Legenda Futian

Sebuah Surat dan Kedatangan Pangeran Pertama



Sebuah Surat dan Kedatangan Pangeran Pertama

0Xiang Nan menatap ke arah Li Yao dan berkata sambil tersenyum, "Hal yang kita diskusikan ini bukan hanya tentang mendapatkan satu kota lainnya dari Dunia Naga Merah. Hal ini melibatkan beberapa dunia Renhuang. Aku perlu waktu untuk mempertimbangkannya."     2

Li Yao menatap mata Xiang Nan, tetapi dia tidak bisa menebak apa yang ada dalam pikirannya, jadi dia mengangguk dan berkata, "Baiklah. Aku akan menunggu jawaban darimu, Xiang Nan."     

Kemudian Li Yao berdiri dan pergi. Xiang Nan mengantarnya pergi secara pribadi.     

Setelah Li Yao pergi, Xiang Nan tampak menyeringai. Li Yao berusaha menyeret orang-orang dari dunia Renhuang lain ke dalam masalah ini. Dia memang sosok yang cerdik.     

Jika segala sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana Li Yao dan konflik menjadi semakin rumit, maka akan terjadi sebuah perang yang lebih besar. Bahkan perang itu mungkin terjadi antar dunia Renhuang. Jika Dunia Kaisar Xia harus bertarung melawan dua dunia Renhuang, maka itu akan menjadi akhir bagi Dunia Kaisar Xia.     

Selain itu kompensasi yang diberikan oleh Li Yao untuk Xiang Nan tidak lain adalah Metode Kultivasi tingkat Renhuang yang dicuri oleh Ye Futian, atau seni bela diri iblis milik Yu Sheng. Li Yao benar-benar bermurah hati saat memberi imbalan pada orang lain.     

"Aku butuh seseorang di sini," ujar Xiang Nan.     

Tidak lama kemudian, seorang pelayan datang dan membungkuk, memberi hormat padanya. "Yang Mulia."     

"Aku akan menulis sebuah surat. Bawalah surat itu ke Kota Qianye dan berikan pada Ye Futian. Jangan menarik perhatian siapa-pun," ujar Xiang Nan.     

"Baik." Pelayan itu mengangguk. Kemudian Xiang Nan menulis sebuah surat dan menyerahkannya pada sang pelayan. Pelayan itu mengambil surat tersebut dan bergegas pergi ke Kota Qianye.     

Sementara itu, Li Yao sedang dalam perjalanan menuju Kota Kekaisaran Kuno.     

Kota Kekaisaran Kuno berbeda dari kota-kota lainnya. Hanya ada satu pasukan yang mendominasi seluruh area tersebut.     

Pemimpin dari Kota Kekaisaran Kuno adalah Pelayan Kesembilan. Rumor mengatakan bahwa Pelayan Kesembilan telah memasuki Renhuang Plane dan merekrut banyak kultivator berbakat.     

Kota Kekaisaran Kuno memiliki status istimewa di antara semua kota yang ada di Dunia Naga Merah.     

Kantor Pemimpin Kota dari Kota Kekaisaran Kuno dikelilingi oleh tembok-tembok yang menjulang tinggi. Tempat itu terlihat seperti sebuah istana kuno, dimana di bagian tengahnya berdiri sebuah gerbang perunggu raksasa.     

Hanya ada beberapa penjaga yang berjaga di pintu gerbang tersebut, tetapi masing-masing dari mereka memiliki aura yang sangat mengerikan.     

Namun, ada seorang lelaki tua yang sedang duduk di dekat istana. Dia berpakaian compang-camping tetapi tampak bersih. Tidak ada aura yang tepancar dari tubuhnya.     

Li Yao dan kelompoknya tidak berani meremehkannya. Kemudian dia memberi hormat. "Tuan, nama saya Li Yao dari Dinasti Dali, datang kemari untuk memberi hormat pada anda."     

Lelaki tua itu memandang ke arah Li Yao. Kedua matanya tampak sayu. Dia menghabiskan waktu beberapa saat dengan menyipitkan matanya untuk melihat wajah Li Yao dengan jelas. Kemudian dia bertanya, "Kenapa kau datang kemari?"     

"Nama saya Li Yao, dan saya datang kemari untuk meminta izin menemui sang Pemimpin Kota," ujar Li Yao sambil membungkuk hormat untuk menunjukkan sopan santun.     

Meskipun dia adalah sang Pangeran dari Dinasti Dali, namun saat ini dia sedang berada di Dunia Naga Merah, bukan Dunia Kaisar Li. Disini, dia tidak memiliki status yang tinggi. Apalagi orang-orang yang berada di puncak Saint Plane tidak begitu peduli dengan identitas dari sang pangeran.     

Selain itu, sosok yang ingin dia temui adalah Pelayan Kesembilan, yang disebut-sebut sebagai Pemimpin Kota terkuat di seluruh penjuru Dunia Naga Merah.     

Jika tidak ada Renhuang dari dunia Renhuang lain yang melangkahkan kaki ke Dunia Naga Merah, Pelayan Kesembilan mungkin dapat dianggap sebagai sosok terkuat di Dunia Naga Merah yang luas ini. Dia tidak perlu mempedulikan siapa-pun, entah itu adalah putra dari seorang Renhuang atau sejenisnya.     

"Pemimpin Kota sedang mengasingkan diri untuk berkultivasi. Dia tidak akan menemui siapa-pun. Jika kau memiliki suatu hal untuk didiskusikan dengannya, beritahukan saja padaku dan aku akan menyampaikan pesanmu padanya," ujar lelaki tua itu secara perlahan-lahan. Dia tidak menunjukkan rasa hormat pada pangeran dari Dinasti Dali ini.     

Li Yao tetap terlihat tenang. Dia sama sekali tidak merasa tersinggung. Namun, jika dia tidak dapat bertemu dengan sang Pemimpin Kota, maka waktu yang dihabiskannya untuk melakukan kunjungan ini akan menjadi sia-sia.     

"Kalau begitu, bolehkah saya mengunjungi Yang Mulia Xing Qiu?" tanya Li Yao.     

"Tuan Muda Kedua smemfokuskan diri untuk memperkuat kultivasinya sejak dia memasuki Saint Plane. Sayang sekali, tapi dia juga tidak menerima tamu," ujar lelaki tua itu sambil mengangguk.     

Kultivator yang berdiri di sebelah Li Yao mengerutkan keningnya dan memandang ke arah lelaki tua itu dengan tatapan mata yang tajam dan mengintimidasi.     

Beraninya dia menolak permintaan dari Li Yao, sang Pangeran dari Dinasti Dali, untuk mengunjungi Xing Qiu!     

Lelaki tua ini tidak tahu bagaimana caranya menunjukkan rasa hormat pada seseorang berstatus tinggi seperti seorang pangeran.     

"Tuan, saya datang kemari untuk mendiskusikan sebuah masalah yang sangat penting terkait dengan harta karun tingkat Renhuang. Saya benar-benar berharap anda akan mengizinkan saya untuk datang berkunjung,"ujar Li Yao.     

"Kau bisa menyampaikannya padaku. Aku akan memberitahu Pemimpin Kota dan Tuan Muda Kedua," jawab lelaki tua itu.     

Li Yao tampak sedikit kesal dan terus menatapnya, namun ekspresi lelaki tua itu masih terlihat datar. Seolah-olah dia tidak mempedulikan mereka.     

"Baiklah. Kami akan pergi," ujar Li Yao, lalu dia pergi bersama kelompoknya.     

Sejauh ini dia telah mengunjungi tiga kota, Kota Merak, Kota Xiang, dan Kota Kekaisaran Kuno.     

Perjalanan tidak berjalan dengan baik. Tidak ada satu-pun dari kota-kota ini yang berjanji untuk bekerja sama dengannya dalam perang yang akan datang.     

Kong Xuan dari Kota Merak langsung menolak permintaannya. Dia tidak bisa bertemu siapa-pun di Kota Kekaisaran Kuno. Sementara Xiang Nan dari Kota Xiang memiliki pemikirannya sendiri.     

Hasil seperti itu masih jauh dari apa yang dia harapkan.     

Tentu saja, dia datang mengunjungi mereka hanya untuk mencoba keberuntungannya. Dia akan merasa senang jika ada salah satu dari ketiga kota itu yang membentuk aliansi dengannya, tetapi jika tidak, dia akan bergantung pada kekuatan dari Dunia Kaisar Li saja.     

...     

Di dalam Kantor Pemimpin Kota dari Kota Qianye, Ye Futian menerima pesan bahwa seseorang dari Kota Xiang ingin bertemu dengannya.     

Hal itu membuat Ye Futian merasa curiga. Untuk apa seseorang dari Kota Xiang datang kemari?     

Sebelumnya, Xiang Nan dari Kota Xiang telah melukai Ye Wuchen dalam Pertempuran Sungai Merah. Kemudian dia terluka parah akibat serangan yang dilancarkan oleh Yu Sheng. Karena Pertempuran Sungai Merah telah berakhir, seharusnya masalah ini telah terlupakan. Dia tidak ingin memulai perang antar dua Renhuang akibat Pertempuran Sungai Merah yang tidak menimbulkan korban jiwa.     

Namun selama masa-masa genting seperti ini, tetap saja dia harus menemui utusan dari Kota Xiang.     

"Tuan Ye." Utusan itu memberi hormat pada Ye Futian dengan cara yang sangat sopan.     

"Selamat datang. Tuan, ada urusan apa sehingga kau datang kemari," ujar Ye Futian.     

"Yang Mulia menulis sebuah surat dan menyuruh saya untuk menyerahkannya pada anda," jawab utusan itu. Kemudian dia menyerahkan surat dari Xiang Nan pada Ye Futian.     

Ye Futian mengambilnya dan membukanya dengan ekspresi bingung di wajahnya. Hanya ada satu kalimat yang tertulis dalam surat itu.     

Ye Futian dengan tenang menyimpan surat itu setelah dia selesai membacanya. Kemudian dia berkata pada utusan itu, "Apakah ada hal lain yang ingin disampaikan oleh Yang Mulia Xiang Nan padaku?"     

"Tidak ada. Yang Mulia hanya menyuruh saya untuk mengirimkan surat itu," ujarnya. Dia masih menunggu di tempatnya setelah menyerahkan surat itu, tidak menunjukkan niat untuk pergi.     

Sepertinya dia sedang menunggu respon dari Ye Futian.     

Ye Futian mengangguk dan mengeluarkan sebuah cincin penyimpanan lalu memberikannya pada sang utusan, sambil berkata, "Aku sangat menghargai tindakan Yang Mulia Xiang Nan untuk memberitahukan informasi ini padaku. Ini adalah hadiah sederhana dariku untuk mengungkapkan rasa terima kasih-ku padanya. Tolong sampaikan pesanku pada Xiang Nan."     

"Baik. Saya akan menyampaikan pesan anda dan hadiah itu pada Yang Mulia," jawabnya. "Kalau begitu, saya pamit undur diri terlebih dahulu."     

"Baiklah," ujar Ye Futian sambil mengangguk. "Aku minta maaf tidak bisa mengantarmu pergi. Berhati-hatilah."     

"Terima kasih banyak, Tuan Ye." Kemudian utusan itu pergi.     

Setelah dia pergi, Xia Qingyuan bertanya pada Ye Futian, "Apa yang diinginkan oleh Xiang Nan?"     

Ye Futian memberinya surat itu dan berkata, "Bacalah surat ini."     

Ye Futian menyipitkan matanya. Ekspresinya sedingin es dan tatapan matanya setajam pedang. Senyuman di dalam matanya kini telah menghilang tanpa jejak.     

Hawa dingin juga terlihat di mata Xia Qingyuan setelah dia membaca surat tersebut. Dia memancarkan aura pedang dari tubuhnya dan mencabik-cabik surat itu di tangannya.     

Surat itu berisi informasi yang mengatakan bahwa Li Yao baru saja mengunjungi Xiang Nan dan dengan sengaja menyinggung bahwa Li Yao berencana untuk memberikan metode Deed of Thorough Comprehension, metode seni bela diri iblis milik Yu Sheng, dan Kota Qianye padanya. Xiang Nan mengirim utusan itu untuk memberitahu mereka.     

Surat itu mengingatkan mereka tentang hal-hal yang telah terjadi di luar sana.     

Tapi tidak ada hubungan khusus antara Ye Futian dan Xiang Nan. Jika dia ingin menolak penawaran Li Yao, dia bisa langsung melakukannya. Apakah dia harus memberitahu mereka seperti ini?     

Ditambah lagi, surat itu tidak menunjukkan bahwa Xiang Nan telah menolak permintaan Li Yao. Sebaliknya, surat itu hanya menyatakan fakta.     

Poin pentingnya adalah Xiang Nan secara blak-blakan menuliskan semua imbalan yang dijanjikan oleh Li Yao, termasuk metode Deed of Thorough Comprehension, seni bela diri iblis milik Yu Sheng, dan Kota Qianye.     

Pada akhirnya, utusan Xiang Nan menunggu tanggapan dari Ye Futian.     

Sebenarnya apa yang diinginkan oleh Xiang Nan?     

Karena Li Yao telah menawarkan imbalan sebanyak ini untuk meyakinkan Xiang Nan agar bersedia bekerja sama dalam penyerangan terhadap Kota Qianye, bukankah Ye Futian juga perlu menawarkan imbalan padanya?     

Xiang Nan ingin melihat imbalan seperti apa yang dapat ditawarkan oleh Kota Qianye.     

Dia membuat situasi menjadi semakin rumit.     

Jika sikap yang ditunjukkan oleh Kota Qianye cukup tulus, maka Xiang Nan tidak akan bekerja sama dengan Li Yao. Jika demikian, Xiang Nan dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut dan tidak perlu berpartisipasi dalam perang.     

"Apa yang kau berikan padanya?" tanya Xia Qingyuan.     

"Sebagian dari hadiah yang saya dapatkan dari Pertempuran Sleeping Dragon ada di dalam cincin penyimpanan tersebut. Jumlahnya cukup besar," ujar Ye Futian. "Tapi menurut saya itu tidak akan cukup bagi Xiang Nan."     

"Lalu mengapa kau melakukannya?" Xia Qingyuan bertanya, sambil menatapnya.     

"Li Yao membiarkan Xiang Nan membuat keputusan. Sementara Xiang Nan justru mengirim utusannya kemari, yang menunjukkan bahwa Xiang Nan tidak ingin membuat keputusan. Itulah sebabnya dia meminta kita untuk membantunya. Saya menunjukkan sikap saya dengan hadiah itu, dan sekarang semuanya bergantung padanya," ujar Ye Futian. "Selain itu, mengingat situasi saat ini, apakah bijaksana untuk menjadikan Xiang Nan sebagai musuh kita?"     

Xiang Nan jelas mendapat dukungan dari Dunia Kaisar Xiang.     

Segala sesuatunya akan menjadi rumit jika Dunia Kaisar Xiang ikut terlibat dalam hal ini.     

Xia Qingyuan tidak mengatakan sepatah kata-pun. Situasinya menjadi semakin rumit.     

"Puteri," tiba-tiba sebuah suara memanggilnya. Sang Shaman Agung muncul di hadapan mereka.     

"Shaman Agung," Xia Qingyuan membalas sapaannya.     

"Pangeran Pertama telah tiba," ujar sang Shaman Agung.     

Xia Qingyuan tertegun sejenak. Kemudian dia tersenyum dan berkata, "Bagus, ayo kita pergi."     

Mereka pergi keluar bersama-sama.     

Di luar Kantor Pemimpin Kota, sekelompok orang dalam jumlah besar telah tiba. Mereka lebih pantas disebut sebagai pasukan. Mereka semua memiliki aura yang sangat kuat. Hampir semuanya berada di tingkat Saint Plane.     

Sosok yang memimpin pasukan itu memiliki penampilan yang tampan namun tampak mengintimidasi dan sikap yang bermartabat. Senyumannya membuat orang-orang yang melihatnya merasa nyaman, seperti hembusan angin musim semi yang hangat.     

Dia adalah perwujudan nyata dari tekad baja seorang prajurit dan sikap bermartabat dari seorang pangeran.     

Dia adalah Pangeran Pertama dari Dunia Kaisar Xia, Xia Rong, seorang Saint tingkat Flawless Holiness, yang telah dibesarkan di dalam pasukan Kaisar Xia. Dia jarang sekali tinggal di Istana Kaisar Xia.     

Saat ini, Pangeran Pertama telah menjadi Wakil Jenderal Tian, yang statusnya berada di nomor dua setelah Jenderal Suci Tian yang telah mencapai Nirvana Plane. Dia memiliki reputasi yang luar biasa dalam pasukan sebagai seorang pangeran yang berhati tulus dan bertekad baja.     

Namun, pada saat ini, Xia Rong telah menyembunyikan temperamennya dan tersenyum tipis saat melihat Xia Qingyuan menghampirinya. Dia memanggilnya, "Qingyuan."     

"Aku tidak tahu bahwa kau akan datang kemari hari ini, Kakak," ujar Xia Qingyuan dengan penuh semangat. Meskipun Xia Rong telah bergabung dengan pasukan Kaisar Xia selama bertahun-tahun, setiap kali dia kembali ke Istana Kekaisaran, dia selalu menyempatkan diri untuk menemui Xia Qingyuan. Dia melihatnya tumbuh dewasa dan sering memanjakannya. Bagi sang Puteri, dia adalah kakaknya sekaligus seorang ayah. Hubungan mereka sangat dekat satu sama lain.     

"Akhir-akhir ini, Dunia Kaisar Li sedang bersiap-siap untuk membuat masalah. Penasihat Kekaisaran dari Dinasti Dali telah datang kemari bersama pasukannya. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu, jadi aku meminta izin dari Ayah untuk datang kemari," ujar Xia Rong.     

"Terima kasih, Kakak," ujar Xia Qingyuan.     

Xia Rong memandang ke arah Ye Futian, yang berdiri di dekat Xia Qingyuan. Ye Futian melangkah ke depan dan membungkuk hormat padanya. "Ye Futian berada di sini untuk bertemu dengan anda, tuan."     

"Kau tidak perlu bersikap terlalu sopan," ujar Xia Rong sambil tersenyum. "Aku berharap dapat bertemu denganmu tetapi aku tidak memiliki kesempatan selama berada di pasukan Kaisar Xia. Sekarang aku bisa melihat bahwa kau memang terlihat seperti sosok yang luar biasa. Tidak heran Qingyuan..."     

"Kakak!" Xia Qingyuan menyela kata-katanya dan membelalakkan matanya. Xia Rong menyaksikan tingkah dari adiknya itu dan tertawa, lalu dia melambaikan tangannya, dan berkata, "Maaf, aku terlalu banyak berbicara."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.