Legenda Futian

Sudah Waktunya Berangkat



Sudah Waktunya Berangkat

2Setelah pergi menemui Xia Qingyuan, Ye Futian kembali ke vila tempat mereka tinggal. Kaisar Xia telah memberikan gelar itu secara pribadi. Meskipun dia hanyalah seorang pengawal bagi sang Puteri, namun tetap saja itu menjadi semacam bentuk perlindungan baginya. Apa-pun itu, dia harus pergi ke Istana Kaisar Xia dan menyampaikan rasa terima kasihnya. Hal itu sudah sewajarnya dilakukan untuk menunjukkan sopan santun.      0

Adapun fakta bahwa dia belum menemui Kaisar Xia secara langsung, hal itu tidak penting.     

Selama ini Xia Qingyuan selalu bersikap sangat dingin padanya, tapi memang seperti itulah kepribadiannya. Dia terlahir sebagai seorang bangsawan, dimana ada ribuan orang yang menyayanginya. Dia adalah puteri dengan status tertinggi di Dunia Emperor Xia. Sudah jelas, tidak ada seorang-pun yang layak menerima perhatiannya. Tetapi pada kenyataannya, Ye Futian mengetahui bahwa meskipun Xia Qingyuan memiliki mulut yang tajam, namun dia memiliki hati yang lembut. Kala itu di Mausoleum Kekaisaran, sikap sang puteri berubah setelah dia mengalahkannya. Xia Qingyuan tidak sedingin dan acuh tak acuh seperti dua pertemuan sebelumnya. Sebaliknya, dia malah berbicara padanya seolah-olah mereka berdua memiliki status yang sama, menunjukkan rasa hormat yang seharusnya dimiliki oleh Ye Futian sebagai sang pemenang.     

Dia ingat bahwa dia pertama kali dia melihat sang puteri saat menghadiri perjamuan ulang tahun Saint Xia di Negeri Musim Panas. Satu hal yang dikatakan oleh sang puteri hanyalah satu kalimat untuk mengikutinya pergi menjalani tes. Setelah dia menolak undangannya, sang puteri tidak lagi mengakui keberadaannya.     

Dan sekarang sang puteri menjadi marah akibat perubahan sikapnya ini.     

Kemunafikan dan kemarahan mencerminkan dua sikap yang berbeda.     

Ye Futian bisa memahami hal ini, jadi dia tetap merasa berterima kasih pada Kaisar Xia dan Xia Qingyuan. Setidaknya untuk saat ini, bukankah kini dia telah menjadi bagian dari mereka?     

Di dalam vila, orang-orang dari Pondok berusaha tidak menarik perhatian selama beberapa hari terakhir. Banyak orang sedang mengawasi pergerakan mereka, tetapi Ye Futian dan kelompoknya tidak melakukan hal-hal yang aneh.     

Saat ini, Ye Futian sedang membaca beberapa buku kuno yang berisi informasi mengenai beberapa sosok terkemuka dari Dunia Kaisar Xia, tepatnya di area sekitar Qingshan. Karena dia telah tiba di Dunia Atas, tentu saja dia harus mengetahui hal-hal semacam ini.     

Loulan Xue berdiri di sampingnya dan memilih buku-buku yang berguna untuk dibaca oleh Ye Futian. Dia telah melayani Ye Futian selama bertahun-tahun, dan dia selalu melakukan yang terbaik saat menjalankan tugasnya. Kultivasinya belum meningkat ke tingkat yang relatif tinggi, namun dia baru saja menjadi seorang Sage.     

"Ada banyak sosok yang kuat di Dunia Kaisar Xia, tetapi kekuatan yang dimiliki oleh Kaisar Xia sudah cukup untuk menguasai Dunia Atas dan Bawah seorang diri," bisik Ye Futian. Kaisar Xia memiliki kekuasaan mutlak di dalam wilayah kekuasaannya. Tentu saja ini adalah sesuatu yang normal. Bagaimanapun juga, dia telah berkultivasi hingga tingkat Renhuang.     

Istana Pedang Lihen, yang sudah tidak asing di telinga Ye Futian, dan Kuil Jiutian adalah pasukan-pasukan besar di Dunia Kaisar Xia. Ada juga seorang pemuda bernama Qin Qi yang telah dia kalahkan di Kuil Jiutian. Istana Qin, tempat dimana dia berasal juga merupakan salah satu pasukan besar.     

Selain itu Kaisar Xia memiliki delapan jenderal Saint. Mereka semua sangat kuat, terutama pemimpin mereka, yang merupakan sosok terkuat di antara jenderal lainnya kecuali Kaisar Xia sendiri. Masing-masing jenderal memimpin sebuah pasukan besar dan bertugas langsung di bawah perintah Kaisar Xia.     

Selain mereka, ada juga para Pengawal Renhuang yang bertugas di Istana Kaisar Xia, serta beberapa pasukan rahasia.     

Selain pasukan-pasukan yang bekerja langsung di bawah perintahnya, ada juga beberapa pasukan besar yang sangat dekat dengan Kaisar Xia.     

Misalnya, Lembah Awan Suci adalah tempat suci nomor satu bagi para armorer di Dunia Kaisar Xia, dan Pemimpin Istana mereka dikenal sebagai armorer terbaik. Dia sangat dihormati, dan pernah menjadi armorer bagi Kaisar Xia.     

Karena itulah, Lembah Awan Suci memiliki status istimewa di Dunia Kaisar Xia, dan sangat dekat dengan Kaisar Xia secara pribadi.     

Ada juga sang wanita tercantik di Dunia Kaisar Xia, Permaisuri Xiao, yang merupakan ibu kandung dari Xia Qingyuan. Keluarganya juga merupakan salah satu pasukan besar di Dunia Kaisar Xia. Banyak sosok terkemuka telah muncul dalam keluarganya pada generasi ini, dengan memiliki potensi yang tak terbatas. Dan dengan adanya Permaisuri Xiao dan Puteri Xia Qingyuan di Istana Kaisar Xia, periode waktu ini dapat dikatakan sebagai masa kejayaan bagi Keluarga Xiao. Jadi mereka juga memiliki status istimewa di Dunia Kaisar Xia.     

Ye Futian menghela napas. Selain mereka yang telah berkultivasi hingga ke tingkat tertinggi, seperti Pendekar Nether di masa lalu dan Shaman Agung yang sekarang telah menjadi sosok nomor satu dalam Peringkat Saint, tempat-tempat suci di Sembilan Negara bahkan tidak layak untuk diperhatikan di dunia ini.     

Rumor mengatakan bahwa sang Shaman Agung sekarang sedang berada di Istana Kaisar Xia.     

"Apakah Istana Pedang Lihen mulai menunjukkan pergerakan?" Ye Futian bertanya pada Loulan Xue saat dia menutup buku yang dia baca.     

"Setelah pertempuran itu berakhir, Kaisar Xia memberikan sebuah gelar padamu, jadi Istana Pedang Lihen mungkin untuk sementara waktu tidak akan menimbulkan keributan. Namun, tidak lama setelah itu, ada beberapa berita beredar terkait Huang Jiuge dan Ye Wuchen, yaitu tentang warisan Renhuang dan Aura Pedang Renhuang. Tampaknya seseorang dengan sengaja membocorkan berita ini untuk membuat orang-orang mengawasi mereka berdua. Aku tidak tahu apakah Istana Pedang Lihen adalah pihak yang melakukan hal ini," ujar Loulan Xue. Ini sudah bukan menjadi rahasia lagi, banyak orang telah mengetahuinya, tetapi jika seseorang melakukan sesuatu untuk menimbulkan keributan, maka hal itu akan menarik perhatian orang banyak.     

"Hmmm." Ye Futian mengangguk pelan. Warisan Renhuang memang memiliki daya tarik yang luar biasa. Kaisar Xia jelas memberikan gelar itu di waktu yang tepat.     

Setelah Ye Futian berdiri dari tempatnya dan pergi, dia berjalan ke bagian belakang dari gunung tersebut. Di depan salah satu tebing terdapat sebuah aura pedang yang mengerikan yang membuatnya merasa sangat kedinginan. Baik dirinya maupun Loulan Xue tidak pernah merasakan hawa dingin seperti itu.     

Ada dua sosok yang berada di samping tebing tersebut. Salah satunya adalah seorang wanita cantik, yang sedang duduk bersila saat dia berkultivasi. Seorang wanita lainnya berdiri di sampingnya, tampaknya dia sedang memandu proses kultivasi dari wanita yang duduk bersila tersebut.     

Ekspresi aneh muncul di wajah Ye Futian saat dia menyaksikan pemandangan ini. Wanita cantik yang duduk di sana jelas adalah Saint Glass, dan wanita yang berdiri di sampingnya adalah Yaya.     

Dia berjalan menghampiri mereka, dan tiba-tiba Yaya berbalik untuk menatapnya.     

"Yaya, apakah kau sedang membantunya berkultivasi?" Pemandangan ini terlihat sangat aneh bagi Ye Futian. Tapi dia bisa memahaminya. Bagaimanapun juga, Yaya adalah reinkarnasi dari Pendekar Nether, jadi tentu saja dia bisa mengajarkan beberapa hal pada Saint Glass.     

Yaya mengalihkan pandangannya pada Ye Futian. "Bisakah kau memanggilku dengan nama panggilan lain?"     

Ye Futian merasa bahwa Yaya terlihat manis saat dia sedang marah, jadi dia mengulurkan tangan dan mencubit pipinya. Tiba-tiba, ekspresi Yaya berubah menjadi sangat dingin, seolah-olah tubuhnya kini diselimuti oleh embun es. Aura pedangnya menjadi sangat tajam dan aura pedang yang samar terpancar dari matanya saat dia menatap ke arah Ye Futian.     

"Ini sudah menjadi kebiasaan lama, jadi mau bagaimana lagi," ujar Ye Futian sambil tersenyum saat dia mencubit pipi gadis tersebut. Dia sudah terbiasa menggodanya seperti ini saat mereka berada di Desa Makam.     

Dia tidak ingin melupakan sosok Yaya yang dulu, meskipun gadis itu telah berubah menjadi Pendekar Nether. Mungkin dia masih melakukan hal seperti ini karena dia tidak ingin Yaya benar-benar menghilang dari kehidupannya.     

Pendekar Nether melihat ekspresi Ye Futian yang begitu hangat dan dipenuhi oleh senyuman, lalu aura pedang yang dia pancarkan perlahan-lahan menghilang. Namun dia tetap menepis tangan Ye Futian dari wajahnya, lalu kembali menatap ke arah Saint Glass. Kemudian dia mengubah topik pembicaraan dan berkata, "Saat ini dia tidak memiliki tujuan dalam hidupnya, tetapi pemahamannya terkait ilmu pedang telah menjadi semakin kuat."     

Ye Futian melihat bahwa Yaya tidak luluh karena senyumannya. Sekarang Yaya memiliki kepribadian ganda di dalam dirinya, dan dua kepribadian itu saling mempengaruhi satu sama lain, jadi bagaimanapun juga, Yaya masih memiliki hubungan yang dekat dengannya. Kalau tidak, dia tidak akan bisa mencubit pipinya seperti yang baru saja dia lakukan.     

"Jika kau punya waktu luang, sebaiknya kau juga mengajari Wuchen dan yang lainnya nanti. Bakat mereka tidak terlalu istimewa, tetapi mereka sangat ulet. Mereka bisa memahami banyak hal dalam ilmu pedang," ujar Ye Futian.     

"Baiklah." Yaya mengangguk.     

"Apakah ada banyak orang yang mengawasi vila akhir-akhir ini?" tanya Ye Futian. Panca indra Yaya sangat peka, jadi dia akan mengetahui hal-hal seperti itu lebih baik darinya.     

"Mmm." Yaya mengangguk. "Haruskah kita membunuh beberapa dari mereka untuk mencegah kedatangan kultivator lainnya?"     

"Kau tidak bisa membunuh orang setiap hari. Biarkan saja mereka." Dia menepuk kepalanya dengan pelan. Ekspresi Yaya berubah menjadi kesal. Saat ini dia benar-benar ingin bertarung.     

"Kalian berdua bisa melanjutkan latihan." Kemudian Ye Futian pergi sambil tersenyum. Suasana hatinya terasa lebih baik sekarang.     

Ketika Ye Futian pergi, dia berpapasan dengan Kepala Desa. Dia mengangguk untuk memberi salam padanya, kemudian Kepala Desa menghampiri Yaya dan berkata, "Nona..."     

"Tinggalkan kami sendiri." Kepala Desa bahkan belum selesai berbicara saat Yaya menyela kata-katanya dengan nada dingin.     

"..." Kepala Desa mengedipkan matanya. Apa yang sedang terjadi?     

"Apakah kau tidak mendengar kata-kataku?" Yaya membalas tatapan mata dari Kepala Desa.     

"Ya, saya mendengar kata-kata anda." Kepala Desa mengetahui ada yang sesuatu yang tidak beres dengan majikannya, kemudian dia bergegas pergi dari sana. Tapi dia merasa bingung. Majikannya telah kembali mencapai Saint Plane. Kenapa dia mudah sekali tersulut amarah?     

Siapa yang telah membuat suasana hatinya menjadi seperti ini?     

Di kejauhan, Ye Futian berjalan menjauh dengan hati bahagia. Suasana hatinya saat ini sedang baik.     

Beberapa hari berikutnya berlalu dalam sekejap mata. Ye Futian menghabiskan waktunya untuk berkultivasi dengan tenang.     

Saat ini, Qin Zhuang telah tiba di sampingnya. Ye Futian membuka matanya dan bertanya, "Ada apa?"     

Qin Zhuang melangkah ke depan dan menyerahkan sebuah gulungan yang dihiasi dengan tulisan di atasnya pada Ye Futian. Tampaknya gulungan itu berisi informasi terperinci terkait sebuah tempat suci.     

"Apakah informasi terkait Paviliun Tianji ini akurat?" tanya Ye Futian.     

Qin Zhuang mengangguk. "Seharusnya informasi ini memang akurat."     

"Apa yang telah kau serahkan untuk mendapatkan informasi ini?" tanya Ye Futian.     

"Sebuah peralatan ritual Saint," jawab Qin Zhuang.     

"Sungguh tidak berperasaan, mereka berani mengkhianati klien mereka tanpa ragu-ragu. Dan kita akan bisa mendapatkan lebih dari satu peralatan ritual Saint setelah mendapatkan informasi ini." Ye Futian tersenyum sinis. Kemudian dia berdiri dari tempatnya, rambutnya yang berwarna abu-abu berkibar di belakangnya, lalu dia berkata, "Pergilah dan beritahu Yaya, Saint Glass dan Kepala Desa. Sudah waktunya untuk berangkat."     

"Baik, Pemimpin Istana." Qin Zhuan pergi untuk melaksanakan perintahnya.     

Ye Futian memandang ke kejauhan dengan ekspresi dingin di wajahnya. Hanya karena dia tidak bisa bertarung melawan Istana Pedang Lihen, bukan berarti pasukan lainnya bisa bernapas lega. Karena ada begitu banyak orang yang mengawasi kelompoknya, maka dia akan memberi contoh bagi mereka semua.     

.....     

Di Istana Jueying, tempat suci yang dikenal karena ilmu pedangnya, meskipun Pei Qianying telah dikalahkan, hal itu tidak mempengaruhi kesibukan mereka. Banyak pendekar pedang sedang berkultivasi di sana.     

Saat ini Saint Jueying sedang berkultivasi bersama para petinggi dari Istana Jueying.     

Dia membuka matanya dan mengerutkan kening saat Pei Qianying berjalan menghampirinya. Ekspresinya tampak tidak senang. "Ada apa lagi sekarang?"     

"Ayah, apakah Istana Pedang Lihen akan benar-benar menyerah begitu saja?" ujar Pei Qianying. Dia tahu bahwa ayahnya merasa kesal dengannya. Bagaimanapun juga, dia telah lumpuh. Mungkin ayahnya telah menunjukkan simpati padanya beberapa kali, tetapi seiring berjalannya waktu, simpatinya perlahan-lahan menghilang dan berubah menjadi kekesalan.     

"Kebencian sudah tertanam di antara kedua belah pihak. Masa tenang ini hanya terjadi untuk sementara waktu. Cepat atau lambat konflik akan terjadi di antara mereka. Memangnya apa yang kau khawatirkan?" jawab Saint Jueying dengan nada dingin.     

"Dia telah ditunjuk sebagai pengawal sang Puteri. Kaisar Xia sengaja melindunginya. Bisakah kita tetap bertarung melawannya?" Ekspresi Pei Qianying menjadi suram. Dia tidak bodoh. Kaisar Xia telah memberi Ye Futian sebuah gelar, jadi sekarang Istana Pedang Lihen harus menahan diri.     

"Dengan mempertimbangkan kepribadian yang dia tunjukkan saat menerobos Sembilan Lapisan Langit, bahkan jika kita membiarkan masalah ini berlalu begitu saja, dia pasti tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Satu hal yang harus kita lakukan saat ini adalah bersabar," ujar Saint Jueying.     

"Apakah kita harus menunggu sampai dia menjadi seorang Saint? Bahkan jika dia bertindak sembrono, dia tidak akan menyerang kita secara langsung. Mengapa kita tidak memanfaatkan kelemahannya...'' Pei Qianying mulai meracau.     

"Cukup," sela Saint Jueying. Kedua matanya memancarkan hawa dingin saat dia menatap ke arah putranya itu. "Dalam pertempuran kala itu, Pendekar Nether ikut berpartisipasi dalam pertempuran, dan aura pedang milik Saint Liyang terpotong. Apakah kau tidak mengetahui fakta ini? Bagaimana mungkin kita muncul sekarang?"     

Wajah Pei Qianying menjadi pucat, dan dia berkata dengan suara bergetar, "Ayah, kau takut pada mereka."     

Saint Jueying berdiri dari tempatnya. Kedua matanya terlihat tajam saat menatap ke arah Pei Qianying.     

Pei Qianying merasa putus asa saat dia melihat tatapan mata ayahnya. "Ayah, aku minta maaf karena telah mengganggu waktumu berkultivasi."     

Setelah mengatakan hal itu, dia berbalik dan pergi. Saint Jueying menyaksikan putranya pergi. Saat ini suasana hatinya sedang buruk, tetapi dia merasa beruntung karena dia tidak muncul secara langsung dalam pertempuran sebelumnya, dan selama ini merencanakan semuanya dibalik layar!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.