Legenda Futian

Menghadiahkan Metode Kultivasi



Menghadiahkan Metode Kultivasi

0Murid ketiga dari Penasihat Kekaisaran, Mu Chunyang, memiliki kepribadian yang benar-benar berbeda dengan Nan Zhai. Rambutnya yang sepanjang bahu tampak rapi.      0

Dia sedang berlatih dengan mata terpejam saat Ye Futian mengunjunginya. Ye Futian berdiri di samping dan menunggu dengan tenang alih-alih mengganggunya.     

Saat ini Mu Chunyang berada di tingkat ketiga dari Saint Plane, yaitu Flawless Holiness. Karena hanya ada beberapa orang yang mampu mencapai Nirvana, maka orang-orang dengan tingkat Plane seperti Mu Chunyang dapat dianggap sebagai sosok terkemuka di Dinasti Dali.     

Bahkan Nan Zhai memiliki tingkat Plane yang lebih rendah darinya.     

Tidak lama kemudian, Mu Chunyang membuka matanya dan berkata pada Ye Futian, "Adik junior."     

"Kakak ketiga, aku baru saja menemui kakak kedua dan aku sudah menanyakan sesuatu tentang Saint Plane padanya. Aku datang kemari untuk merasakan aura dari Jalur Agung," ujar Ye Futian. Itu adalah sesuatu yang pernah dikatakan oleh Yan Yuan sebelumnya. Kakak pertama pasti mempunyai alasan untuk mengatakan hal seperti itu.     

Tentu saja dia dapat menebak bahwa murid tertua dari Penasihat Kekaisaran, Yan Yuan, memiliki status yang sangat tinggi, tepat di bawah guru mereka.     

"Baiklah." Mu Chunyang mengangguk. "Kakak kedua memang sangat santai. Tetapi sebenarnya, dia terbukti memiliki kemampuan yang mumpuni untuk mengajarimu dan membantumu merasakan Jalur Agung."     

"Apakah kakak kedua benar-benar hanya seorang Saint di tingkat True Self Plane?" tanya Ye Futian.     

Nan Zhai tampak begitu santai dan acuh tak acuh, jadi pola pikirnya pasti dalam kondisi yang sangat baik. Pola pikir seseorang adalah aspek yang sangat penting ketika berada di tingkat Saint Plane. Seharusnya Nan Zhai memiliki batasan yang sangat tinggi. Apakah dia benar-benar mengalami hambatan karena bakatnya tidak mencukupi, sehingga mencegah dirinya mencapai tingkat Plane yang lebih tinggi?     

"Dia benar-benar seorang Saint di tingkat True Self Plane. Meskipun guru mengatakan bahwa kakak kedua agak lambat dalam berkultivasi dan kurang berbakat, tetapi dia memiliki temperamen terbaik di antara kita semua. Jika ada seseorang yang mampu menjadi tercerahkan hanya dalam kurun waktu sehari, maka orang itu pasti kakak kedua. Mungkin nantinya dia menjadi yang tercepat dalam membuat terobosan daripada kita semua. Bahkan aku sendiri sering meminta bimbingan padanya," ujar Mu Chunyang. Meskipun tingkat Plane-nya lebih tinggi dari Nan Zhai, namun dia tampaknya sangat menghormati kakak kedua.     

"Oh ya?" Ye Futian merasa bingung. Paling tidak, apa yang dia alami saat ini tidak memungkinkannya untuk memiliki pemikiran seperti itu.     

Dia berada di Dinasti Dali karena dua alasan: balas dendam dan berlatih sambil menjelajah. Perjalanan ini akan sangat bermanfaat baginya, bahkan jika dia tidak mampu membunuh Li Yao.     

Namun, waktu singkat yang dihabiskan Ye Futian bersama Penasihat Kekaisaran secara mengejutkan telah mengurangi kebenciannya terhadap Tetua itu.     

Penasihat Kekaisaran yang dia kenal saat berada di Dunia Kaisar Xia dan yang dia kenal saat ini benar-benar berbeda. Dia tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa Penasihat Kekaisaran telah berubah, namun kini dia dapat melihat sosoknya dari sudut pandang yang berbeda karena dia menggunakan identitas yang berbeda.     

"Jika kau ingin merasakan aura dari Jalur Agung, aku ingin tahu apakah kau sudah siap sekarang?" tanya Mu Chunyang.     

Ekspresi Ye Futian berubah menjadi sedikit lebih serius, kemudian dia mengangguk. "Aku siap."     

Ekspresi Mu Chunyang telah berubah drastis, tatapan matanya terlihat sangat tajam. Pada saat berikutnya, Ye Futian merasa seolah-olah segala sesuatu yang berada di sekitarnya telah berubah dan dunia tidak lagi sama seperti sebelumnya. Aura pedang menyelimuti area di sekitar mereka dan dia merasa seolah-olah dia dikelilingi oleh bilah-bilah pedang melengkung.     

Jubahnya berkibar dan rasanya dia akan mengalami sesak napas. Aura pedang itu menghujani tubuhnya secara langsung. Satu hal yang dia rasakan selanjutnya adalah seolah-olah bilah-bilah pedang yang sangat tajam di sekitarnya kini dikerahkan ke bawah, melesat melintasi langit dan mendarat tepat di hadapannya.     

Napasnya terhenti dan dia tidak bisa bernapas. Aura pedang itu menjadi semakin kuat dan seluruh dunia tampaknya telah berubah menjadi dunia pedang. Bilah-bilah pedang yang tak berbentuk muncul di hadapannya dan melesat ke arahnya dengan ganas. Aura suci menyebar ke bawah dari arah bilah-bilah pedang tersebut. Ye Futian merasa sangat lemah, seolah-olah dia hanyalah sebuah kacang yang sedang mengambang di permukaan laut.     

Namun, Mu Chunyang sama sekali tak tergoyahkan. Dia tetap duduk di tempatnya dengan tenang.     

Pada saat itu, dia mengangkat tangannya ke depan. Dalam sekejap, Ye Futian dapat merasakan dengan jelas bahwa area yang dipenuhi oleh aura pedang itu kini berada di bawah kendali Mu Chunyang. Saat ini dia mampu mengendalikan kekuatan mengerikan yang berada di atas langit itu hanya dengan mengulurkan tangannya.     

"Ketika seseorang menjadi Saint, pikiran mereka menyatu dengan alam semesta. Jalur Agung adalah alam itu sendiri dan manusia dapat menjadi Jalur Agung, yang menguasai langit dan bumi." Ujar Mu Chunyang. Kemduian dia menjentikkan jarinya dengan pelan, mengerahkan aura pedang yang tak terbatas itu menuju Ye Futian seperti deretan badai penghancur. Namun, semua badai itu menghilang dalam sekejap, seolah-olah sejak awal tidak terjadi apa-apa di sana.     

*Huuu* Ye Futian menghela napas panjang, kini dia merasa segar kembali. Dia telah berada di dalam neraka untuk beberapa saat dan berada di dalam surga pada saat berikutnya.     

Saint Plane adalah suatu proses pencerahan. Pola pikir, yang tadinya diukur hanya dalam satuan inci persegi, kini menjadi begitu luas, meliputi seluruh dunia, menguasai tatanan alam semesta.     

"Terima kasih, kakak senior," ujar Ye Futian. Aura pedang milik Mu Chunyang terasa sangat kuat baginya dan pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung.     

"Ya." Mu Chunyang mengangguk. "Tetapi kembali lagi, peristiwa Sage menjadi Saint adalah sesuatu yang sudah biasa terjadi. Namun hal itu bukanlah sesuatu yang terjadi dalam semalam, dan bukan sesuatu yang bisa didapatkan hanya karena seseorang bekerja keras untuk meraihnya. Hal yang sebaiknya kau lakukan adalah memfokuskan diri dalam caramu mengembangkan pemahamanmu sendiri. Sekarang kau sudah menjadi seorang semi-Saint dan latihan biasa tidak akan begitu berpengaruh padamu sekarang."     

Ye Futian mengangguk. Memang seperti itulah kultivasi. Seseorang mungkin pernah mengalaminya, seseorang mungkin telah melihatnya, bahkan seseorang mungkin telah berusaha mati-matian, tetapi mereka mungkin masih belum bisa mendapatkannya.     

Seperti itulah Plane yang misterius itu.     

Kalau tidak, maka tidak akan ada orang-orang yang mengalami hambatan di bawah Saint, dan tidak mampu melangkah ke Plane berikutnya.     

Ye Futian mampu memahami berbagai macam aura dari Jalur Agung, yang merupakan bukti dari bakatnya yang luar biasa dalam berkultivasi. Perlu diperhatikan bahwa dia tidak pernah mengalami banyak hambatan pada tahap-tahap tersebut, tetapi ada banyak orang di Sembilan Negara yang mengalami hal yang sebaliknya.     

"Aku pergi dulu, kakak senior. Aku akan datang berkunjung lagi untuk memahami hal ini lebih lanjut," ujar Ye Futian.     

"Kau boleh datang berkunjung kapan saja," Mu Chunyang mengangguk, kemudian Ye Futian berbalik dan pergi.     

Karena dia telah menjadi murid dari Penasihat Kekaisaran, dia akan mengikuti perkembangan situasi dan berlatih dengan tenang, berusaha untuk mencapai Saint Plane. Adapun tujuannya untuk membunuh Li Yao, dia harus benar-benar mempertimbangkan waktu yang tepat untuk melakukannya, karena sang pangeran bukanlah seseorang yang bisa dia bunuh hanya karena dia menginginkannya.     

Jika dia melanjutkan latihannya di bawah bimbingan Penasihat Kekaisaran, cepat atau lambat, kesempatan itu akan muncul dengan sendirinya.     

Saat ini, Li Yao sedang berada di Akademi Dali.     

Ye Futian bertemu dengan Li Yao ketika dia kembali ke perpustakaan Akademi Dali.     

"Pendekar Ketujuh," panggil Li Yao.     

"Ada apa, Yang Mulia?" Ye Futian menghampirinya dan bertanya. Nada bicaranya terdengar sangat tenang meskipun musuhnya berada tepat di hadapannya, tanpa ada tanda-tanda perubahan emosi yang muncul.     

"Tidak apa apa, aku hanya ingin bertanya sesuatu." Li Yao tersenyum dan mengangguk. "Kau ingat apa itu Pedang Kasyapa?"     

"Tentu saja," ujar Ye Futian. Seven Sins dan Di Hao menggunakan Pedang Kasyapa untuk melawannya, dan teknik pedang itu memang tangguh.     

"Orang-orang dari Raja Tiandao mengirim teknik pedang itu ke istana dan aku secara khusus telah menyalinnya, siap untuk disimpan di lantai tertinggi dari perpustakaan Akademi Dali. Menurut sepengetahuanku, kau mahir dalam elemen ruang dan waktu, karena itulah kau mampu berlatih teknik Pedang Kasyapa. Seharusnya teknik itu akan banyak membantumu dalam memperkuat dan menyempurnakan Jalur Pedangmu," ujar Li Yao sambil tersenyum.     

Kaisar Li memiliki kekuasaan mutlak di Dinasti Dali. Sementara Raja Tiandao adalah kakak dari Kaisar Li. Raja Tiandao telah memperoleh teknik Pedang Kasyapa yang konon telah menghilang, dan Di Hao serta Seven Sins telah menggunakannya di hadapan semua orang. Oleh karena itu, wajar saja jika Raja Tiandao mengirim salinannya ke Istana Kaisar Li.     

Namun tidak lama kemudian, Li Yao membawa salinan itu ke Akademi Dali. Orang-orang bisa membayangkan bagaimana perasaan Raja Tiandao tentang hal tersebut.     

Tetapi kembali lagi, reaksi Raja Tiandao mudah untuk diprediksi. Orang-orang dari Gunung Daoli merasa kesal terutama karena Akademi Dali memiliki akses yang begitu mudah pada sumber daya kultivasi milik Dinasti Dali.     

Adapun Li Yao, sejak awal dia adalah murid tidak resmi dari Penasihat Kekaisaran. Yuan Jin juga tewas dalam pertempuran demi dirinya di Pertempuran Dunia Kosong. Dalam situasi seperti itu, tentu saja dia akan memilih untuk berpihak dengan orang-orang dari Penasihat Kekaisaran.     

Dia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Yuan Jin. Dengan adanya Ye Futian sebagai murid baru dan karena dia berasal dari generasi yang sama dengannya, dia merasa bahwa dia harus meninggalkan kesan baik pada Ye Futian dan berteman dengan pendatang baru tersebut.     

"Terima kasih atas upaya anda, Yang Mulia," ujar Ye Futian.     

"Yah, sebaiknya kita pergi dulu ke arena, sebelum mengunjungi perpustakaan. Aku akan menunjukkan Pedang Kasyapa padamu terlebih dahulu." Li Yao meraih lengan Ye Futian dan membawanya ke depan, seolah-olah mereka benar-benar berteman dekat dan dia tampaknya tidak peduli bahwa dia adalah seorang pangeran.     

Ye Futian menatap lengan itu dan pergi bersama Li Yao. Jika bukan karena tindakan yang diperbuat oleh Li Yao dan fakta bahwa Ye Futian adalah Pendekar Ketujuh, mungkin Pendekar Ketujuh benar-benar akan berteman dengan sang pangeran.     

Namun, beberapa hal sudah ditakdirkan sebelumnya. Dia dan Li Yao adalah musuh bebuyutan satu sama lain, dan hanya satu dari mereka yang akan selamat jika mereka bertarung.     

Keinginan Li Yao untuk membunuhnya juga tidak kalah kuat dengan keinginannya membunuh Li Yao.     

Ye Futian duduk bersila di area itu, dengan dikelilingi oleh aura pedang di sekitarnya.     

Pedang Kasyapa berhubungan dengan pengendalian pedang dengan aura seseorang, memadatkan aura itu menjadi bentuk-bentuk nyata dan menggabungkan aura dari Jalur Agung ke dalamnya, memungkinkan aura seseorang untuk dapat menggunakan bilah pedang yang telah terbentuk itu dengan sempurna.     

Ye Futian memiliki kemampuan yang sesuai untuk mengkultivasi Pedang Kasyapa dan dia sendiri adalah seorang pendekar pedang. Tidak lama setelah memahami teknik pedang itu, aura pedang di sekelilingnya kini terus menyatu tanpa henti, berubah menjadi sebilah pedang berbentuk daun yang begitu menyilaukan, dimana pedang itu berdenging saat aura dari Jalur Agung elemen ruang dan waktu bergejolak di dalamnya.     

"Maju!" Ye Futian mengulurkan tangannya dan mengayunkannya di udara. Dia mengaktifkan aura dan Pedang Kasyapa melesat di udara. Aura dari sekujur tubuhnya kini terbang bersama Pedang Kasyapa, mengendalikan setiap pergerakan dari pedang tersebut.     

"Luar biasa," seru Li Yao, dia merasa terkesan. Pedang Kasyapa yang melesat di udara berputar-putar di sekelilingnya, sambil mengeluarkan suara yang memekakkan telinga.     

Pada saat itu, seberkas cahaya dingin melintas dan ruang hampa tampaknya telah terkoyak dan sebilah pedang tampak melesat di udara.     

Li Yao bisa merasakan sekujur tubuhnya menggigil kedinginan saat itu juga.     

*Whoosh*     

Pedang itu muncul tepat di hadapan Li Yao, hanya berjarak beberapa inci dari lehernya. Ye Futian hanya membutuhkan satu perintah dalam perintahnya untuk membuat pedang itu menusuk leher sang pangeran.     

Ekspresi Li Yao berubah menjadi serius. Jantungnya berdegup kencang untuk sesaat. Dia hanya tersenyum masam dan menggelengkan kepalanya saat dia melihat pedang itu terbang ke atas dan berputar-putar di atasnya. Dia merasa heran mengapa dia bisa begitu terkejut. Lagipula, Pendekar Ketujuh tidak mungkin membunuhnya.     

"Yang Mulia, saya hanya berniat untuk menunjukkan ketepatan pengendalian Pedang Kasyapa saya pada anda. Saya mohon maaf," ujar Ye Futian, tetapi nada bicaranya nyaris tidak terdengar seperti permohonan maaf, sikapnya masih terlihat santai dan sulit diatur seperti Pendekar Ketujuh yang telah dikenal oleh orang-orang. Pada waktu sesingkat itu, dia sebenarnya sangat ingin menusukkan pedang itu ke leher Li Yao dan membalaskan dendamnya.     

Namun, dia mampu menahan emosinya.     

Dia telah menciptakan sosok yang tidak bisa diatur dari Pendekar Ketujuh khusus untuk Li Yao, tetapi dia tidak menyangka bahwa Li Yao sengaja mendekatinya seperti ini. Situasi ini berbeda dari rencananya, tetapi itu sudah tidak penting lagi.     

Jika dia mengambil tindakan saat ini juga dan membunuh Li Yao, maka dia akan berhasil melakukannya dengan mudah, tetapi dia juga akan tewas dalam kematian yang mengerikan untuk tindakannya tersebut.     

Tampaknya bukan itu yang dia inginkan.     

"Tidak masalah." Li Yao tersenyum dengan acuh tak acuh dan berkata, "Serangan itu memang cepat, seperti yang diharapkan dari Pedang Kasyapa. Jika pedang itu digunakan dalam pertempuran, satu serangan saja sudah cukup untuk memotong leher seseorang. Ditambah lagi, semuanya bergantung pada pedang pertama yang terbentuk."     

"Yang Mulia, Pedang Kasyapa membutuhkan teknik pengendalian yang sangat kuat. Itu baru satu bilah pedang. Jika jumlah bilah pedangnya semakin banyak, maka pengendaliannya tidak akan semudah ini, dan saya tidak yakin dapat mengendalikannya dengan tepat seperti sebelumnya," jawab Ye Futian.     

"Yah, aku percaya kau akan bisa melakukannya dengan bakat yang kau miliki." Li Yao memberikan persetujuannya.     

Setelah itu, Ye Futian menghabiskan waktu untuk berlatih lebih lama. Ketika dia mampu mengendalikan Pedang Kasyapa dengan stabil, dia pergi bersama Li Yao.     

Orang-orang bisa membayangkan bagaimana perasaan Li Yao apabila dia mengetahui bahwa saat ini dia sedang membantu Ye Futian berlatih!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.