Legenda Futian

Enyahlah!



Enyahlah!

1Liu Zong memandang ke arah Yaya, tapi dia melihat Ye Futian memandang ke arahnya, lalu berkata, "Bukankah Liu Zong dari Gunung Suci Xihua seharusnya tidak ikut campur dalam misi membebaskan Saint Chess?" Dia mengatakan hal ini dengan sengaja karena dia ingin melihat apakah Liu Zong benar-benar berani melakukannya.     1

Jika dia berani ikut campur, hal itu menunjukkan bahwa dia benar-benar berpartisipasi dalam rencana pelarian Saint Chess. Kalau hal itu benar-benar terjadi, apakah Gunung Suci Xihua dan Dinasti Suci Zhou Agung akan membiarkannya pergi begitu saja?     

Tatapan mata Liu Zong tertuju pada Ye Futian saat dia berkata, "Saint Chess tetap saja seorang Saint. Berapa banyak Saint yang ada di Sembilan Negara? Setiap kultivator di tingkat Saint Plane adalah harta karun bagi Sembilan Negara. Karena situasinya menjadi seperti ini, maka hal yang paling penting untuk dilakukan adalah membantu senior Saint Chess membebaskan diri. Pemimpin Istana Ye, jika kau membantuku menembus matriks ini sekarang, mungkin senior tidak akan menaruh dendam padamu."     

"Kalau begitu, orang-orang dari Gunung Suci Xihua, Dinasti Suci Zhou Agung, dan murid-murid dari Vila Saint Chess layak untuk mati?" Ekspresi Ye Futian terlihat sedingin es saat dia menjawab kata-kata Liu Zong.     

"Di Sembilan Negara, berapa banyak orang yang namanya tertera dalam Peringkat Saint?" balas Liu Zong sambil melangkah ke depan. Beberapa kultivator dari Gunung Suci Xihua mengikutinya. Mereka adalah orang-orang penting di Gunung Suci Xihua dan tidak dikorbankan. Tentu saja, Li Kaishan juga berada disana.     

"Pergilah dan hancurkan matriks itu," ujar Sword Saint sambil memandang ke arah Ye Futian saat dia menghunus pedang lebarnya.     

"Pergilah," Zhuge Qingfeng dan Sage Wanxiang juga ikut menimpali. Situasi yang sedang mereka hadapi saat ini sangat mengerikan. Setidaknya pergerakan Saint Chess telah dibatasi sekarang. Begitu Saint Chess benar-benar bebas, maka mereka semua akan mati.     

Saint Chess sudah membuat pilihannya dan tidak akan berhenti begitu saja.     

Ye Futian mengangguk dan menatap ke arah Yaya, lalu ia berbalik dan berjalan menuju matriks itu, sambil berkata, "Ikutlah denganku."     

Gu Dongliu, Hua Jieyu, dan yang lainnya mengikuti Ye Futian meskipun mereka tidak bisa membantu apa-apa. Yuan Hong juga mengikuti Ye Futian. Saat ini, dia telah berubah menjadi seekor Kera Emas raksasa dan berdiri tegak seperti seorang Dewa Iblis, berjaga-jaga dari bagian samping. Dia akan melindungi Ye Futian. Baginya, nyawa Ye Futian lebih penting daripada hal lainnya.     

Di dalam matriks yang kacau ini, bahaya bisa muncul dari mana saja.     

"Kalian akan menghadapi mereka. Sementara itu, Li Kaishan akan menemaniku menembus matriks ini," ujar Liu Zong saat dia pergi meninggalkan Sword Saint kepada para kultivator dari Gunung Suci Xihua. Kesempatan untuk menembus matriks ini telah muncul, jadi dia perlu menembusnya terlebih dahulu sebelum Ye Futian melakukannya. Jika tidak, begitu Ye Futian menembus matriks ini, mereka tidak tahu perubahan seperti apa yang akan muncul.     

Liu Zong mengerahkan Energi Spiritualnya hingga batas maksimal. Seberkas cahaya Buddha bersinar saat dia membentuk simbol kebijaksanaan di tangannya dan dia mulai membuat perhitungan di dalam pikirannya. Beberapa retakan akhirnya muncul pada matriks pedang yang mengerikan itu. Kemunculan Yaya telah mengaktifkan matriks tersebut, dan matriks itu bukan lagi matriks yang belum diaktifkan dan kini bisa dihancurkan.     

Di dalam pikirannya, diagram pedang yang berada di atas langit memancarkan cahaya yang tak berbatas dan Aura Pedang memenuhi area yang luas itu. Bagian pusatnya dipenuhi dengan keinginan membunuh dan lima elemen serta delapan trigram muncul di dalam matriks tersebut. Untuk bisa menembus matriks ini yang dibutuhkan adalah teknik, bukan tingkat kultivasi.     

"Li Kaishan, ikuti instruksi dariku," ujar Liu Zong sambil menunjuk ke satu titik. "Pergilah kesana."     

Seberkas kilatan muncul di mata Li Kaishan. Pemahamannya dalam matriks juga luar biasa, bahkan di antara sembilan murid dari Saint Chess, pemahamannya dalam matriks bisa menempati posisi pertama bersama Yang Xiao.     

Tentu saja dia bisa melihat bahwa langkah yang dipilih oleh Liu Zong sangat tepat, berusaha menghancurkan bagian pusat dari matriks tersebut. Dia telah memilih titik dimana matriks itu dilahirkan, dan Liu Zong memintanya untuk menghancurkan salah satu bagian inti dari matriks tersebut.     

Namun, dia masih merasa ragu-ragu. Saat melihat hal itu, Liu Zong mengerutkan keningnya dan mengirimkan suaranya melalui telepati, "Li Kaishan, jika kita berhasil hari ini, maka akan ada tempat bagimu dalam pertempuran untuk memperebutkan Jalur Divine."     

Ekspresi Li Kaishan langsung berubah. Kenapa dia bisa melupakan tujuan awalnya untuk mendekati Liu Zong?     

Orang-orang berpikir bahwa dia adalah orang yang jujur, tetapi pada kenyataannya, dia sudah memahami kebenaran dari dunia ini. Ketika gurunya mengajari mereka, dia pernah berkata bahwa manusia hanya berperan sebagai pion-pion catur. Dia tidak mau menerima nasibnya sebagai sebuah pion catur dan dia ingin menjadi seorang pemain catur.     

Kakak Tertua dan Kakak Ketiga-nya saling mencintai satu sama lain, tetapi dia masih lajang dan murid yang paling memahami gurunya. Meskipun Saint Chess telah merekrut sembilan murid, dia melakukan hal itu agar dia bisa terus berkembang di Jalurnya sendiri. Dengan membimbing murid-muridnya, dia bisa memahami makna yang lebih dalam di balik Jalur yang diambilnya. Meskipun Saint Chess biasanya memperlakukan mereka dengan sangat baik, sebenarnya dia adalah orang yang tidak berperasaan. Selama dia berkultivasi bertahun-tahun, ia tidak memiliki Rekan Pendamping dan tidak memiliki keturunan, dia hanya memfokuskan diri pada kultivasinya.     

Dia, Li Kaishan, adalah orang yang paling mirip dengan gurunya—Saint Chess.     

Tentu saja dia mencari jalan keluar untuk dirinya sendiri dan juga mendapatkan tempat di pertempuran untuk memperebutkan Jalur Divine di masa depan.     

Sekarang, Liu Zong mempunyai jalan keluar, tetapi dia tidak.     

Sambil melangkah ke depan, Li Kaishan tidak punya pilihan selain menjadi pion catur bagi Liu Zong. Dia mengeluarkan sebuah aura yang sangat kuat saat langkah kakinya mendarat dengan keras di permukaan tanah, menginjak-injak bilah-bilah pedang di bawah kakinya. Tidak ada pedang lainnya yang terbang ke arahnya dari udara, artinya dia telah mengambil langkah yang tepat. Langkah ini sangat penting dalam upaya mereka untuk menembus matriks ini.     

'Aku memiliki kesempatan untuk menembus matriks ini.' Ekspresi Liu Zong terlihat serius saat ia terus mengamati matriks tersebut. Kemudian dia menginstruksikan langkah lainnya bagi Li Kaishan untuk terus berjalan ke depan.     

Li Kaishan terus berjalan ke depan, bergerak di sepanjang matriks, terus menerus menghancurkannya. Arah yang dituju oleh Li Kaishan adalah arah dimana pedang raksasa itu berada.     

Liu Zong tidak bergerak dan berdiri tegak di tempatnya, sesekali ia menatap ke arah Yaya, seolah-olah ia sedang menunggu sebuah kesempatan. Jika dia ingin menghancurkan matriks ini, Yaya memiliki peran yang sangat penting.     

Banyak orang menyaksikan pemandangan itu dengan takjub. Mungkin, memang ada cara untuk menghancurkan matriks tersebut.     

Di area lainnya, sebuah pertempuran telah terjadi antara Sword Saint dan pasukan Liu Zong. Mereka tidak berani bergerak sembarangan karena pedang iblis yang mengerikan itu diayunkan ke arah mereka. Lawannya menyerang dengan telapak tangan yang membawa kekuatan dari sebuah gunung untuk melawan balik.     

Ying, Hou, dan orang-orang dari Desa Makam berdiri di sekitar Yaya, mengamati semua kelompok dengan sikap waspada.     

Orang-orang dari berbagai tempat suci memiliki situasi terburuk, mereka benar-benar hanya menjadi penonton yang berisiko tewas dalam perangkap yang telah dibuat oleh Saint Chess. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa untuk melawan matriks tersebut. Mungkin seorang Saint bisa melakukannya, tetapi para kultivator di tingkat Saint Plane tidak akan menempatkan diri mereka dalam bahaya dengan mudah. Bagaimanapun juga, bahkan Saint Chess selama ini telah terperangkap di tempat ini.     

Pada saat ini, Ye Futian juga mulai menembus matriks tersebut. Dia memejamkan matanya dan mengeluarkan Energi Spiritualnya. Pemandangan dari dunia luar telah tercetak di dalam pikirannya saat dia mulai membuat perhitungan untuk menembus matriks tersebut.     

Hua Jieyu mengeluarkan Roh Kehidupannya dan menggunakan kemampuan telekinesisnya untuk menggabungkan Energi Spiritual semua orang menjadi satu kesatuan. Namun, Ye Futian tidak memberikan perintah dalam waktu yang lama dan terus membuat perhitungan.     

Hua Jieyu, Yu Sheng dan Gu Dongliu memandang ke arah Ye Futian, menunggunya dengan sabar.     

*Fuuuh* Sambil menarik napas dalam-dalam, Ye Futian membuka matanya lagi dan memandang ke arah orang-orang di sampingnya, lalu berkata, "Aku akan menguji matriks itu sendirian."     

"Di antara kita, hanya kau yang bisa menguraikan matriks ini. Jika kau menguji matriks ini sendirian dan ada sesuatu yang salah, maka kita semua akan mati di sini." Gu Dongliu menatap ke arah Ye Futian dengan serius dan berkata, "Bersikaplah dengan tegas jika itu memang diperlukan."     

Sebagai seorang kultivator, mereka memiliki pola pikir yang kuat. Bahkan Saint Chess sama sekali tidak ragu-ragu saat dia mengorbankan murid-muridnya.     

Adapun Ye Futian, dia menjadi ragu-ragu saat teman-temannya bersedia menguji matriks ini untuknya. Ini adalah kelemahan yang dimiliki oleh Ye Futian.     

Emosinya juga bisa menjadi sebuah kelemahan.     

Meskipun Saint Chess sangat kejam, dia mampu bertindak tegas dan tidak memiliki kelemahan. Itulah sebabnya dia bisa segera membuat keputusan yang paling bermanfaat baginya kapan saja.     

"Tidak ada waktu untuk ragu-ragu." Ye Wuchen juga berusaha membujuk Ye Futian.     

Ye Futian menatap ke arah teman-teman yang berada di hadapannya. Dia tidak tahu apakah masuk ke dalam perangkap ini adalah sebuah keputusan yang tepat. Sage Wanxiang pernah meramalkan bahwa perjalanan ini akan berakhir buruk. Namun, jika mereka mampu memanfaatkan kesempatan yang ada, maka mereka bisa mendapatkan sebuah berkah.     

"Sejauh ini Istana Holy Zhi dari Negeri Barren telah berhasil melewati setiap pertempuran yang dihadapinya. Jadi memangnya kenapa jika kita masuk ke dalam perangkap ini hari ini, kita hanya mengulangi apa yang telah kita lalui selama ini," ujar Xu Que dengan nada malas, seolah-olah dia tidak peduli. Karena mereka telah memilih untuk pergi meninggalkan Negeri Barren, karena mereka telah memilih untuk memasuki Kuburan Pedang Nether, maka tidak tidak ada yang perlu diragukan.     

Sambil melihat ke arah Saint Chess, Yaya, dan pertempuran yang sedang dijalani oleh Kakak Pertama-nya, tiba-tiba ekspresi Ye Futian menjadi terlihat yakin. Dia memejamkan matanya dan menggabungkan energi spiritualnya dengan yang lain. Dalam sekejap, sebuah diagram pedang yang mengerikan muncul di dalam pikiran semua orang. Diagram pedang itu berukuran besar, dengan elemen yin dan yang saling mendukung satu sama lain, lima elemen berada disana, begitu pula dengan delapan trigram. Pedang-pedang itu melayang di udara dengan memancarkan sebuah aura yang kuat.     

Tampaknya penglihatan mereka semua dapat menembus formasi raksasa tersebut. Semua yang ada di dalam pikiran Ye Futian telah ditampilkan di hadapan mereka. Bahkan mereka bisa melihat Liu Zong memerintahkan Li Kaishan untuk bergerak melalui matriks pedang tersebut. Setiap langkah yang diambilnya mulai menembus bagian dari matriks itu, berusaha keluar dan mengambil pedang raksasa tersebut. Ini adalah metode yang digunakan oleh Liu Zong untuk menghancurkan matriks tersebut.     

"Setiap Dao menghasilkan segala sesuatu yang ada di dunia ini." Terdengar sebuah suara dari dalam pikiran Ye Futian dan bergema pada mereka, "Masuk dari titik Kun."     

Saat dia selesai berbicara, empat arah kuno—Qian, Kun, Li, Kan—telah muncul di atas diagram pedang raksasa. Terdapat pula formasi yin dan yang serta lima elemen. Mereka semua masuk ke dalam formasi dan matriks pedang itu mengelilingi diagram pedang, menciptakan Aura Pedang yang tak terhitung jumlahnya.     

"Aku yang akan pergi," ujar Gu Dongliu. Saat dia mengatakan hal itu, dia melangkah ke depan, dan Ye Futian mengepalkan tangannya dengan erat. Setiap pergerakan yang dibuat oleh Kakak Ketiga-nya diproyeksikan dengan gerakan lambat di dalam pikirannya. Bahkan ada butiran keringat yang muncul di dahinya.     

Hasil perhitungan yang telah dia lakukan benar-benar berbeda dari sebelumnya dan berkebalikan dari apa yang dilakukan oleh Liu Zong. Dia tidak berusaha untuk menghancurkan matriks tersebut. Jika dugaannya salah, maka langkah itu akan berakibat fatal. Kakak Ketiga bisa saja tewas, jadi tentu saja dia merasa takut.     

Bukan hanya dia, Zhuge Mingyue dan yang lainnya juga menyaksikan dengan seksama. Waktu seolah-olah telah melambat; langkah pertama ini sangat penting. Jika langkah ini salah, Ye Futian akan tahu bahwa dia salah, tetapi Kakak Ketiga mungkin harus membayar kesalahan ini dengan nyawanya. Dia ingin mengambil langkah ini sendiri, tetapi Gu Dongliu mengatakan bahwa dia adalah satu-satunya orang di antara mereka yang memiliki kemampuan untuk menguraikan matriks. Jika sesuatu terjadi padanya, mereka semua akan mati di sini.     

Kemudian, Gu Dongliu adalah orang pertama yang maju dan menguji matriks ini. Tekadnya sudah bulat.     

Waktu berlalu dengan lambat saat jantung Ye Futian berdegup kencang. Pada saat itu, sembilan huruf kuno mengelilingi Gu Dongliu, memancarkan cahaya yang menyilaukan. Dia sudah mengeluarkan Roh Kehidupannya, seolah-olah dia telah bersiap-siap untuk menangkis sebuah serangan pembunuh kapan saja. Akhirnya, kakinya mendarat di titik itu, dan dalam sekejap semua Aura Pedang itu melewati tubuhnya tanpa membawa keinginan membunuh. Tampaknya formasi yang ada di atas langit kini bersinar semakin terang.     

"Berhasil." Ye Futian menghela napas lega. Dia tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi jika Kakak Ketiga-nya mengambil langkah yang salah. Bagaimana dia bisa menghadapi dirinya sendiri nantinya? Tidak heran dia merasa cemas.     

Dia membuka matanya dan menatap ke arah Yaya, tatapan matanya menjadi tegas.     

Ketika Yaya berkomunikasi dengan mata pedang semerah darah itu, ditambah dengan apa yang dikatakan oleh sang Kepala Desa kepadanya, kini dia memiliki sebuah pemikiran yang sangat gila. Karena ada peluang untuk bertahan hidup, maka peluang bertahan hidup itu adalah kesempatan yang dimaksud. Mengapa mereka harus menghancurkan matriks itu?     

Matriks pedang itu hanya bisa diaktifkan oleh Yaya.     

Matriks itu telah diaktifkan dari sebuah matriks yang belum diaktifkan.     

Kalau begitu, mengapa mereka harus menghancurkannya?     

Mungkin, sejak awal Saint Chess telah membuat kesalahan. Karena itu, dia telah menyesatkan Villa Saint Chess, Liu Zong dan semua orang.     

Liu Zong juga melihat pergerakan Gu Dongliu. Dia tampak tertegun. Apa yang ingin dilakukan oleh Ye Futian?     

Dia tidak menghancurkannya, dia sedang membimbing matriks tersebut.     

Apakah dia sudah gila?     

Li Kaishan menghancurkan momentum dari matriks itu sementara dia terus mengumpulkannya sendiri.     

Metode yang digunakan oleh Ye Futian untuk menghancurkan matriks itu berkebalikan dengan apa yang dilakukan olehnya.     

Apakah Ye Futian benar-benar ingin menghancurkan matriks tersebut?     

"Titik Kun." Karena Kakak Ketiga-nya baik-baik saja, ekspresi Ye Futian menjadi semakin yakin dan dia kembali memejamkan matanya. Dia tidak akan membiarkan orang lain mengambil langkah selanjutnya. Mereka yang berada di sekitarnya adalah orang-orang terdekatnya, dia tidak akan membuat keputusan yang akan membuatnya mengorbankan siapa-pun.     

Jika dia memutuskan untuk mengorbankan seseorang, pikirannya akan goyah dan dia akan merasa bersalah.     

Zhuge Mingyue mengambil langkah kedua, mengikuti jejak Gu Dongliu dan mendarat di titik Kun.     

"Titik Li," Ye Futian melanjutkan. Setelah itu, Hua Jieyu dan Yu Sheng melangkah ke depan satu per satu untuk mendapatkan momentum bagi matriks itu, membuatnya bersinar semakin terang. Seluruh bagian dari matriks pedang itu tampaknya telah diaktifkan dan menjadi semakin kuat.     

Di atas langit, di tempat dimana mata pedang semerah darah itu berada, Aura Pedang yang tak terhitung jumlahnya mengalir dan mendarat di tubuh Yaya, bersirkulasi di dalam tubuhnya. Yaya memejamkan mata dan auranya telah menghilang, digantikan dengan sebuah aura setajam silet.     

Seolah-olah dia telah menjadi sebilah pedang.     

Pada saat itu, Saint Chess, yang sedang berhadapan dengan sosok yang terbentuk dari pedang raksasa itu, kini melihat ke arah Ye Futian dan menyadari apa yang ingin dilakukan oleh Ye Futian.     

Sosok seperti dewa itu mengerutkan keningnya. Setiap langkah yang dibuat oleh Ye Futian memulihkan momentum dari matriks itu, memulihkan kembali bagian-bagian dari matriks yang telah dihancurkan oleh Li Kaishan dan membuat matriks itu menjadi lengkap. Ditambah lagi, ia mengirimkan orang-orang di sekitarnya untuk berdiri di titik-titik penting, menyebabkan sebuah kekuatan berkumpul disana dan membimbing matriks tersebut. Mereka telah menyebabkan diagram pedang itu menjadi bersinar semakin terang, seolah-olah matriks itu akan benar-benar pulih seutuhnya.     

Mustahil. Saint Chess tercengang saat ia berpikir dalam hati. Jantungnya berdegup kencang.     

Untuk mendapatkan matriks nomor satu dari Sembilan Negara, yaitu Matriks Pedang Nether, dia telah menempatkan dirinya dalam bahaya dan menginjakkan kaki ke dalam Wilayah Terlarang di Kuburan Pedang Nether. Dia adalah penyihir matriks terkuat di Sembilan Negara, dia berada di tingkat Saint Plane, mahir dalam menggunakan matriks, dan bisa membuat permainan-permainan catur yang mengesankan, itu sebabnya dia berani masuk ke tempat ini.     

Bahkan ketika dia terjebak, dia masih percaya bahwa dia bisa melarikan diri dan telah merencanakan sebuah sandiwara di Vila Saint Chess untuk hari ini ketika harapan akan muncul kembali bagi dirinya.     

Pendiriannya tidak pernah goyah.     

Namun pada saat ini, pendiriannya telah goyah.     

Sebagai penyihir matriks terkuat di Sembilan Negara, mungkinkah penilaiannya sebelumnya salah? Dia telah menguraikan semua matriks di bagian awal Kuburan Pedang Nether dengan mudah dan akhirnya ia sampai di tempat ini. Mungkinkah semua matriks sebelumnya telah menyesatkannya, membuatnya merasa bahwa ia harus menghancurkan matriks itu dan membatasi pola pikirnya?     

Namun, ketika dia melihat pergerakan Ye Futian, tiba-tiba dia menyadari bahwa ada pilihan selain menghancurkan matriks tersebut.     

Pilihan ini terkait dengan alasan mengapa dia datang kemari, yaitu mendapatkan matriks nomor satu dari Sembilan Negara, Matriks Pedang Nether.     

Mengapa dia tidak memilih untuk membimbing matriks ini?     

Jika dia bisa terus mempercepat momentum dari matriks ini dan mengaktifkannya secara keseluruhan, apa yang akan terjadi?     

Saat dia merasakan Aura Pedang yang dikerahkan dari mata pedang semerah darah itu, dia kembali menatap ke arah Yaya. Ini bukan kesalahannya. Sebelumnya, ketika Yaya belum muncul, matrik ini adalah sebuah matriks yang belum diaktifkan.     

Tapi mengapa Ye Futian bisa memikirkan hal itu?     

Pada saat ini, matriks pedang menjadi semakin kuat. Di area tersebut, Aura Pedang yang tak terhitung jumlahnya mengalir ke dalam matriks, dan Yaya berdiri di tengah-tengah matriks itu, menyerap Aura Pedang yang tak terhitung jumlahnya tersebut.     

Pada saat itu, Saint Chess mengerti bahwa dia telah salah menilai.     

Mungkin Ye Futian berada di jalur yang benar.     

Ini benar-benar jenius. Ye Futian mampu memikirkan sebuah metode untuk menguraikan matriks yang tidak bisa dilakukannya.     

Terlebih lagi, ini adalah tujuan awal yang dimilikinya saat datang kemari.     

"Liu Zong, tangkap gadis itu!" Saint Chess berteriak. Yaya adalah bagian inti dari matriks ini. Karena dia sudah salah membuat penilaian, maka dia akan melakukan apa-pun untuk meraih tujuannya.     

Saint Chess mencoba untuk mengaktifkan pion-pion catur yang berada di udara dan menyerang Ye Futian, tetapi dia melihat Aura Pedang yang tak terhitung jumlahnya menerjang ke arahnya. Sosok yang bertarung dengannya tampak hidup, tubuhnya bergerak dan menciptakan sebuah Aura Pedang yang lebih kuat dari sebelumnya, menghancurkan pion-pion catur yang dikerahkan ke bawah dan merampas kesempatannya untuk menyerang.     

Pada saat itu, Liu Zong juga menyadari bahwa Ye Futian kini berada di jalur yang benar, sementara selama ini dia telah membuang-buang waktu.     

Sambil melangkah ke depan, Liu Zong bergerak menuju ke arah Yaya, tiba-tiba sebuah telapak tangan Buddha dikerahkan ke depan dengan membawa kekuatan yang mengerikan. Namun, satu sosok yang terlihat menonjol tiba-tiba muncul di hadapannya seperti seekor Roc. Sosok itu adalah Ying, yang muncul di depan Yaya, telapak tangannya diulurkan ke depan seperti sebuah cakar yang tak terkalahkan. Telapak tangannya memiliki Aura Pedang dan kekuatan Hukum Ruang dan Waktu di dalamnya dan berhasil menghancurkan telapak tangan Buddha tersebut.     

Pada saat yang sama, dua kultivator dari Desa Makam yang melindungi Yaya mengeluarkan aura mereka masing-masing, dan dikerahkan menuju Liu Zong.     

Namun, Li Kaishan juga telah mundur dan muncul di belakang Yaya. Ketika Li Kaishan mengayunkan kapaknya, cahaya dari kapak itu terpancar dan melesat ke depan. Dia adalah murid kedua dari Saint Chess dan juga seorang Archmage, jadi dia sangat kuat. Ayunan dari kapak itu sepertinya hendak membunuh Yaya.     

Dua kultivator dari Desa Makam segera berbalik dan mengerahkan kepalan tinju mereka. Deretan monster buas bermunculan dan mengeluarkan suara raungan yang mampu menghancurkan bumi, tetapi mereka tetap saja terbelah oleh kapak milik Li Kaishan.     

Keduanya melangkah ke depan secara bersamaan dan sebuah aura yang mengerikan terpancar dari tubuh mereka, menghentikan pergerakan Li Kaishan di tempatnya.     

Dengan Yaya berada di bagian tengah, sebuah pertempuran besar sedang terjadi.     

Ying mengoyak udara dan tiba di hadapan Liu Zong, pedang Roc miliknya yang menakjubkan menebas ke bawah. Keduanya berada di tingkat kultivasi yang sama dan sebuah pertempuran yang mengerikan terjadi di antara mereka berdua.     

Liu Zong sangat kuat. Dia adalah kultivator terkuat dari generasi muda di Gunung Suci Xihua dan dia dikenal sebagai penerus berikutnya dari tempat suci tersebut. Dia dibimbing oleh tiga orang Saint dan mereka menggantungkan harapan mereka kepadanya. Oleh karena itu, semua orang bisa melihat seberapa besar harapan mereka terhadap Liu Zong. Liu Zong juga memiliki ambisi besar dan ia bahkan ingin Ye Futian mengikuti perintahnya dan melayaninya, membuat Pemimpin Istana dari Negeri Barren itu menjadi bawahannya.     

Namun, pada saat itu, Ying, dengan tingkat kultivasi yang sama dengannya, telah menghentikan langkahnya dan menampilkan kemampuan bertarung yang menakjubkan.     

Hal ini membuat Liu Zong terkejut. Desa Makam benar-benar memiliki seorang jenius seperti itu yang mampu bertarung melawannnya di tingkat kultivasi yang sama?     

Ye Futian masih berusaha menguraikan matriks itu dan mengerahkan pemahaman matriksnya hingga batas maksimal. Di atas langit, pedang semerah darah itu menjadi semakin mengerikan dan mata pedang itu perlahan-lahan terbuka dan menjadi semakin kuat seolah-olah Aura Pedang bergerak ke arahnya dari ruang hampa.     

Tentu saja Saint Chess bisa merasakan aura itu dan dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah mata pedang tersebut. Ekspresinya langsung berubah, dan dia berkata, "Ye Futian, pemahamanmu dalam matriks sungguh luar biasa. Tidak peduli apa yang telah terjadi di masa lalu, aku akan mengabaikannya. Jika kau bersedia membantuku hari ini, aku dapat membantumu untuk masuk ke dalam Jalur Divine di masa depan."     

Ye Futian mendengar kata-kata dari Saint Chess dan ia membuka matanya, sambil memandang ke arah Saint Chess. Kemudian dia berkata dengan nada dingin, "Enyahlah!"     

Sekarang setelah Saint Chess mencoba membunuhnya, dia masih memiliki keberanian untuk berbicara?     

Jalur Agung tidak memiliki tempat bagi mereka yang mengedepankan perasaan. Agar dia bisa membebaskan diri, Saint Chess telah mengorbankan murid-muridnya sendiri. Dia bisa saja mengorbankan nyawa semua orang agar dia bisa membebaskan diri. Jika dia sudah membuat keputusan, Saint Chess akan melakukan apa-pun agar dia bisa membebaskan diri dan mendapatkan Matriks Pedang Nether.     

Janji yang dibuatnya?     

Sungguh menggelikan. Bahkan dia tidak mempercayai hubungan kekerabatan dan kemanusiaan. Namun dalam situasi seperti ini, setelah dia melihatnya menguraikan matriks, Saint Chess benar-benar mengesampingkan harga dirinya untuk berbicara dan meminta bantuan padanya. Bagaimana dengan penawarannya untuk membantunya memasuki Jalur Divine?     

Dia bisa memasuki Jalur Divine dengan usahanya sendiri. Dia telah memiliki Jalurnya sendiri.     

Karena Jalur mereka berbeda, mereka tidak mungkin bisa bekerja sama. Itulah sebabnya dia hanya punya satu kata untuk Saint Chess: enyahlah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.