Legenda Futian

Jiu Gongzi



Jiu Gongzi

0Kota Yujing adalah sebuah kota yang sangat ramai, dan tempat yang paling ramai di seluruh penjuru Kota Yujing tidak lain adalah Rumah Qingyu. Gunung Jinghua memiliki para kultivator terkuat sementara Rumah Yujing menghasilkan anggur terbaik. Namun, Rumah Qingyue memiliki wanita-wanita paling cantik di Kota Yujing.     
0

Di antara tiga tempat itu, Gunung Jinghua adalah tempat dimana Saint Chess berlatih, dan wajar saja tempat itu menjadi tempat yang paling sepi di antara tempat-tempat lainnya. Rumah Yujing adalah Kantor Pemimpin Kota dari Kota Yujing, dan hanya para tamu yang diundang oleh sang Pemimpin Kota yang boleh meminum anggur yang mereka miliki. Rumah Qingyu adalah satu-satunya tempat yang tidak memiliki batasan seperti itu, dan karena itulah, Rumah Qingyu adalah tempat yang paling ramai.     

Rumah Qingyu bukan benar-benar sebuah 'rumah', melainkan sebuah kapal atau lebih tepatnya sebuah restoran terapung. Tempat itu diberi hiasan yang terlihat mewah dan rumit seperti tempat-tempat lainnya yang berada di daratan meskipun Rumah Qingyu adalah sebuah tempat yang mengapung di tepi Danau Giok.     

Bagi Ye Futian, daya tarik terbesar dari tempat itu adalah, tanpa diragukan lagi, gadis-gadis cantik yang berada di atas kapal tersebut. Karena itu, ia sengaja muncul di tepi Danau Giok dan duduk di barisan terdepan, bersandar di dekat kapal itu. Terdapat beberapa wanita cantik sedang bermain musik dan menari di atas kapal. Suara alunan musik yang mereka mainkan dan pemandangan gadis-gadis yang sedang menari adalah sebuah pemandangan yang indah.     

"Pemandangan yang indah, ya?" Hua Jieyu yang mengenakan sebuah cadar berdiri di samping Ye Futian dan bertanya sambil tersenyum. Bukan hanya Hua Jieyu yang melakukan hal itu; semua gadis di kelompok Ye Futian juga mengenakan cadar untuk menyembunyikan wajah mereka. Kehadiran mereka akan menyebabkan sebuah keributan jika sekelompok gadis seperti mereka muncul di tempat seperti itu.     

"Benar." Ye Futian mengangguk dengan jujur tetapi dia segera menoleh ke arah Hua Jieyu dan berkata, "Tapi tentu saja, tidak secantik istriku."     

"Menurutku tarian mereka lebih indah. Bahkan aku, seorang gadis, terpesona oleh tarian mereka." Hua Jieyu tersenyum dengan malu-malu pada Ye Futian.     

"Kata-katamu memang benar adanya." Ye Futian mengangguk.     

Hua Jieyu mendekatkan tubuhnya ke arah telinga Ye Futian dan berkata dengan suara pelan, "Bagaimana kalau aku menari untukmu?"     

Ye Futian mengedipkan matanya dan bisa merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia mengingat kembali saat mereka masih muda, dimana Jieyu benar-benar menarik perhatian sebuah kota dengan tariannya. Apakah sesuatu yang luar biasa seperti itu akan terjadi disini?     

"Sebaiknya kita menari saat senja tiba" balas Ye Futian dengan suara pelan.     

"Baiklah." Hua Jieyu mengangguk sambil tersenyum tipis. Ye Futian menatapnya dan merasa kata-katanya terdengar sulit untuk dipercaya.     

"Jieyu, mengapa aku merasa bahwa dia hanya datang kemari untuk menyaksikan gadis-gadis itu?" Zhuge Mingyue duduk tepat di sebelah Hua Jieyu. Dia tersenyum pada Ye Futian lalu ia mencubit Gu Dongliu yang berada tepat di sampingnya. "Sepertinya dua bersaudara ini sedang bersenang-senang dengan memandangi para gadis itu."     

"Wanita cantik adalah racun bagi para pria," jawab Gu Dongliu dengan serius. Zhuge Mingyue tersenyum padanya. Ye Futian melihat ke arah Kakak Ketiga, yang kini menunjukkan ekspresi yang sangat serius di wajahnya. Dia memang kakak seniorku. Aku yakin bahwa ada banyak hal yang harus dia pelajari darinya.     

Sebuah keributan terdengar dari kerumunan tersebut. Sekelompok gadis lainnya muncul ketika tirai yang menutupi kapal itu dibuka. Wanita yang berada di tengah-tengah kelompok itu mengenakan pakaian yang tipis dan bergerak seolah-olah dia tidak memiliki tulang di tubuhnya. Dia berbalik untuk melihat ke arah kerumunan di depannya dengan tatapan mata yang sepertinya mampu meluluhkan pikiran dari orang-orang yang melihatnya. Kecantikannya sangat menakjubkan sehingga nyaris tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkannya.     

"Dewi Hanyu." Banyak orang menyerukan namanya. Wanita itu adalah wanita paling cantik dari semua wanita di Rumah Qingyu: Dewi Hanyu.     

Banyak orang yang mengatakan bahwa penampilannya setara dengan wanita paling cantik di Kota Yujing. Namun, statusnya yang cukup rendah menunjukkan bahwa dia tidak dapat dibandingkan dengan istri dari Pemimpin Kota yang juga seorang murid dari Saint Chess itu.     

"Dia sangat cantik." Ye Futian tersenyum. Dewi Hanyu memiliki jari-jari sehalus batu giok. Alunan musik mistis yang indah dimainkan saat ia memetik senar-senar guqin. Asap mengepul dan wanita-wanita cantik itu menari, menjadikan pemandangan itu terlihat begitu indah seperti dalam mimpi.     

"Musik yang dimainkan sama indahnya seperti orang-orang yang memainkannya." Ye Futian mulai memuji penampilan yang dilihatnya. Zhuge Mingyue tersenyum dan menatap ke arah Ye Futian dan berkata dengan suara pelan, "Pernikahan benar-benar mengubah seseorang."     

"Ya." Hua Jieyu mengangguk, menyetujui ucapan dari Kakak Kedua.     

Dewi Hanyu membungkuk hormat kepada para penonton dan dalam sekejap kerumunan itu menjadi gempar. Banyak orang membuka mulut mereka dan berkata, "Beri dia hadiah." Batu spiritual yang tak terhitung jumlahnya, peralatan-peralatan ritual, dan berbagai macam pusaka dibawa ke atas kapal.     

"Jiu Gongzi memberikan sebuah peralatan ritual tingkat Sage sebagai hadiah." Terdengar suara dari seorang perempuan di suatu tempat dan semua orang mengalihkan pandangan mereka ke suatu tempat di barisan terdepan di atas kapal tersebut. Seorang lelaki yang gagah duduk disana dengan tenang, mengagumi penampilan Dewi Hanyu yang sangat cantik.     

"Jiu Gongzi sangat murah hati seperti biasanya," ujar banyak orang sambil tersenyum.     

"Jiu Gongzi datang kemari setiap hari dan dia selalu menjadi tamu terhormat. Sepertinya dia juga melakukan hal yang sama hari ini," ujar seseorang. Orang yang memberikan hadiah paling mewah akan menjadi tamu terhormat, berhak bermalam dengan Dewi Hanyu.     

Meskipun Dewi Hanyu sangat cantik, semakin tinggi tingkat kultivasi seseorang, maka temperamen seseorang juga menjadi semakin luar biasa. Seseorang harus memiliki kemampuan untuk mengagumi wanita-wanita cantik tanpa perlu terbuai dengan nafsu semata. Bagi orang-orang seperti itu, latihan mereka adalah hal yang paling penting dan mereka yang berstatus tinggi memiliki reputasi yang perlu dijaga. Karena itu, sangat jarang untuk melihat seseorang memberikan sebuah peralatan ritual tingkat Sage semudah itu.     

"Paman, berikan dia sebuah peralatan ritual tingkat menengah," ujar Ye Futian sambil menoleh ke sosok yang berada di sampingnya. Hanya ada satu orang yang disebutnya sebagai 'paman' di antara anggota kelompok yang dibawanya, dan orang itu adalah Sage Wanxiang.     

"Apa..." Sage Wanxiang memandang ke arah Ye Futian dengan ekspresi tercengang di wajahnya. Apakah dia baru saja menyuruhku, seorang Pemimpin yang terhormat dari Paviliun Wanxiang, untuk memberi hadiah kepada seorang pelacur? Pemimpin Istana satu ini benar-benar bertindak seenaknya sendiri.     

Ye Futian tersenyum dengan malu-malu pada Sage Wanxiang, yang mungkin adalah orang paling kaya di antara semua orang di dalam kelompoknya. Ye Futian tidak bisa meminta tolong pada orang lain ketika menghadapi permintaan seperti itu.     

Sage Wanxiang tersenyum masam dan menggelengkan kepalanya saat melihat senyuman di wajah Ye Futian, sebelum akhirnya ia mengeluarkan sebuah peralatan ritual dari cincinnya dan menyerahkannya pada Ye Futian. Gadis yang menerima hadiah itu tampak bingung dan memeriksanya dengan seksama, lalu ia bertanya, "Bolehkah saya tahu dari siapa hadiah ini diberikan?"     

"Tuan Ye," ujar Sage Wanxiang. Gadis itu mengangguk dan berdiri dari tempatnya, lalu berkata pada Ye Futian, "Tuan Ye memberikan sebuah peralatan ritual Sage tingkat menengah."     

Tiba-tiba tatapan mata semua orang tertuju pada Ye Futian. Pria itu memberikan sebuah peralatan ritual Sage tingkat menengah? Siapa identitas dari pria ini? Apakah dia orang-orang seperti Jiu Gongzi?     

Banyak orang mulai mencoba untuk menebak-nebak identitas yang dimiliki oleh Ye Futian. Saat ini, terdapat banyak orang yang berasal dari negara lain telah tiba di Kota Yujing. Apakah dia salah satu dari orang-orang asing itu? Namun, sepertinya tidak ada nama 'Tuan Ye' di antara sosok-sosok terkemuka yang telah tiba di kota ini.     

Setelah beberapa saat, gadis yang berada di atas kapal itu tersenyum dan memandang ke arah Ye Futian, lalu berkata, "Beberapa saat lagi, Tuan Ye akan naik ke atas kapal."     

Dewi Hanyu memalingkan matanya yang indah ke arah Ye Futian dan mengangguk, ia merasa penasaran siapa sebenarnya Ye Futian itu.     

"Sudah cukup bagi saya untuk mendengarkan musik anda dan mengagumi penampilan anda, dewi." Ye Futian tersenyum dan berkata, "Adapun untuk naik ke atas kapal, anda tidak perlu melakukan hal seperti itu. Terima kasih atas penawaran anda, tapi saya ingin memberikan kesempatan semacam itu pada Jiu Gongzi."     

Orang-orang terlihat semakin bingung. Orang asing itu tidak hanya telah memberikan sebuah peralatan ritual Sage tingkat menengah, tetapi dia juga tidak ingin repot-repot naik ke atas kapal tersebut.     

Rasa penasaran muncul di mata Dewi Hanyu. Meskipun dia tahu betul bahwa para kultivator memiliki kehendak yang sangat kuat, namun hampir tidak ada orang yang pernah datang ke tempat ini dan melihatnya sampai sejauh ini tetapi malah menolak menerima undangannya.     

"Baiklah." Gadis itu tidak banyak berkomentar. Dia hanya mengangguk sambil tersenyum.     

Jiu Gongzi mengalihkan pandangannya ke arah Ye Futian dan melihat banyak gadis berada di sekitarnya. Kemudian dia tersenyum dan bertanya, "Jadi, kau juga menyukai gadis-gadis cantik?"     

"Yah, memangnya siapa yang tidak menyukainya?" ujar Ye Futian. "Sangat munafik apabila seseorang mengaku bahwa dia tidak menyukai gadis-gadis cantik."     

"Menarik." Jiu Gongzi tersenyum dan berkata, "Kau datang kemari untuk menghadiri acara di Gunung Jinghua?"     

"Ya." Ye Futian mengangguk. Nama Jiu Gongzi menandakan bahwa dia adalah murid kesembilan dari Saint Chess dari Gunung Jinghua. Dia adalah murid yang paling muda dan dia adalah seorang pengangguran kaya.     

"Aku memiliki delapan kakak senior lainnya. Mengapa kau ingin menemuiku?" tanya Jiu Gongzi sambil tersenyum.     

"Karena kau adalah yang paling menarik," ujar Ye Futian sambil tersenyum. Karena Ye Futian ingin mencoba keberuntungannya, tentu saja dia perlu mengetahui banyak informasi. Mereka yang ingin mewarisi papan catur milik Saint Chess pertama-tama harus mendapatkan persetujuan dari salah satu muridnya sebelum mereka diizinkan masuk ke dalam Vila Saint Chess. Informasi yang didapatkan oleh Ye Futian mengatakan bahwa murid kesembilan dari Saint Ches akan muncul setiap hari di Rumah Qingyu.     

"Kedengarannya kau hanya membual, tapi aku menyukai kata-katamu itu." Jiu Gongzi tersenyum dan bertanya, "Apakah kau tahu cara bermain catur?"     

Ekspresi Ye Futian terlihat aneh dalam menanggapi pertanyaan itu sebelum akhirnya mengangguk dan berkata, "Kurasa begitu."     

Bermain catur itu mudah. Sepertinya semua orang mengetahui cara bermain catur, bukan? Tetapi sekali lagi, menjadi sangat mahir dalam hal itu adalah sesuatu yang benar-benar berbeda.     

"Bagaimana kalau kau mencobanya?" ujar Jiu Gongzi sambil tersenyum, sambil mengayunkan tangannya dengan santai. Dalam sekejap, sebuah meja dan papan catur muncul di antara keduanya. Dia mengayunkan tangannya sekali lagi dan Ye Futian mengulurkan tangannya, mengambil satu pion hitam sebelum ia melihat Jiu Gongzi meletakkan pionnya di atas papan catur.     

Banyak orang yang menghampiri mereka untuk melihat lebih dekat. Tidak ada yang menyangka bahwa Jiu Gongzi akan bermain catur dengan orang asing di tempat seperti itu. Situasinya menjadi semakin menarik.     

Ye Futian juga menempatkan pionnya. Kedua mata Jiu Gongzi berbinar dan ekspresi aneh muncul di wajahnya. Sepertinya tidak mengerti mengapa Ye Futian memilih untuk menempatkan pionnya di tempat seperti itu.     

Apakah ini sebuah cara bermain catur yang baru? Tidak ada orang yang akan menempatkan pion pertama mereka seperti itu berdasarkan cara bermain catur pada umumnya, ia bertanya-tanya dalam hati.     

Jiu Gongzi menempatkan pion berikutnya. Keduanya terus bermain dan tidak lama kemudian, Sword Saint, Gu Dongliu, dan orang-orang yang berada di belakang Ye Futian menyaksikan jalannya permainan catur itu, mereka merasa canggung.     

"Hei, kau benar-benar tahu cara bermain catur, bukan?" Xu Que bertanya dengan suara pelan, ketika melihat bagaimana sebagian besar pion milik Ye Futian telah dihabisi oleh lawannya.     

"Tentu saja aku mengetahuinya. Memangnya kau pikir siapa yang sedang bermain sekarang?" Ye Futian menatap ke arah Xu Que. Dia hanya perlu menempatkan pion-pion catur miliknya. Siapa yang tidak tahu bagaimana cara melakukan hal seperti itu?     

Semua penonton memandang ke arah Ye Futian dengan heran. Mereka telah mengantisipasi bahwa pertempuran ini akan menjadi sebuah pertempuran antara dua pemain yang mahir dalam bermain catur, tetapi apa yang terjadi di hadapan mereka ini benar-benar tidak terduga.     

Sage Wanxiang mulai merasa menyesal telah ikut serta dalam perjalanan ini. Pria ini terlihat biasa-biasa saja di Istana Holy Zhi, tapi dia benar-benar menjadi gila ketika berada diluar.     

Dia mulai berpikir apakah dia telah salah menilai Ye Futian.     

Tidak lama kemudian, Ye Futian dibantai di atas papan catur itu, ia mengalami sebuah kekalahan yang memalukan.     

"Luar biasa, Saudara Ye," ujar Jiu Gongzi pada Ye Futian. Itu adalah pertama kalinya dia bertemu lawan yang 'tangguh'.     

"Jiu Gongzi benar-benar mahir dalam bermain catur. Sepertinya aku harus banyak belajar," ujar Ye Futian.     

*Uhuk, uhuk* Seseorang di sekitarnya tersedak. Apakah seseorang perlu mahir bermain catur untuk melawan orang sepertimu?     

Orang-orang yang berada di sekitar Ye Futian merasa ingin berbalik dan segera pergi dari tempat itu, berpura-pura bahwa mereka tidak pernah mengenalnya.     

"Ayo kita pergi," ujar Jiu Gongzi sambil berdiri dari tempatnya.     

Ye Futian tercengang. Jiu Gongzi menundukkan kepalanya, ia tersenyum dan berkata, "Bukankah kau datang kemari untuk pergi ke Gunung Jinghua?"     

"Benar." Ye Futian berdiri dari tempatnya, bersiap-siap untuk pergi. Dia telah berhasil mencapai tujuan pertamanya dalam perjalanan itu. Murid kesembilan dari Saint Chess benar-benar konyol dan menarik, seperti apa yang dia dengar dari rumor yang beredar.     

Gunung Jinghua berada tepat di samping Kantor Pemimpin Kota sementara Rumah Yujing dibangun memunggungi gunung tersebut. Vila Saint Chess berada di puncak gunung sementara Rumah Yujing berada di kaki gunung. Seseorang harus melewati Rumah Yujing untuk bisa mendaki Gunung Jinghua.     

Terdapat banyak sosok yang luar biasa disana yang berasal dari seluruh penjuru Negeri Timur, dan saat ini mereka semua berada di Rumah Yujing.     

Ye Futian dan kelompoknya juga telah tiba di Rumah Yujing.     

"Sepertinya kalian tidak punya peluang untuk melangkah lebih jauh." Senyuman Jiu Gongzi terlihat hangat, ramah, dan mempesona. Kemudian dia berkata pada Ye Futian, "Tapi tentu saja, hanya kau yang masuk ke dalam Vila Saint Chess melalui persetujuanku. Oleh karena itu, aku akan mendukungmu."     

Ye Futian bahkan tidak tahu cara bermain catur. Wajar saja apabila dia tidak punya peluang untuk melangkah lebih jauh di acara itu. Banyak dari mereka yang telah tiba di rumah yang luas itu merupakan sosok-sosok terkemuka di seluruh penjuru Negeri Timur. Sebagai contoh, Han Jing, yang dikenal karena perhitungannya yang sempurna dan dia sendiri merupakan seorang kultivator yang berspesialisasi dalam elemen spiritual dengan kekuatan yang misterius. Kemampuan perhitungan pikirannya sangat mengerikan, dan dia juga berpengalaman dalam menggunakan matriks. Banyak pemain catur senior telah kalah di tangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.