Legenda Futian

Murid-Murid Penasihat Kekaisaran



Murid-Murid Penasihat Kekaisaran

3Ye Futian sudah cukup lama pergi meninggalkan Dunia Kaisar Xia. Banyak hal telah terjadi semenjak kepergiannya, tetapi yang jelas, sosok Ye Futian tidak terlihat dimana-pun.     
2

Di sebuah paviliun yang berada di dalam Kediaman Klan Xiao di Dunia Kaisar Xia, Xiao Sheng datang untuk menemui ayahnya, Xiao Qianhe. Xiao Sheng dilarang menginjakkan kaki ke Istana Kaisar Xia sejak Pertempuran Dunia Kosong berakhir. Dapat dikatakan bahwa kini dia benar-benar terisolasi dari wilayah pusat Dunia Kaisar Xia untuk selama-lamanya. Statusnya dalam Klan Xiao juga telah merosot sejak peristiwa itu terjadi, karena dia tidak lagi dibimbing untuk menjadi pemimpin klan berikutnya.     

Xiao Sheng merasakan perubahan dalam bagaimana klannya memperlakukannya, tetapi dia memilih memfokuskan diri untuk berlatih agar dia mampu menerobos tingkat Plane berikutnya. Pada akhirnya, dia akan mencapai Saint Plane dan membuktikan kemampuannya pada orang-orang dari Klan Xiao. Dia berencana untuk pergi menjelajah setelah dia mencapai Saint Plane. Namun, meskipun saat ini dia sudah setengah jalan menuju Saint Plane, dia tetap tidak mampu berkomunikasi dengan Jalur Agung dan menjadi seorang Saint.     

Pada hari itu, dia datang berkunjung ke kediaman ayahnya, Xiao Qianhe. "Ayah," Xiao Sheng membungkuk hormat dan memanggilnya.     

Xiao Qianhe menatap ke arah Xiao Sheng dan menghela napas dalam-dalam. Xiao Sheng adalah yang paling berbakat di antara anak-anaknya.     

"Kenapa kau tidak mengasingkan diri untuk berlatih?" tanya Xiao Qianhe.     

"Aku mendengar informasi bahwa orang-orang dari Lembah Awan Suci datang kemari. Apakah mereka datang untuk membicarakan masalah terkait Gongsun Ni?" tanya Xiao Sheng.     

Xiao Qianhe menatapnya dan mengangguk. "Peristiwa yang kau timbulkan menjadi topik pembicaraan di seluruh penjuru kota, dan mengingat bagaimana kau telah terhasut oleh seorang wanita untuk melakukan tindakanmu itu, orang-orang dari Lembah Awan Suci menganggap bahwa sebaiknya kita menghindari masalah terkait dirimu dan Gongsun Ni."     

Xiao Sheng tidak berkomentar apa-apa. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda kebencian atau kemarahan di wajahnya. Dia sudah lama memprediksi bahwa situasinya akan berakhir seperti ini. Kedua belah pihak berniat membentuk aliansi pernikahan, dan mereka telah mendiskusikan tentang hal ini sebelumnya. Tapi dengan melihat situasi saat ini, Lembah Awan Suci tidak mungkin mengizinkan Gongsun Ni menikah dengannya.     

"Banyak hal telah terjadi di Dunia Kaisar Xia akhir-akhir ini, tetapi Ye Futian sama sekali tidak muncul. Rumor mengatakan bahwa, bahkan ketika Lembah Awan Suci sedang membuat peralatan ritual untuk orang-orang dari Sembilan Negara, Ye Futian tetap tidak muncul. Banyak orang mengatakan bahwa dia sedang berlatih seorang diri agar bisa menerobos ke tingkat Saint Plane. Aku jadi bertanya-tanya apakah Ye Futian selama ini berlatih di dalam Aula Teratai di Istana Kaisar Xia," ujar Xiao Sheng.     

Ye Futian telah diizinkan memasuki Istana Kaisar Xia untuk berlatih. Bahkan dia diizinkan memasuki Aula Teratai Emas, dan itu adalah imbalan yang diberikan oleh bibi dari Xiao Sheng—Permaisuri Xiao—demi dirinya. Di sisi lain, situasi yang dialami oleh Xiao Sheng sangat buruk. Perbedaan di antara kedua pria itu dapat terlihat dengan sangat jelas.     

"Mungkin," jawab Xiao Qianhe.     

"Kalau begitu, mengapa sang Puteri memanggil monster iblis milik Ye Futian ke Istana Kaisar Xia? Aku mendengar informasi bahwa sejak dia dipanggil, monster itu itu tidak pernah pergi meninggalkan Istana Kaisar Xia. Apakah monster itu juga ikut berlatih di dalam Aula Teratai Emas, sama seperti Ye Futian?" tanya Xiao Sheng.     

Xiao Qianhe berbalik untuk memandang putranya saat Xiao Sheng berbicara. Tampaknya bahkan ketika dia sedang berlatih, Xiao Sheng memperhatikan gerak-gerik Ye Futian dengan seksama, bahkan dia juga mengetahui keberadaan dari monster iblisnya.     

Rupanya kau memendam kebencian yang cukup mendalam, pikir Xiao Qianhe.     

"Apa maksud dari ucapanmu itu?" tanya Xiao Qianhe.     

"Ye Futian telah menunjukkan kemampuannya mengendalikan monster-montser iblis dalam Pertempuran Dunia Kosong. Bahkan dia mampu mengendalikan monster-monster itu dari jarak jauh dan tidak perlu berada di dekat mereka. Elang Angin Hitam miliknya bahkan mampu menerima perintahnya dari jarak jauh. Ayah, aku jadi bertanya-tanya apakah monster itu sedang berlatih di dalam Aula Teratai Emas atau dia masih berada di kediaman sang Puteri," ujar Xiao Sheng.     

"Sepertinya kau telah membuat kesimpulanmu sendiri. Namun, kalaupun elang itu benar-benar berada di kediaman sang Puteri, menurutmu apa artinya itu? Ye Futian juga berada di sana?" Kemudian Xiao Qianhe melanjutkan kata-katanya, "Bahkan jika Xia Qingyuan memang membiarkannya tinggal di kediamannya, tetap saja itu bukan urusanmu, mengingat Yang Mulia sendiri tidak mempermasalahkannya." Nada bicaranya berubah menjadi sedikit serius. Meskipun dia merasa tidak senang dengan apa yang telah terjadi, peristiwa itu adalah sebuah pelajaran baginya. Beberapa masalah lebih baik dibiarkan begitu saja, tidak peduli betapa kesalnya dia terhadap mereka. Meskipun dia adalah paman dari sang Puteri, Xiao Qianhe tidak berhak untuk ikut campur dalam urusan sang Puteri.     

"Tidak..." Xiao Sheng menggelengkan kepalanya. "Seharusnya ayah tahu betul seperti apa kepribadian dari sang Puteri. Mungkin saja Ye Futian tidak berada di kediaman sang Puteri. Jika Puteri Xia Qingyuan membiarkan Elang Angin Hitam tinggal di kediamannya, tentu saja elang itu digunakan untuk berkomunikasi. Hal itu mengarah pada spekulasi apakah Ye Futian benar-benar berada di dalam Istana Kaisar Xia. Mungkin tanpa sepengetahuan kita, dia bahkan tidak berada di Dunia Kaisar Xia saat ini."     

Xiao Qianhe menatap ke arah Xiao Sheng. Tidak perlu diragukan lagi bahwa balas dendam kadang-kadang berfungsi sebagai motivasi yang baik. Karena menyimpan kebencian yang mendalam terhadap Ye Futian, Xiao Sheng telah memperhatikan gerak-gerik Ye Futian dengan seksama, bahkan dia telah membuat sebuah kesimpulan yang sangat akurat.     

"Lalu bagaimana menurutmu?" tanya Xiao Qinahe sambil memandang ke arah putranya.     

"Meskipun Ye Futian tidak berada di sini, seharusnya sang Puteri tidak perlu mengurung monster iblis milik Ye Futian di dalam kediamannya. Pasti ada satu alasan tertentu." Ekspresi Xiao Sheng menjadi serius. "Saat ini Ye Futian sedang berada di suatu tempat yang sangat berbahaya, dan itulah sebabnya sang Puteri perlu mengawasinya setiap saat. Ayah, menurutmu kemana dia akan pergi?"     

"Sebaiknya kau belajar dari kesalahanmu sebelumnya," Xiao Qianhe memperingatkannya. Dia merasa bahwa putranya akan melakukan sesuatu yang berbahaya.     

"Tenang saja, ayah. Tentu saja aku telah belajar dari kesalahanku sebelumnya," Xiao Sheng mengangguk dan berkata, "Kalau begitu aku akan kembali ke tempatku, ayah." Dia pamit undur diri dan pergi. Xiao Qianhe menatap punggung putranya saat dia pergi ke kejauhan. Lelaki tua itu berpikir, Sebenarnya, dimana keberadaan Ye Futian sekarang?     

Ekspresi Xiao Sheng tampak sedingin es ketika dia berbalik untuk pergi. Beberapa spekulasi dapat dengan mudah dipastikan kebenarannya. Meskipun mereka sudah pergi cukup lama, masih ada banyak orang dari Sembilan Negara yang tinggal di Dunia Kaisar Xia.     

Xiao Sheng ingin mengetahui apakah Ye Futian masih berada di Dunia Kaisar Xia atau tidak. Jika tidak, lalu kapan dia akan kembali?     

…     

Saat ini Ye Futian kembali mengunjungi Akademi, dengan didampingi oleh Lu Chuan. Banyak orang mengelilingi keduanya ketika dia masuk ke dalam Akademi Dali. Pertempuran antara Pendekar Ketujuh dan Di Hao telah membuktikan bahwa dia adalah orang nomor satu di bawah Saint Plane di Dinasti Dali dan dia lebih kuat dari Dong Chen. Kedua hal itu, ditambah dengan fakta bahwa kini dia telah menjadi murid dari Penasihat Kekaisaran, tentu saja membuatnya mendapatkan banyak perhatian dari orang-orang.     

Banyak orang saling berbisik satu sama lain ketika dia berjalan di dalam Akademi Dali. Ye Futian tidak mempedulikan suara-suara itu dan mengikuti Lu Chuan menuju sebuah tempat pelatihan.     

Sudah ada beberapa orang yang menunggu mereka di sana. Sudah jelas mereka mengetahui bahwa Ye Futian akan datang. Murid pertama dari Penasihat Kekaisaran, Yan Yuan, berada di sana. Selain Yan Yuan, tiga sosok lainnya memancarkan aura yang luar biasa.     

"Salam hormat, kakak-kakak senior," Ye Futian menyapa mereka. Dia tahu bahwa mereka adalah murid-murid dari Penasihat Kekaisaran.     

"Kurasa kau telah mengenal kakak tertua kita. Sementara itu, sosok yang berada di sampingnya adalah kakak kedua, Nan Zhai. Kakak ketiga, Mu Chunyang. Kakak keempat, Wang Zhong," Lu Chuan memperkenalkan mereka satu per satu pada Ye Futian. Lu Chuan adalah murid kelima, dan Yuan Jin adalah murid termuda, tetapi pada saat ini, posisinya telah digantikan oleh Ye Futian.     

"Adik junior kita ini memang tampan. Aku yakin gadis-gadis akan sangat menyukaimu," Nan Zhai, kakak kedua mereka, berbicara sambil tersenyum. Namun, satu hal yang dianggap aneh oleh Ye Futian adalah, Nan Zhai tampak berbeda dari murid-murid Penasihat Kekaisaran lainnya. Dia sudah berusia lanjut dan memiliki rambut berwarna putih dan berjanggut, bahkan dia tampak lebih tua dari Penasihat Kekaisaran. Kedua matanya tidak terlalu besar, dan membentuk garis lurus ketika dia tersenyum, yang membuatnya terlihat sangat ramah.     

Sebagai perbandingan, kakak ketiga mereka, Mu Chunyang, memancarkan aura yang jauh lebih tajam. Dia memiliki rambut berwarna hitam sebahu dan mengenakan pakaian berwarna hitam. Dia memiliki sebilah pedang melengkung di punggungnya, yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang pendekar pedang.     

Kakak keempat mereka, Wang Zhong, memiliki tatapan mata yang sangat tajam, ditambah dengan kilatan cahaya emas di kedua matanya. Dia terlihat masih sangat muda, usianya hampir sama dengan Ye Futian, tetapi usianya yang sesungguhnya mungkin tidak semuda itu. Wang Zhong adalah seorang Saint di tingkat kedua dari Saint Plane, yaitu True Self Plane.     

Sebenarnya, Lu Chuan telah memperkenalkan Ye Futian pada mereka sebelum mereka datang kemari. Kelima murid dari Penasihat Kekaisaran sangatlah kuat. Kakak pertama mereka, Yan Yuan, dan kakak ketiga mereka, Mu Chunyang, keduanya berada di tingkat ketiga dari Saint Plane, Flawless Holiness. Nan Zhai, yang merupakan kakak kedua mereka, memiliki tingkat Plane lebih rendah daripada kakak ketiga, karena dia hanyalah seorang Saint dari True Self Plane. Namun, karena dia menjadi murid Penasihat Kekaisaran lebih awal, maka dia menjadi 'kakak kedua'. Wang Zhong dan Nan Zhai berada di tingkat Plane yang sama, yaitu True Self Plane. Sementara Lu Chuan berada di tingkat pertama dari Saint Plane, yaitu Proving Holiness [1][1]. Dia sudah berada di puncak Plane tersebut dan mampu menerobos ke True Self Plane kapan saja.     

Setelah kematian Yuan Jin, Penasihat Kekaisaran hanya memiliki lima murid yang tersisa. Bahkan Lu Chuan, murid paling lemah di antara mereka, adalah seseorang yang namanya menjadi topik pembicaraan di Dinasti Dali sepuluh tahun yang lalu. Sehingga orang-orang bisa membayangkan betapa bergengsinya status sebagai murid dari Penasihat Kekaisaran. Itu sebabnya Di Hao ingin belajar di bawah bimbingan Penasihat Kekaisaran. Setelah Penasihat Kekaisaran memilih Ye Futian, Kota Kekaisaran menjadi gempar.     

"Kakak-kakak senior, saya hanya memfokuskan diri untuk mencari Jalur Pedang dan tidak begitu berminat dalam urusan perempuan," jawab Ye Futian. Rumor mengatakan bahwa Nan Zhai memiliki bakat yang biasa-biasa saja, tetapi dia memiliki pola pikir yang bagus. Walaupun tingkat Plane miliknya telah dilampaui oleh Mu Chunyang, yang bergabung setelah dirinya. Peristiwa itu menjadi topik pembicaraan bagi banyak orang. Dia tetap tidak terpengaruh dan tidak memasukkannya ke dalam hati. Dia memang memiliki tingkat Plane lebih rendah dari adik juniornya, Mu Chunyang.     

"Untunglah kau memfokuskan dirimu untuk mencari Jalur Pedang, tidak seperti seniormu ini, yang selalu teralihkan perhatiannya, bahkan tingkat Plane-ku telah dilampaui oleh kakak ketigamu. Baik dirimu maupun Lu Chuan sebaiknya jangan terlalu serius dengan kultivasi kalian untuk saat ini. Tunggulah sampai kakak keduamu ini membuat terobosan," ujar Nan Zhai sambil tersenyum. Ye Futian terdiam saat mendengar kata-katanya. Apakah seperti ini sikap dari seorang kakak senior?     

"Jangan dengarkan omong kosongnya. Jika kau menemui masalah terkait kultivasimu di masa depan, temui guru kita. Jika kau tidak dapat menemuinya, kau bisa bertanya pada kakak kedua," ujar Mu Chunyang.     

"Sepertinya adik ketiga masih menaruh kepercayaan padaku," Nan Zhai mengangguk dan menyindir Mu Chunyang.     

"Mungkin kau memang tidak terlalu berbakat dalam kultivasi, namun tetap saja kau mahir dalam membual," jawab Mu Chunyang.     

*Uhuk, uhuk* Nan Zhai tersipu malu dan menatap ke arah Mu Chunyang. "Hei, jangan terlalu mempermalukan kakak seniormu, ya?"     

"Aku pergi dulu." Wang Zhong pamit undur diri dan pergi seorang diri. Ye Futian menatapnya, dan Nan Zhai berkata, "Adik keempat memang seperti itu. Jangan diambil hati."     

"Ya." Ye Futian mengangguk. Dia selalu merasa bahwa para Saint berada di tingkat yang begitu jauh saat dia masih berada di tingkat Plane relatif rendah seolah-olah mereka adalah sosok-sosok yang tidak akan bisa dilampaui. Namun, ketika tingkat Plane-nya semakin tinggi, dia menyadari bahwa selain pola pikir yang berbeda karena berada di tingkat Plane yang lebih tinggi, tidak ada perbedaan yang terlalu menonjol dalam interaksi sehari-hari mereka. Saint dan Sage hanya sebatas tingkat Plane. Mereka tetaplah manusia seperti yang lainnya.     

"Pendekar Ketujuh," Yan Yuan berkata, "jika kau menemui masalah dalam kultivasimu dan kau membutuhkan jawaban, temui saja kakak keduamu. Jika kau ingin menempa tubuhmu dengan kekuatan Saint, temui kakak ketigamu. Jika kau memiliki masalah terkait hal-hal non-teknis, jangan ragu untuk menemui Lu Chuan. Jika tidak ada satu-pun dari mereka yang mampu membantu menyelesaikan masalahmu, temui aku secara langsung."     

"Aku mengerti." Ye Futian mengangguk. Tidak peduli betapa luar biasanya Lu Chuan, dia tetap yang termuda di antara murid-murid lainnya. Situasi ini mengingatkan Ye Futian pada Pondok. Tidak peduli betapa berbakatnya dirinya, dia tetap saja dianggap sebagai yang termuda. Meskipun kakak-kakak seniornya sangat perhatian padanya, namun tetap saja mereka suka menggodanya ketika tidak ada peristiwa yang terjadi. Dia tidak menyangka bahwa dia akan menemui situasi yang sama di Dinasti Dali. Dia tidak tahu harus berpikir apa tentang hal tersebut.     

"Terima kasih, kakak senior, karena telah membantuku mengatasi masalah di luar Akademi Dali kala itu," ujar Ye Futian. Tentu saja kata-katanya ini merujuk pada masalah terkait Li Xuan. Kala itu, Yan Yuan tampak netral, tapi sebenarnya dia berpihak pada Li Xuan agar dia bersedia mengalah ketika Yan Yuan menawarkan bantuan.     

"Li Xuan memiliki motif tersembunyi, dan aku tidak melakukan hal itu untukmu. Jika dia terus menghinamu di masa depan, kau tidak perlu menahan diri. Hanya saja, berhati-hatilah untuk tidak membunuhnya," ujar Yan Yuan dengan nada datar.     

"Aku mengerti." Ye Futian mengangguk dan pergi menuju perpustakaan Akademi Dali.     

---     

[1] Tingkat pertama dari Saint Plane adalah proses pembuktian menjadi seorang Saint atau yang disebut sebagai Proving Holiness.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.