Legenda Futian

Keinginan Membunuh Candle Dragon



Keinginan Membunuh Candle Dragon

3Dengan melihat cara monster-monster iblis itu berlari, sudah jelas bahwa mereka telah merasakan sesuatu yang berbahaya; seekor monster yang kuat sedang bergerak kemari.      1

Saat ini, sebuah aura yang sangat dingin menyelimuti area yang luas tersebut, dan sekujur tubuh Ye Futian merinding. Hutan yang berada di bawahnya kini benar-benar ditutupi oleh embun es.     

Namun, bukan hanya itu saja. Pada saat berikutnya, sebuah aura yang sangat panas menyebar di udara. Hawa dingin di area tersebut kini berubah menjadi hawa panas, dan sepetak area hutan yang berada di bawah layu dalam waktu singkat.     

Siklus hawa panas dan hawa dingin ini terjadi berulang-ulang. Ye Futian tidak ragu untuk terus pergi menjauh, meninggalkan area itu dan kembali ke tempat dimana dia datang.     

Li Xuan memiliki motif tersembunyi, dan alasan mengapa Ye Futian mengikuti jejak yang telah dia lalui sejauh ini adalah untuk mendekati kultivator lainnya dari Dinasti Dali.     

Jauh di atas langit, seekor monster kuat berwarna merah bergerak dengan kecepatan tinggi. Tanaman-tanaman langsung layu dimana-pun monster itu melintas. Setiap napas yang dihembuskan oleh monster itu menimbulkan siklus hawa panas dan hawa dingin itu terjadi. Area tersebut akan ditutupi oleh embun es saat monster itu menghembuskan napas, dan hawa panas yang menyengat akan menyebar di seluruh penjuru area itu ketika monster itu menarik napas.     

Monster itu memiliki tubuh sepanjang ratusan meter dan dilengkapi dengan sisik-sisik keras di sekujur tubuhnya. Kepalanya yang berukuran besar menyerupai manusia, dan memiliki beberapa tanduk. Monster bertubuh manusia berkepala naga itu dikenal sebagai Zhuyin, atau juga dikenal dengan nama Candle Dragon.     

Candle Dragon itu melesat ke depan, mengejar Li Xuan.     

Ada beberapa Saint di antara kelompok Li Xuan, dan arah yang mereka tuju adalah rute yang dilalui oleh Ye Futian. Meskipun dia telah melesat melintasi langit dengan kecepatan tinggi, dia masih tidak dapat melepaskan diri dari kejaran mereka.     

Saint memiliki kecepatan yang tak terbayangkan. Seolah-olah tubuh mereka telah menjadi satu dengan area di sekitar mereka.     

Candle Dragon itu juga bergerak dengan kecepatan tinggi, terus mendekati kelompok Li Xuan, yang berarti bahwa mereka juga semakin mendekati Ye Futian.     

*Fuuu*" Candle Dragon itu menghembuskan napas, dan dalam sekejap area di sekitarnya membeku. Aura es dari Jalur Agung menyebar di seluruh penjuru langit, dan area itu tampaknya telah membeku. Akibatnya, kecepatan Ye Futian menjadi sangat terpengaruh. Kemudian tubuhnya dikelilingi oleh aura pedang, yang melesat di sekelilingnya, memotong aura es itu sambil terus bergerak ke depan, namun kecepatannya kini semakin menurun.     

"Lebih cepat lagi, Saudara Pendekar Ketujuh." Pada saat itu, Li Xuan dan kelompoknya, yang mengendarai peralatan ritual Saint, melesat melewati Ye Futian. Ye Futian memandang ke arah mereka dengan tatapan dingin, tetapi dia tidak berkomentar apa-apa. Aura pedang di sekelilingnya menjadi semakin kuat dan berdenging, mengoyak kekuatan es di sekitarnya saat dia terus bergerak ke depan.     

Ye Futian mencoba mengubah rutenya dan pergi menuju arah yang berbeda dari Li Xuan, namun Candle Dragon itu masih mengincarnya, jadi dia tidak punya pilihan selain terus bergerak ke depan.     

Tidak lama kemudian, Candle Dragon itu berhasil menyusulnya. Kedua mata monster itu terpejam dalam sepersekian detik. Cahaya meredup dari area di sekeliling Ye Futan, dan tempat itu menjadi gelap gulita seolah-olah malam telah tiba.     

Karena tempat itu tiba-tiba menjadi gelap gulita, Ye Futian merasa seolah-olah dia menjadi buta dan tidak dapat melihat apa-pun. Dia hanya bisa bergerak ke depan, dengan dibimbing oleh instingnya. Namun, kekuatan spiritualnya juga ikut terpengaruh oleh kegelapan itu.     

Tentu saja dia mengetahui bahwa itu adalah bakat bawaan dari Candle Dragon.     

Pohon Dunia di dalam Istana Kehidupannya berayun-ayun, dan seberkas aura terpancar keluar, menyelimuti tubuhnya, sehingga kini dia mampu merasakan segala sesuatu di sekitarnya. Kedua matanya berubah dan memancarkan cahaya suci, memungkinkannya untuk melihat menembus kegelapan. Meskipun penglihatannya masih terpengaruh, dia tidak lagi buta seperti sebelumnya.     

Dia bisa merasakan bahaya yang mengancamnya. Tidak lama kemudian, aura es menyelimuti tubuhnya, dan tekanan yang mengerikan semakin mendekatinya. Sebuah cakar raksasa dikerahkan padanya. Dia terlihat seperti seekor semut jika dibandingkan dengan tubuh raksasa dari Candle Dragon tersebut, dimana dia tampak lemah dan tidak berdaya.     

Setiap Saint akan berbeda satu sama lain meskipun mereka berada di tingkat Plane yang sama, dan hal itu juga berlaku pada monster iblis.     

Candle Dragon itu juga seekor monster di tingkat pertama Saint Plane, tetapi monster itu lebih kuat daripada monster-monster tingkat Saint yang dia lawan sebelumnya.     

Pedang Kasyapa kini telah terbentuk dari aura pedang yang mengelilingi tubuhnya, dan pedang itu melesat ke belakang, menembus langit seperti sambaran petir, melesat melewati cakar dari Candle Dragon tersebut. Pedang itu langsung diarahkan menuju kepala Candle Dragon yang terlihat seperti kepala manusia.     

Tatapan mata Candle Dragon yang seolah mengejek tertuju pada Ye Futian, dan monster itu kembali menghembuskan napas. Hawa dingin langsung menyebar di sekeliling mereka, dan area yang berada di depan Candle Dragon itu membeku. Pedang Kasyapa yang muncul di hadapannya kini telah dibekukan oleh embun es tersebut, berhenti di tempat bilah-bilah pedang itu berada.     

Di sisi lain, sebilah Pedang Badai raksasa terbentuk tepat di hadapan Ye Futian. Dia berbalik, dan cakar monster itu menghantam pedang miliknya, yang menyebabkan tubuh Ye Futian terhempas ke udara.     

Tubuhnya terhempas ribuan meter jauhnya. Kemudian dia berdiri di udara. Candle Dragon itu membuka matanya dan menarik kembali kegelapan tersebut, mengembalikan cahaya ke area di sekeliling mereka.     

"Aku yakin kita tidak punya konflik satu sama lain, senior. Apakah kau mengejar orang yang salah?" Kata Ye Futian.     

Candle Dragon itu memandangnya, tampak seperti merendahkannya, dan terus bergerak ke depan. Monster itu membuka mulutnya dan menghela napas. Dalam sekejap, area di sekitar mereka membeku, dan Ye Futian merasa seolah-olah dia akan berubah menjadi sebuah patung es. Pohon Dunia di dalam Istana Kehidupannya berayun-ayun, dan cahaya matahari terpancar dari tubuhnya. Dalam waktu singkat, sekujur tubuhnya menjadi sangat panas. Seolah-olah ada matahari yang menggantung tinggi di atas tubuhnya, menangkal hawa dingin yang menyerang.     

Sebuah tirai pedang yang mengoyak ruang hampa muncul di sekitarnya. Dia mencengkeram pedangnya dengan kedua tangannya dan terus melangkah ke depan. Udara ikut berguncang di setiap langkahnya, dan kekuatannya beresonansi dengan area di sekelilingnya. Seolah-olah dia akan bergabung dengan aura dari Jalur Agung dan kekuatan yang tertanam di dalam pedangnya.     

*Boom* Tubuh yang diselimuti oleh tirai pedang itu mengoyak aura es dari Jalur Agung di area tersebut dalam sekejap saat dia menerjang ke arah Candle Dragon itu. Monster itu kembali memejamkan matanya, mengubah area di sekitarnya menjadi gelap gulita. Namun, kegelapan itu tidak mampu mempengaruhi mata Ye Futian, yang kini berkilauan dengan cahaya suci. Pedang itu mengoyak ruang hampa dan menggores cakar dari Candle Dragon saat melesat menuju kepalanya, namun kekuatan dari Jalur Agung berupa hawa panas dan hawa dingin itu tetap saja sangat mengerikan.     

Pergerakan dari pedang itu jadi terpengaruh, dan cakar dari naga itu kembali dikerahkan ke bawah. Pedang milik Ye Futian hancur, dan dia kembali terhempas ke udara. Darah mengalir dari mulutnya saat dia mengerang kesakitan.     

Kali ini dia tidak melarikan diri. Dia mencengkeram pedangnya dan menatap ke arah Candle Dragon tersebut.     

Saat ini, Li Xuan dan kelompoknya sudah pergi jauh dari posisi mereka sebelumnya. Keinginan membunuh yang luar biasa terlihat di mata Li Xuan.     

Tidak peduli sekuat apa-pun Ye Futian, dia menganggap bahwa satu-satunya pilihan yang dimiliki oleh Ye Futian saat berhadapan dengan seekor Candle Dragon tingkat Saint adalah kematian.     

Berburu sendirian?     

Bahkan para Saint di tingkat pertama tidak berani bepergian sendiri di gunung barat, karena mungkin saja mereka akan bertemu dengan monster-monster iblis tingkat Saint.     

Ye Futian berani menjelajah ke bagian dalam gunung barat seorang diri karena dia memiliki kemampuan bertarung yang tangguh, yang menurut Li Xuan adalah sebuah tindakan bodoh.     

Jika Ye Futian tewas di tangan Candle Dragon, maka hal itu tidak ada hubungannya dengannya.     

"Waspadalah. Monster-monster iblis semakin mendekat." Tiba-tiba terdengar sebuah suara, dan Li Xu, kakak dari Li Xuan, mengerutkan keningnya. Dia adalah seorang Saint dan saat ini dia bisa merasakan aura yang berbahaya semakin mendekat ke arah mereka. Terdapat aura iblis yang kuat terpancar dari kejauhan.     

Langkah Li Xuan dan kelompoknya terhenti dan mereka bisa merasakan aura iblis yang kuat dari beberapa arah di depan mereka.     

Dalam sekejap, mereka melihat seekor Chiseltooth tingkat Saint di depan mereka, yang membawa beberapa monster iblis tingkat Sage bersamanya, tetapi jumlahnya lebih sedikit daripada ketika Ye Futian bertarung melawan monster tersebut.     

Kedua mata Chiseltooth tingkat Saint itu dipenuhi dengan keinginan membunuh yang luar biasa.     

Li Xuan dan kultivator lainnya memancarkan aura yang kuat, dan mereka kini melihat ke arah lainnya, dan menyaksikan kehadiran seekor monster iblis yang terlihat seperti kera, dimana sekujur tubuhnya berwarna merah seolah-olah monster itu diselimuti oleh api neraka. Monster itu memegang sebuah tongkat raksasa di tangannya. Monster itu tidak lain adalah Zhu Yan.     

Dari arah lainnya, muncul seekor ular berkepala sembilan yang sangat ganas.     

Selain beberapa monster iblis tingkat Saint itu, ada juga banyak monster kuat di tingkat Sage Plane yang muncul di sana.     

Pada saat itu Li Xuan dan kelompoknya menyadari bahwa monster-monster ini sedang menyergap mereka. Ditambah lagi, monster-monster ini tidak hanya terdiri dari satu spesies monster saja. Ekspresi semua anggota kelompok mereka tampak suram.     

Beberapa naga emas satu per satu keluar dari tubuh Li Xu, kakak Li Xuan, yang langsung melesat ke atas langit dan mengeluarkan raungan penuh amarah. Area di sekitar mereka berguncang, dan naga-naga itu sepertinya sedang mengirim sebuah pesan ke suatu tempat yang jauh.     

Banyak orang memandang ke arah langit di atas gunung barat. Beberapa dari mereka bergerak ke arah tersebut, dan ada pula yang diserang.     

"Mundur," ujar Li Xu, dan mereka mulai bergegas mundur. Monster-monster iblis itu menerjang ke arah mereka, berusaha untuk membunuh mereka.     

Zhu Yan yang sangat ganas dan brutal itu turun dengan membawa api neraka sambil mengayunkan tongkatnya ke bawah seolah-olah dia berniat untuk membelah bumi menjadi dua bagian. Seorang Saint melangkah ke depan dengan membawa sebuah peralatan ritual Saint di tangannya, kemudian dia mengeluarkan bayangan-bayangan berwarna emas sebagai pertahanan. Area itu sepertinya telah dihancurkan disertai dengan suara ledakan yang keras. Li Xuan dan kelompoknya terus melarikan diri, dan monster-monster iblis itu menerjang ke arah mereka, dengan memancarkan keinginan membunuh yang luar biasa.     

Namun, jajaran anggota yang dibawa oleh Li Xuan memang kuat. Ada tiga orang Saint di antara mereka, dan mereka semua berasal dari Istana Prince Regent.     

Meskipun begitu, mereka terus melarikan diri sambil membentuk pertahanan. Situasi yang sedang mereka hadapi ini sangat rumit. Mereka sedang menunggu bala bantuan sebelum mereka mampu memusnahkan ancaman di depan mereka ini selama-lamanya.     

Tidak lama kemudian, Li Xuan dan kultivator lainnya mundur ke tempat dimana Ye Futian sedang bertarung melawan Candle Dragon.     

Pada saat ini, kultivator dan monster itu masih bertarung dengan sengit. Namun, Ye Futian terluka, akan tetapi auta pedang terus mengelilingi tubuhnya.     

Li Xuan mengerutkan keningnya, dia merasa bingung saat melihat bahwa Candle Dragon belum membunuh Pendekar Ketujuh.     

Adapun Chiseltooth, ular berkepala sembilan dan monster-monster tingkat Saint lainnya, keinginan membunuh mereka terpancar ketika mereka melihat Ye Futian. Dia telah membunuh anggota mereka sebelumnya, namun dia berhasil melarikan diri.     

Ye Futian tentu bisa merasakan keinginan membunuh dari monster-monster iblis itu. Sebenarnya, semua monster iblis itu telah dipancing kemari olehnya dengan menggunakan monster-monster iblis tingkat Sage yang telah dia kendalikan.     

Li Xuan dan kelompoknya benar-benar ingin meninggalkanku di sini dan pergi, huh? pikir Ye Futian.     

Monster-monster iblis itu menerjang ke arah Ye Futian dengan memancarkan keinginan membunuh yang luar biasa, tapi karena posisi Li Xuan dan kelompoknya lebih dekat, maka pemandangan itu terlihat seolah-olah kawanan monster iblis tersebut sedang menerjang ke arah mereka.     

"Saudara Li Xuan, bagaimana kalau kita bekerja sama?" ujar Ye Futian, kemudian dia melesat ke samping Li Xuan.     

Jika Li Xuan sangat ingin memanggil Pendekar Ketujuh sebagai "saudara," maka dia merasa tidak ada salahnya untuk menerima bantuan dari Li Xuan.     

Namun, pikiran Ye Futian dipenuhi oleh kecurigaan, dan keinginan membunuh terpendam di dalam hatinya. Tentu saja dia menyadari adanya tiga orang Saint yang mendampingi Li Xuan.     

Apa artinya ini? dia bertanya-tanya dalam hati.     

Itu berarti sebenarnya mereka memiliki kekuatan yang mumpuni untuk berhadapan dengan Candle Dragon, namun mereka malah memancing monster itu padanya sebelum akhirnya mereka pergi meninggalkannya sendirian. Saat ini niat terselubung mereka dapat terlihat dengan jelas.     

Itu adalah sebuah jebakan yang bisa saja membunuhnya jika kemampuannya lebih lemah dari ini. Jika tidak, dia pasti telah tewas di tangan Candle Dragon.     

Jika dia tewas dibunuh oleh monster iblis di gunung barat, maka hal itu dapat dikaitkan dengan sikap kurang ajar dan kebodohannya sendiri yang akhirnya menyebabkan Pendekar Ketujuh mengalami malapetaka, dan kematiannya itu tidak ada hubungannya dengan Li Xuan.     

Monster-monster iblis tingkat Saint itu memiliki kebencian yang mendalam terhadap Ye Futian, dan mereka semua kini menerjang ke arah Ye Futian, yang justru terlihat seolah-olah mereka sedang menerjang ke arah kelompok Li Xuan.     

Tiga Saint itu langsung bertindak untuk menangkis rentetan serangan dari monster-monster iblis tingkat Saint itu. Monster iblis lainnya juga menerjang ke arah mereka. Sebuah pertempuran yang mengerikan terjadi saat itu juga.     

Adapun Candle Dragon itu, dia memilih untuk tetap berada di tempatnya daripada bergabung dengan pertempuran, sambil memandang ke arah Ye Futian dengan tatapan mata sedingin es.     

Pada saat itu, tubuhnya yang besar bergerak ke depan dan terus mengincar Ye Futian, seolah-olah dia telah bertekad untuk membunuhnya.     

Alis Ye Futian berkedut, dan sebuah pemikiran terlintas di dalam benaknya.     

Dapat dikatakan bahwa Candle Dragon telah mengalihkan perhatiannya padanya karena Li Xuan dan kelompoknya melarikan diri.     

Namun, pada saat ini, meskipun monster itu berada di sekitar Li Xuan dan kelompoknya, Candle Dragon itu masih mengincarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.