Legenda Futian

Pedalaman Gunung Barat



Pedalaman Gunung Barat

3Tekanan yang dahsyat menyelimuti area tempat Ye Futian berada. Kapak belati yang tak terhitung jumlahnya diayunkan ke arahnya, membuatnya tidak bisa melarikan diri.     1

Roh pedangnya telah muncul, dan Pohon Dunia di dalam Istana Kehidupannya berayun-ayun. Berbagai macam aura dari Jalur Agung terpancar dari tubuhnya saat dia menyatu dengan Jalur Agung. Sebuah tirai pedang yang sangat menyilaukan menyegel area tersebut dan menyelimuti tubuhnya.     

Roh pedangnya kini semakin membesar, perlahan-lahan berubah menjadi sebilah pedang raksasa dengan panjang lebih dari 100 meter. Kemudian pedang itu melesat ke depan. Tirai pedang itu menyelimuti seluruh area tersebut, dengan menjadikan roh pedang milik Ye Futian sebagai titik pusatnya.     

*Boom*     

Suara gemuruh lainnya kembali terdengar. Guncangan yang dahsyat bisa dirasakan dimana-mana. Sebuah gunung yang menjulang tinggi tepat di belakang Ye Futian hancur dalam sekejap mata, berubah menjadi debu.     

Cahaya penghancur itu terus menyebar dengan menjadikan tubuh mereka berdua sebagai titik pusatnya, bahkan tekanannya meluas hingga lebih dari 100 mil jauhnya.     

Kapak belati itu berbenturan dengan roh pedang, dan tubuh Ye Futian terlempar ke belakang. Kapak belati yang tak terhitung jumlahnya menerobos masuk, namun tirai cahaya itu langsung memancarkan kekuatan yang sangat mengerikan, mengoyak bayangan-bayangan dari kapak belati itu menjadi bagian-bagian kecil.     

Rentetan suara gemuruh yang mengerikan terus menerus terdengar di atas tubuh Chiseltooth itu. Perisai miliknya berhasil menangkis pedang tersebut, namun Pedang Kasyapa langsung berbalik dan terbang lurus ke arah tubuh raksasanya.     

Akan tetapi, kekuatan dari Jalur Agung yang sangat mengerikan muncul di sekitar tubuh Chiseltooth tersebut. Pedang Kasyapa menembus kekuatan itu dan melesat ke arah tubuhnya, tetapi pedang itu tidak mampu melukainya. Kulit Chiseltooth itu tampak tersayat, namun bilah pedang tersebut tidak mampu menusuk tubuhnya.     

Monster iblis seperti Chiseltooth tidak mahir dalam penggunaan ilmu sihir, namun kemampuan mereka dalam pertempuran jarak dekat dan pertahanan sangat mengerikan. Mereka seperti para kultivator manusia yang telah mencapai Saint Plane dan telah menyatu dengan Jalur Agung melalui tubuh fisik mereka yang tangguh.     

Saint Plane memang berbeda dari tingkat Plane lainnya, dan perbedaan itu dapat terlihat dengan sangat jelas. Ye Futian mungkin memang sosok yang tak tertandingi di bawah Saint Plane dan memiliki bakat yang luar biasa, namun terlalu sulit baginya untuk membuat satu langkah terakhir menuju Saint Plane, dan sepertinya hanya beberapa orang yang mampu melakukannya.     

Ada tokoh-tokoh terkenal dalam sejarah yang tidak mampu membunuh Saint ketika mereka masih berada di tingkat Sage Plane.     

Ketika seseorang melampaui batasan dari manusia biasa dan menjadi seorang Saint, maka mereka akan menyatu dengan Jalur Agung dan melepaskan diri dari sosok mereka sebelumnya.     

Meskipun hanya menderita luka ringan, Chiseltooth itu meraung dengan penuh amarah. Dia seolah-olah tidak percaya bahwa seorang Sage telah melukainya. Ditambah lagi, pertarungan ini telah berlangsung sangat lama, dan dia masih belum bisa membunuh manusia ini.     

Ini benar-benar tidak bisa diterima.     

Chiseltooth itu terus melangkah ke depan, dan langit berguncang hebat. Kapak belati miliknya terus menyerang roh pedang tersebut, berusaha untuk menghancurkannya. Sementara itu, tubuh Ye Futian terdorong ke belakang dengan sendirinya.     

*Boom*     

Ye Futian melangkah di udara saat dia berusaha mundur, sehingga kini dia bergerak ke belakang. Meski begitu, langkah kakinya masih menimbulkan guncangan hebat. Kekuatan di tubuhnya tidak melemah dan justru menjadi semakin kuat.     

Namun, Ye Futian masih terlihat seperti sosok yang sangat lemah.     

*Boom* Dia mengambil satu langkah lainnya pada sebuah gunung yang berada tepat di belakangnya, yang menyebabkan gunung itu berguncang. Namun, dia dan tubuh raksasa dari Chiseltooth itu menabrak gunung tersebut, menghancurkannya hingga berkeping-keping.     

Saat dia terus mengambil langkahnya, keduanya telah menghancurkan puluhan gunung, dan setelah itu kecepatan Chiseltooth tersebut semakin melambat. Saat ini, kekuatan Ye Futian telah dikerahkan hingga tingkat maksimal, sehingga dia mampu menahan serangan-serangan dari Chiseltooth tersebut.     

Ditambah lagi, Pedang Kasyapa terus berputar-putar di sekitarnya, berusaha menemukan celah untuk mengincar kepala Chiseltooth tersebut.     

Chiseltooth itu menarik lengannya ke belakang dan mengangkat kapak belati miliknya ke udara. Tubuhnya berputar, dan perisai di tangan kirinya menghantam Pedang Kasyapa. Sementara itu, kapak belati di tangan kanannya diayunkan ke bawah seperti senjata para dewa, hendak menghancurkan segala sesuatu yang berada di bawahnya.     

*Boom* Ye Futian mengambil satu langkah ke depan, dan kekuatan yang dikumpulkan oleh Footwork of Xuanyuan telah mencapai puncak. Tubuhnya melesat di udara sementara roh pedangnya memancarkan cahaya yang menyilaukan. Seolah-olah banyak bayangan pedang telah bermunculan dan kembali bertabrakan dengan kapak belati itu.     

Dalam sepersekian detik, dunia di sekitar mereka tampaknya nyaris hancur total. Tubuh Ye Futian terlempar ke kejauhan, namun tubuh Chiseltooth itu hanya terlempar beberapa langkah ke belakang.     

Pada saat itu, Pedang Kasyapa menemukan celah untuk dimanfaatkan. Kilatan pedang melesat dalam sepersekian detik ketika perisai di tangan Chiseltooth itu tidak mampu menahan serangan tersebut. Luka sayatan yang mengerikan terlihat di lehernya, namun pedang itu tidak mampu menusuk tubuhnya. Terlalu sulit untuk membunuh monster iblis tingkat Saint yang memiliki tubuh fisik yang sangat kokoh.     

Chiseltooth itu menarik kembali kapak belati miliknya dan mengayunkannya ke arah Pedang Kasyapa, menghancurkan bilah-bilah pedang itu di antara jari-jarinya. Ye Futian memanfaatkan kesempatan ini untuk menerjang ke depan menembus ruang hampa, sambil memegang Pedang Badai yang mampu mengoyak ruang hampa di tangannya.     

Semakin banyak Pedang Kasyapa yang terbentuk dan melesat di udara. Chiseltooth itu terpaksa berusaha menggigit bilah-bilah pedang tersebut, dan berhasil menangkap salah satu di antaranya.     

Namun, Ye Futian kini telah tiba tepat di hadapan Chiseltooth itu, dan dia mengayunkan pedangnya. Chiseltooth itu mengarahkan perisai di tangannya menuju Pedang Kasyapa, sambil mengincar tubuh Ye Futian dengan taringnya yang tajam.     

Pedang itu terbang dari tangannya, dan tubuh Ye Futian melesat di udara untuk menghindari taring tersebut. Kilatan pedang itu meninggalkan luka sayatan di sudut mulut Chiseltooth tersebut. Namun pedang itu rusak setelah melukai monster tersebut.     

Chiseltooth itu tampak sangat marah dan memandang ke arah Ye Futian dengan tatapan mata yang tak kenal ampun.     

*Whoosh* Ye Futian bergerak dan melesat melewati kepala monster itu saat ia sedang memikirkan cara untuk membunuh Ye Futian. Dia langsung bergerak menuju bagian belakang dari Chiseltooth tersebut dengan kecepatan yang luar biasa saat dia melesat di udara.     

Pedang Kasyapa terus bergerak menuju monster itu seolah-olah berusaha mencegahnya pergi dari tempatnya. Chiseltooth itu tampaknya telah menyadari sesuatu dan berlari mengikuti jalan yang dilaluinya sebelumnya. Namun, Pedang Kasyapa kini berada dimana-mana, yang mempengaruhi kecepatannya.     

Ye Futian melesat melintasi langit dengan kecepatan yang luar biasa. Dia kembali ke tempat dimana pertempuran itu terjadi, lalu memandang ke arah kawanan Chiseltooth yang berada di bawah dengan kedua matanya yang terlihat seperti mata iblis, sebelum dia menerjang ke arah kawanan Chiseltooth itu seperti sambaran petir.     

Dia tiba tepat di hadapan semua Chiseltooth itu dalam waktu singkat. Dua tubuh dari monster-monster iblis itu tergeletak di atas tanah sebelum dia terus bergerak ke depan dan meninggalkan tempat tersebut.     

Monster tingkat Saint itu melarikan diri dan kembali ke tempat dimana pertarungan dimulai. Dia meraung penuh amarah setelah menemukan dua mayat tergeletak di atas tanah, tetapi monster itu tidak mengejar Ye Futian. Lagipula dia tidak mampu membunuh manusia itu.     

Monster-monster iblis itu meraung dalam kesedihan, dan ada beberapa monster iblis yang berkata, "Yang Mulia, manusia-manusia itu membunuh bangsa kita tanpa ampun. Tidak bisakah kita memburu mereka saja?"     

"Betul. Lebih baik kita bersekutu dengan spesies monster lainnya daripada membiarkan manusia-manusia itu memburu kita semua."     

Tatapan mata Chiseltooth itu tampak dingin sebelum dia menyusutkan tubuhnya dan berkata, "Pertama-tama kita akan pergi meninggalkan tempat ini."     

Setiap kali datang kemari, manusia-manusia itu tidak pernah bertindak sendirian. Apa yang mereka berdua lakukan di sana mungkin akan menarik banyak perhatian, sehingga tidak akan menguntungkan bagi mereka untuk tinggal lebih lama di sana.     

Tidak lama setelah mereka pergi, sekelompok orang tiba di sana. Sosok yang memimpin kelompok itu tidak lain adalah Puteri Li Xiao. Dia menatap ke arah mayat-mayat yang berada di bawah dan berkata dengan suara pelan, "Apakah pria itu benar-benar bertarung melawan seekor monster tingkat Saint?"     

"Sepertinya informasi itu memang benar adanya, Puteri," salah satu dari orang-orang yang berada di sana untuk melindungi sang Puteri bisa merasakan aura pertempuran yang tersisa dan melapor padanya.     

Ekspresi Li Xiao tampak aneh. Dia mengira bahwa monster-monster iblis itu mampu membunuh pria yang sombong itu, namun dia malah menemukan fakta bahwa pria itu mampu bertahan hidup melawan seekor monster tingkat Saint.     

Ditambah lagi, pria itu telah membunuh dua monster iblis saat dia sedang bertarung.     

Ye Futian terus melanjutkan perjalanannya. Pertarungan itu membuatnya mempelajari sesuatu tentang kekuatannya sendiri. Ditambah lagi, dia tidak menampilkan kekuatannya selain teknik-teknik pedang yang dia kuasai.     

Tempat ini adalah gunung barat, dan bagaimanapun juga, tempat ini termasuk dalam wilayah kekuasaan dari Dinasti Dali. Siapa yang bisa memastikan bahwa tidak ada yang mengawasinya di tempat ini?     

Mungkin dia memang tampak tidak bisa diatur dan sangat sombong selama berada di Dinasti Dali, namun pada kenyataannya dia sangat berhati-hati.     

Ye Futian bertarung melawan banyak spesies monster iblis lainnya di sepanjang perjalanan, dan tentu saja ada monster-monster iblis tingkat Saint di antara mereka, dimana salah satunya adalah seekor ular berkepala sembilan, yang terbukti sangat sulit untuk dihadapi dan nyaris memojokkannya.     

Ada juga Zhu Yan [1][1] yang sangat kejam, dimana monster itu memiliki kemampuan bertarung yang hebat dan jauh lebih mengerikan daripada Chiseltooth, yang berhasil melukainya.     

Saat ini Ye Futian mampu menjelajah hingga bagian dalam gunung barat setelah menjalani banyak pertempuran selama beberapa hari dia berada di sana. Dia sendiri menderita luka-luka, tetapi hal itu tidak mengganggunya karena kekuatan penyembuhannya yang luar biasa.     

Namun, pada setiap pertempuran yang dia lalui, dia mempelajari banyak hal terkait kekuatan di tingkat Saint Plane. Meskipun monster tingkat Saint berbeda dari kultivator tingkat Saint, namun perbedaannya tidak begitu besar.     

Saat ini, dia mampu melarikan diri dengan selamat saat bertarung melawan para monster di tingkat pertama Saint Plane.     

Bahkan dia dapat menemukan kesempatan untuk meninggalkan jejak auranya pada monster-monster tingkat Saint itu, tetapi memang terbukti bahwa nyaris mustahil untuk membunuh monster-monster tingkat Saint. Jika dia lengah, maka pembalasan mereka akan sangat mengerikan.     

…     

Li Yao dan kultivator lainnya sedang bertempur melawan monster-monster iblis di suatu tempat dari gunung barat. Tidak lama kemudian, banyak mayat monster iblis yang tergeletak di permukaan tanah.     

Wajah Li Yao tampak sangat suram. Beberapa monster tingkat Saint telah mengepungnya.     

Anggota Keluarga Kekaisaran seringkali tewas dalam perburuan di gunung barat tetapi tidak pernah ada seorang pangeran yang terbunuh di sana.     

Keamanan para pangeran adalah prioritas utama.     

"Dasar monster sialan." Li Yao menatap ke arah mayat-mayat yang berada di atas tanah. Dia telah menderita dengan dikepung oleh monster-monster iblis selama beberapa hari terakhir. Baginya, monster-monster itu sudah bosan hidup.     

"Ayo kita pergi dan mencari yang lain. Monster-monster iblis ini mulai melawan balik, dan sekarang mereka-lah yang memburu kita. Aku khawatir beberapa dari kita sedang berada dalam bahaya sekarang, dan aku bertanya-tanya bagaimana kondisi Pendekar Ketujuh sekarang," ujar Li Yao.     

Langkah Pendekar Ketujuh sepertinya tak terhenti setelah berburu sendirian. Dia telah pergi jauh ke bagian dalam dari gunung barat, dan tidak ada orang lain yang melihat tanda-tanda dari keberadaannya.     

Saat ini, Ye Futian sedang duduk di depan sebuah sungai sambil berlatih. Ada hutan rimba yang terbentang di area pegunungan tersebut. Kedua matanya terpejam, dan auranya tampak begitu tenang.     

Dia membuka matanya dan memandang sungai di depannya dengan tatapan datar. Dia bisa melihat monster-monster iblis yang ditemui oleh Li Yao.     

Tampaknya tidak begitu menjanjikan untuk mengendalikan monster-monster iblis untuk membunuh pangeran dari Dinasti Dali itu. Tapi kembali lagi, sejak awal dia tidak pernah terlalu berharap bahwa hal itu akan menjadi kenyataan. Dia sedang mencoba melakukan sesuatu.     

Li Yao tampak waspada, dan kekuatannya belum mencapai puncak di bawah Saint Plane, jadi dia tidak mungkin berburu sendirian seperti Ye Futian.     

Pada saat itu, Ye Futian bisa merasakan kekuatan spiritual yang tangguh di udara, yang membuat dirinya melihat ke kejauhan.     

Sekelompok orang bergerak ke arahnya, dan salah satu dari mereka bertanya, "Apa yang sedang kau lakukan di sini, Saudara Pendekar Ketujuh?"     

Ye Futian memandang orang yang baru saja berbicara dan melihat bahwa dia adalah cucu dari Prince Regent, Li Xuan. Orang-orang yang berada di sekitarnya adalah bawahan dari Prince Regent.     

Melihat senyuman di wajah Li Xuan, Ye Futian berdiri dari tempatnya dan bergegas pergi.     

Dia dan Li Xuan nyaris tidak mengenal satu sama lain, bahkan dapat dikatakan bahwa mereka bermusuhan.     

Saudara Pendekar Ketujuh?     

Lebih baik aku menjaga jarak dari pria ini, pikir Ye Futian.     

"Tempat ini sudah berada di bagian dalam dari gunung barat, dan monster-monster kuat tersebar dimana-mana. Terlalu berbahaya bagimu untuk pergi sendirian, Saudara Pendekar Ketujuh. Bagaimana kalau kita pergi bersama saja?" Li Xuan dan kelompoknya menyusul Ye Futian dan mencoba meyakinkannya.     

Ye Futian mengerutkan keningnya.     

Pada saat itu, terdengar suara gemerisik dari dalam hutan, dan banyak monster iblis yang lemah mengepakkan sayap mereka saat mereka pergi meninggalkan tempat tersebut. Selain itu semakin banyak monster iblis yang melarikan diri.     

Dalam sekejap, aura iblis yang kuat menyebar dan langsung menyelimuti area tersebut.     

Ye Futian memandang ke arah Li Xuan. Hawa dingin yang menusuk tulang terpancar di matanya.     

[1] Kera berkepala putih dan berkaki merah     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.