Legenda Futian

Keputusan



Keputusan

1Pada hari terakhir di tahun 10011 dari Kalender Prefektur Ilahi, sebagian besar kultivator di Sembilan Negara akan kembali ke kampung halaman masing-masing untuk mengadakan reuni dengan keluarga mereka.      1

Bahkan di daerah terpencil seperti Desa Makam, saat malam telah tiba, terdapat sebuah acara yang mirip dengan perjamuan akhir tahun.     

Tahun ini, kelompok Ye Futian akan merayakan akhir tahun di desa terpencil ini. Pada saat ini, suasana di desa yang sunyi itu tampak sangat ramai karena semua keluarga sedang menyiapkan perjamuan tersebut.     

Di salah satu keluarga di desa itu, aroma makanan yang baru dimasak tercium disana. Ye Futian dan Hua Jieyu berjalan ke arah pintu dan berkata, sambil tersenyum, "Aroma yang sangat enak."     

"Yaya, makanan lezat seperti apa yang dimasak oleh Paman Zhang dan Bibi Zhang kali ini?" Ye Futian menatap ke arah gadis yang berdiri di dekat pintu itu dan bertanya.     

"Heh, sepertinya dia sudah kelaparan." Yaya memutar matanya ke arah Ye Futian saat dia menjawab pertanyaannya. Kemudian dia berjalan menghampiri keduanya dan meraih tangan Hua Jieyu, lalu berkata, "Kakak, ayah dan ibu telah memasak banyak makanan lezat untukmu."     

"Hmm, aromanya saja sudah enak sekali." jawab Hua Jieyu sambil tersenyum. Saat ini, mereka semakin mengenal tentang desa ini, terutama orang tua Yaya dan mereka memiliki hubungan baik satu sama lain.     

Hubungan Yaya dan Jieyu menjadi semakin dekat, seolah-olah mereka adalah saudara kandung. Sekarang, dia tidak ingin melawan Ye Futian dan Yu Sheng secara tiba-tiba. Tapi tentu saja, pertengkaran di antara mereka tidak dapat dihindari lagi.     

Ketiganya masuk ke dalam rumah itu dan melihat sebuah perjamuan mewah telah disiapkan di atas meja. Seorang pria paruh baya dengan kulit yang kasar sedang duduk di salah satu kursi, menunggu mereka datang sementara seorang wanita sedang sibuk menyajikan hidangan.     

"Paman Zhang." Ye Futian tersenyum dan memanggilnya sementara Hua Jieyu menghampirinya dan berkata, "Bibi Zhang, aku akan membantumu."     

"Tidak perlu, jangan mengotori tanganmu." jawab Bibi Zhang sambil tersenyum. Bagaimana mungkin dia membiarkan gadis secantik dewi seperti Hua Jieyu melakukan pekerjaan rumah seperti itu.     

Paman Zhang dan Bibi Zhang adalah orang biasa. Meskipun mereka juga berkultivasi, tetapi tingkat kultivasi mereka berada di tingkat dasar. Bahkan mereka bahkan bukan kultivator Mandate, sehingga mereka tetap akan menua.     

Yaya tinggal di desa ini dan masih muda, jadi ada banyak hal yang tidak dia mengerti. Namun, Ye Futian jelas mengetahui bahwa Paman Zhang dan Bibi Zhang tidak mungkin bisa melahirkan seorang jenius seperti Yaya.     

"Paman Zhang, kulit anda menjadi semakin baik lagi." Ye Futian tersenyum dan berkomentar.     

"Ini pasti efek dari pil yang kau berikan padaku sebelumnya. Efek dari pil itu sangat kuat, aku bisa merasakan semua organ dan titik meridianku telah pulih kembali. Futian, aku benar-benar berterima kasih padamu." ujar Paman Zhang dengan ekspresi bahagia di wajahnya. Pil itu milik Phoenix, Pil tersebut bisa memperkuat tubuh seseorang dan meningkatkan energi seseorang. Meskipun itu bukanlah sebuah pil yang sangat berharga, namun pil itu sudah cukup berguna bagi Paman Zhang dan Bibi Zhang.     

"Paman Zhang tidak perlu bersikap seperti itu." Ye Futian menjawab. "Bagaimanapun juga, saya adalah kakak dari Yaya."     

"Hentikan omong kosongmu itu, kapan aku pernah mengakui hal tersebut?" ujar Yaya sambil cemberut.     

"Kita sudah saling mengenal begitu lama dan kau masih tidak mengakuinya?" Ye Futian memandang ke arah Yaya dan menjawabnya sambil tersenyum.     

"Aku lupa." Yaya memalingkan mukanya.     

"Gadis ini." Paman Zhang menepuk kepalanya dan berkata, "Seharusnya kau merasa beruntung bisa memiliki Futian sebagai kakakmu, kau tidak akan menyesal memiliki kakak seperti Futian."     

"Ayah, bahkan kau membelanya sekarang." ujar Yaya dengan nada sedih.     

"Ayahmu benar. Kau sangat beruntung hal ini bisa terjadi padamu." Bibi Zhang tersenyum dan ikut menimpali. Mereka telah mengamati bagaimana Ye Futian dan Hua Jieyu memperlakukan Yaya beberapa hari terakhir, mereka benar-benar memperlakukannya seperti adik mereka sendiri.     

Namun, gadis ini benar-benar kekanakan untuk tidak mengakui Futian sebagai kakaknya.     

Yaya tampak cemberut. Saat ini mereka sedang di rumah siapa sebenarnya?     

"Futian, jangan pedulikan gadis ini, dia selalu dimanja oleh Kepala Desa dan penduduk desa sejak dia masih kecil." ujar Bibi Zhang.     

"Tentu saja tidak, dia juga terlihat imut bila bersikap seperti ini." ujar Ye Futian dengan santai. Kemudian dia bertanya, "Bibi Zhang, apakah Kepala Desa dan penduduk desa ini sering memanjakan Yaya?"     

"Tidak perlu dipertanyakan lagi. Semua penduduk yang lebih tua darinya melindunginya seperti harta karun milik mereka sendiri." Bibi Zhang tersenyum dan menjawab dengan gembira.     

"Saya mengerti." Ye Futian mengangguk dan melanjutkan, "Gadis ini sangat nakal. Pasti dia telah merepotkan anda selama 15 tahun ini, bukan begitu?"     

"Kau-lah yang paling merepotkan disini." Yaya menyela dari samping dengan nada kesal.     

"Hal seperti itu wajar terjadi. Gadis ini tidak bisa diam, syukurlah Kepala Desa selalu bersedia membantu untuk mengawasinya, dia juga meminta penduduk desa untuk menjaga gadis ini. Karena itulah, gadis ini memiliki kehidupan yang menyenangkan." Senyuman Bibi Zhang terlihat sangat tulus. Saat Ye Futian mengamatinya, dia ikut tersenyum dan mengangguk.     

"Ayo, hidangannya mulai dingin. Futian, Jieyu, makanlah." ujar Paman Zhang sambil menunjuk ke arah semua hidangan yang telah tersaji di atas meja.     

"Baiklah, kita lanjutkan sambil makan." Ye Futian mengangguk. Di atas meja makan, ia sengaja mengajukan beberapa pertanyaan. Saat langit semakin gelap, mereka telah selesai makan, lalu Ye Futian dan Hua Jieyu pamit undur diri.     

Yaya mengantarkan mereka keluar. Hua Jieyu tersenyum dan berkata, "Yaya, kau bisa kembali sekarang."     

Yaya mengangguk dan menjawab, "Aku akan melihatmu pergi."     

"Baiklah." Hua Jieyu dan Ye Futian berbalik dan berjalan pergi. Pada saat berikutnya, terdengar suara pelan dari belakang mereka, "Kakak [1][1]."     

Langkah Ye Futian terhenti dan dia berbalik. Namun, dia melihat satu sosok melesat seperti kilat masuk ke dalam rumah dan menutup pintu.     

"Gadis ini juga bisa merasa malu?" Senyuman lebar muncul di mata Ye Futian. Dia tersenyum dan berkata, "Hei, aku mendengarnya!"     

Saat dia mengatakan hal itu, dia menggenggam tangan Hua Jieyu dan mereka berdua pergi dengan gembira.     

"Bagaimana menurutmu?" Hua Jieyu mengirimkan suaranya kepada Ye Futian secara telepati.     

"Paman Zhang dan Bibi Zhang berbicara dengan tulus dan sepertinya mereka tidak berbohong. Bila melihat sikap yang ditunjukkan oleh Yaya, seharusnya tidak ada motif tersembunyi dibalik perlakuan baik dari Kepala Desa dan penduduk desa pada Yaya." jawab Ye Futian, lalu ia melanjutkan, "Namun, ada satu hal yang masih membuatku bingung. Mengapa Bibi Zhang percaya bahwa Yaya benar-benar dilahirkan olehnya, meskipun hal itu tidak mungkin terjadi!"     

Penglihatan yang dia terima melalui Meditasi Kebebasan sangat misterius, dengan tingkat kultivasi yang rendah dari kedua pasangan itu, seharusnya mereka tidak bisa berbohong padanya. Dia tidak sengaja mengamati Paman Zhang dan Bibi Zhang, namun, sebelum dia membuat sebuah keputusan, dia berharap bisa menyelesaikan beberapa hal yang mengganggu pikirannya. Namun, sekarang dia justru menjadi semakin bingung.     

"Semua orang masih menunggu kita kembali, untuk saat ini kita tidak perlu memikirkannya." ujar Hua Jieyu sambil tersenyum.     

"Baiklah." Ye Futian mengangguk dan keduanya akhirnya tiba di tempat tujuan mereka. Di hadapan mereka, sekelompok orang sedang duduk bersama. Mereka adalah orang-orang dari Negeri Barren.     

Jarang sekali melihat mereka semua dalam kondisi tidak sedang berkultivasi. Tapi bagaimanapun juga, hanya ada satu hari seperti ini di setiap tahun, jadi hari ini adalah sebuah kesempatan yang baik bagi mereka untuk berkumpul dan berbincang-bincang.     

Namun, terdapat beberapa orang yang tidak hadir. Bagaimanapun juga, mereka telah pergi meninggalkan Negeri Barren untuk berlatih, sehingga mereka tidak mungkin bisa membawa anggota keluarga mereka di perjalanan ini.     

"Mereka datang." Kerumunan itu melihat Ye Futian dan Hua Jieyu berjalan mendekat dan memberikan dua kursi untuk mereka.     

Mereka berdua duduk bersama yang lain dan terdapat sebuah api unggun di tengah-tengah mereka. Aroma daging panggang tercium ke arah mereka. Dari arah Zui Qianchou, juga tercium bau anggur. Kemana-pun pria itu pergi, dia bisa membuat anggur muncul di sekitarnya. Mungkin dia mempunyai persediaan anggur yang tidak terbatas, siapa yang tahu berapa banyak anggur yang disembunyikan olehnya.     

Saat ini, Xu Que berjalan ke depan dengan membawa sebilah pisau di tangannya, lalu memotong-motong daging panggang tersebut. Dalam sekejap, aromanya menjadi semakin harum. Di sampingnya, Elang Angin Hitam mengepakkan sayapnya dan matanya berbinar saat mulutnya mengeluarkan air liur. Sungguh sebuah godaan yang menggiurkan bagi si Tuan Elang ini.     

"Ini, minumlah." Zui Qianchou mengeluarkan beberapa gelas anggur dan menuangkan anggur untuk mereka. Kemudian, Xu Que membagikan daging panggang yang berasal dari monster-monster iblis di pegunungan sekitar.     

Akhirnya, hal ini membuat suasana menjadi seperti sebuah perjamuan akhir tahun.     

Bagaimanapun juga, ada beberapa tradisi yang harus dipenuhi.     

Ye Futian mengangkat gelas anggurnya dan berkata kepada semua orang, "Setelah menjadi Pemimpin Istana, saya telah menghabiskan tahun pertama dengan berkultivasi di dalam Istana Sage. Sekarang, di akhir tahun ini, kita kembali mengadakan sebuah perayaan yang sederhana. Para Tetua, istri, saudara-saudara saya berada disini, jadi saya tidak akan mengatakan sesuatu yang emosional. Mari bersulang."     

Saat dia mengatakan hal itu, Ye Futian menghabiskan anggurnya. Semua orang juga mengangkat gelas mereka dan menghabiskan anggur mereka.     

"Jika seorang kultivator ingin menjadi kuat, seharusnya dia tidak terikat pada satu tempat saja. Di dunia ini, kau harus kehilangan sesuatu untuk mendapatkan hal lainnya, jadi memangnya kenapa jika perayaan ini begitu sederhana." ujar Zhuge Qingfeng dengan acuh tak acuh. "Jika dibandingkan dengan Istana Holy Zhi di masa lalu, aku lebih menyukai suasana Istana Holy Zhi saat ini. Bagaimana menurutmu, Sage Wanxiang?"     

"Benar sekali." Sage Wanxiang mengangguk. "Di masa lalu, Istana Holy Zhi adalah sebuah tempat suci. Meskipun tempat itu tidak memiliki kekuatan layaknya sebuah tempat suci, Istana Holy Zhi selalu menyandang gelar itu dan bertindak layaknya tempat suci. Sekarang, Istana Holy Zhi lebih manusiawi dan sering mencari hal-hal baru."     

Ramalan kala itu telah menyatakan bahwa tanpa kehancuran, tidak akan ada kebangkitan. Ini mungkin arti sesungguhnya dari ramalan tersebut.     

Sekarang, Pemimpin Istana saat ini, Ye Futian, telah membawa orang-orang dari Negeri Barren menjelajahi dunia luar. Sepertinya mereka sedang memperluas dan menggali potensi mereka lebih dalam lagi.     

"Masih terlalu dini untuk berbicara tentang perluasan wilayah." Ye Futian tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Saat ini, tujuan mereka adalah berkultivasi, untuk menjadi kuat, untuk menciptakan seorang Saint, sehingga mereka dapat bersaing dengan tempat-tempat suci lainnya.     

"Setiap langkah yang telah kita ambil akan meninggalkan jejak. Mungkin kita tidak akan merasakan prosesnya, tetapi akumulasi dari setiap langkah itu sangat berharga." Sword Saint melanjutkan, "Adik Junior, kala itu di Wilayah Barren Timur, apakah kau pernah membayangkan sebuah skenario dimana semua murid Pondok akan memasuki tingkat Sage Plane?"     

Ye Futian mengingat kembali masa-masa itu dan melihat Kakak Pertama, lalu berbalik ke arah Zhuge Mingyue, Gu Dongliu, Xue Ye, Luo Fan dan Yi Xiaoshi.     

Selain Kakak Xing'er yang masih berada di Keluarga Zhuge, semua murid Pondok selama ini selalu berada di sampingnya dan tidak pernah pergi meninggalkannya.     

"Benar sekali, kala itu di Wilayah Barren Timur, Sage Plane hanyalah sebuah legenda." Ye Futian tersenyum dan mengangkat gelasnya, sambil berkata, "Kakak Pertama, Kakak Kedua, Kakak Ketiga... Mari kita bersulang untuk Pondok. Suatu hari nanti, murid-murid Pondok akan menjadi para Sage dan Saint."     

Murid-murid Pondok mengangkat gelas mereka. Gu Dongliu tidak meminum anggurnya, tetapi ia berkata, "Adik Junior, harapan guru untukmu mungkin bukan hanya sekedar Saint Plane."     

"Ya." Ye Futian menatap ke arah Kakak Ketiga dan mengangguk, lalu ia berkata, "Aku tahu. Bukan hanya diriku saja, hal itu berlaku untuk semua murid dari Pondok."     

"Luar biasa." Huang Jiuge tersenyum dan berkata, "Orang-orang selalu menetapkan batas untuk diri mereka sendiri, berpikir bahwa mencapai tingkat tertentu hanya bisa diraih oleh seorang legenda dan pencapaian mereka tidak dapat dilampaui. Mungkin, hal itu benar-benar tidak dapat dilampaui, tetapi mereka tidak pernah mencoba untuk berupaya lebih keras untuk melampaui tingkat itu. Itulah sebabnya ayahku pernah berkata padaku bahwa hanya dengan berkumpul bersama orang-orang hebat maka pemikiran seseorang akan menjadi berbeda."     

Negeri Barren selalu menganggap Saint Plane seperti sebuah legenda. Mungkin mereka merasa bahwa Saint Plane adalah sesuatu yang tidak dapat mereka raih, tetapi Ye Futian tidak terlalu mempedulikan hal-hal seperti itu. Meskipun saat ini dia masih berjuang, dia masih menganggap Saint Plane sebagai bagian dari proses dan bukan sebagai tujuan akhir.     

Sage Wanxiang memandang ke arah sekelompok orang penuh semangat ini. Ye Futian, Yu Sheng, Ye Wuchen, Hua Jieyu, Huang Jiuge, Gu Dongliu dan yang lainnya. Seolah-olah dia bisa melihat masa depan dari Negeri Barren.     

Jika mereka bisa melewati masa-masa yang paling sulit, mungkin Negeri Barren akan menjadi lebih kuat dari yang dia bayangkan.     

Bagaimanapun juga, Yu Sheng telah meraih posisi pertama dalam Pertemuan Sembilan Negara. Jadi, tidak ada yang mustahil di dunia ini.     

Yuan Hong dan Yuan Zhan berdiri di bagian samping tanpa mengatakan apa-pun. Kadang-kadang, Yuan Hong mengalihkan pandangannya ke arah Ye Futian. Saint Plane?     

Tentu saja, itu bukan masa depannya. Dia adalah seseorang yang diabdi oleh Kaisar Kera.     

Sembari kelompok itu menikmati perjamuan akhir tahun, langit mulai menjadi gelap. Pantulan cahaya dari kobaran api menyinari wajah mereka dan mereka sepertinya sedikit mabuk.     

Mungkin karena suasana ini-lah yang menyebabkan mereka mabuk. Setelah mereka berbincang-bincang sejenak, mereka mulai pergi dan kembali ke kediaman mereka masing-masing untuk beristirahat.     

Ketika matahari kembali terbit, hari sudah memasuki tahun 10012 dari Kalender Prefektur Ilahi.     

Di tahun baru, suasana desa itu terlihat sama seperti sebelumnya, dengan kesunyian yang sama. Namun, ketika hari-hari terus berlalu, semakin banyak orang yang berdatangan ke Desa Makam dan banyak di antara mereka yang datang berkelompok.     

Sudah jelas, orang-orang dari Sembilan Negara yang telah menerima berita tersebut sudah mulai berdatangan ke Desa Makam.     

Suatu hari, Ye Futian sedang duduk di dekat pintu sebuah rumah, berjemur dengan santai.     

Jieyu dan Yaya juga berada tidak jauh dari sana. Pada saat itu, sekelompok orang berjalan ke arah mereka dengan Ying berada di bagian depan.     

Ye Futian mengangkat kepalanya dan menatap mereka. Dia melihat Ying berjalan mendekat dan berbalik ke arah Yaya sambil berteriak, "Yaya."     

"Saudara Ying, mengapa kau datang kemari?" Yaya bertanya.     

Tatapan mata Ying beralih ke arah Ye Futian dengan ekspresi dingin di wajahnya. Dia berkata, "Setelah berada disini dalam waktu lama dan tidak melakukan apa-pun, apakah kau telah menyetujuinya?"     

Beberapa hari terakhir, Ye Futian selalu bermalas-malasan dan tidak menyatakan apakah dia setuju atau menolak permintaan dari sang Kepala Desa, seolah-olah tidak ada yang terjadi.     

Dia sedang menunggu sesuatu.     

"Aku belum bisa memutuskan." jawab Ye Futian dengan malas.     

"Jika kau tidak berani melakukannya, pergilah selagi masih bisa." ujar Ying dengan nada dingin.     

Ye Futian memandang ke arah Ying dengan ekspresi penasaran. Apakah Ying mengetahui sesuatu?     

"Kepala Desa ingin bertemu denganmu." Setelah mengatakan hal itu dengan nada dingin, Ying berbalik dan pergi.     

"Akhirnya, dia sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi ya." Ye Futian berdiri dari tempat duduknya saat dia bergumam. Yaya berjalan ke depan dan berkata, "Aku akan menemanimu."     

"Tetaplah disini dengan kakakmu." Ye Futian mengusap kepala Yaya dan pergi meninggalkan keduanya.     

Setelah dia pergi, Sage Wanxiang dan banyak orang lainnya datang ke kediaman Ye Futian, seolah-olah sedang menunggu Ye Futian kembali.     

Tidak lama kemudian, Ye Futian kembali dan menatap kerumunan di depannya.     

"Bagaimana hasilnya?" tanya Sage Wanxiang. Kenapa sang Kepala Desa ingin menemui Ye Futian?     

Ye Futian tersenyum dan berkata, "Pada awalnya saya mengira bahwa saya adalah seorang pemain catur dalam permainan ini. Namun, sepertinya saya hanyalah sebuah pion dari permainan orang lain."     

Sage Wanxiang terlihat bingung dan Hua Jieyu berjalan menghampirinya lalu menatapnya.     

"Jadi, apakah kau sudah membuat keputusan?" tanya Sage Wanxiang.     

Ye Futian mengangguk dan berkata, "Meskipun saya hanyalah sebuah pion catur, saya akan menjadi sebuah pion yang dapat mempengaruhi jalannya permainan!"     

[1] Panggilan kakak yang diucapkan Yaya pada kalimat ini adalah panggilan untuk kakak laki-laki, yang merujuk pada Ye Futian, bukan Hua Jieyu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.