Legenda Futian

Serangan Pedang yang Fatal



Serangan Pedang yang Fatal

2Banyak orang memandang ke arah Ye Futian. Ini adalah pertama kalinya bagi sebagian besar tokoh penting dari Dinasti Dali benar-benar memperhatikan sosok Ye Futian. Di antara mereka, ada sang Penasihat Kekaisaran dan sang pangeran dari Dinasti Dali.      1

Tatapan mata Ye Futian tertuju pada Li Xun, dan dia melihat bahwa Li Yao, yang berada di sebelah Li Xun, juga menatapnya. Namun, Li Yao tidak akan mengetahui identitasnya, maupun untuk siapa dia datang kemari.     

Kala itu di Sembilan Negara, Li Yao adalah penyebab dari kematian Jieyu dan juga menimbulkan banyak korban berjatuhan di Sembilan Negara. Di Dunia Kosong, Li Yao memaksanya untuk bertindak setelah dia dikalahkan. Yaya dan kakak pertama terluka parah; keduanya dan Wuchen nyaris mati dalam pertempuran. Jika bukan karena pedang dari Pendekar Lihen yang memungkinkan Ye Wuchen untuk menahan serangan dari musuh, maka konsekuensinya benar-benar tidak terbayangkan. Karena itulah, dia datang ke Dinasti Dali. Ada beberapa hal yang perlu dia lakukan. Jika dia hanya mengandalkan kultivasi untuk membunuh Li Yao, dan dengan melihat status yang dimiliki Li Yao, kapan dia bisa membalas dendam?     

Namun meskipun hatinya dipenuhi oleh kebencian, tatapan matanya tetap terlihat tenang dan tak terganggu. Dia tidak memusatkan perhatiannya pada Li Yao. Dia hanya memfokuskan diri pada Li Xun dan berkata, "Jalur Pedang miliknya begitu luar biasa, begitu pula dengan kekuatannya."     

Ketika orang-orang mendengar apa yang dikatakan oleh Ye Futian, mereka menyetujuinya dalam hati. Seven Sins memang sosok yang luar biasa. Pendekar Ketujuh sendiri pernah datang berkunjung ke Akademi Dali, dimana dia juga mencari Jalur Pedang. Sekarang dia dikenal sebagai sosok terkuat dari Dunia Bawah di Dinasti Dali; dia pasti adalah sosok yang sangat luar biasa. Namun, kali ini, Jian Wu dari Gunung Pedang Dali dan Seven Sins hadir di sini. Ada juga Dong Chen dan Di Hao, dua sosok yang sangat kuat, sehingga ketenarannya tidak bisa dibandingkan dengan mereka. Namun tetap saja ini merupakan sebuah kesempatan untuk mengamati kemampuan para kultivator yang bertarung dan belajar.     

Li Xun mengangguk sambil tersenyum dan berkata, "Hari ini adalah sebuah kesempatan yang langka. Gunung Pedang Dali datang kemari karena dirimu. Ada juga dua pendekar pedang muda yang sangat kuat hadir di sini, mereka adalah cara yang bagus untuk mempertajam Jalur Pedang yang kau miliki. Kau dapat meminta bimbingan dari mereka nanti."     

"Saya tidak setuju dengan Yang Mulia," ujar Ye Futian.     

"Kenapa?" tanya Li Xun.     

"Yang Mulia mengatakan bahwa Jian Wu dan Seven Sins adalah pendekar pedang muda yang hebat dari Dinasti Dali. Meskipun sang pendekar pedang terkuat dari Gunung Pedang Dali dan Seven Sins memang kuat, namun mereka belum tentu berada di puncak kekuatan Dinasti Dali. Pedang milik Seven Sins memiliki kelemahan yang fatal. Jika Yang Mulia ingin berbicara tentang pendekar pedang terkuat di bawah Saint Plane, maka seharusnya nama saya juga dimasukkan ke dalamnya," ujar Ye Futian.     

"Oh?" Saat mendengar kata-katanya, Li Xun tampak terkejut. Semua orang telah menyaksikan kekuatan dari pedang milik Seven Sins. Dia telah memahami kekuatan Jalur Agung elemen ruang dan waktu lalu menggabungkannya ke dalam pedangnya. Kekuatan dari Pedang Kasyapa benar-benar tak tertandingi. Tetapi Pendekar Ketujuh baru saja mengatakan bahwa pedang milik Seven Sins itu memiliki kelemahan yang fatal.     

Banyak orang yang mengetahui nama Pendekar Ketujuh telah mendengar informasi bahwa dia hanya berambisi untuk mencari Jalur Pedang, sikapnya sangat sombong, dan berpikir bahwa Jalur Pedang miliknya adalah yang terkuat. Tampaknya memang seperti itulah kepribadiannya. Dia datang kemari seorang diri untuk mencari Jalur Pedang dari Akademi Dali.     

Dia baru saja menyaksikan Seven Sins beraksi, tetapi sekarang dia mengatakan bahwa pedang milik Seven Sins memiliki kelemahan. Pendekar Ketujuh merasa bahwa dia seharusnya termasuk dalam pendekar pedang terkuat di Dinasti Dali. Namun, bagi sebagian besar orang yang hadir hari ini, meskipun Pendekar Ketujuh memiliki kehebatan tersendiri, pasti dia memiliki perbedaan kekuatan cukup berbeda dari beberapa orang yang berada di puncak kekuatan Dinasti Dali.     

Li Xun tidak menyangkal kata-kata Ye Futian tetapi dia berkata, "Kalau begitu, aku ingin menyaksikan pedangmu beraksi. Bagaimana menurutmu?" Ye Futian memandang ke arah Li Xun. Status Li Xun sebagai pangeran di Dinasti Dali, tidak lebih rendah dari Li Yao.     

"Karena Yang Mulia ingin menyaksikannya, maka saya akan menuruti keinginan anda," jawab Ye Futian. Dia melangkah ke depan dan memandang ke arah Seven Sins yang berada di antara kerumunan orang dari Gunung Daoli. Dia berkata, "Saya adalah Pendekar Ketujuh, saya ingin meminta bimbingan anda dalam Jalur Pedang."     

Seven Sins memandang ke arah Ye Futian; dia tidak mengenal identitasnya. Dia datang kemari hari ini untuk berurusan dengan Akademi Dali. Dan orang ini baru saja mengkritik bahwa pedangnya memiliki kelemahan yang fatal. Tentu saja dia menganggap kritikannya itu sebagai omong kosong belaka.     

Seven Sins memandang ke arah Ye Futian. Dia tidak mengatakan sepatah kata-pun dan tidak maju ke depan. Tatapan mata semua orang kini tertuju ke arah Gunung Daoli, tepatnya pada Seven Sins.     

Suasana di area tersebut menjadi sunyi untuk beberapa saat. Seven Sins tidak menanggapi tantangan dari Ye Futian, tetapi bukan karena dia tidak berani melakukannya. Tatapan manya tampak santai dan tenang, kemudian dia mengalihkan pandangannya. Seolah-olah dia tidak mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Ye Futian.     

Para kultivator dari Gunung Daoli juga memandang ke arah Ye Futian. Tidak ada seorang-pun yang berbicara. Kesunyian itu menjadi semacam ejekan. Ye Futian berani mengkritik pedang milik Seven Sins, jadi bisa dimengerti bahwa orang-orang dari Gunung Daoli mengabaikan tantangan dari Ye Futian.     

Kesunyian yang sedang terjadi saat ini adalah sebuah pernyataan. Tidak sembarang orang bisa meminta Seven Sins dari Gunung Daoli untuk bertarung. Seven Sins benar-benar tidak bergerak sedikit-pun dari tempatnya.     

Banyak orang merasa tidak nyaman dalam suasana canggung ini. Pendekar pedang terkuat dari Dunia Bawah ini jelas tidak bisa dibandingkan dengan Seven Sins. Meskipun dia telah meminta Seven Sins untuk memberi bimbingan padanya terkait Jalur Pedang secara pribadi, tetap saja dia diabaikan oleh Seven Sins. Tokoh-tokoh penting bisa merasakan suasana canggung pada pertemuan ini, tetapi mereka tidak berkomentar apa-apa dan terus memperhatikan Ye Futian. Bagaimana cara pendekar pedang ini dalam menangani situasi yang sedang terjadi saat ini?     

Li Xun menatap ke arah Ye Futian. Ekspresinya sedikit berubah. Situasi yang canggung ini akan membuat Ye Futian merasa telah dipermalukan. Saint Shadow Bearing sedang berpikir apakah dia sebaiknya menyuruh Jian Wu untuk maju ke depan untuk memecah kesunyian ini.     

Pendekar Ketujuh ini mengabdikan diri untuk mencari Jalur Pedang, dan kata-kata yang baru saja dia ucapkan terkesan sombong. Sosok yang tak tertandingi dari Dunia Bawah juga berhak untuk bersikap sombong. Hanya saja di Dunia Atas, di antara tokoh-tokoh penting yang hadir di sini, sudah jelas bahwa sikap ini akan menyebabkan kerugian baginya. Namun, dalam setiap tantangan dan ujian, pencapaian besar akan menanti mereka.     

Tentu saja, Ye Futian tahu bahwa dia sedang diabaikan, tetapi dia tidak merasa aneh saat dia menyaksikan reaksi yang ditunjukkan oleh orang-orang dari Gunung Daoli. Dia sudah menduga bahwa dia akan diabaikan. Bagaimanapun juga, Gunung Daoli adalah salah satu dari tiga tempat suci terkuat untuk berkultivasi di Dinasti Dali, dan Seven Sins adalah seseorang yang berdiri di puncak kekuatan dari tempat tersebut.     

"Pendekar Ketujuh meminta bimbingan Gunung Daoli terkait Jalur Pedang," Ye Futian melanjutkan kata-katanya, dan kali ini, dia tidak bertanya pada Seven Sins saja; alih-alih, dia bertanya pada Gunung Daoli. Dengan kata lain, siapa-pun dari Gunung Daoli dapat bertarung melawannya.     

Orang-orang dari Gunung Daoli memandangnya dan melihat Ye Futian berdiri tegak di tempatnya. Seolah-olah dia sama sekali tidak merasa malu. Setelah diabaikan, kini dia masih bersikeras ingin mencari Jalur Pedang.     

Dari arah kelompok Gunung Daoli berada, satu sosok bertubuh kekar maju ke depan. Sosok itu adalah seorang kultivator tingkat Sage Plane dari Gunung Daoli. Hari ini, Gunung Daoli adalah pihak yang mencari Jalur Pedang pada Akademi Dali, bukannya menjadi kesempatan bagi Ye Futian untuk membuat masalah. Namun, karena dia telah mempengaruhi mereka, maka mereka harus membereskannya.     

*Brak* Kultivator yang baru saja keluar tidak memperkenalkan diri, tetapi dia langsung naik ke atas panggung pertempuran, dan mengeluarkan sebuah kekuatan yang mengerikan.     

"Apakah kau sudah siap?" tanya Ye Futian.     

"Majulah," jawab lawannya dengan nada dingin.     

Ye Futian mengulurkan telapak tangannya, dan tiba-tiba, aura pedang mulai mengelilingi tubuhnya dan berkumpul menjadi sebilah pedang besar di hadapannya. Pedang besar ini berputar-putar di depan Ye Futian, sambil mengeluarkan suara berdentang, dan auranya menjadi semakin kuat dengan membawa kekuatan yang mengerikan di dalamnya. Kekuatan yang terpancar dari pedang itu seolah-olah mampu memusnahkan segalanya. Ekspresi beberapa kultivator dari Gunung Daoli tampak serius; orang ini sepertinya bukanlah sosok yang lemah.     

Ye Futian mengulurkan tangan dan mencengkeram gagang pedangnya, kemudian mengerahkannya ke depan dengan kecepatan tinggi. Rentetan suara yang keras terdengar di udara. Kultivator dari Gunung Daoli itu tiba-tiba menerjang ke depan sambil mengulurkan kedua telapak tangannya ke depan, dan dalam sekejap sebuah pola berwarna emas muncul di hadapannya.     

Ye Futian tiba bersama dengan pedangnya, dan telapak tangannya dikerahkan ke depan. Ketika pedang itu tiba, terdengar suara gemuruh yang keras, dan pola emas itu meledak dan hancur dalam sekejap. Pedang besar itu terus bergerak ke depan. Kultivator dari Gunung Daoli itu berteriak dengan penuh amarah. Ekspresinya sedikit berubah, dan dia kembali menyerang. Roh Kehidupan miliknya telah dikeluarkan, yaitu seekor monster raksasa berwarna emas. Kekuatan dari kedua telapak tangannya, yang tampak seperti sebuah badai, dikerahkan menuju targetnya dengan ganas.     

Ye Futian mengabaikan serangan yang dilancarkan oleh lawannya itu, dan telapak tangannya terus mengerahkan pedang besar tersebut. Segala sesuatu yang ada di depannya hancur dan meledak tanpa henti, dan tubuh lawannya itu terus terdorong ke belakang. Dia mengeluarkan suara erangan frustrasi, dan tetap saja upanya itu berakhir sia-sia. Kakinya bergesekan dengan permukaan tanah dan pakaian yang menutupi lengannya terkoyak. Urat-urat otot di lengannya menegang. Suara gesekan dapat terdengar seolah-olah tulangnya akan dihancurkan. Ye Futian tidak melancarkan serangan yang mematikan. Dia menaruh satu tangan di belakang punggungnya, sehingga dia hanya menggunakan tangan kanannya untuk mendorong ke depan, menekan lawannya dengan begitu mudah.     

"Cukup." Tiba-tiba terdengar sebuah suara, dan Ye Futian menghentikan serangannya untuk memandang ke arah orang-orang dari Gunung Daoli berada. Di sana, Seven Sins tampak maju ke depan dan menatap ke arah Ye Futian. Ekspresinya setajam pedang. Sudah jelas, pertempuran ini membuatnya menyadari bahwa Ye Futian memang memiliki kekuatan yang luar biasa.     

Ye Futian berhenti menyerang lawannya, dan pedang itu menghilang. Kemudian dia menghampiri Seven Sins, dan keduanya berdiri berhadapan satu sama lain.     

"Mengapa kau menilai pedangku seperti itu?" tanya Seven Sins.     

"Apakah kau sudah siap?" Ye Futian bertanya sama seperti sebelumnya.     

Seven Sins mengerutkan keningnya dan menjawab, "Ya." Dia tidak perlu mempersiapkan diri. Di sekelilingnya, aura pedang langsung melesat ke atas langit, dan Pedang Kasyapa mulai terbentuk. Namun ketika dia sedang berkonsentrasi untuk membentuk pedang tersebut, tubuh Ye Futian kini berubah menjadi aliran cahaya, dan Seven Sins merasa bahwa tubuhnya telah dibelenggu oleh kekuatan spiritual.     

Ye Futian memegang sebilah pedang di tangannya, pedang yang tampak biasa-biasa saja. Tetapi ketika pedang itu diayunkan, muncul sebuah badai mengerikan di antara langit dan bumi. Seolah-olah dimana-pun badai itu melintas, maka segalanya akan hancur.     

"Cepat sekali." Semua orang mengedipkan mata, kemudian mereka menyaksikan aura pedang milik Seven Sins mengalir keluar. Tubuhnya kini terlihat seperti cahaya yang terus menerus muncul dan menghilang.     

Namun, pada saat berikutnya, semua orang tampak terkejut. Mereka melihat bahwa sosok Ye Futian juga telah menghilang. Di dalam ruang hampa, pedang Ye Futian masih melayang-layang. Pedang ini sepertinya telah menemaninya melintasi ruang hampa dan diarahkan langsung menuju Seven Sins.     

Aura pedang yang mengelilingi Seven Sins sangat kuat, dan dia berteriak dengan penuh amarah pada Ye Futian untuk membunuhnya, tetapi Ye Futian juga dikelilingi oleh sebuah badai pedang yang sama mengerikannya dengan aura pedang milik Seven Sins.     

*Whoosh* Seven Sins kembali menghilang dari tempatnya berdiri. Hampir pada saat yang bersamaan, semua orang juga menyaksikan bahwa Ye Futian telah menghilang. Semua orang tampak terkejut dan memusatkan perhatian mereka pada panggung pertempuran. Di sana, mereka melihat sebilah pedang. Pedang ini sepertinya adalah sebilah pedang dari dimensi lain, yang muncul melalui ruang hampa sehingga sepertinya ada sebuah cahaya pedang yang melintasi langit. Dari cahaya pedang itu, tampaknya posisi keduanya dapat terdeteksi. Semua ini terjadi dalam waktu singkat, dan sepertinya ada sebilah pedang yang melintasi langit dan bumi.     

Pada detik berikutnya, dua sosok itu muncul secara bersamaan. Ye Futian melayang di udara, tetapi Seven Sins muncul di atas panggung pertempuran; pedang di tangannya telah patah. Seven Sins tampak terkejut saat menyaksikan pedang yang belum terbentuk di tangannya, dan wajahnya terlihat sedikit pucat. Bukan hanya dia saja, tetapi banyak orang di sekitarnya merinding dan menyaksikan pemandangan di hadapan mereka dengan terkejut.     

Satu serangan pedang. Pemandangan indah yang terjadi di atas langit itu hanyalah satu serangan pedang.     

Seven Sins, sang pendekar pedang yang berdiri di puncak kekuatan Dinasti Dali, kini pedangnya telah dipotong menjadi dua bagian oleh lawannya.     

Ini... Orang-orang dari Gunung Daoli tampak sangat gelisah, dan mereka memandang ke arah Ye Futian.     

"Sudah kubilang, kelemahan dari pedangmu itu terlalu fatal," ujar Ye Futian. Pedang Kasyapa memang tangguh dan akan menjadi semakin kuat saat pertempuran terus berlanjut. Namun, Pedang Kasyapa membutuhkan pemadatan dari aura pedang. Sudah jelas, Ye Futian tidak akan memberikan Seven Sins waktu untuk melakukan hal tersebut. Dalam serangan pedang pertamanya, dia telah menyelesaikan pertempuran dalam sekejap!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.