap pertarungan, dia hanya menggunakan satu pedang. Apakah itu berarti dia tidak menggunakan kekuatannya secara maksimal dalam setiap pertempuran?     

Tidak lama kemudian, penantang ketiga melancarkan serangannya, tampaknya dia ingin memastikan kecurigaan yang dipikirkan oleh semua orang. Ye Futian masih menggunakan satu pedang untuk mengalahkan pria dari Akademi Dali yang menyerangnya itu. Pendekar pedang yang datang untuk mencari Jalur Pedang ini telah meraih tiga kemenangan secara beruntun.     

Untuk sesaat, para murid dari Akademi Dali menunjukkan ekspresi serius di wajah mereka. Tampaknya pendekar pedang ini datang kemari tidak hanya untuk mengucapkan omong kosong belaka, tetapi dia benar-benar datang untuk mencari Jalur Pedang dan memanfaatkan murid-murid dari Akademi Dali untuk mengasah ilmu pedangnya.     

Pada saat itu, seorang pemuda yang mengenakan jubah berwarna emas berdiri di antara kerumunan. Wajahnya tampak tegas seperti sebilah pedang. Tatapan matanya yang dalam bersinar dengan berbagai macam cahaya yang terus menerus berubah.     

"Pendekar Ketujuh." Kedua matanya berkilat dengan cahaya dingin saat dia tersenyum. Dia memandang ke arah sosok yang berada di belakangnya, kemudian dia melangkah ke depan, keluar dari kerumunan. Murid-murid dari Akademi Dali menunjukkan ekspresi aneh saat mereka melihat sosok itu bergerak ke depan. Untuk sesaat, suasana di area itu menjadi sunyi. Orang ini cukup terkenal di Akademi Dali.     

"Pedang-pedangmu lumayan kuat." Pria yang berjalan ke depan itu mengarahkan pandangannya pada pedang-pedang milik Ye Futian. "Tapi mengapa kau bisa memberanikan diri untuk datang ke Akademi Dali dan memprovokasi kami? Aku akan memberimu waktu sepuluh detik untuk pergi dari sini." Ketika mereka mendengar hal ini, semua orang tampak bingung. Mereka mengira sosok ini maju ke depan untuk bertarung. Mereka tidak menyangka bahwa dia akan menyuruh Pendekar Ketujuh untuk pergi dari tempat ini secara terang-terangan. Tetapi ketika mereka mengingat identitasnya, mereka semua merasa lega. Ini memang cara yang biasa dia gunakan dalam menyelesaikan masalah.     

Nama keluarganya adalah 'Li'. Ini adalah nama keluarga kekaisaran di Kota Kaisar Li. Dia adalah Li Xuan, anggota generasi ketiga dari keluarga Prince Regent sekaligus cucu dari Prince Regent.     

Ketika dia mendengar kata-kata Li Xuan, tatapan mata Ye Futian kini menjadi setajam pedang. Dia mengalihkan pandangannya ke arah lawannya. Dia sudah tidak asing lagi dengan jubah emas yang dikenakan oleh lawannya itu; dia pernah melihatnya di Istana Kaisar Li. Melihat sikap lawannya yang begitu sombong, dia bisa menebak seperti apa latar belakang keluarganya.     

Dia adalah seorang pangeran dari Keluarga Li. Tentu saja, di Kota Kaisar Li, dan khususnya di Akademi Dali, tidak mengejutkan apabila seseorang bertemu dengan seseorang dari Keluarga Kekaisaran.     

"Jika kau mampu mengalahkanku saat aku memegang pedang di tanganku, maka aku akan pergi dari sini," ujar Ye Futian pada Li Xuan.     

Li Xuan menatap ke arah Ye Futian dengan sedikit mengejek. Tatapan matanya dipenuhi dengan penghinaan. Dia seperti seseorang yang sudah ditakdirkan untuk menindas orang lain sesuka hatinya.     

*Boom* Sebuah aura yang mengerikan terpancar dari tubuh Li Xuan, dan sekelompok bayangan berwarna emas bermunculan dari dalam tubuhnya. Seolah-olah ada banyak sosok Li Xuan yang muncul secara bersamaan. Sosok Li Xuan yang berada di barisan terdepan kini muncul tepat di hadapan Ye Futian dan mengulurkan tangan ke arahnya. Pada saat itu, semua pedang yang berada di hadapan Ye Futian bergetar dan beresonansi satu sama lain. Tidak hanya itu saja, tetapi Ye Futian juga bisa merasakan bahwa pedang-pedangnya seperti akan hancur berkeping-keping. Terlebih lagi, area tempatnya berdiri kini menjadi sasaran dari sebuah kekuatan penyegel yang dahsyat dan sebuah kekuatan penghancur yang mengerikan. Sepertinya dia akan dihancurkan saat itu juga.     

Ye Futian menghunus pedangnya, dan dalam sekejap, sambaran petir melesat dan mengamuk di udara, seperti cahaya bencana. Pedangnya telah menciptakan bencana yang dahsyat. Sambaran petir berwarna ungu muncul di hadapan Ye Futian, dan ruang hampa tampaknya telah terbelah saat kekuatannya bertabrakan dengan serangan-serangan yang semakin mendekat.     

*Boom* *Krak* Terdengar sebuah suara keras saat lengan lawannya tampak berubah warna menjadi emas dan menghantam pedangnya. Pedang itu mengenai tangannya, tetapi dia bisa merasakan bahwa kekuatan lawannya ini nyaris mendekati tingkat Saint.     

*Boom* Lengan lawannya itu terus bergerak ke depan dan menghancurkan segalanya, termasuk pedangnya. Lengan itu tampaknya telah ditempa dengan peralatan ritual Saint. Dia datang kemari untuk mencari Jalur Agung, namun Li Xuan tidak menganggap pertarungan ini sebagai pertempuran latihan. Kalau tidak, dia tidak akan menggunakan kekuatan dari peralatan ritual Saint.     

Ketika dia merasakan kekuatan penghancur yang mengerikan di tangan lawannya, Ye Futian meninggalkan jejak-jejak bayangan saat dia bergegas mundur. Pada saat yang sama, auranya terpancar, dan aura pedang berderak saat sebilah pedang besar muncul di tangannya.     

*Boom* Ye Futian tiba-tiba menghentikan langkahnya, lalu dia melangkah ke depan. Kemudian, dada Li Xuan terasa sakit. Pada saat berikutnya, pedang besar itu melesat ke depan. Pedang itu terasa sangat berat saat menghantam tangannya.     

Sebuah suara yang keras terdengar saat pedang besar itu meninggalkan jejak di tangan Li Xuan. Meskipun dia telah menggunakan sebuah peralatan ritual Saint, namun lengannya masih bergetar hebat, dan dia merasa seolah-olah lengannya akan putus. Tubuhnya terhempas ke belakang, tapi Ye Futian terus bergerak ke depan dengan pedang besar yang mengikutinya dari belakang. Jantung Li Xuan berdegup kencang saat aura pedang yang berat itu dikerahkan padanya.     

*Boom, Boom, Boom* Rentetan suara ledakan terdengar satu per satu. Li Xuan terdorong ke belakang, kakinya bergesekan dengan tanah hingga akhirnya dia berhenti. Pedang besar itu telah menghilang, dan Ye Futian menatapnya dengan dingin. Li Xuan menurunkan tangannya, tetapi kedua lengannya masih sedikit gemetar. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia sangat kesulitan menerima serangan yang baru saja dilancarkan oleh Ye Futian     

Satu sosok muncul di belakang Li Xuan, tetapi sepertinya dia tidak menyadari kehadiran sosok tersebut. Dia memusatkan pandangannya pada Ye Futian. Tatapan matanya tampak menyindir, dan dia tersenyum sinis. Kemudian dia memberi perintah, "Bunuh dia!"     

"Bunuh dia!" Kata-kata yang keluar dari mulut Li Xuan ini membuat orang-orang yang mendengarnya menjadi merinding. Ini bukan sebuah lelucon. Bahkan banyak orang dari Akademi Dali tampak terkejut dengan kata-kata yang diucapkan oleh Li Xuan.     

Pendekar pedang ini telah menantang Akademi Dali secara terang-terangan, tetapi dia menyebutnya sebagai "mencari Jalur Pedang." Meskipun terlihat sedikit tidak pantas, Akademi Dali bisa mengalahkannya dalam pertempuran untuk menyelamatkan citra mereka di hadapan orang-orang. Menghajarnya hingga babak belur sudah cukup untuk membalaskan dendam mereka.     

Selain itu, memerintahkan seorang Saint untuk membunuh Pendekar Ketujuh setelah kalah dalam pertempuran bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan. Bagaimanapun juga, Li Xuan adalah seseorang yang memiliki status sangat tinggi. Menjadi murid dari Akademi Dali membuktikan bahwa seseorang memiliki status yang tinggi, dan terlebih lagi, Li Xuan adalah anggota keluarga kekaisaran. Apa yang sedang dilakukan oleh Li Xuan merupakan sebuah tindakan yang tidak pantas untuk dilakukan. Namun lawannya juga bertindak nekad dan sangat sombong. Bagi seseorang dengan status seperti Li Xuan, membunuh seorang pendekar pedang yang datang untuk mencari Jalur Pedang bukanlah sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan olehnya.     

Saint yang berada di belakang Li Xuan tiba-tiba bergerak untuk melaksanakan perintahnya. Dia bergerak begitu cepat, seolah-olah tidak ada jarak di antara mereka. Dalam sekejap, Ye Futian bisa merasakan sebuah kekuatan yang dahsyat menekan tubuhnya. Sebuah tangan raksasa berwarna emas dikerahkan padanya, dimana tangan itu tampaknya tidak bisa dihancurkan. Saat tangan itu dikerahkan ke bawah, seolah-olah hari kiamat telah tiba. Ye Futian merasa bahwa segala sesuatu yang ada di area itu akan hancur, dan dia sulit untuk bernapas.     

Seorang kultivator tingkat Saint telah terlibat dalam pertempuran. Dan sudah jelas dia adalah seorang pembunuh. Tidak ada keraguan dalam setiap pergerakannya. Jika Li Xuan telah memerintahkannya untuk membunuh, maka dia akan membunuh targetnya.     

Meskipun selama ini dia selalu tampak percaya diri dan bertindak sesuka harinya semenjak dia datang ke Dunia Kaisar Li, namun Ye Futian tidak bermaksud untuk menyinggung siapa-pun, dia juga tidak bermaksud untuk terlibat konflik dengan orang lain. Dia tampak tidak bisa dikendalikan, tetapi pada kenyataannya, dia sudah cukup berhati-hati agar tidak terlibat konflik dengan Saint. Dia datang berkunjung ke Akademi Dali, namun dia tidak mengakui bahwa dia telah menantang mereka, sebaliknya dia malah mengatakan bahwa dia datang untuk mencari Jalur Pedang. Semuanya tampak biasa-biasa saja.     

Murid-murid dari Akademi Dali dikenal sebagai kultivator terbaik dari Kota Kaisar Li. Tempat suci nomor satu di Dunia Kaisar Li itu tentu ingin menyelamatkan reputasi mereka, dan karena itulah mereka tidak berani mencoba melakukan apa-pun padanya. Tetapi selalu ada semacam kejadian atau seseorang yang tidak peduli dengan peraturan dan memiliki kepribadian yang sangat buruk.     

Contohnya adalah Li Xuan. Ini adalah pertama kalinya Ye Futian bertemu dengannya, tetapi tatapan matanya sudah dipenuhi dengan ejekan dan hinaan. Setelah dia kalah dalam pertempuran, dia langsung memerintahkan Saint bawahannya untuk membunuhnya.     

Berdasarkan pengamatan Ye Futian, situasinya kini telah berubah menjadi skenario terburuk. Dia telah menarik perhatian satu sosok yang kuat, dan dia bahkan belum mencapai titik pusat dari Dinasti Dali yang sebenarnya. Tanpa mengungkapkan identitasnya, akan ada orang-orang yang akan mencoba membunuhnya.     

Pada saat itu, auranya bergejolak, dan sebilah pedang besar muncul di hadapannya dan dia melesat ke arah tangan raksasa yang dikerahkan padanya.     

*Boom* Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang memekakkan telinga, seolah-olah suara itu mampu meruntuhkan langit. Tangan emas yang menembus udara itu menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya, termasuk pedang besar milik Ye Futian. Tangan emas itu terus dikerahkan ke bawah, dan tubuh Ye Futian dihempaskan ke udara, dan dia mengerang kesakitan. Tapi dia telah menahan serangan itu.     

Tatapan matanya menjadi sedingin es, dan sebuah badai mengerikan yang terbentuk dari aura pedang muncul di sekitarnya saat dia menatap ke arah lawannya.     

Saat menghadapi kultivator tingkat Saint di Dunia Kaisar Li, dia tidak bisa menggunakan Tombak Ruang dan Waktu seperti yang dia lakukan di Dunia Kaisar Xia. Kalau tidak, maka identitasnya akan terungkap. Dia juga tidak bisa menggunakan peralatan ritual Saint yang sangat kuat lainnya. Jika seorang pendekar pedang yang berasal dari Dunia Bawah terlihat membawa sebuah peralatan ritual Saint tingkat tinggi, maka akan timbul kecurigaan padanya. Jadi, Ye Futian bahkan tidak bisa memanfaatkan kekuatan dari peralatan ritual Saint untuk melawan Saint ini.     

Ye Futian menatap ke arah lawannya, lalu dia memandang Li Xuan yang berada di kejauhan. Dia tampak berdiri di sana dengan tenang, sambil menyaksikan pertempuran yang sedang berlangsung. Atau lebih tepatnya, dia sedang menyaksikan Ye Futian bertempur.     

Pendekar Ketujuh datang di luar Akademi Dali untuk mencari Jalur Pedang? Memangnya dia itu siapa? Meskipun Dunia Bawah telah menunjukkan kekuatan mereka yang tak tertandingi di Istana Raja Li, sekarang salah satu dari mereka telah mengusiknya, jadi dia sudah tidak peduli lagi dengan peraturan yang berlaku!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.