Legenda Futian

Saint Pertama dari Negeri Barren



Saint Pertama dari Negeri Barren

0Dua mayat tergeletak berlumuran darah di luar sebuah rumah kecil di suatu tempat di Desa Makam.     3

Pada saat yang sama, beberapa sosok melintas di udara. Mereka semua berpakaian sederhana tetapi memancarkan aura yang sangat kuat pada saat yang bersamaan, mengelilingi para kultivator yang baru saja membunuh dua orang tersebut.     

Pada saat yang sama, ratusan orang memancarkan aura yang kuat. Banyak sosok naik ke udara satu per satu dengan membawa kekuatan yang mengintimidasi. Namun, tidak ada satu-pun kultivator dari Dinasti Suci Zhou Agung yang terganggu akan hal tersebut. Pasukan Phoenix Emas segera naik ke atas langit, dan cahaya emas bersinar di sekeliling mereka. Bayangan burung-burung phoenix satu per satu memancarkan cahaya yang menyilaukan saat mereka berdiri berhadapan dengan penduduk desa.     

Sebuah desa biasa tidak akan mampu melawan pasukan tak terkalahkan dari Dinasti Suci Zhou Agung itu, tidak peduli sekuat apa-pun penduduk desa tersebut.     

Sebelumnya, para penyusup ini menahan diri dan tidak berani bertarung melawan penduduk desa karena Raja Suci belum berada di sana. Namun, dengan kehadiran dari Raja Suci dari Dinasti Suci Zhou Agung sendiri di Desa Makam dan memberikan perintah, tidak ada seorang-pun di antara para penyusup ini yang berani menentangnya.     

Para kultivator dari berbagai tempat suci menyaksikan peristiwa yang sedang terjadi di Desa Makam dengan ekspresi cemas di wajah mereka. Desa itu memang tangguh karena berani melawan Dinasti Suci Zhou Agung seperti ini. Apakah penduduk dari desa ini tahu sekuat apa Dinasti Suci Zhou Agung?     

Dinasti Suci memiliki sejarah yang panjang dan mereka pernah menguasai seluruh wilayah yang ada di Negeri Timur. Mereka adalah salah satu pasukan terkuat di seluruh penjuru Negeri Timur dan mereka tidak akan mudah diintimidasi. Ditambah lagi, terdapat pula para kultivator kuat dari Gunung Suci Xihua di sana. Tampaknya mereka telah membentuk sebuah aliansi dengan Pasukan Phoenix Emas dari Dinasti Suci Zhou Agung, yang mengepung para kultivator kuat dari Desa Makam.     

Tentu saja, banyak orang lebih peduli dengan bagaimana sang Kepala Desa akan menyikapi masalah ini.     

Penduduk dari Desa Makam sangat tangguh, dan ditambah dengan Matriks Pedang Nether yang telah membunuh Saint Chess sebelumnya, tidak ada seorang-pun dari Sembilan Negara yang tidak tahu bahwa Desa Makam memiliki rahasia di dalamnya. Mungkin Desa itu memiliki seseorang dengan kekuatan yang mengerikan, dan dia mungkin adalah seseorang yang telah melayani Pendekar Nether bertahun-tahun yang lalu.     

Pada saat ini, sang Kepala Desa dan Raja Suci Zhou Agung saling menatap satu sama lain. Hembusan angin yang aneh bertiup di sekitar mereka, menyapu dedaunan yang berserakan di atas tanah.     

Sementara para kultivator kuat dari Dinasti Suci Zhou Agung telah menyusup ke dalam Desa Makam dan memantau pergerakan dari penduduk desa, mereka tidak melakukan hal-hal yang melewati batas. Namun, Raja Suci sendiri telah memerintahkan anak buahnya untuk membunuh orang begitu dia tiba di tempat ini. Dia memaksa Ye Futian, Yaya, dan yang lainnya untuk segera keluar di hadapannya.     

"Kau sudah tahu bahwa aku adalah seorang Saint, namun kau tetap saja bersikap tidak sopan." Ekspresi sang Kepala Desa terlihat sangat serius. Sebuah aura tingkat Saint Plane terpancar dari tubuhnya dan menyelimuti seluruh area di Desa Makam dalam sekejap. Semua orang bisa merasakan aura Saint pada saat itu.     

Orang-orang dari Dinasti Suci memandang ke arahnya dengan ekspresi serius. Mereka sudah menduga hal ini sebelumnya.     

Sang Kepala Desa dari Desa Makam yang tersembunyi di antara perbatasan empat negara benar-benar seorang Saint. Tetapi sekali lagi, tidak ada yang perlu ditakutkan karena Raja Suci ada di sini bersama mereka. Dinasti Suci Zhou Agung tidak takut pada siapa-pun dan tidak ada pasukan di seluruh penjuru Negeri Timur yang bisa menandingi mereka. Kepercayaan diri semacam itu berasal dari status mereka sebagai anggota kerajaan dari Dinasti Suci.     

Orang-orang dari Sembilan Negara tampak terkejut, tetapi sebagian besar dari mereka tetap tidak terpengaruh akan hal tersebut.     

Raja Suci benar-benar tidak tergoyahkan. Tatapan matanya masih terlihat tajam saat dia menatap ke arah sosok yang auranya mulai berubah di hadapannya itu. Aura yang dipancarkan oleh sang Kepala Desa telah berubah total. Penampilannya yang terlihat polos, sederhana, bahkan sedikit berantakan dari sebelumnya kini benar-benar telah menghilang, digantikan dengan kekuatan yang tak terbatas. Jubahnya berkibar tertiup angin, dan Aura Pedang yang tak berbatas dapat terlihat di dalam matanya, dikerahkan menuju Raja Suci Zhou Agung.     

"Mungkin kau memang seorang Saint, lalu memangnya kenapa?" Nada bicara Raja Suci tetap terdengar sangat percaya diri dan sombong. Sebuah kekuatan menyebar di sekitar mereka dan menyelimuti seluruh area di Desa Makam. Kemudian dia berkata dengan nada dingin, "Seorang budak pedang dari Pendekar Nether di masa lalu berani menentangku. Jika mereka tetap bertahan di dalam Kuburan Pedang Nether, aku tidak akan ragu-ragu untuk membantai semua penduduk dari Desa Makam. Oh ya, apakah kau sudah menyiapkan sebuah kuburan untuk dirimu sendiri?"     

Semakin kuat kemampuan bertarung seseorang, maka semakin besar pula perbedaan tingkat Plane di antara mereka. Bahkan perbedaan kecil dalam tingkat Plane yang sama dapat terlihat dengan sangat jelas. Oleh karena itu, perbedaan kekuatan antara Saint sangatlah besar. Karena alasan itulah Gunung Suci Xihua secara diam-diam mengizinkan Liu Zong untuk membantu Saint Chess melarikan diri, tanpa merasa khawatir bahwa Saint Chess akan mengingkari kata-katanya nanti. Itu karena Saint Chess tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk berhadapan dengan Gunung Suci Xihua.     

Karena alasan itulah, Raja Suci Zhou Agung tidak mungkin takut berhadapan dengan seorang budak pedang, meskipun budak pedang itu adalah orang yang pernah melayani Pendekar Nether di masa lalu.     

Dia adalah seorang Raja Suci sementara lawannya hanyalah seorang budak pedang.     

"Ucapanmu memang benar. Aku memang seorang Saint, memangnya kenapa? Saint Chess juga seorang Saint, dan dimana dia sekarang?" ujar sang Kepala Desa dengan nada dingin.     

Raja Suci Zhou Agung menyeringai saat dia melirik lawannya. Apakah dia mencoba mengancamku?     

"Meskipun aku tidak tahu rahasia antara Desa Makam dan Kuburan Pedang Nether, aku bisa menebak berdasarkan peristiwa di masa lalu, bahwa meskipun Pendekar Nether dilahirkan kembali, dia tidak akan bisa terus menerus mengaktifkan Matriks Pedang Nether, bukan begitu? Sebenarnya berapa banyak kekuatan yang telah terkumpul di Kuburan Pedang Nether sehingga Ye Futian dapat menggunakan Matriks Pedang Nether dengan cara seperti itu?"     

Kemudian Raja Suci Zhou Agung berkata dengan nada dingin, "Jadi kau datang di Pertemuan Sembilan Negara untuk mencari penerus yang akan mewarisi Matriks Pedang Nether? Atau apakah kau memiliki pemikiran lainnya?"     

"Kau ingin tahu?" sang Kepala Desa menatap ke arah Raja Suci dan bertanya.     

"Aku harus mengetahuinya," jawab Raja Suci dengan nada sombong. Dia ingin lebih dari sekedar mengetahui semua fakta itu; dia ingin mengambil apa yang ada di dalam Kuburan Pedang Nether.     

"Mereka sudah keluar. Kau akan segera mendapatkan jawabanmu," ujar sang Kepala Desa sambil menatap ke arah Raja Suci.     

Kedua mata Raja Suci berbinar saat auranya menembus melintasi area tersebut, langsung bergerak menuju pintu masuk menuju Kuburan Pedang Nether. Sekelompok orang memang terlihat berjalan keluar dari sana, pergi menuju tempat lainnya.     

Kelompok itu tidak lain adalah Ye Futian dan rekan-rekannya. Yaya juga berada di sana. Sepertinya mereka telah mengetahui apa yang sedang terjadi di luar dan bergegas pergi ke suatu tempat dengan kecepatan yang luar biasa. Tempat itu tidak lain adalah tempat dimana dua penduduk Desa Makam terbunuh.     

Tidak lama kemudian, Ye Futian dan rekan-rekannya tiba di luar rumah kecil itu, menyaksikan mayat-mayat tergeletak berlumuran darah.     

"Ayah, ibu." Meskipun Yaya sudah tahu bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi, dia merasa sangat terkejut setelah melihat dua mayat tersebut. Pikirannya menjadi kosong, dan dia berjalan ke arah mereka dengan linglung sebelum ia berlutut, air mata mengalir deras dari matanya tanpa henti.     

Ye Futian juga berjalan menghampirinya, merasa linglung, dan ia memandang mayat-mayat itu dengan ekspresi tercengang di wajahnya. Dia telah menghabiskan waktu akhir tahun untuk menyambut tahun baru bersama-sama dan bersenang-senang dengan mereka. Namun, pada saat ini, keduanya telah menjadi mayat yang tergeletak di permukaan tanah.     

Tatapan mata Ye Futian dipenuhi dengan amarah saat dia mengepalkan tinjunya, memancarkan keinginan membunuh di sekujur tubuhnya. Paman Zhang dan Bibi Zhang hanya mengetahui beberapa hal tentang kultivasi dan mereka adalah penduduk desa biasa di Desa Makam. Mengapa mereka mendapatkan perlakuan seperti ini?     

Ye Futian mendongak dan melirik ke arah Pasukan Phoenix Emas yang berada di atasnya dan bertanya dengan nada dingin, "Siapa yang melakukan ini?"     

"Aku yang melakukannya." Terdengar sebuah suara dari atas langit, dan dua sosok terlihat turun dari atas langit secara bersamaan. Mereka tidak lain adalah Raja Suci dan sang Kepala Desa.     

Raja Suci melirik ke arah Ye Futian dan Yaya. Menurut penjelasan dari Zhou Du dan yang lainnya, mereka-lah yang mengaktifkan Matriks Pedang Nether. Ye Futian dan Yaya adalah dua sosok penting dari situasi yang sedang mereka hadapi, begitu pula dengan pedang itu.     

Ye Futian adalah orang yang bertanggung jawab atas matriks itu dan mengaktifkannya. Pedang itu telah mengeluarkan Aura Pedang yang tak berbatas sementara Yaya berperan sebagai bagian inti dari matriks itu layaknya sebuah tubuh spiritual.     

Ye Futian menatap ke arah Raja Suci dan bertanya, "Kenapa?"     

"Kau menanyaiku?" Raja Suci melirik ke arah Ye Futian dengan ekspresi dingin di wajahnya. Tatapan matanya dipenuhi dengan kekuatan yang luar biasa.     

Ye Futian memandang ke arah Raja Suci, yang tubuhnya diselimuti dengan sebuah kekuatan yang mengerikan, memancarkan aura para penguasa di sekujur tubuhnya, mengintimidasi semua orang yang memandangnya.     

Selama Pertemuan Sembilan Negara berlangsung, baik itu para Saint atau kultivator-kultivator kuat dari semua tempat suci, mereka semua duduk dengan sopan di kursi mereka masing-masing. Hal ini menyebabkan banyak orang memiliki kesalahpahaman bahwa tokoh-tokoh penting dari Sembilan Negara merupakan pribadi yang cinta damai.     

Namun, apa yang telah terjadi saat ini tampaknya telah memberi tahu dirinya bahwa Pertemuan Sembilan Negara hanyalah sebuah upacara yang diadakan bersama-sama oleh Sembilan Negara. Sembilan Negara itu sendiri sebenarnya sangat kejam. Saint Chess rela membunuh murid-muridnya hanya untuk membebaskan dirinya. Raja Suci tidak ragu untuk membantai orang-orang yang tak berdosa agar tujuannya tercapai. Seperti itulah sifat sebenarnya dari tokoh-tokoh penting di Sembilan Negara.     

Seperti yang dikatakan oleh Saint Chess, Jalan Agung tidak memiliki tempat bagi mereka yang mengedepankan perasaan.     

Raja Suci, seorang pemimpin dari sebuah dinasti suci, tidak begitu peduli dengan kehidupan seseorang dan tidak peduli dengan nyawa dari dua orang biasa.     

"Kau telah membunuh Saint Chess di Kuburan Pedang Nether dan tidak peduli dengan orang-orang dari tempat suci lainnya, sementara kau memiliki cara untuk menghancurkan matriks tersebut. Hal itu menyebabkan banyak orang dari tempat-tempat suci kehilangan nyawa mereka, bukan?" Raja Suci bertanya dengan nada dingin.     

"Semua orang yang menjelajah di dalam Kuburan Pedang Nether berasal dari tempat suci. Mereka telah mempertaruhkan nyawa mereka dengan memasuki tempat itu, dan semua orang melakukan segala cara untuk menghancurkan matriks tersebut. Kami, dari Negeri Barren, juga melakukan hal yang sama. Wajar saja apabila saya tidak bisa hanya duduk diam dan tidak melakukan apa-apa sementara Saint Chess ingin membunuh saya." jawab Ye Futian dengan nada dingin, lalu ia bertanya, "Apa hubungan semua ini dengan anda, Raja Suci?"     

"Negeri Timur memiliki beberapa Saint di dalamnya, dan kau berperilaku seolah-olah tidak terjadi apa-pun setelah membunuh seorang Saint dengan tanganmu sendiri. Orang-orang dari tempat suci yang tewas di dalam sana berasal dari Dinasti Suci Zhou Agung. Bagaimana menurutmu mengenai hal ini?" jawab Raja Suci dengan nada dingin.     

"Saint Chess adalah seorang Saint dari Negeri Timur. Kau, sebagai Pemimpin dari Istana Holy Zhi di Negeri Barren, berani menggunakan matriks itu untuk membunuh seorang Saint dari Negeri Timur. Kau benar-benar bersikap kurang ajar," ujar beberapa kultivator kuat dari Gunung Suci Xihua.     

Ye Futian melihat Liu Zong dan bawahannya berada di antara kerumunan dari Gunung Suci Xihua.     

"Kau telah mengaktifkan Matriks Pedang Nether dan pada akhirnya membunuh banyak orang di pihakmu sendiri," ujar beberapa kultivator kuat dari Aula Cahaya Suci, mencoba untuk mengintimidasi Ye Futian.     

Ye Futian mengamati kerumunan yang berada di depannya itu dan tiba-tiba menyeringai, merasakan ironi dari semua ini.     

"Istana Holy Zhi di Negeri Barren adalah bagian dari ortodoksi Kaisar Xia, sama seperti kalian semua. Jadi, kau memberitahuku bahwa Saint Chess ingin membunuhku, merenggut nyawa dari seorang pemimpin istana, namun aku tidak diizinkan untuk melawan balik? Ditambah lagi, apakah kalian semua mengatakan bahwa aku, sebagai Pemimpin dari Istana Holy Zhi, yang menjelajah ke dalam Kuburan Pedang Nether, harus menjamin keselamatan orang-orang dari tempat suci lainnya?"     

Ye Futian melirik ke arah kerumunan itu sekali lagi dan berkata, "Kalian semua bisa mengatakan apa-pun untuk menyalahkanku. Saint Chess mengatakan bahwa kultivasi di sepanjang Jalur Agung berarti seseorang harus merampas sesuatu dari orang lain. Tampaknya masing-masing dari kalian benar-benar menerapkan hal itu dalam hidup kalian, tetapi kalian semua berbeda dari Saint Chess, karena kalian lebih sombong darinya."     

Sudah jelas dia mengetahui apa yang ingin diambil oleh orang-orang itu.     

"Tangkap dia." Raja Suci tidak ingin berdebat dengan Ye Futian lebih lama lagi dan memberikan perintah dengan nada dingin. Para kultivator kuat dari Pasukan Phoenix Emas melangkah ke depan begitu dia selesai berbicara.     

Beberapa sosok satu per satu muncul di samping Ye Futian. Zhuge Qingfeng, Yuan Zhan, dan yang lainnya kini berdiri di depan Ye Futian.     

"Sebagai sesama anggota dari tempat suci di sembilan negara, menurutku kau tidak berhak menangkap Pemimpin dari Istana Holy Zhi di Negeri Barren, Raja Suci," ujar sang Kepala Desa, yang selama ini berdiri di bagian samping.     

"Negeri Barren tidak memiliki Saint. Apakah Istana Holy Zhi pantas disebut sebagai sebuah tempat suci?" Raja Suci berkata dengan nada dingin, "Aku akan memanggil Kaisar Xia secara pribadi. Sedangkan kau sendiri, aku akan berurusan denganmu nanti."     

Sang Kepala Desa melirik ke arah Raja Suci dan berkata, "Orang-orang dari berbagai tempat suci di Sembilan Negara telah memberanikan diri masuk ke dalam reruntuhan yang ditinggalkan oleh Pendekar Nether. Tidak ada seorang-pun dari kalian yang mampu menghancurkan matriks tersebut kala itu, jadi wajar saja apabila tidak ada satu-pun di antara kalian yang berhak untuk mewarisi reruntuhan tersebut. Aku hanya mengikuti perintah suci yang telah diberikan kepadaku oleh Pendekar Nether, bahwa orang yang mampu memecahkan matriks akan mendapatkan hak untuk mewarisi Matriks Pedang Nether. Kami dari Desa Makam akan mengikuti sang penerus dari Matriks Pedang Nether. Mulai saat ini, Istana Holy Zhi dari Negeri Barren akan memiliki seorang Saint di antara mereka. Desa Makam kini menjadi bagian dari Istana Holy Zhi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.