Legenda Futian

Gunung Daoli Mencari Jalur Pedang



Gunung Daoli Mencari Jalur Pedang

3Gunung Daoli mengirimkan banyak orang ke Akademi Dali, dan sosok yang berada di posisi terdepan memiliki aura yang kuat. Dia adalah seorang Saint yang sangat tangguh. Mereka berjalan ke depan panggung pertempuran, lalu berhenti di sana, kemudian mengalihkan pandangan mereka ke arah barisan kursi. Mereka membungkuk hormat dan berkata, "Salam hormat, Yang Mulia."     3

"Hari ini, kalian datang kemari untuk berpartisipasi dalam sesi latihan. Kami hanya datang kemari untuk menyaksikan pertempuran, jadi kalian tidak perlu bersikap terlalu sopan. Jangan pedulikan kami," ujar Li Xun sambil tersenyum.     

Akademi Dali dan Gunung Daoli adalah dua tempat suci terkuat di Dinasti Dali. Dia juga telah menantikan pertempuran yang akan terjadi antara dua tempat suci utama ini. Tidak perlu diragukan lagi bahwa pertempuran akan berlangsung luar biasa.     

Pada saat itu, tatapan mata Li Xun tertuju pada seorang pemuda yang berdiri di antara kerumunan orang. Dia berdiri tegak di tempatnya sambil menatap ke depan dengan tenang. Tidak ada emosi yang terlihat di dalam kedua matanya yang cerah dan jernih. Tatapan matanya begitu tenang seperti genangan air. Namun, meskipun begitu, orang-orang yang berada di dalam kerumunan mulai memperhatikannya setelah mereka melihat sosoknya. Beberapa orang memang memiliki kualitas seperti ini, dimana meskipun mereka sedang berada di tengah-tengah orang banyak, semua orang akan memusatkan perhatian pada mereka.     

Di Hao dari Gunung Daoli disebut-sebut sebagai sosok terkuat di bawah Saint Plane di Dinasti Dali, dan saat ini dia sudah semakin dekat dengan Saint Plane.     

"Kami, para kultivator dari Gunung Daoli menyapa saudara-saudara kami dari Akademi Dali." Para kultivator dari Gunung Daoli memang datang kemari untuk mencari Jalur Pedang, namun mereka tetap berperilaku sangat sopan. Tidak ada kesombongan atau ejekan yang terlihat dari mereka. Seolah-olah mereka hanya datang kemari untuk berkunjung.     

"Kalian semua sangat sopan. Silahkan duduk." Yan Yuan menunjukkan kursi untuk para kultivator dari Gunung Daoli. Kemudian para Tetua dari Gunung Daoli menempati kursi masing-masing, sementara Di Hao dan kultivator-kultivator muda lainnya tetap berdiri. Mereka datang kemari untuk mencari Jalur Pedang, bukan perjamuan makan. Murid-murid Akademi Dali juga berdiri di tempat mereka masing-masing. Mereka juga tidak akan duduk.     

"Penasihat Kekaisaran akan segera tiba," ujar Li Xun. Dari kejauhan, mereka bisa melihat sekelompok orang semakin mendekat. Di dalam kerumunan, Ye Futian juga memandang ke atas langit. Lu Chuan berada di antara kelompok tersebut, yang sudah pernah dia temui sebelumnya. Tapi kali ini, Lu Chuan berdiri di belakang orang lain. Dia adalah seorang pria paruh baya yang mengenakan jubah berwarna biru langit. Wajahnya tampak tegas, dan tidak ada hawa kehadiran yang mengintimidasi dari tubuhnya, sehingga membuatnya tampak seperti seseorang yang elegan dan berwibawa. Tetapi meskipun tidak ada aura yang terpancar darinya, orang-orang masih bisa merasakan bahwa dia memiliki semangat yang kuat di dalam dirinya.     

Semua orang yang duduk di kursi mereka langsung berdiri, bahkan para Pangeran seperti Li Yao dan Li Xun serta tokoh-tokoh penting dari pasukan-pasukan besar juga ikut berdiri dan membungkuk hormat padanya. Para murid dari Akademi Dali dan Gunung Daoli tentu juga melakukan hal yang sama, dan mereka menyapa sosok yang baru saja datang dengan hormat, "Salam hormat, Penasihat Kekaisaran."     

Tidak peduli apakah kau menyukainya atau tidak, tidak peduli apakah kau menaruh simpati padanya atau tidak, namun pada saat kau melihat pria paruh baya ini, kau tidak dapat melakukan apa-pun kecuali membungkuk hormat dan memanggil namanya. Dia tidak dilahirkan dari Keluarga Kekaisaran, tetapi dia berdiri di puncak kekuatan Dinasti Dali dan rumor mengatakan bahwa dia hanya tunduk pada perintah satu orang. Selain itu, meskipun kau tidak menyukainya, kau harus mengakui bahwa dia telah bekerja keras untuk Dinasti Dali. Dia telah mengerahkan pikiran dan keterampilannya untuk melatih orang-orang. Bahkan dia juga bertanggung jawab atas pasukan dari Dunia Kaisar Li yang berpartisipasi dalam Pertempuran Dunia Kosong.     

Pria paruh baya ini memang sosok terkemuka di Dunia Kaisar Li. Akademi Dali sendiri telah melatih banyak kultivator hebat.     

Sebelum dia datang ke Dinasti Dali, Ye Futian telah mendengar banyak rumor tentang Penasihat Kekaisaran di Pertempuran Dunia Kosong. Bahkan banyak orang di Dunia Kaisar Xia mengatakan bahwa dia adalah orang aneh dan kejam yang terlatih dalam menggunakan sihir kegelapan. Tetapi sejak dia datang ke Dinasti Dali, semua yang telah dia lihat dan dengar hanyalah kekaguman yang dimiliki oleh orang-orang di Dunia Atas dan Dunia Bawah terhadap sang Penasihat Kekaisaran.     

Bahkan para Pangeran dari Dinasti Dali membungkuk hormat padanya ketika mereka melihat sosoknya. Raja Tiandao memiliki hubungan yang tidak begitu baik dengan Penasihat Kekaisaran, tetapi orang-orang dari Gunung Daoli tetap harus menunjukkan rasa hormat ketika mereka bertemu dengan Penasihat Kekaisaran.     

Ini adalah tanggapan yang dia lihat dari orang-orang mengenai Penasihat Kekaisaran di Dinasti Dali. Selama ini dia bertanya-tanya orang seperti apakah pria ini, sosok yang berdiri di puncak kekuatan Dinasti Dali. Mungkin hanya orang-orang terdekatnya yang benar-benar mengetahui segala sesuatu tentangnya.     

Penasihat Kekaisaran berjalan ke arah kursinya dan membungkuk hormat pada Li Xun dan yang lainnya, lalu berkata, "Bolehkah saya duduk, Yang Mulia?"     

"Silahkan," ujar Li Xun dengan sopan. Penasihat Kekaisaran tidak begitu peduli tentang posisi dari tempat duduknya dan karena itulah Li Xun dan yang lainnya selalu mengosongkan beberapa kursi kehormatan di bagian tengah.     

Setelah dia duduk di kursinya, Penasihat Kekaisaran menatap ke arah panggung pertempuran yang begitu luas di hadapannya. Hanya dengan satu tatapan mata, dia membuat semua orang yang hadir di sana merasakan sesuatu yang aneh. Seolah-olah tatapan mata itu langsung tertuju ke arah mereka. Semua orang merasakan hal yang sama, termasuk Ye Futian.     

"Ada banyak tempat suci untuk berkultivasi di Dinasti Dali, tetapi hanya sedikit dari mereka yang saling berinteraksi satu sama lain. Hari ini, Gunung Daoli telah datang kemari untuk mencari Jalur Pedang, dan ini adalah suatu hal yang baik. Karena itulah, aku telah mengundang banyak orang dari Kota Kekaisaran dan Gunung Pedang Dali untuk datang kemari dan menyaksikan sesi latihan," ujar Penasihat Kekaisaran. "Bagi sebagian besar orang, ada batasan-batasan tertentu untuk berkultivasi, dan begitu kalian telah mencapai tingkat tertentu, sulit bagi kalian untuk berkembang dan melangkah ke tingkat berikutnya. Kalian hanya bisa menunggu junior-junior kalian untuk melampaui kalian. Aku berharap bahwa generasi muda dari Dinasti Dali dapat terus melampaui Tetua mereka. Sebagai anggota dari Dinasti Dali, melihat ada begitu banyak kultivator muda yang luar biasa berkumpul di sini untuk berpartisipasi dalam sesi latihan ini telah menenangkan hatiku. Jika kalian semua bisa terus datang kemari untuk mencari Jalur Pedang di masa depan, itu akan menjadi suatu hal yang baik. Ketika kalian berlatih satu sama lain, Kalian dapat melihat kelemahan kalian masing-masing, introspeksi diri, kemudian terus berkembang menjadi semakin kuat. Hari ini aku akan memilih seorang murid di antara mereka yang akan bertarung di sini. Tentu saja, jika dia tidak bersedia menjadi muridku, maka aku tidak akan memaksanya. Kalau begitu, acara ini sekarang kuserahkan pada kalian." Setelah dia mengatakan hal ini, dia tidak mengatakan apa-apa lagi.     

Pada kenyataannya, semua murid dari Akademi Dali dan Gunung Daoli adalah orang-orang yang luar biasa, dan mereka semua berada di tingkat Sage Plane. Ada banyak hal yang tidak perlu dilakukan oleh para Tetua mereka. Di sini, satu hal yang harus mereka lakukan hanyalah mengamati jalannya pertempuran. Murid-murid ini akan tampil dengan sangat baik.      

Saat ini, satu sosok muncul dari kelompok Gunung Daoli. Ekspresinya tampak serius. Dia ingin terlihat lebih berbahaya daripada Di Hao. Tatapan matanya setajam pisau, dan dia memancarkan sebuah aura yang menyesakkan. Tapi aura ini tidak terlalu kuat. Ketika dia mengeluarkan kekuatan hukum miliknya, semua orang bisa merasakan bahwa dia hanya berkultivasi hingga Sage Plane tingkat bawah. Tapi dia tidak perlu diragukan lagi bahwa dia berada di puncak Plane tersebut.     

"Nama saya Kuang Xiao dari Gunung Daoli. Saya tidak punya nama sendiri, karena saya ditemukan di tengah-tengah medan perang, dan saya dibawa oleh Pasukan Barat. Raja Tiandao memberi saya sebuah nama, karena ayah saya mungkin telah meninggal dunia dalam pertempuran." Pemuda itu memandang murid-murid dari Akademi Dali. "Selama saya hidup, sebagian besar waktu saya dihabiskan untuk berkultivasi atau menjalani pertempuran. Saya telah membunuh banyak musuh, dan telah meraih kemenangan setelah berulang kali lolos dari kekalahan. Di sisi lain, murid-murid dari Akademi Dali berkultivasi di Kota Kekaisaran dengan cara membaca buku. Namun, mereka menerima rasa hormat dari banyak orang dan menikmati sumber daya kultivasi yang berlimpah, meskipun mereka jarang mengalami ancaman kematian. Hal ini karena tidak ada seorang-pun yang berani melakukan sesuatu terhadap mereka. Karena itulah, saya ingin menguji apakah metode kultivasi saya lebih baik, atau metode kultivasi dari Akademi Dali yang lebih baik." Kekuatan Kuang Xiao terbawa di dalam suaranya, dan dia sama sekali tidak menyembunyikan kemampuannya. Bahkan sedikit aura yang dia keluarkan sudah sangat mengerikan.     

Tidak seperti Gunung Daoli, Akademi Dali terletak di sebuah kota. Karena itulah lingkungan tempat para murid dari Akademi Dali tinggal memang jauh lebih damai. Selain itu setiap murid yang ada di Akademi Dali relatif terkenal, dimana semua orang mengetahui tentang mereka. Sebaliknya, para kultivator dari Gunung Daoli, yang terletak di wilayah barat, sering menghadapi kematian di atas medan pertempuran, namun hanya sedikit orang di Dinasti Dali yang mengetahui nama mereka. Hanya Di Hao yang mampu menarik perhatian orang-orang.     

Cacian yang dilontarkan oleh Kuang Xiao terhadap murid-murid dari Akademi Dali membuat visi dari Akademi Dali sendiri dipertanyakan, begitu pula dengan visi dari Penasihat Kekaisaran. Karena dapat dikatakan bahwa sikap Gunung Daoli adalah sikap dari Raja Tiandao.     

Li Xun memandang ke arah Kuang Xiao. Tampaknya pamannya ingin membuktikan sesuatu dengan berpartisipasi dalam sesi latihan ini. Para kultivator dari Akademi Dali tampak berbincang-bincang satu sama lain dengan tenang, kemudian satu sosok yang menakjubkan keluar dari kelompok mereka.     

"Itu adalah Qian Shan, sosok yang disebut-sebut sebagai murid yang paling berbakat dalam sihir musik di Akademi Dali," ujar Li You pada Ye Futian. Akademi Dali tentu saja tidak hanya memiliki para Sage tingkat atas, mereka juga memiliki kultivator dari semua tingkatan. Qian Shan sendiri adalah seorang Sage tingkat bawah yang sangat kuat.     

Setelah dia melangkah ke depan, Qian Shan membungkuk hormat ke arah kerumunan orang, lalu dia memandang ke arah Kuang Xiao dan berkata, "Jalur Agung itu panjang. Tidak ada sosok yang paling lemah di dalamnya, hanya ada mereka yang mampu beradaptasi dan mereka yang kurang mampu beradaptasi. Membaca juga merupakan salah satu cara berkultivasi, sama halnya seperti membunuh musuh di atas medan pertempuran. Tidak ada perbedaan tentang mana yang lebih baik di antara keduanya. Selain itu, kami tidak menerima sumber daya kultivator dan rasa hormat dari orang-orang hanya karena kami adalah murid dari Akademi Dali. Kapan-pun Dinasti Dali membutuhkan kami, maka kami sudah siap untuk berperang. Dalam Pertempuran Dunia Kosong tahun lalu, Saudara Yuan Jin telah tewas dalam pertempuran."     

Semua orang mengangguk pelan. Argumen yang disampaikan oleh Qian Shan sungguh luar biasa.     

"Kau bisa mengatakan bahwa tidak ada perbedaan tentang mana yang lebih baik di antara keduanya, namun yang jelas ada perbedaan di antara kedua metode tersebut," ujar Kuang Xiao. Auranya yang mengerikan terpancar dari tubuhnya.     

Qian Shan mengangguk. "Mari kita mulai." Dia berlutut di atas panggung pertempuran yang luas itu, dan Roh Guqin muncul di hadapannya. Kemudian dia mulai memetik senar-senar guqin miliknya, dan nada-nada yang dimainkan langsung bergema di udara. Melodi itu terasa begitu hangat dan tenang, seolah-olah mampu menenangkan kemarahan di dalam hati manusia.     

Kuang Xiao mengeluarkan Roh Kehidupan miliknya, dan sosok dari seekor monster raksasa muncul di belakangnya, tampak sangat ganas dan dipenuhi oleh amarah. Itu adalah sang monster legendaris, Taowu [1][1].     

Sebuah tekanan menyesakkan menyebar di atas panggung pertempuran, dan Kuang Xiao tiba-tiba melangkah ke depan. Permukaan tanah terus menerus bergetar. Tampaknya Kuang Xiao telah menyatu dengan Taowu, dimana sosoknya kini berubah menjadi seekor monster legendaris saat dia menerjang ke arah Qian Shan.     

Qian Shan terus memetik senar-senar guqin miliknya, dan nada-nada musik yang dimainkan beresonansi dengan langit dan bumi. Tiba-tiba, sihir musik itu berubah menjadi sebuah kekuatan yang tak terlihat dan melesat ke arah Kuang Xiao dan Taowu, memperlambat pergerakan mereka.     

Saat mendengarkan alunan musik itu, Ye Futian merasa bahwa Hukum Dunia telah terpengaruh oleh musik tersebut. Tampaknya di area itu, segala sesuatunya hanya akan bergerak sesuai dengan kehendak musik tersebut. Bahkan mereka yang menyaksikan pertempuran di tepi panggung memiliki sebuah ilusi bahwa pemahaman dan pergerakan mereka telah melambat.     

"Kuang Xiao mungkin akan kalah dalam pertempuran ini," pikir Ye Futian. Meskipun kekuatannya begitu meledak-ledak, dan kemampuan bertarungnya sangat hebat, namun musik yang dimainkan oleh Qian Shan dapat mengendalikannya. Terlebih lagi, sebagai murid dari Akademi Dali, sihir-sihir hukum yang dikuasai oleh Qian Shan jelas tidak akan lemah.     

Sesuai dugaan, sebuah badai salju tampaknya telah muncul diiringi dengan nada-nada musik yang bergetar. Dalam sekejap, suhu udara turun secara drastis, dan deretan ombak mulai menerjang lawannya. Seluruh area itu tampaknya telah berubah menjadi sebuah laut, dan penjara air yang dibentuk oleh Qian Shan telah mempengaruhi pergerakan Kuang Xiao.     

Tepat setelah Kuang Xiao melangkah ke atas panggung pertempuran, murid-murid dari Akademi Dali pasti sudah menduga bahwa dia berpengalaman dalam pertarungan jarak dekat!     

---     

[1] Taowu merupakan salah satu dari Empat Iblis (Sixiong) dalam mitologi cina. Taowu digambarkan menyerupai wujud harimau atau babi hutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.