Legenda Futian

Kuburan Pedang Nether



Kuburan Pedang Nether

1Orang-orang dari Negeri Barren menyaksikan Zhou Ziyi pergi dengan ekspresi dingin di wajah mereka.     
0

Kata-kata Zhou Ziyi memang terdengar sangat sombong. Mereka semua mengetahui apa yang dimaksud oleh Zhou Ziyi dari kata-kata tersebut. Dia ingin Ye Futian mundur dan tidak ikut campur dalam masalah ini, tidak peduli apakah dia telah terpilih sebagai penerus yang ditunjuk dari Desa Makam. Negeri Barren tetap saja Negeri Barren. Terlepas dari sebaik apa-pun penampilan mereka di Pertemuan Sembilan Negara, pada saat ini mereka tidak layak untuk ikut campur dalam masalah ini.     

Yu Sheng mengamati Pasukan Phoenix Emas di udara dengan ekspresi dingin di wajahnya. Dia menjadi sangat membenci Zhou Ziyi sejak dia berada di Vila Saint Chess. Meskipun Zhou Ziyi telah berulang kali dipermalukan, dia sama sekali tidak berniat mengurangi kesombongannya.     

Ye Futian menyaksikan mereka pergi dengan ekspresi dingin di wajahnya. Mungkin Zhou Ziyi hanya bisa melakukan apa yang telah dia lakukan selama ini karena dukungan dari Dinasti Suci Zhou Agung. Dia juga mengerti bahwa kata-kata yang baru saja diucapkan Zhou Ziyi memiliki alasan yang jelas. Terlepas dari sebaik apa-pun penampilan yang ditunjukkan oleh Negeri Barren dalam Pertemuan Sembilan Negara, fakta bahwa mereka berasal dari Negeri Barren tetap tidak berubah. Istana Holy Zhi dari Negeri Barren tetap akan menjadi tempat suci terlemah di Sembilan Negara sampai mereka bisa memiliki seorang Saint di jajaran anggota mereka.     

Meskipun banyak tokoh penting mengagumi para murid dari Negeri Barren, dan bahkan banyak pula yang telah mengajukan undangan pada Yu Sheng dan Xu Que untuk menjadi murid dari para Saint, tetapi itu tidak lebih dari sekedar kekaguman semata.     

Baik itu Gunung Suci Xihua, Dinasti Suci Zhou Agung, atau tempat suci lainnya yang terlibat dalam masalah ini, tidak ada satu-pun dari mereka yang peduli jika Ye Futian adalah orang yang dipilih oleh Desa Makam sebagai penerusnya. Seolah-olah sejak awal dia telah diabaikan oleh mereka.     

"Kita semua telah berkumpul disini dan tidak ada waktu lagi untuk memahami semua diagram itu. Ayo kita pergi." Ye Futian melangkah pergi menuju ke arah yang sama dengan rombongan dari Dinasti Suci Zhou Agung. Mereka sedang menuju ke tempat dimana sang Kepala Desa berada.     

Ye Futian dan kelompoknya tiba di hadapan sang Kepala Desa beberapa saat kemudian. Banyak kultivator kuat telah berkumpul disana. Sebagian besar dari mereka berasal dari tempat suci, dan para kultivator kuat berada dimana-mana. Beberapa di antara mereka bahkan memancarkan aura yang luar biasa.     

Banyak penduduk desa juga berada disana, mereka berkumpul di sekitar sang Kepala Desa dan menatap para tamu asing itu dengan ekspresi dingin di wajah mereka. Kepala Desa mengatakan bahwa masalah ini berhubungan dengan nasib dari Desa Makam. Mungkin saja desa mereka akan lenyap setelah masalah ini berakhir.     

Banyak orang melirik ke arah Ye Futian saat dia tiba disana. Pemimpin istana yang sangat menarik perhatian dari Istana Holy Zhi di Negeri Barren itu berada disana lebih awal dari mereka semua. Mereka ingin tahu apakah dia akan memilih untuk mengundurkan diri atau bertarung bersama mereka.     

Tatapan mata Zhou Ziyi terlihat sedingin es saat ia menyaksikan Ye Futian dan kelompoknya tiba. Jadi, mereka sudah siap untuk melawan Liu Zong karena masalah ini?     

"Tetua, saya berharap anda bisa membantu kami dalam masalah ini," ujar Liu Zong kepada sang kepala desa.     

"Bukannya aku tidak mau membantu. Desa Makam sudah berdiri sejak Kuburan Pedang Nether Sword berada disini. Kami tidak ikut campur dalam urusan orang-orang yang memilih untuk memasuki Kuburan Pedang Nether. Kalian semua ingin mencoba keberuntungan kalian di dalam Kuburan Pedang Nether, dan tidak ada alasan bagi kami untuk ikut campur. Sayangnya aku harus mengatakan bahwa aku tidak bisa membantumu dalam masalah ini," jawab sang Kepala Desa dengan tenang.     

"Anda tidak perlu bersikap seperti itu, Tetua. Saya mendapatkan informasi dari Saint Chess bahwa dia telah menyaksikan orang-orang dari Desa Makam berlatih di dalam Kuburan Pedang Nether. Aku yakin bahwa orang-orang dari Sembilan Negara telah lengah sehingga mereka tidak menyadari bahwa orang-orang di Desa Makam selalu menjadi pelindung dari Kuburan Pedang Nether." Liu Zong melanjutkan, "Karena kalian semua adalah para pelindung, saya yakin kalian semua sudah mengetahui tempat itu secara detail. Oleh karena itu, kalian pasti akan sangat membantu bagi kami."     

"Sejak awal Desa Makam sudah berdiri disini. Meskipun memang benar bahwa kami memiliki pengetahuan tentang Kuburan Pedang Nether, kami tidak benar-benar mengetahui tempat itu secara detail, seperti yang kau katakan barusan. Banyak dari kalian telah mengirim orang kemari untuk mengamati bagaimana situasi di Desa Makam setelah Pertemuan Sembilan Negara berakhir, dan aku yakin kalian sudah mengetahui beberapa hal tentang desa kami," ujar sang Kepala Desa dengan nada dingin. Sudah jelas dia mengetahui bahwa tempat-tempat suci di Sembilan Negara akhir-akhir ini telah mengawasi Desa Makam. Ditambah lagi, banyak dari orang-orang itu telah tiba disana lebih awal daripada Ye Futian.     

Karena mereka semua telah berspekulasi bahwa desa itu mungkin akan memilih seorang penerus, tentu saja mereka tidak mungkin duduk diam dan tidak melakukan apa-apa sementara warisan dari Kuburan Pedang Nether akan jatuh ke tangan orang lain. Jika Ye Futian telah mengambil sebuah tindakan sebelumnya, maka mereka juga akan bertindak lebih awal.     

"Kuburan Pedang Nether berada di dalam wilayah Negeri Timur, dan baik Gunung Suci Xihua maupun Dinasti Suci Zhou Agung kini menaruh perhatian pada tempat tersebut. Ditambah lagi, Saint Chess juga terperangkap di dalamnya. Saya yakin anda mengetahui betapa pentingnya masalah ini bagi Negeri Timur secara keseluruhan, jadi kami harus berhati-hati dengan masalah ini," ujar Liu Zong.     

Yaya menghampiri sang Kepala Desa dan memandang ke arah Liu Zong serta yang lainnya, sambil berkata, "Mengapa kau berpikir bahwa kau berhak untuk memaksa Kepala Desa melakukan sesuatu untukmu?"     

Liu Zong menatap ke arah Yaya dengan kilauan aneh di matanya. Sang Kepala Desa telah membawa Yaya untuk berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara, dan gadis itu mampu meraih posisi kedua pada usia 15 tahun. Bakatnya yang luar biasa dan penampilannya yang mengerikan mungkin disebabkan karena proses latihan yang dia jalani di dalam Kuburan Pedang Nether.     

Mungkin dia adalah sosok sangat penting bagi Desa Makam, bukan begitu?     

"Jika Kepala Desa tidak bersedia membantu kami, maka sebaiknya kami tidak membahas masalah ini lagi. Namun, kami ingin meminta beberapa pemandu untuk membimbing kami di dalam Kuburan Pedang Nether. Saya yakin Kepala Desa tidak akan keberatan, bukan?" tanya Liu Zong.     

"Siapa yang kau inginkan untuk menjadi pemandumu?" Sang Kepala Desa memandang ke arah Liu Zong.     

"Yaya memiliki bakat yang luar biasa, dan saya tertarik dengannya. Dia akan menjadi salah satu kandidat. Selain itu, saya telah mendengar informasi bahwa Ying dan Hou juga orang-orang yang sangat hebat di antara generasi muda di Desa Makam. Saya ingin mereka juga ikut bergabung bersama kami," Liu Zong menambahkan.     

"Kau benar-benar telah menggali informasi tentang desa kami." Sang Kepala Desa tersenyum. Liu Zong telah memilih tiga generasi muda terbaik di Desa Makam.     

"Tidak bisa." Tiba-tiba terdengar sebuah suara, dan semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah sumber suara. Mereka semua memandang orang yang baru saja berbicara. Orang itu tidak lain adalah Ye Futian.     

Liu Zong mengalihkan pandangannya pada Ye Futian dan tersenyum, sambil berkata pada Ye Futian, "Apa maksud dari perkataanmu itu, Pemimpin Istana Ye?"     

"Maksudku, kau tidak bisa menjadikan Yaya sebagai pemandumu," jawab Ye Futian.     

"Kenapa tidak?" Liu Zong bertanya.     

"Dia adalah adikku dan dia akan pergi ke dalam Kuburan Pedang Nether bersamaku," jawab Ye Futian dengan tenang.     

Liu Zong menatap ke arah Ye Futian. Itu adalah sebuah pernyataan yang menunjukkan bahwa Ye Futian juga berniat untuk memasuki Kuburan Pedang Nether.     

Orang-orang dari tempat-tempat suci tampak tertarik. Jadi orang-orang dari Negeri Barren dan Liu Zong akan memperebutkan gadis itu?     

Tatapan mata Zhou Ziyi sedingin es. Sudah jelas bahwa Ye Futian telah mengabaikan kata-katanya.     

"Jadi, kau mengabaikan apa yang telah kukatakan sebelumnya?" Zhou Ziyi memandang ke arah Ye Futian.     

Ye Futian melirik ke arah Zhou Ziyi dan bertanya, "Siapa kau?"     

"Kau..." Tatapan mata Zhou Ziyi berubah menjadi semakin dingin.     

"Kau berada di posisi berapa dalam Pertemuan Sembilan Negara?" Zhuge Mingyue, yang berdiri di samping Zhou Ziyi, menatap ke arah sang puteri saat dia bertanya dengan nada dingin.     

Zhou Ziyi langsung merasa malu. Dia telah dikalahkan oleh Hua Jieyu dalam pertempuran pertama dan langsung tersingkir dalam Pertemuan Sembilan Negara.     

"Meskipun Negeri Barren memang lemah, kami memiliki pemenang dari Pertemuan Sembilan Negara di antara kami. Jadi, memangnya kau siapa sehingga berhak berbicara seperti itu pada Pemimpin Istana dari sebuah tempat suci di Negeri Barren?" Zhuge Mingyue tersenyum sinis pada Zhou Ziyi dan berkata, "Jika kau melakukan hal ini sebagai puteri dari Dinasti Suci Zhou Agung, aku akan memberi saran padamu, Puteri, berhati-hatilah dalam bertindak. Sebaiknya jangan memanfaatkan statusmu untuk membuat masalah meskipun kau tidak memiliki bantuan untuk mendukung tindakanmu. Kau berisiko mempermalukan Dinasti Suci Zhou Agung dengan melakukan hal-hal seperti ini."     

"Kau..." Zhou Ziyi tampak semakin frustrasi. Jadi baj*ngan ini sedang mempermalukanku sekarang?     

"Lalu memangnya kau sendiri siapa sehingga berani berbicara seperti itu pada sang puteri dari Dinasti Suci Zhou Agung?" Seorang kultivator kuat dari Dinasti Suci Zhou Agung maju ke depan dan menatap ke arah Zhuge Mingyue dengan ekspresi dingin di wajahnya.     

Zhuge Qingfeng, Sword Saint, dan Gu Dongliu berjalan ke depan secara bersamaan. Zhuge Mingyue tersenyum dan berkata, "Sebagai kakak perempuan dari Pemimpin Istana di sebuah tempat suci di Negeri Barren. Kenapa, kau tidak terima?"     

Ye Futian mengawasi dari samping tanpa melakukan apa-pun untuk menghentikan Kakak Kedua-nya. Zhou Ziyi memang perlu diajari sopan santun. Dia sangat sombong dan tidak bisa bergaul dengan orang lain. Dia jauh lebih rendah daripada Liu Zong dalam aspek tersebut.     

Tentu saja Ye Futian tahu bahwa Raja Suci dari Dinasti Suci tidak menyukainya, tetapi dia tidak merasa khawatir akan menyinggung beberapa generasi muda dari Dinasti Suci Zhou Agung seperti Zhou Ziyi.     

'Haruskah aku mematuhi setiap kata yang akan dikatakan oleh Zhou Ziyi padaku?' pikir Ye Futian dalam hati, ia merasa tertarik. Ditambah lagi, karena dia telah memutuskan akan masuk ke dalam Kuburan Pedang Nether, ada beberapa orang yang dia anggap perlu diberi pelajaran.     

"Kuburan Pedang Nether memang berada di dalam wilayah Negeri Timur, tetapi tempat itu masih menjadi bagian dari Sembilan Negara. Keberadaannya menunjukkan bahwa tempat itu bukan milik siapa-pun dan pasukan mana-pun. Banyak orang dari tempat-tempat suci telah datang kemari untuk memasukinya begitu pula dengan kami dari Negeri Barren. Jika Saint Xihua dan Raja Suci berada disini hari ini, lalu mereka melarang semua orang kecuali kalian untuk memasuki Kuburan Pedang Nether, maka aku akan menyerah." Kemudian Ye Futian melanjutkan dengan tenang, "Jika tidak, maka kami dari Negeri Barren tetap akan masuk ke dalam Kuburan Pedang Nether."     

Sejak awal, seseorang seperti Saint Xihua dan Raja Suci tidak akan mengatakan hal seperti itu. Karena itulah, Ye Futian menyampaikan sikapnya dengan tegas. Negeri Barren akan masuk ke dalam Kuburan Pedang Nether.     

Sang Kepala Desa mengawasi semuanya dari samping tanpa berkomentar apa-pun. Dia merasa sangat puas dengan sikap yang ditunjukkan oleh Ye Futian. Saint Chess telah memasuki Kuburan Pedang Nether dan telah menyebarkan berita mengenai keberadaannya, sehingga menarik perhatian tempat-tempat suci dari Sembilan Negara. Itu sebabnya dia perlu membuat persiapan terlebih dahulu, dan itulah sebabnya dia meminta seseorang untuk berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara. Dia sangat beruntung bahwa dia tidak hanya bertemu dengan Yu Sheng tetapi juga Ye Futian.     

Ye Futian memainkan sebuah peran penting dalam rencananya. Ditambah lagi, Ye Futian telah memainkan peran tersebut dengan cara yang sangat baik, bahkan bisa dibilang sempurna.     

Tiba-tiba suasana di tempat itu menjadi sunyi senyap. Banyak penduduk dari Desa Makam memandang ke arah Ye Futian dan semakin menyukainya. Ye Futian telah berbicara untuk melindungi Yaya, mencegah Liu Zong dan yang lainnya membawanya ke dalam Kuburan Pedang Nether.     

"Jika Pemimpin Istana Ye ingin mencoba masuk kesana, aku tidak keberatan dengan hal itu." Tiba-tiba terdengar sebuah suara, dan banyak orang berbalik untuk melihat Liu Zong berkata, "Aku tidak keberatan apabila Yaya masuk ke dalam Kuburan Pedang Nether bersama Pemimpin Istana Ye. Kau juga telah menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi di Vila Saint Chess kala itu, jadi aku merasa yakin bahwa kau sangat mahir dalam menggunakan matriks. Menurutku akan sangat baik jika kau ikut masuk ke dalam Kuburan Pedang Nether. Mungkin ada sesuatu yang akan menunggu kita semua di dalam sana." Setelah Liu Zong selesai berbicara, dia berbalik menghadap sang Kepala Desa dan berkata, "Bagaimana menurut anda, Tetua?"     

"Baiklah, karena kau menginginkan seseorang dari Desa Makam untuk memandu jalan kalian di dalam sana, aku akan mengizinkan Ying, Hou, dan Yaya untuk mendampingi kalian semua ke dalam Kuburan Pedang Nether. Tapi aku harus mengingatkan kalian bahwa bahaya yang ada di dalam sana bukanlah sesuatu yang bisa mereka hadapi," sang Kepala Desa menjelaskan.     

"Saya mengerti, dan saya sama sekali tidak berniat untuk membuat mereka berada dalam masalah," ujar Liu Zong sambil tersenyum.     

"Kalau begitu, sebaiknya kita mulai bergerak." Sang Kepala Desa berbalik dan berkata, "Aku akan mengantarkan kalian semua ke dalam Kuburan Pedang Nether secara pribadi. Mengenai apa yang akan menanti kalian di dalam adalah urusan kalian. Ingatlah bahwa Kuburan Pedang Nether bukan tempat biasa, jadi kalian harus selalu waspada."     

"Terima kasih telah mengingatkan kami," jawab Liu Zong. Kemudian dia mengikuti sang Kepala Desa dengan rombongannya, mereka berjalan ke arah yang sama.     

Yaya menghampiri Ye Futian dan meliriknya.     

Ye Futian menepuk pundaknya dan berkata, "Tenang saja, aku ada di sini."     

"Ya." Yaya mengangguk pelan.     

Mereka semua telah tiba di bagian belakang Desa Makam dan terus berjalan. Bayangan dari pegunungan menutupi tanah yang mereka pijak. Tidak ada sinar matahari sedikit-pun di tempat tersebut.     

Tempat itu terasa sangat dingin, seperti sebuah kuburan. Banyak orang berdiri di bagian luar dan memandang ke arah kuburan yang berada di hadapan mereka, sambil merasakan hawa dingin yang menusuk tulang mereka. Tubuh mereka menggigil. Terdapat pula sebuah aura yang tampak samar dan tajam terpancar keluar dari tempat tersebut. Bayangan-bayangan yang berada di hadapan mereka semakin melebar, dan tidak ada seorang-pun yang bisa melihat bagian ujungnya. Bahkan aura spiritual mereka terbelenggu di tempat itu.     

"Ini adalah wilayah terlarang: Kuburan Pedang Nether. Bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya terkubur dan tersembunyi di dalamnya. Ingatlah untuk selalu waspada," lelaki tua itu mengingatkan semua orang dan melihat ke depan dengan ekspresi dingin di wajahnya. Tampaknya dia mampu melihat ke dalam matriks pedang yang mengerikan jauh di dalam Kuburan Pedang Nether, serta bagian pusat dari tempat itu sendiri.     

Satu sosok sedang duduk di dalam sana, terjebak oleh matriks-matriks pedang yang sangat mengerikan. Sebilah pedang berwarna merah seperti darah tertancap di permukaan tanah, ditambah dengan sebuah badai yang mengerikan bergejolak di sekitarnya, mampu mengoyak segala sesuatu yang berada di jalurnya.     

Saat ini, tiba-tiba sosok itu membuka matanya dan tatapan matanya terlihat tajam.     

Penerus yang dipilihnya telah tiba!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.