Legenda Futian

Bimbang



Bimbang

3Li Yao masih berlari ke depan saat dia melihat bilah-bilah pedang menghujaninya dari atas langit, langsung memutus rutenya untuk melarikan diri.     
1

Tekanan yang dahsyat menyebar ke seluruh tempat, dan Li Yao berbalik dengan panik lalu mengerahkan tangannya ke arah Ye Futian, yang menerjang ke arahnya. Lengannya kini berubah menjadi seekor naga bercakar lima yang menyerang Ye Futian dengan ganas.     

Sudah jelas bahwa Li Yao tidak ingin menyerah begitu saja dan tewas terbunuh. Dia juga seorang Saint. Meskipun kekuatannya lebih lemah daripada Ye Futian, dia menganggap bahwa dia perlu memberikan perlawanan.     

Namun, saat ini wajahnya menunjukkan ekspresi kemarahan di tengah keputusasaan yang dirasakannya.     

Tatapan matanya menunjukkan bahwa dia ingin bertarung melawan Ye Futian.     

Tombak Ruang dan Waktu dikerahkan ke depan seperti seberkas sambaran petir. Suara gemuruh terdengar saat naga emas bercakar lima itu meledak dan hancur. Namun Ye Futian sama sekali tidak berhenti. Dia terus melesat di udara dan muncul tepat di hadapan Li Yao.     

Area itu sepertinya telah membeku saat Tombak Ruang dan Waktu tiba. Li Yao berteriak dengan penuh amarah, dan area di sekitar mereka berguncang. Dia melangkah ke depan saat sebuah bayangan yang sangat menakjubkan muncul di atasnya. Tampaknya itu bukanlah auranya sendiri, melainkan satu sosok Renhuang yang diproyeksikan dari dalam pikirannya.     

Ye Futian bisa merasakan bahaya yang semakin mendekat.     

Aura yang bergejolak itu langsung melancarkan serangan. Ye Futian telah menyadari munculnya bayangan dari sosok Renhuang yang mengesankan tersebut. Meskipun bayangan itu terbentuk dari aura spiritual, badai yang terbentuk tetap membuatnya terhempas ke udara. Kemudian kekuatan aura spiritual itu menerobos masuk ke dalam pikirannya.     

Aura itu begitu luar biasa dan menakjubkan. Itu benar-benar Aura Renhuang sejati, yang mampu memusnahkan semua jenis aura lainnya.     

*Boom* Pikiran Ye Futian menerima sebuah serangan yang dahsyat, dan tubuhnya kembali terhempas ke udara lalu jatuh ke permukaan tanah. Darah mengalir dari mulutnya, dan pandangan matanya menjadi kabur.     

Ekspresi Li Yao terlihat sangat suram saat dia memandang ke arah Ye Futian.     

Aura yang ditinggalkan oleh ayahnya di dalam dirinya memungkinkannya untuk menggunakan kekuatan ini saat dia berada dalam situasi antara hidup dan mati. Aura itu dikenal sebagai Aura Renhuang. Dia tidak mengetahui seperti apa kekuatannya, tetapi setelah menyaksikan pemandangan yang terjadi di hadapannya, Li Yao tidak lagi merasa putus asa dan sepertinya telah menemukan secercah harapan. Kedua matanya dipenuhi dengan aura sedingin es saat dia bergerak ke arah Ye Futian.     

"Kau sudah mati?"     

Jika aura milik ayahnya telah menghancurkan aura Ye Futian, maka ada kemungkinan baginya untuk membunuh Ye Futian di tempat.     

Melihat Ye Futian tergeletak di atas tanah dan tidak bergerak sedikit-pun, ekspresi Li Yao berubah menjadi mengerikan dengan seringai sinis yang terlihat di dalam matanya.     

Sudah lama dia ingin membunuh Ye Futian, seekor semut dari Sembilan Negara di Dunia Bawah yang telah tumbuh menjadi sebuah ancaman yang semakin besar baginya.     

"Jadi kau sudah mati, huh? Bahkan kau mati dengan cara seperti ini, benar-benar dramatis."     

Aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya saat dia mengulurkan tangannya. Seekor naga emas bercakar lima yang mengerikan muncul tepat di atas kepala Ye Futian.     

Sementara Ye Futian tetap tergeletak tak berdaya di tempatnya, Li Yao tetap ingin membunuhnya sekali lagi.     

"Matilah!" Li Yao berteriak, kemudian naga emas bercakar lima itu melesat ke bawah dan menghantam tubuh Ye Futian. Pemukaan tanah meledak dan debu beterbangan dimana-mana.     

Li Yao berjalan menghampirinya, selangkah demi selangkah dan akhirnya tersenyum, yang membuatnya terlihat seperti orang gila.     

Namun, situasi itu hanya berlangsung sesaat. Senyumannya terhenti saat satu sosok muncul di antara debu yang berterbangan di sekitar mereka.     

Cahaya berwarna hijau batu giok terpancar dari tubuh Ye Futian; itu adalah sebuah perwujudan dari energi kehidupan, dan cahaya itu sangat pekat.     

Dia membuka matanya, dan kedua matanya tampak begitu dalam seperti sebuah jurang yang tak berdasar. Hal itu membuat Li Yao, yang semula tersenyum, kini ternganga. Kemudian Li Yao menyaksikan Ye Futian berdiri dari tempatnya.     

Bagaimana mungkin dia bisa selamat dari serangannya?     

Terdapat bekas darah di sudut mulut Ye Futian, dan wajahnya tampak pucat. Aura Renhuang milik Li Yao nyaris membunuhnya. Jika bukan karena aura kaisar yang melindunginya, mungkin dia sudah mati sekarang.     

Li Yao bukanlah keturunan Kaisar Li yang paling dihormati dan pada kenyataannya dia adalah sosok paling lemah di antara saudara-saudaranya. Namun tetap saja, dia memiliki perlindungan yang diberikan oleh Kaisar Li.     

"Menyedihkan."     

Itu adalah kata yang diucapkan oleh Ye Futian dengan nada datar saat dia menatap kedua mata Li Yao yang tampak mengerikan. Cahaya Petir dari Jalur Agung tampak berkilauan di sekujur tubuh Ye Futian; itu adalah sebuah perwujudan dari Jalur Agung, dimana tubuhnya kini diselimuti oleh Cahaya Bencana.     

Ketika dia menjadi seorang Saint, ketahanan fisiknya membuat tubuhnya menjadi tubuh sejati dari seorang Saint. Serangan-serangan dari Saint yang berada pada tingkat yang sama dengannya nyaris tidak mampu melukai tubuhnya.     

"Menyedihkan."     

Tubuh Li Yao merinding saat dia mendengar Ye Futians menyindirnya. Dia adalah seorang pangeran dari Dinasti Dali, dan Ye Futian memanggilnya dengan satu kata: menyedihkan.     

"Menyedihkan, huh?"     

"Ya, aku memang menyedihkan."     

Cara Ye Futian memandangnya saat ini sama seperti caranya memandang Ye Futian sebelum dia melancarkan serangannya.     

*Boom* Cahaya Bencana kini membombardir tubuh Li Yao seperti Bencana Divine. Jiwanya berguncang saat tubuhnya menjadi tidak bisa bergerak.     

Namun, dia tidak melarikan diri. Dia menyadari bahwa dia tidak akan bisa melarikan diri dari pria ini bahkan jika dia berkehendak. Dia memang menyedihkan.     

Satu-satunya hal yang tampaknya telah menantinya adalah kematian.     

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari kejauhan, dan Ye Futian menoleh ke arah sumber suara. Yan Yuan sedang membentuk diagram-diagram dari Jalur Agung dan sekujur tubuhnya berlumuran darah. Sementara itu, Yaya dan Ji Yuan menyerang pada saat yang bersamaan, dan Yan Yuan yang telah terluka parah sebelumnya tidak mungkin bisa menahan serangan mereka. Yaya dulunya adalah seorang Saint tingkat Nirvana.     

Pada saat itu, Yan Yuan berbalik dan menatap ke arah Ye Futian yang tatapan matanya tampak lemah.     

Aura Pedang berputar-putar di sekitar Ye Futian, dan Pedang Kasyapa langsung menusuk tubuh Li Yao. Darah membasahi sekujur tubuhnya dan Aura Pedang bergejolak di sekitar tubuhnya. Darah masih mengalir dari mulutnya, dan dia mengalami kesulitan untuk berdiri.     

Namun, dia tidak tewas di tempat.     

Dia menatap ke arah Ye Futian dan berkata, "Bunuhlah aku dengan cepat."     

Dia berpikiran bahwa Ye Futian hendak menyiksanya dan membuatnya menderita sementara dia masih hidup.     

*Boom* Sebuah tangan diulurkan ke bawah dan mengangkat tubuh Li Yao. Kedua mata Ye Futian memerah karena besarnya keinginan membunuh yang dia rasakan.     

"Aku juga ingin membunuhmu dengan cepat." Suara Ye Futian terdengar serak seolah-olah dia kesulitan untuk berbicara.     

Li Yao telah membunuh istri Ye Futian saat pertempuran di depan Istana Holy Zhi berlangsung, dan dia juga nyaris membunuh rekan-rekan Ye Futian. Sehingga Ye Futian jelas membenci Li Yao.     

Satu hal yang dia inginkan adalah menyaksikan jantung Li Yao ditusuk oleh ribuan bilah pedang.     

Namun, ketika dia melihat tekad di mata Yan Yuan dan maksud dari pertarungan antara Delapan Saint tingkat Nirvana ini, dia menahan diri untuk membunuh Li Yao.     

Jika Li Yao tewas terbunuh, maka kemungkinan besar akan terjadi perang antara Dinasti Dali dan Dunia Kaisar Xia.     

Kemudian Ye Futian bertanya pada dirinya sendiri apakah dia mampu memikul tanggung jawab apabila sebuah perang terjadi antara dua dunia Renhuang tersebut.     

Dia mempertanyakan haknya untuk melakukan hal tersebut.     

Itulah sebabnya dia merasa bimbang.     

*Boom* Sebuah tangan mengangkat tubuh Li Yao dan Ye Futian pergi menuju ke medan pertempuran lainnya.     

Lu Chuan, yang menyaksikan Ye Futian masih mencengkeram tubuh Li Yao dari kejauhan, kini mulai mengejarnya. Banyak kultivator di sekitar mereka telah berhenti bertarung.     

Area itu kembali tenang seperti sebelumnya.     

Ye Futian langsung pergi menuju ke medan pertempuran tempat Yan Yuan berada dan memanggil, "Yaya."     

Yaya dan kultivator lainnya menoleh saat mereka mendengar suara Ye Futian. Bilah-bilah pedang tiba-tiba menghilang dan dia menghampiri Ye Futian. Ji Yuan juga telah berhenti bertarung.     

Kemudian Yan Yuan menatap Ye Futian. Meskipun tubuhnya berlumuran darah, dia masih berdiri tegak dan tampak tak tergoyahkan.     

Sebuah senyuman tiba-tiba muncul di wajahnya tetapi senyuman itu tampak sedih.     

"Aku benar-benar tidak menyangka bahwa kami akan kalah darimu," ujar Yan Yuan. Ekspresinya tidak terbaca, dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa.     

Dia tidak membenci Ye Futian meskipun mereka berada di pihak yang berlawanan.     

Tentu saja, dia masih mengagumi Ye Futian.     

Hari itu ketika mereka berpisah di Sembilan Negara, kata-kata yang diucapkan oleh Ye Futian kini menjadi kenyataan.     

Yan Yuan tahu bahwa dia telah mempersiapkan diri untuk pertempuran ini, namun pada akhirnya Ye Futian tetap mengalahkan Li Yao.     

"Tidak ada pihak yang menang atau kalah di sini," Ye Futian menghela napas dan melanjutkan kata-katanya, "Ayo kita pergi ke Kota Qianye."     

Yaya mengayunkan tangannya, kemudian sebilah pedang muncul di udara. Beberapa dari mereka naik ke atasnya, dan pedang itu melesat ke kejauhan.     

Lu Chuan berjalan menghampiri Yan Yuan, dan Yan Yuan bergumam, "Tidak heran guru kita sangat menyukainya."     

"Mungkin dia tidak akan membunuh sang pangeran, kakak senior," ujar Lu Chuan. Yan Yuan berbalik untuk menatapnya saat dia melanjutkan kata-katanya, "Dia datang kemari untuk membalaskan dendam istrinya. Jika dia berkeinginan untuk membunuh sang pangeran, dia pasti sudah melakukannya."     

Yan Yuan memandang sosok Ye Futian yang menghilang ke kejauhan dan berkata, "Ayo kita pergi."     

Kemudian dia melangkah ke depan.     

Lu Chuan berdiri di samping Yan Yuan dan menatap kakak pertamanya sambil menghela napas dalam-dalam.     

Li Yao kalah di bawah perlindungan kakak pertamanya.     

Jika Ye Futian benar-benar membunuh Li Yao, maka kesalahan akan dilimpahkan pada Yan Yuan. Namun pada saat ini Lu Chuan berpikir bahwa kakak pertamanya lebih mengkhawatirkan situasi yang akan dihadapi oleh guru mereka.     

***     

Pertempuran masih bergejolak di Kota Qianye, dan tempat itu tampak kacau.     

Para kultivator bertarung dimana-mana.     

Pendekar Lihen telah membuat Cao Kong terluka sebelumnya, namun kekuatan iblis milik Cao Kong begitu mengerikan. Dia sangat ulet, menolak untuk mundur. Saat ini dia berada di dekat medan pertempuran dimana Penasihat Kekaisaran dan sang Shaman Agung sedang bertarung.     

Sementara Prince Regent berhasil memukul mundur Lu You dan keduanya bertarung hingga mencapai wilayah pusat dari Kota Qianye.     

Enam sosok di tingkat Nirvana sedang menjalani pertempuran yang sengit di udara. Banyak orang di seluruh penjuru Kota Qianye menyaksikan pertempuran tersebut, jantung mereka berdegup kencang.     

Banyak Saint telah tewas di atas medan pertempuran tersebut.     

Penasihat Kekaisaran tidak berniat untuk melanjutkan pertarungan saat Yaya mengeluarkan Jalur Pedang Kuno dengan satu ayunan tangannya dan kemudian pergi menuju ke kejauhan. Dia pasti pergi ke Kota Li. Penasihat Kekaisaran tidak tahu bagaimana nasib Yan Yuan dan apakah muridnya akan mampu menangkis serangan dari wanita tersebut.     

"Li Yao telah tertangkap. Berhenti bertarung sekarang juga," tiba-tiba terdengar sebuah suara dari suatu tempat. Pada awalnya, para kultivator yang sedang bertarung tampak tercengang lalu mereka berbalik untuk melihat siapa yang baru saja berbicara. Sosok yang dimaksud tidak lain adalah seekor monster iblis.     

"Tuanku telah menangkap Li Yao dan sedang menuju kemari," ujar Elang Angin Hitam. Penasihat Kekaisaran berteriak dan di seluruh penjuru medan pertempuran, para kultivator yang tak terhitung jumlahnya bisa merasakan pikiran mereka berguncang.     

Para kultivator tersebar di seluruh penjuru medan pertempuran yang luas, dan kini mereka memisahkan diri satu sama lain. Teriakan itu membuat mereka semua berhenti bertarung.     

Penasihat Kekaisaran mengamati situasi di atas medan pertempuran. Dia tidak ingin melihat pertempuran terjadi di sini, tetapi dia tidak punya pilihan lain.     

"Jadi Ye Futian telah menangkap Li Yao, huh?"     

"Yan Yuan berada di sana untuk menjaganya. Aku ingin tahu bagaimana kondisinya sekarang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.