Legenda Futian

Raja Suci Zhou Agung yang Kejam



Raja Suci Zhou Agung yang Kejam

3Yang Xiao dan Jiu Gongzi telah bangun.      1

Ye Futian tidak menghibur mereka dan tidak tahu bagaimana cara menghibur mereka. Satu-satunya hal yang bisa menghilangkan rasa sakit mereka adalah waktu. Namun, dia tetap mendampingi keduanya, dan Yaya masih duduk di bawah Mata Pedang untuk berlatih. Pedang raksasa itu berada di belakang tubuhnya. Aura Pedang yang tak berbatas terpancar dari Mata Pedang dan menjalar di sekujur tubuhnya, terlihat seperti sedang memurnikan tubuhnya.     

Ye Futian menghampiri bagian belakang dari pedang raksasa itu dan naik ke udara. Dia meletakkan tangannya di pedang tersebut dan memejamkan matanya, ia mulai merasakan matriks pedang yang berada di dalam pedang raksasa itu satu per satu.     

Pedang itu mampu melakukan seni ritual.     

"Wuchen, Xu Que, tempat ini sangat cocok untuk berlatih bagi para pendekar pedang seperti kalian. Manfaatkan tempat ini dengan baik. Pedang raksasa itu akan membantu kalian untuk mengembangkan seni pedang." Kemudian Ye Futian menambahkan, "Selain itu, tempat ini memiliki banyak hukum di dalamnya. Semua orang akan mendapatkan banyak manfaat dari latihan mereka dengan cara merasakan kekuatan yang tersebar di tempat ini."     

Seperti yang diduga oleh semua orang dari tempat-tempat suci lainnya, tempat ini pasti merupakan sebuah tempat latihan yang tidak biasa. Yaya telah memasuki sebuah kondisi misterius, dan dia tidak perlu terburu-buru untuk pergi dari sini. Dia ingin tetap tinggal dan melihat apa yang akan terjadi pada Yaya.     

Dia sendiri juga memiliki beberapa spekulasi tentang berbagai macam hal, dan dia beranggapan bahwa spekulasi itu memang benar adanya. Tetapi dengan melihat situasi saat ini, dia masih tidak bisa memastikan apakah semua spekulasinya itu benar atau tidak.     

Mungkin saja selama ini dia telah salah mengira.     

Segala sesuatunya menjadi lebih rumit dari yang dia perkirakan sebelumnya. Kata-kata yang diucapkan oleh sang Kepala Desa kepadanya masih belum bisa dipastikan kebenarannya.     

Rekan-rekannya mengangguk. Setelah mengalami kesulitan di Pertemuan Sembilan Negara dan semua yang terjadi di Kuburan Pedang Nether, mereka telah mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai banyak hal. Bahkan mereka yang belum menembus ke tingkat Sage Plane sudah semakin dekat mencapai hal tersebut.     

Apa yang dialami oleh seorang kultivator selama pertempuran, serta dalam situasi antara hidup dan mati, berfungsi untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam banyak hal. Itulah sebabnya melakukan perjalanan ke berbagai tempat adalah sebuah bagian penting dari proses latihan setiap kultivator.     

Ye Futian menoleh untuk melihat area di luar Kuburan Pedang Nether. Kematian Saint Chess tampaknya telah menandai akhir dari cobaan yang mereka alami.     

Tetapi apakah semua ini benar-benar telah berakhir?     

Tidak, sudah jelas tidak mungkin berakhir semudah ini. Mengapa orang-orang dari tempat suci lainnya berada di sini?     

Tidak ada satu-pun orang-orang dari tempat suci lainnya yang mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka justru mengalami kerugian besar. Beberapa perwakilan dari berbagai tempat suci memilih untuk tetap tinggal setelah keluar dari Kuburan Pedang Nether sementara yang lainnya telah pergi meninggalkan Desa Makam, kembali ke tempat mereka masing-masing. Kedamaian yang ada di Desa Makam tampaknya telah kembali. Namun, kedamaian seperti itu tampaknya menjadi sebuah pertanda sebelum masalah lainnya akan datang menimpa mereka.     

Para kultivator kuat dari Gunung Suci Xihua dan Dinasti Suci Zhou Agung berkunjung ke Desa Makam satu bulan kemudian. Ditambah lagi, rombongan yang mereka bawa kali ini jauh lebih besar daripada yang sebelumnya.     

Dinasti Suci Zhou Agung telah membawa Pasukan Phoenix Emas mereka dan mengepung Desa Makam. Pada saat yang sama, rangkaian kereta phoenix yang elegan mendarat di atas Gunung Suci Xihua yang terletak di Kota Huatian di Negeri Timur. Beberapa kultivator kuat dari Gunung Suci Xihua berusaha menghentikan kereta itu, tetapi mereka hanya bisa mempersilahkan kereta itu masuk ke dalam gunung saat mereka melihat siapa yang berada di dalam kereta tersebut.     

Saint Xihua dan Saint Rain sedang bermain catur di dalam Gunung Suci Xihua. Tidak lama kemudian, kereta itu terlihat turun dari udara, dan Raja Suci Zhou Agung keluar dari dalam kereta tersebut. Tatapan matanya terlihat tajam dan auranya begitu tegas dan luar biasa. Dia melirik ke arah Saint Xihua dengan dingin dan ia berkata, "Aku menduga bahwa kau sudah mengetahui apa yang telah dilakukan oleh Liu Zong, Saint Xihua."     

Saint Rain berdiri dari tempatnya dan memberikan kursinya kepada Raja Suci. Kemudian Saint Xihua berkata pada Raja Suci Zhou Agung, "Silahkan duduk, Raja Suci."     

Kedua mata Raja Suci bersinar dengan kilatan emas saat dia menatap ke arah Saint Xihua sebelum dia duduk di hadapannya.     

"Raja Suci, pengorbanan tidak bisa dihindari agar bisa mencapai hal-hal besar. Saint Chess terjebak di dalam matriks, dan dia adalah orang yang paling mengetahui tentang Kuburan Pedang Nether. Apabila kita menyelamatkan Saint Chess, hal itu akan membuatnya berhutang nyawa pada kita. Ditambah lagi, Saint Chess juga telah berjanji mengenai beberapa hal-hal tertentu. Fakta itu, ditambah dengan Kuburan Pedang Nether yang akan didapatkan olehnya, akan membuat Saint Sky dan Saint Glass menjadi sosok yang tidak penting di Negeri Timur." Saint Xihua menambahkan lebih lanjut, "Aku berasumsi bahwa kau berniat mengembalikan kejayaan dari Dinasti Suci Zhou Agung, bukan begitu?"     

"Kau telah menipuku, Saint. Apakah kau berkata bahwa kau tidak memiliki kepentingan pribadi dalam masalah ini?" ujar Raja Suci dengan nada dingin.     

"Kala itu aku telah berjanji di sini, di Gunung Suci Xihua, bahwa Liu Zong akan menjadi menantumu. Bersama dirimu dan Dinasti Suci Zhou Agung yang bekerja sama denganku, kita akan membangun Negeri Timur yang lebih kuat dari sebelumnya. Selain tidak memberitahumu tentang pengorbanan yang mungkin saja terjadi, menurutmu apa lagi yang tidak akan kusampaikan padamu?" Kemudian Saint Xihua menambahkan, "Sangat disayangkan bahwa misi ini berakhir dengan kegagalan. Aku yakin kau sudah mengetahui tentang apa yang terjadi di Kuburan Pedang Nether. Tempat itu benar-benar merupakan sebuah tempat suci untuk berkultivasi, dan terdapat Matriks Pedang Nether di dalamnya. Seharusnya rencana Liu Zong akan berhasil, tetapi semuanya tiba-tiba menjadi kacau saat semuanya berjalan dengan baik."     

Ekspresi Raja Suci Zhou Agung berubah menjadi serius. Dia tahu bahwa Ye Futian telah mengaktifkan Matriks Pedang Nether dan membunuh Saint Chess di dalam Kuburan Pedang Nether, serta nyaris membunuh semua orang dari Sembilan Negara di dalamnya juga.     

Orang-orang dari Negeri Barren pertama kali menunjukkan keberanian mereka di Pertemuan Sembilan Negara, dan kini mereka mengambil kendali dari Kuburan Pedang Nether. Perubahan situasi ini sungguh ironis.     

Negeri Barren, sebuah negara yang hampir dilupakan, kini mampu mendapatkan apa yang ingin dicapai oleh orang-orang dari Negeri Timur.     

Raja Suci tidak berkomentar apa-apa, tetapi hawa dingin yang terpancar dari tubuhnya sudah bisa menjelaskan segalanya.     

"Aku tahu kau ingin merahasiakan hal ini dan Pasukan Phoenix Emas yang kau kirimkan ke sana terdiri dari anggota kerajaan dari Dinasti Suci. Tapi orang-orang dari Gunung Suci Xihua juga menjadi korban, dan mereka juga orang-orang yang tangguh dan memiliki status penting. Tapi sekali lagi, Liu Zong tahu apa yang dia lakukan." Saint Xihua melanjutkan, "Jika kau berpikir bahwa kau ingin mengakhiri kesepakatan dalam hal ini, bagaimana kalau mulai sekarang, kau yang akan mengurus masalah ini, Raja Suci?"     

Raja Suci melirik ke arah Saint Xihua dan berkata, "Baiklah." Kemudian tubuhnya naik ke atas langit dan kembali ke keretanya begitu dia selesai berbicara. Lalu dia segera pergi meninggalkan tempat itu.     

Saint Xihua tersenyum saat dia melihat Raja Suci pergi. Dia tetap saja Raja Suci yang kukenal. Dia benar-benar tidak pernah berubah.     

"Raja Suci sepertinya suka memanfaatkan status yang dia miliki," ujar Saint Rain yang berada di sampingnya.     

"Hal itu tidak mengejutkan. Bagaimanapun juga, kita tidak menceritakan semua hal padanya, jadi wajar saja baginya untuk sulit mempercayaiku," ujar Saint Xihua.     

"Kau benar-benar meminta Raja Suci untuk mengurus masalah ini hal mulai dari sekarang?" tanya Saint Rain.     

"Aku terus menerus memiliki firasat bahwa Kepala dari Desa Makam itu bukanlah seseorang yang bisa dianggap enteng." Saint Xihua berkata, "Apakah dua budak pedang yang melayani Pendekar Nether telah mati?"     

Kedua mata Saint Rain berbinar.     

Kemudian Saint Xihua menambahkan, "Kita lihat saja. Dengan cara Raja Suci dalam menangani masalah, Desa Makam tidak akan bisa menyembunyikan rahasia apa-pun yang mereka miliki darinya."     

…     

Semakin banyak orang yang berdatangan ke Desa Makam. Matriks Pedang Nether telah muncul kembali di dunia ini, dan banyak tempat-tempat suci utama mengirimkan perwakilan mereka ke tempat terpencil itu, yang juga terletak di perbatasan antara empat negara yang berbeda.     

Desa Makam belum pernah melihat kerumunan yang begitu besar seperti itu. Banyak di antara mereka merasa khawatir. Saat ini situasinya benar-benar berubah menjadi seperti yang pernah dikatakan oleh Kepala Desa— nasib Desa Makam sedang dipertaruhkan.     

Beberapa bulan telah berlalu sejak Saint Chess binasa, dan banyak orang dari tempat-tempat suci di Sembilan Negara merasa kesal. Saint Chess telah tewas secara mengejutkan.     

Pada saat ini, pintu masuk menuju Kuburan Pedang Nether telah diambil alih oleh orang-orang dari berbagai tempat suci, namun tidak ada satu-pun dari mereka yang berani masuk ke dalam. Apa yang telah terjadi beberapa bulan lalu kini telah diketahui oleh semua orang. Hampir semua orang yang masuk ke dalam Kuburan Pedang Nether tewas di dalam sana. Matriks Pedang Nether telah diaktifkan, dan mereka yang selamat hanya bisa melihatnya dalam waktu singkat sebelum matriks itu menghilang. Namun, banyak orang nyaris terbunuh oleh efek serangan dari matriks yang mengerikan itu.     

Pada hari itu, sebuah kereta phoenix yang menakjubkan dan menyilaukan turun dari atas langit. Banyak sosok satu per satu naik ke atas langit. Mereka semua mengenakan jubah phoenix emas yang berkilauan dan menyapa seseorang yang datang dari atas langit.     

"Salam hormat untuk Raja Suci." Terdengar suara seruan di atas Desa Makam, yang membuat orang-orang dari Desa Makam merinding.     

Seorang Saint telah tiba di Desa Makam.     

Raja Suci keluar dari dalam kereta dan mengamati situasi yang ada di bawahnya. Banyak orang dari tempat-tempat suci lainnya menangkupkan tangan mereka dan menyapa, "Salam, Raja Suci."     

Sudah menjadi hal biasa bagi orang-orang dari tempat suci untuk menyapa seorang Saint, bahkan jika Saint itu bukan berasal dari tempat suci mereka.     

Raja Suci mengangguk dan menyelimuti Desa Makam dengan auranya. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arah tertentu. Dia mengambil satu langkah ke depan dan menghilang menjadi seberkas sinar cahaya emas dari tempat dia berdiri. Kereta itu bergerak ke arah dimana sinar itu menghilang, mengikuti arah yang dituju oleh Raja Suci.     

Banyak orang sedang berdiri di luar kediaman dari sang Kepala Desa.     

Seberkas sinar melintas dan Raja Suci telah tiba di sana, muncul di atas tempat dimana sang Kepala Desa berada. Raja Suci memusatkan pandangannya ke arah sang Kepala Desa.     

"Aku tidak menyangka kau akan datang kemari, Raja Suci," ujar sang Kepala Desa saat dia melihat kehadiran Raja Suci, tetapi nada bicaranya terdengar kurang sopan jika dibandingkan dengan kata-kata yang dia ucapkan.     

Kedua mata Raja Suci berkilauan dengan kilatan emas yang tajam, seolah-olah hendak menembus segalanya. Sebuah kekuatan yang sangat mengerikan dikerahkan pada sang Kepala Desa, yang tampak mengerutkan keningnya namun ekspresinya tidak banyak berubah. Dia menatap ke arah Raja Suci dan bertanya, "Apa maksud dari kedatanganmu kemari, Raja Suci?"     

"Kau memang sosok yang luar biasa," ujar Raja Suci dengan nada dingin. Dia turun dari atas langit dan berdiri di hadapan sang Kepala Desa dan bertanya, "Siapa bocah itu? Dan pedang apa yang diceritakan oleh orang-orang selama beberapa bulan terakhir?"     

"Jika kau ingin mengetahui semuanya, kau hanya perlu menjelajah ke dalam Kuburan Pedang Nether. Aku sendiri tidak pernah berada di dalam sana, jadi aku juga tidak tahu apa-apa," ujar sang Kepala Desa dengan nada datar.     

"Aku pernah mendengar informasi bahwa terdapat dua budak pedang tangguh yang melayani Pendekar Nether bertahun-tahun yang lalu, dan mereka berdua berada di tingkat Saint Plane. Dimana mereka sekarang?" Raja Suci terus bertanya, "Apakah mereka berada di sini sekarang, atau mereka berada di dalam Kuburan Pedang Nether?"     

Sang Kepala Desa menatap ke arah Raja Suci dengan serius. Pria ini memang benar-benar Raja Suci dari Dinasti Suci Zhou Agung. Pemimpin tertinggi dari sebuah Dinasti Suci, menguasai wilayah yang luas dan menuntut penghormatan dari semua makhluk hidup.     

"Apakah kau pikir semuanya akan baik-baik saja jika kau tidak mengatakan apa-apa dan membiarkan mereka tetap berada di dalam sana?" Raja Suci menambahkan dengan nada dingin, "Terdapat banyak orang dari Dinasti Suci Zhou Agung yang tewas di dalam Kuburan Pedang Nether."     

"Tapi apa hubungannya hal itu dengan Desa Makam?" sang Kepala Desa bertanya.     

"Ini berhubungan dengan bocah itu, dan pedang itu juga," jawab Raja Suci dengan nada dingin. Kemudian dia berbalik untuk melihat ke arah mereka yang berasal dari Dinasti Suci Zhou Agung dan berkata dengan nada dingin, "Kalian semua sudah berada di sini selama berhari-hari. Apa yang telah kalian lakukan?"     

"Raja Suci, kami telah memeriksa semua orang yang ada di desa ini. Banyak dari mereka merupakan sosok yang tangguh tetapi asal-usul dari sang Kepala Desa tetap tidak diketahui. Tidak ada yang mengetahui tentang proses latihan yang dia jalani. Kemudian, orang tua dari bocah itu adalah orang biasa, mereka hanya mengetahui beberapa hal tentang kultivasi," ujar seseorang dari samping sambil membungkuk hormat.     

"Apakah kalian sudah menangkap mereka?" Raja Suci bertanya.     

"Itu bisa dilakukan kapan saja," jawab seseorang yang berada di samping sambil membungkuk hormat.     

"Apakah kau bisa menyuruh mereka keluar sendiri?" Raja Suci bertanya pada sang Kepala Desa dengan nada dingin.     

"Apakah Raja Suci Zhou Agung yang mulia hendak mengancam beberapa kultivator muda untuk keluar dengan memanfaatkan nyawa dari orang-orang biasa?" sang Kepala Desa menatap ke arah Raja Suci dengan ekspresi dingin di wajahnya.     

"Mengancam?" Raja Suci menatap ke arah sang Kepala Desa dengan ekspresi yang sangat serius dan menambahkan, "Aku, Raja Suci Zhou Agung, perlu menggunakan ancaman untuk menghadapi orang-orang seperti kalian?"     

"Bunuh mereka." Sebuah perintah bergema di seluruh area tersebut dengan membawa keinginan membunuh yang luar biasa, membuat semua penduduk desa merasa ketakutan dan hati mereka berdebar kencang.     

"Baik, Raja Suci," jawab seseorang dari kejauhan, dan tidak lama kemudian terdengar suara teriakan dari tempat lain.     

Ekspresi sang Kepala Desa berubah menjadi sangat serius saat dia menatap sosok yang berada di hadapannya ini.     

Orang-orang dari berbagai tempat suci merinding ketakutan. Penguasa dari Dinasti Suci Zhou Agung memang satu sosok yang sangat brutal dan kejam.     

"Aku akan bertanya sekali lagi, apakah mereka akan keluar atau tidak?" Raja Suci Zhou Agung menatap ke arah sang Kepala Desa dan bertanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.