Legenda Futian

Bertarung Melawan Saint



Bertarung Melawan Saint

2Para tamu memenuhi Kediaman Klan Xiao, dan suasana di tempat itu terlihat sangat ramai.     3

Tuan Xiao duduk di kursi terdepan, dan tidak jauh di bawahnya, Xiao Sheng duduk di tempatnya dengan tenang. Banyak orang menghampirinya untuk menyapanya, sambil bersulang dengannya sebagai isyarat untuk kepergiannya.     

Xiao Sheng akan memberikan balasan setiap kali orang-orang datang untuk bersulang dengannya, dia tampak ramah dan rendah hati. Namun, ada sedikit sikap acuh tak acuh dibalik keramahan dan kerendahan hati yang dia tunjukkan itu.     

Sikap acuh tak acuh itu membuat banyak orang merasa canggung berada di dekatnya.     

Banyak orang bisa merasakan bahwa sang tuan muda dari Klan Xiao terlihat berbeda dari sebelumnya. Temperamennya tampaknya telah berubah setelah membuat terobosan dan menjadi seorang Saint.     

Xiao Sheng dulu dikenal sebagai sosok yang ramah dan sopan, sehingga membuat orang lain merasa nyaman berada di sekitarnya. Dia juga pernah menyembunyikan kesombongan dibalik keramahannya itu; Namun, pada saat ini, yang tersisa hanyalah sikapnya yang tidak acuh itu.     

Tampaknya kini dia menganggap interaksi dengan orang lain seperti itu sudah tidak begitu penting.     

Saat ini Xiao Sheng tampaknya sudah tidak peduli dengan banyak hal. Meskipun dia berada di hadapan para tamu, dia tidak terlalu mempedulikan pendapat mereka tentang dirinya.     

Hanya ada satu jalur yang terbukti menjadi jalur paling penting di antara semua jalur yang ada di dunia.     

"Xiao Sheng." Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang lembut memanggilnya. Satu sosok yang berpenampilan elegan berdiri di depan Xiao Sheng, dan sosok itu tidak lain adalah Gongsun Ni. Dia pernah bertunangan dengan Xiao Sheng. Klan Xiao dan Lembah Awan Suci telah merencanakan sebuah aliansi pernikahan untuk mereka. Namun, pernikahan itu dibatalkan akibat peristiwa yang terjadi selama Pertempuran Dunia Kosong berlangsung.     

"Selamat atas pencapaianmu menjadi seorang Saint," ujar Gongsun Ni sambil tersenyum.     

Xiao Sheng mengangguk dan berkata, "Aku berhutang budi padamu atas semua yang terjadi kala itu."     

Dia tidak menyimpan dendam terhadap Lembah Awan Suci karena telah membatalkan pertunangan mereka. Itu adalah konsekuensi yang harus dia terima atas perbuatannya, dan dia telah menyebabkan banyak masalah bagi Gongsun Ni.     

Gongsun Ni tersenyum dan berkata, "Apa yang telah berlalu biarlah berlalu."     

Gongsun Ni dapat melihat bahwa Xiao Sheng telah melupakan masa lalunya, dan temperamennya tampak lebih luar biasa setelah dia menjadi seorang Saint. Mungkin akan datang satu hari dimana dia akan mendapatkan kembali pengakuan yang memungkinkannya untuk mengambil takhta kepemimpinan dari Klan Xiao.     

Gongsun Zhong juga datang untuk memberi selamat padanya. Gongsun Xuan—adik dari Gongsun Ni—tidak menghampiri Xiao Sheng untuk menyapanya. Dia bertanya pada kakaknya secara telepati setelah Gongsun Ni kembali, "Jangan bilang bahwa kau jatuh cinta padanya lagi karena dia sekarang telah menjadi seorang Saint!"     

Gongsun Ni memandang adiknya, dan dia melanjutkan kata-katanya, "Dia hanya masa lalu bagiku. Aku masih tidak bisa memaafkannya atas semua tindakannya kala itu."     

Gongsun Ni tidak mengatakan apa-apa lagi. Sementara suasana di Kediaman Klan Xiao masih sangat ramai.     

Tuan Xiao memperhatikan sikap yang ditunjukkan oleh para tamu, begitu pula dengan Xiao Sheng, dan dia merasa puas. Dia berharap bahwa Xiao Sheng akan mendapatkan pencapaian besar pada saat dia berlatih di pasukan.     

Namun, pada saat itu, Tuan Xiao memandang ke arah luar dari Kediaman Klan Xiao. Aura yang kuat semakin mendekat, selain itu sebuah badai bergejolak dari atas langit di kejauhan, langsung bergerak menuju Kediaman Klan Xiao.     

Dia mengalirkan auranya menuju arah tersebut dan dalam sekejap mengetahui apa yang sedang terjadi di kejauhan. Ekspresinya kini telah berubah.     

Tuan Xiao bukanlah satu-satunya orang yang merasakannya. Para Saint lainnya juga merasakan apa yang sedang terjadi, dan mereka semua mendongak ke arah langit.     

Sekelompok orang turun dari atas langit dan mendarat di luar Kediaman Klan Xiao. Mereka adalah orang-orang dari Pondok.     

Ye Futian berada di barisan terdepan. Dia memandang ke arah Kediaman Klan Xiao saat rambutnya yang berwarna abu-abu terus berkibar tertiup angin. Kemudian dia berkata, "Nama saya Ye Futian, saya datang kemari untuk berkunjung."     

Setelah dia selesai berbicara, dia melangkah ke depan dan memasuki Kediaman Klan Xiao. Yaya, Saint Glass, Sword Saint, dan yang lainnya berada di kedua sisinya.     

Para kultivator satu per satu melesat ke depan. Orang-orang dari Klan Xiao berniat untuk menghentikan mereka sebelum akhirnya terdengar suara dari Tuan Xiao.     

"Selamat datang."     

Para kultivator segera menepi untuk memberi jalan bagi kelompok Ye Futian setelah mendengar suara itu. Ye Futian dan yang lainnya berjalan lurus ke depan dan akhirnya tiba di tempat dimana pesta diadakan, muncul di hadapan semua tamu.     

"Ye Futian."     

Seseorang menggumamkan namanya, dan semua orang kini memandang ke arah pria berambut abu-abu yang berpakaian putih itu. Dia terlihat sangat tampan, dan meskipun dia belum mencapai Saint Plane, auranya dapat disejajarkan dengan Xiao Sheng, bahkan dia tampak semakin luar biasa.     

Ye Futian adalah orang yang menyebabkan Xiao Sheng terpuruk kala itu. Setelah itu, dia sempat menghilang untuk beberapa saat, dan kini dia telah muncul kembali di hadapan semua orang.     

Apalagi, Ye Futian datang tepat sebelum Xiao Sheng hendak pergi meninggalkan Kediaman Klan Xiao. Apa yang sedang dia rencanakan?     

Berdasarkan konflik yang terjadi antara Xiao Sheng dan Ye Futian, tidak ada seorang-pun yang menyangka bahwa Ye Futian akan datang kemari melepas kepergian Xiao Sheng.     

Ditambah lagi, dia membawa Pendekar Nether bersamanya, dan orang-orang dapat dengan mudah merasakan suasana yang siap untuk bertarung dari kelompok tersebut.     

Mereka datang bukan dengan niat yang baik.     

Ye Futian tidak memandang ke arah Xiao Sheng setelah dia tiba di lokasi, dia malah membungkuk hormat untuk menyapa Tuan Xiao, lalu berkata, "Ye Futian datang kemari untuk menyapa anda Senior Xiao."     

Tuan Xiao mengangguk dan bertanya, "Bolehkah aku tahu mengapa kalian semua datang kemari?"     

"Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan pada anda, senior," ujar Ye Futian.     

"Tanyakan saja," ujar Tuan Xiao.     

"Selama periode waktu dimana saya sepertinya telah menghilang, saya telah melakukan perjalanan ke Dinasti Dali. Apakah anda mengetahui tentang hal itu, senior?" tanya Ye Futian.     

"Aku baru tahu tentang hal itu," jawab Tuan Xiao.     

"Seseorang mencoba melakukan sesuatu terhadap Istana Holy Zhi, kemudian mencoba untuk mencelakai dua orang gadis, nyaris membunuh mereka dengan racun saat saya masih berada di Dinasti Dali. Apakah anda mengetahuinya, senior?" Ye Futian bertanya lagi.     

Tuan Xiao mengerutkan keningnya dan melanjutkan kata-katanya, "Aku mendengar informasi bahwa peristiwa itu disebabkan oleh seseorang yang tergila-gila dengan seorang gadis dari Istana Holy. Cintanya berubah menjadi kebencian hingga akhirnya dia melakukan sesuatu yang gila."     

Xia Qingyuan telah menyelidiki Xiao Sheng karena hal tersebut. Tuan Xiao pasti mengetahuinya.     

Ye Futian tidak menjelaskan lebih detail, kemudian dia melanjutkan kata-katanya, "Ketika saya berada di Dinasti Dali, bersiap-siap untuk kembali ke Dunia Kaisar Xia, seseorang telah mengirim sebuah pesan pada Li Yao, sang pangeran dari Dinasti Dali, yang menyebabkan penyamaran saya terbongkar dan hampir membunuh saya di sana. Apakah anda mengetahui tentang hal itu, senior?"     

Ekspresi Tuan Xiao menjadi semakin buruk. Dia berkata, "Sama seperti sebelumnya, aku baru mengetahui tentang hal itu akhir-akhir ini. Mengapa kau menanyakan semua ini?"     

"Karena anda telah mengetahui semua itu, senior, apakah menurut anda semua itu hanyalah sebuah kebetulan belaka?" Ye Futian bertanya lagi.     

"Sang Puteri telah menyelidiki semua masalah itu. Entah semua itu kebetulan atau tidak, sang Puteri akan mengungkapnya," ujar Tuan Xiao.     

"Puteri Xia Qingyuan adalah kerabat dari Klan Xiao. Ada beberapa hal yang dia ketahui tetapi dia tidak dapat melakukan apa-apa karena hubungannya dengan Klan Xiao." Kemudian Ye Futian melanjutkan, "Karena itulah, saya yang akan melakukannya."     

"Semua peristiwa itu ada hubungannya dengan Xiao Sheng."     

"Ye Futian, Xiao Sheng selalu berlatih di sini sepanjang waktu, dan tidak mungkin dia bisa ikut terlibat dalam apa-pun yang terjadi di dunia luar. Tolong jaga ucapanmu," Xiao Qianhe, yang berada di bagian samping, berkata dengan nada dingin.     

Mereka hendak melepas kepergian Xiao Sheng hari ini, namun Ye Futian muncul di Kediaman Klan Xiao.     

"Ye Futian, apakah kau memiliki bukti bahwa semua ini ada hubungannya dengan Xiao Sheng?" Tuan Xiao bertanya dengan nada dingin.     

Meskipun sang Puteri mempercayainya dan Kaisar Xia juga telah memberinya banyak hadiah, namun tetap saja Klan Xiao adalah klan dimana Permaisuri Xiao berasal. Tindakan yang baru saja dilakukan oleh Ye Futian terlihat sangat tidak sopan, seolah-olah dia sama sekali tidak menghormati Klan Xiao.     

Bahkan sang Permaisuri telah setuju untuk membiarkan Xiao Sheng pergi dan berlatih di pasukan Kaisar Xia.     

"Saya datang kemari hari ini untuk membuktikannya," jawab Ye Futian sebelum dia mengalihkan pandangannya ke arah Xiao Sheng, yang duduk di tempatnya tanpa mengatakan sepatah kata-pun. Kemudian dia melanjutkan kata-katanya dengan tenang, "Kau telah mencapai tingkat Saint Plane, dan karena kau sangat ingin membunuhku, maka aku akan memberimu kesempatan untuk melakukannya hari ini. Jika kau keluar sebagai pemenangnya, maka masalah ini akan berakhir. Sang Puteri tidak akan lagi melakukan penyelidikan, dan aku akan mati."     

Semua orang yang hadir memandang ke atas, dan pikiran mereka terguncang saat mereka menatap ke arah Ye Futian.     

Apakah dia sudah gila?     

Meskipun auranya memang luar biasa, namun tetap saja dia masih berada di tingkat Sage Plane, sementara Xiao Sheng sudah menjadi seorang Saint.     

Ye Futian benar-benar akan bertarung melawan Xiao Sheng? banyak orang bertanya-tanya dalam hati.     

Ditambah lagi, dia mengatakan bahwa dia akan membiarkan semua masalah ini berakhir jika dia tewas dalam pertempuran?     

Gongsun Zhong, Gongsun Ni, dan kultivator lainnya dari Lembah Awan Suci memandang ke arah sosok berambut abu-abu itu, mereka menganggap bahwa dia benar-benar sudah gila.     

Kedua mata Xiao Qianhe bersinar saat dia menatap ke arah Ye Futian.     

Adapun Xiao Sheng, dia memandang ke atas dan menatap Ye Futian dengan ekspresi dingin di wajahnya. Dia sedang bersiap-siap pergi keluar untuk berlatih agar dia mampu bertarung melawan Ye Futian di masa depan. Namun dia tidak menyangka bahwa Ye Futian, yang masih seorang Sage, akan menantangnya, seorang Saint.     

"Ye Futian, jaga ucapanmu. Yang Mulia dan sang Puteri mempercayaimu. Situasinya tidak menguntungkan bagimu. Jika kau tewas dalam pertempuran, sang Puteri akan menyalahkan kami atas kematianmu," ujar Tuan Xiao dengan nada dingin. Ye Futian benar-benar berani bersikap kurang ajar.     

Bagaimanapun juga, Saint tetaplah Saint.     

Namun, begitu dia selesai berbicara, sebuah aura yang kuat menyebar di udara. Seekor Merak Biru turun dari atas langit, dan banyak kultivator mengikutinya dari belakang. Kemudian terdengar sebuah suara dari binatang suci tersebut, "Kakek, saya telah menyetujui adanya pertempuran ini."     

Tatapan mata semua orang kini tertuju pada binatang suci yang baru saja turun dari atas langit. Xia Qingyuan berada tepat di belakangnya. Mereka semua tampak terkejut.     

Jadi, bahkan Xia Qingyuan berpikir bahwa Ye Futian mampu melawan seorang Saint?     

Xiao Qianhe memandang ke arah Xia Qingyuan dan tidak bisa berkata-kata.     

"Xiao Sheng, jika kau kalah, maka kau harus memberiku jawaban yang kucari selama ini. Jika kau menolaknya, maka aku akan mencarinya sendiri," ujar Ye Futian sambil memandang ke arah Xiao Sheng.     

Xiao Sheng menatap ke arah Ye Futian. Dia telah menerobos ke tingkat Saint Plane, tetapi Ye Futian benar-benar ingin bertarung melawannya meskipun dia masih seorang Sage.     

Dia berbalik untuk memandang ke arah Xia Qingyuan, dan dapat terlihat dengan jelas Xia Qingyuan berpikiran bahwa Ye Futian, meskipun masih seorang Sage, tetap akan mampu bertarung melawan Xiao Sheng, yang telah menjadi seorang Saint,     

Itu adalah suatu kepercayaan yang luar biasa.     

Dia telah berhasil melewati jurang pemisah itu dan mematahkan belenggu di dalam pikirannya, sehingga dia mampu menjadi seorang Saint, namun pria berambut abu-abu itu terus bersikap seenaknya sendiri seperti yang biasa dia tunjukkan.     

Xiao Sheng tidak berkomentar apa-apa. Dia berdiri dari tempatnya dan melangkah ke depan sebelum dia melesat menembus awan, berdiri di udara.     

Aura Saint menyelimuti tempat itu dalam sekejap. Aura dari Jalur Agung itu sangat kuat.     

Dia menatap ke arah Ye Futian yang berada di bawah dan berkata, "Kalau begitu, naiklah kemari."     

Ye Futian memandang ke arah langit. Tubuhnya diselimuti dengan cahaya yang menyilaukan saat dia melangkah ke udara. Keduanya kini berdiri di atas langit.     

Banyak orang berdiri dari tempat mereka masing-masing dan langsung menatap ke arah langit.     

Xiao Sheng dari Klan Xiao telah menembus ke tingkat Saint Plane.     

Ye Futian, seorang Sage, saat ini akan bertarung melawan seorang Saint.     

Xiao Sheng memandang ke arah Ye Futian yang berada di udara. Kekuatan dari Jalur Agung menyebar ke berbagai tempat dalam sekejap, dan menekan tubuh Ye Futian. Pada saat itu, Ye Futian merasa seolah-olah Xiao Sheng telah menjadi satu dengan Jalur Agung, dan auranya berada dimana-mana.     

Xiao Sheng mengangkat tangannya dan membuat gerakan menggenggam ke arah Ye Futian. Dalam sekejap, tekanan dari Jalur Agung dikerahkan ke bawah. Kemudian, jejak telapak tangan dari Jalur Agung turun dari atas langit, langsung bergerak menuju Ye Futian.     

Area di sekitar mereka bergetar saat kekuatan dari Jalur Agung itu tampaknya berada dalam kendali Xiao Sheng. Dia hanya membutuhkan satu perintah dalam pikirannya untuk menggunakan semua kekuatan yang berada di sekitarnya. Kekuatan dari Jalur Agung yang dahsyat itu menekan ke arah Ye Futian, dan jejak telapak tangan yang dikeluarkan oleh Xiao Sheng menyegel area di sekitarnya, mencegahnya untuk melarikan diri.     

Sementara orang-orang yang berada di permukaan tanah menyaksikan telapak tangan raksasa itu bergerak ke bawah, menciptakan sebuah pemandangan yang mengerikan.      

Para Saint mampu mengguncang area di sekitar mereka hanya dengan mengangkat satu lengan mereka.     

Namun pada saat ini, cahaya berwarna emas yang menyilaukan terpancar dari tubuh Ye Futian. Bayangan-bayangan matriks mulai bermunculan, dan kekuatan Jalur Agung dari semua elemen mengelilingi tubuhnya. Kekuatan di dalam tubuhnya tampaknya telah beresonansi dengan Jalur Agung.     

Pada saat itu, tubuh Ye Futian sepertinya telah berubah menjadi sebuah tungku dari Jalur Agung, yang mampu menempa kekuatan dari Jalur Agung di sekitarnya, menghisap semua kekuatan itu ke dalam tubuh fisiknya.     

Tubuhnya kini telah menyatu dengan Jalur Agung, dan cahaya suci melesat ke atas langit. Kekuatan auranya terus meningkat dan kini semakin mendekati tingkat Saint Plane.     

Itu adalah metode kultivasi yang diajarkan oleh Penasihat Kekaisaran dari Dinasti Dali padanya—Deed of Thorough Comprehension.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.