Legenda Futian

Mata dari Sang Kepala Desa



Mata dari Sang Kepala Desa

1Banyak orang dari tempat-tempat suci di Sembilan Negara telah tiba di luar Kuburan Pedang Nether dan akhirnya mereka masuk ke dalam.     
3

"Siapa-pun dari Desa Makam, silakan tunjukkan jalannya," ujar seorang kultivator kuat dari Aula Cahaya Suci. Kali ini, tidak hanya Yaya, Ying, dan beberapa yang penduduk lainnya yang masuk ke dalam. Terdapat pula banyak Tetua dari Desa Makam yang datang bersama mereka.     

Dua orang Tetua mengangguk dan memimpin di bagian depan. Salah satu dari mereka berkata, "Kuburan Pedang Nether dipenuhi dengan bahaya di dalamnya. Satu kesalahan bisa membuat kalian tewas, dan bahkan para Saint-pun tidak akan terhindar dari nasib seperti itu. Siapa-pun yang tidak mahir dalam menggunakan matriks sebaiknya tidak masuk ke dalam. Jika ada di antara kalian yang tidak mahir dalam menggunakan seni matriks, belum terlambat untuk mundur sekarang."     

"Tidak apa-apa. Jika kita menghadapi bahaya apa-pun, kita percaya bahwa orang-orang dari Desa Makam akan memiliki cara untuk menyelamatkan kita," ujar seorang kultivator kuat dari Gunung Suci Daluo dengan nada dingin. Itulah alasan mengapa mereka bersikeras agar orang-orang dari Desa Makam ikut masuk ke dalam Kuburan Pedang Nether.     

"Hati-hati," Yaya berdiri di samping Ye Futian dan mengingatkannya. Dia mengangguk, dan mereka semua mulai melangkahkan kaki ke dalam area kegelapan itu, mereka bisa merasakan udara semakin dingin seolah-olah hembusan angin dingin yang tak berbentuk bertiup di sekitar mereka. Angin dingin itu memiliki ketajaman dari bilah-bilah pedang.     

"Kuburan siapa saja ini?" seseorang bertanya. Mereka melewati sebuah kuburan saat mereka berjalan ke depan.     

"Semua pengikut dari Pendekar Nether dikubur disini. Inilah yang selama ini dilindungi oleh Desa Makam," jawab tetua yang sedang memimpin jalan.     

"Benarkah? Lalu apa yang tersimpan di bagian dalam dari Kuburan Pedang Nether?" seseorang dari Klan Qi bertanya. Sudah jelas mereka tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Tetua itu sepenuhnya. Kau mengatakan kepada kami bahwa orang-orang dari Desa Makam telah berlatih disini selama bertahun-tahun, terisolasi dari dunia luar, hanya untuk menjaga sebuah kuburan? Siapa yang akan mempercayainya?     

"Tidak ada yang tahu. Kami tidak pernah pergi ke bagian dalam dari Kuburan Pedang Nether. Tidak ada seorang-pun yang bisa melangkah sejauh itu. Kepala Desa mengatakan bahwa tubuh dari Pendekar Pedang Nether dimakamkan di sana. Rumor mengatakan bahwa tempat itu adalah sebuah tempat mengerikan yang akan membunuh siapa-pun yang menerobos masuk ke area kuburan dari Pendekar Nether," jawab yang lainnya.     

Banyak kultivator kuat dari tempat-tempat suci mengerutkan kening mereka. Orang-orang ini terus menerus membicarakan tentang bahaya yang mengerikan dan semacamnya. Apakah mereka berusaha menghalangi kita untuk melangkah lebih jauh?     

"Menurut sepengetahuanku, Saint Chess telah melihat Kuburan Pedang Nether secara pribadi, dan terdapat orang-orang dari Desa Makam yang sedang berlatih di dalamnya. Bolehkah aku meminta penjelasan tentang hal itu?" Liu Zong bertanya dengan nada datar.     

"Itu belum bisa dianggap sebagai bagian dalam dari Kuburan Pedang Nether. Rumor mengatakan bahwa bagian terdalam dari Kuburan Pedang Nether memiliki aura pedang yang berasal dari ruang hampa, yang mampu mengoyak udara di sekitarnya. Terdapat pula sebuah celah berwarna merah seperti darah yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan segalanya," jawab seorang penduduk desa.     

Tetua itu terus menceritakan hal-hal mengerikan yang bisa ditemukan di dalam Kuburan Pedang Nether, bahkan orang-orang dari tempat suci menganggap hal-hal itu sangat mengerikan. Ditambah lagi, mereka bisa merasakan hawa dingin yang terus menguat dari arah kuburan, dan itu membuat mereka merasa cemas. Namun, tetap saja mereka adalah para kultivator kuat yang berasal dari tempat-tempat suci di Sembilan Negara. Pikiran mereka cukup stabil sehingga mereka tidak akan menyerah begitu saja.     

Belum pernah ada pasukan sebesar ini yang berasal dari tempat-tempat suci di Sembilan Negara yang menjelajah ke dalam Kuburan Pedang Nether. Mereka merasa perlu mengungkapkan rahasia yang ada di dalamnya.     

Mereka tahu bahwa Liu Zong dan orang-orang dari Gunung Suci Xihua menaruh perhatian besar pada tempat itu. Karena itulah, mereka memutuskan untuk tidak menjelajahi Kuburan Pedang Nether sendiri dan memilih menyebarkan berita tersebut untuk memberitahu tempat-tempat suci lainnya. Tetapi pada saat yang sama, mereka menganggap bahwa upaya itu terlalu penting untuk dilewatkan. Bagaimanapun juga, ini bisa menjadi semacam titik balik bagi mereka.     

Setelah beberapa saat, mereka semua telah menjelajah cukup jauh di dalam Kuburan Pedang Nether. Mereka sudah tidak bisa lagi melihat Desa Makam saat mereka berbalik ke belakang. Kekuatan spiritual mereka tidak mampu untuk menembus tempat itu, yang merupakan sebuah bukti nyata bahwa mereka sudah berada di dalam Kuburan Pedang Nether.     

Jumlah kuburan yang terlihat semakin bertambah banyak, dan sebilah pedang tertancap dengan rapi di setiap kuburan tersebut. Hawa dingin yang tak kenal ampun itu juga semakin menguat.     

Bahkan ada banyak orang yang samar-samar bisa merasakan aura dari hukum di sekitar mereka, seolah-olah Kuburan Pedang ini memiliki kekuatan hukum yang terkandung di dalamnya, bukan hanya sekedar Spiritual Qi.     

Liu Zong tidak berbohong. Bagian dalam dari Kuburan Pedang Nether memang merupakan sebuah tempat pelatihan suci yang tidak biasa. Tidak ada matriks hukum di dunia luar yang bisa dibandingkan dengan kondisi tempat pelatihan yang ada di dalam Kuburan Pedang Nether. Ditambah lagi, aura yang terpancar dari hukum-hukum kini terasa semakin jelas saat mereka menjelajah lebih dalam ke tempat tersebut. Bahkan terdapat hukum-hukum dengan tipe yang berbeda dapat ditemukan di dalam sana.     

"Apa yang akan terjadi jika kita terbang?" seseorang bertanya.     

"Kita sekarang berada di dalam area matriks. Siapa-pun yang berani terbang pasti akan mati," ujar seseorang dari Desa Makam.     

"Waspadalah, sesuatu sedang mendekat." Seseorang dari Desa Makam mengangkat kepalanya dan melihat sebuah aura pembunuh tiba-tiba menghampiri mereka. Cahaya yang menyilaukan bersinar, dan serangkaian aura pedang diarahkan pada mereka seperti hujan pedang. Semua orang mendongak dan melindungi diri mereka masing-masing.     

"Hati-hati," ujar Ye Futian dengan suara pelan. Bilah-bilah pedang menyilaukan yang tak terhitung jumlahnya turun dari atas langit, hendak menusuk segala sesuatu yang berada di permukaan tanah. Semua orang langsung menghindar. Aura pedang memenuhi udara di sekitar mereka, dan terdengar suara pedang yang berdentangan. Permukaan tanah di area yang luas itu kini dipenuhi dengan pedang, mengelilingi mereka semua di dalamnya.     

Sebuah gambaran yang menyilaukan muncul di udara, menyelimuti area di bawahnya. Aura pedang yang tak berbatas bermunculan dari gambaran tersebut, beresonansi dengan pedang-pedang yang berada di permukaan tanah, membuat aura pedang itu menjadi semakin kuat.     

"Diagram pedang." Mata Ye Futian berbinar, menyadari bahwa sebuah matriks telah muncul.     

"Saat ini kita sedang berada dalam sebuah matriks pedang, dan seharusnya kalian semua bisa merasakannya sekarang. Matriks pedang ini terus mengumpulkan kekuatan tanpa henti. Semakin jauh kita melangkah dari sini, maka kekuatan pembunuh dari matriks pedang itu akan semakin besar, dan semakin sulit pula matriks itu untuk ditembus. Ketika kekuatan dari matriks pedang itu mencapai titik tertentu, maka tidak akan ada cara yang bisa dilakukan untuk menembus matriks tersebut, selama seseorang tidak memiliki kemampuan yang mumpuni. Meskipun seseorang dapat menemukan cara untuk melakukannya, pada akhirnya mereka akan tewas terbunuh," penduduk dari Desa Makam mengingatkan. Semakin mahir kemampuan seseorang dalam menggunakan matriks, maka semakin baik pula peluang mereka untuk bertahan hidup di tempat ini.     

"Jadi bagaimana kalau aku berusaha menerobos keluar dengan paksa?" tanya seorang kultivator kuat dari Aula Cahaya Suci dengan sombong. Mereka dapat merasakan bahwa kekuatan matriks pedang itu belum cukup kuat, dan mereka bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika mereka menerobos keluar dengan paksa.     

"Kau bisa mencobanya sendiri," jawab Tetua dari Desa Makam dengan tenang.     

Liu Zong mendongak ke arah langit. Apa yang digambarkan dalam diagram pedang itu memang sama dengan gambaran-gambaran yang telah dikirimkan oleh Saint Chess kepadanya. Saint Chess telah menggabungkan matriks pedang ke dalam seni caturnya. Hanya ada beberapa orang di Sembilan Negara yang memiliki pemahaman tentang matriks yang setara dengannya.     

"Ikuti petunjuk dariku untuk menembus matriks ini," ujar Liu Zong yang berniat untuk menembus matriks ini. Sembilan murid dari Saint Chess mengikuti apa yang dia perintahkan. Mereka semua mahir dalam menggunakan matriks dan mengetahui jenis matriks seperti itu dengan baik. Wajar saja jika mereka yang akan menembus matriks di depan mereka tersebut.     

"Jangan mengambil tindakan secara sembrono," ujar Ye Futian pada Ye Wuchen, yang berada tepat di belakangnya. "Wuchen, aku akan melakukannya sesuai dengan seni catur. Kau akan mengeluarkan Hukum Pengoyak milikmu di tempat dimana aku meletakkan pion-pion catur."     

"Aku mengerti." Ye Wuchen mengangguk. Seberkas cahaya yang menyilaukan muncul di belakang Ye Futian, dan sebuah papan catur telah muncul. Proyeksi papan catur muncul di atas matriks tersebut dan menyelimutinya. Bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya terlihat seolah-olah semua pedang itu ditancapkan di atas papan catur itu sendiri, sesuai dengan seni catur. Ditambah lagi, semua orang dapat melihat secara samar-samar bahwa bilah-bilah pedang dari matriks itu membentuk simbol-simbol yang bertuliskan "Bunuh."     

"Matriks Pedang Pembunuh."     

"Roh Catur."     

Liu Zong melirik ke arah Ye Futian, dan sembilan murid dari Saint Chess tampak terkejut. Ye Futian tidak pernah mengeluarkan Roh Catur selama di Vila Saint Chess kala itu, tapi dia mampu menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi.     

Ekspresi Yang Xiao tampak lega. Jika gurunya ingin mencari seorang penerus, tidak ada kandidat yang lebih cocok daripada Ye Futian. Namun, gurunya tidak hanya sekedar mencari seorang penerus; dia ingin mencari cara agar bisa melarikan diri dari Kuburan Pedang Nether.     

Ye Futian mengayunkan tangannya dan banyak pion catur diletakkan di atas papan catur. Ye Wuchen mengayunkan tangannya hampir pada saat yang bersamaan, menjatuhkan pedang hukum yang tak terhitung jumlahnya di setiap tempat dimana Ye Futian meletakkan pion-pionnya. Ketika semua pedang itu telah muncul, sebuah simbol muncul secara mengejutkan, yang bertuliskan "Hancur."     

"Wuchen, lakukan saja," ujar Ye Futian. Pikiran Ye Wuchen masih seperti permukaan cermin, menggabungkan kekuatan aura dari semua pedang itu dengan auranya sendiri. Dalam sekejap, bilah-bilah pedang itu berubah menjadi sebuah matriks penghancur yang mengerikan, berbenturan dengan matriks pembunuh. Sebuah badai yang mengerikan bergejolak di udara, dan dua simbol dari kedua matriks itu, yaitu simbol "Bunuh" dan "Hancur", tampaknya saling berbenturan satu sama lain.     

Seberkas cahaya yang menyilaukan bersinar. Simbol "Bunuh" itu telah menghilang, dan bilah-bilah pedang yang berada di hadapan Ye Futian dan yang lainnya benar-benar telah menghilang hingga tak bersisa Kini sebuah jalur telah muncul di hadapan mereka.     

"Ayo kita pergi," Ye Futian melangkah ke depan dan melanjutkan perjalanan mereka.     

"Kecepatan yang luar biasa." Banyak orang memandang ke arah kelompok Ye Futian, mereka merasa terkesan.     

"Apakah kau sudah menghafalnya?" seseorang dari tempat suci lainnya bertanya, berusaha meniru cara Ye Futian untuk menghancurkan matriks. Setiap tempat suci telah mengirimkan para ahli matriks mereka dalam perjalanan ke Kuburan Pedang Nether ini. Mereka semua datang kemari dengan persiapan yang matang.     

"Sudah." Mereka yang mahir dalam menggunakan matriks mengangguk dan meniru cara Ye Futian dalam menghancurkan matriks. Mereka juga berhasil menghancurkan matriks yang berada di hadapan mereka.     

"Kejar mereka," seseorang memberi perintah dan bergegas mengejar Ye Futian. Liu Zong dan kelompoknya juga berhasil menghancurkan matriks di hadapan mereka. Mereka menatap ke depan dan bergerak.     

Aura dari hukum-hukum di tempat itu menjadi semakin kuat setelah mereka berhasil menghancurkan matriks pedang sebelumnya. Tetapi pada saat yang sama, aura pembunuh di tempat itu lebih juga menjadi semakin kuat. Orang-orang yang berasal dari tempat suci tahu bahwa mereka telah masuk ke dalam Kuburan Pedang Nether, dan saat ini mereka sedang bertempur melawan tempat dimana mereka berada sekarang.     

Tidak lama kemudian, matriks pedang kedua muncul, dan Ye Futian masih bisa menghancurkannya dengan mudah. Kemudian muncul matriks ketiga dan keempat secara berurutan. Semua orang tampak terkejut tapi mereka tetap mengikuti Ye Futian dengan seksama. Dapat terlihat dengan jelas bahwa Ye Futian tampaknya lebih bisa diandalkan daripada orang-orang dari Desa Makam.     

Mungkin Ye Futian telah mengetahui cara untuk menghancurkan matriks-matriks itu dari Kepala Desa.     

Tahun lalu, Ye Futian dapat menaklukkan sembilan matriks di Vila Saint Chess dengan mudah, kemudian ia juga berhasil menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi. Dia telah mendapatkan diagram-diagram pedang dari Kepala Desa. Terlepas dari perubahan yang terjadi dalam diagram-diagram pedang itu, Ye Futian benar-benar tidak terpengaruh. Dia terus menghancurkan matriks pedang itu satu per satu dengan mudah, membuatnya terlihat seperti sedang bersenang-senang di dalam Kuburan Pedang Nether, seolah-olah tempat itu adalah taman bermainnya. Maka, orang-orang dari tempat suci perlahan-lahan lupa bahwa mereka sedang berada di dalam sebuah wilayah terlarang.     

Mereka terus bergerak ke bagian dalam, sehingga kini mereka tidak tahu dimana posisi mereka sebenarnya, dan seberapa jauh mereka dari Desa Makam. Kemampuan dari tempat ini dalam menyegel kekuatan spiritual mereka membuat mereka menjadi buta arah.     

Saat ini, sang Kepala Desa sedang berdiri sendirian di pintu masuk dari Kuburan Pedang Nether. Kedua matanya kini terlihat seperti mata iblis di dalam area kegelapan tersebut. Matanya berwarna perak, seperti terbuat dari sepasang bilah pedang, menembus udara dan menyaksikan segala sesuatu yang sedang terjadi di dalam Kuburan Pedang Nether. Dia melihat Ye Futian dan kelompoknya, dan bahkan dia bisa melihat bagaimana mereka berhasil menghancurkan matriks-matriks tersebut. Seolah-olah matanya mampu menembus wilayah terlarang itu secara langsung.     

Tidak seorang-pun dari sebuah tempat suci yang akan berpikir bahwa benar-benar ada seseorang yang mampu mengabaikan kekuatan penyegel dari wilayah terlarang, dan ada seseorang yang mampu melihat segala sesuatu yang sedang terjadi di dalam wilayah terlarang tersebut.     

"Kerja bagus," gumam sang Kepala Desa. Ye Futian memang seorang jenius yang tidak ada duanya, dia tampil jauh lebih baik dari apa yang dia harapkan. Segala sesuatunya akan berjalan lancar jika dia bisa melanjutkan penampilan cemerlangnya ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.