Legenda Futian

Pilihan dari Saint Chess



Pilihan dari Saint Chess

2Semua orang di Tebing Catur merasa bahwa mereka belum cukup puas menyaksikan penampilan yang menakjubkan itu.     2

Dua orang telah menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi secara berurutan hanya dalam jangka waktu satu hari. Tidak ada yang mengira bahwa hal seperti ini akan terjadi. Dengan adanya dua orang yang berhasil menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi, sekarang yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang berhak mendapatkan warisan yang ditinggalkan oleh Saint Chess.     

Ekspresi aneh muncul di wajah banyak orang saat mereka melihat ke arah Yang Xiao dan yang lainnya.     

Mungkin Liu Zong adalah sosok yang pantas mendapatkannya.     

Lagipula, sesuai peraturan yang berlaku, Liu Zong adalah orang pertama yang berhasil menaklukkan permainan itu. Pada saat Permainan Catur Naga Surgawi ditaklukkan, maka persyaratannya sudah terpenuhi, yang menunjukkan bahwa warisan yang dimiliki oleh Saint Chess seharusnya diberikan pada Liu Zong. Namun, karena Ye Futian ingin menantang permainan itu, sembilan murid dari Saint Chess memberinya kesempatan untuk melakukannya. Peraturan itu tetap tidak berubah. Lagipula peraturan itu adalah sesuatu yang ditetapkan oleh Saint Chess.     

"Pemimpin Istana Ye, kau memang sangat berbakat dalam seni catur. Aku merasa ragu untuk mempercayainya saat Adik Kesembilan membahas tentang dirimu sebelumnya, tetapi kau memang terbukti lebih luar biasa dari penjelasan yang diucapkan oleh Adik Kesembilan. Kami di Vila Saint Chess akan selalu siap menyambutmu jika kau berkesempatan untuk mengunjungi kami suatu hari nanti. Kau diperbolehkan untuk meminjam semua materi terkait seni catur yang dimiliki oleh Vila Saint Chess," ujar Li Kaishan pada Ye Futian dengan nada bicara yang terdengar tenang, menunjukkan rasa kagum yang luar biasa padanya.     

Ye Futian melirik ke arah Li Kaishan dan mengetahui maksud sebenarnya di balik kata-katanya itu. Meskipun bakatnya dalam seni catur telah diakui oleh semua orang di Vila Saint Chess, dia tidak mungkin bisa mendapatkan warisan dari Saint Chess. Hal ini juga telah membuktikan dugaan Ye Futian bahwa Li Kaishan memang berniat untuk membantu Liu Zong.     

"Terima kasih, Tuan Er." Ye Futian mengangguk sambil tersenyum, dia tidak berkomentar banyak. Warisan itu adalah sesuatu yang dimiliki oleh Vila Saint Chess dan Liu Zong adalah orang pertama yang menaklukkan permainan tersebut. Oleh karena itu, dia menganggap bahwa dia tidak pantas untuk meminta warisan tersebut dengan paksa, dia akan berpikir bahwa warisan itu memang tidak ditakdirkan untuk menjadi miliknya.     

Namun, perjalanan mereka ke Vila Saint Chess dan tinggal di tempat ini untuk belajar seni catur, tidak akan menjadi sebuah perjalanan yang sia-sia. Setelah mengembangkan pemahaman yang luar biasa dalam seni catur, Ye Futian merasa bahwa dia telah mendapatkan banyak hal dari perjalanan kali ini.     

"Peraturan yang ditetapkan oleh Vila Saint Chess menyatakan bahwa orang yang berhasil menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi akan dianugerahi dengan sebuah benda milik guru kami. Namun, karena baik Liu Zong maupun Tuan Ye sama-sama telah menaklukkan permainan ini, aku harus mengakui bahwa hal ini cukup membuatku kebingungan," ujar Yang Xiao sambil tersenyum.     

"Kakak Tertua, semua persyaratan telah terpenuhi saat permainan itu ditaklukkan. Meskipun Pemimpin Istana Ye juga berhasil menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi, namun hal itu tidak akan berarti apa-apa. Mengapa kau harus merasa bingung, Kakak Tertua?" ujar Li Kaishan, sambil menatap ke arah Yang Xiao.     

"Keduanya telah menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam seni catur. Jika Liu Zong bukan orang pertama yang menantang Permainan Catur Naga Surgawi, maka pada akhirnya Ye Futian adalah orang yang berhasil menaklukkan permainan itu. Tapi ucapanmu memang benar, Adik Kedua, peraturan itu harus dipatuhi. Papan catur ini dibuat oleh guru kita, yang sekarang akan diberikan kepada Liu Zong," Yang Xiao menambahkan.     

Li Kaishan mengangguk dan berkata, "Kalau begitu, mari kita undang Liu Zong untuk berkunjung ke Vila Saint Chess bersama kita."     

Yang Xiao tidak menanggapi komentar itu dan memandang semua orang yang hadir. "Sungguh luar biasa bagi Vila Saint Chess untuk mengetahui bahwa Permainan Catur Naga Surgawi telah ditaklukkan sebanyak dua kali hari ini. Siapa-pun yang telah berpartisipasi dalam menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi hari ini dipersilahkan untuk berkunjung ke Vila Saint Chess bersamaku. Sementara itu bagi yang lainnya, aku akan mengadakan sebuah perjamuan di Rumah Yujing untuk menjamu para tamu yang telah hadir dari seluruh penjuru dunia, dan kalian dipersilahkan untuk menginap."     

Vila Saint Chess selalu menjadi tempat dimana Saint Chess berlatih dengan tenang. Sementara itu Rumah Yujing yang berada di kaki gunung adalah wilayah milik Yang Xiao, dan itu memang tempat yang lebih cocok untuk mengadakan acara berskala besar untuk menghibur para tamu.     

"Baik." Semua orang yang hadir mengangguk dan tersenyum. Mereka juga ingin melihat akhir dari acara itu secara langsung.     

Terdapat rumor yang mengatakan bahwa tidak lama lagi Saint Chess akan meninggal dunia. Namun, rumor itu adalah sesuatu yang belum bisa dibuktikan kebenarannya. Tidak ada seorang-pun yang benar-benar mengetahui kebenarannya, bahkan hingga saat ini, dan Liu Zong mungkin akan segera mengetahuinya, yang menarik minat dari para tamu yang hadir.     

"Kalian berdua, silahkan ikut dengan kami," ujar Yang Xiao, sambil menatap ke arah Liu Zong dan Ye Futian.     

Mereka mengangguk dan pergi menuju Villa Saint Chess. Sembilan Tetua di Tebing Catur membereskan permainan mereka masing-masing. Karena semua ini telah berakhir.     

Lokasi dari Vila Saint Chess tersembunyi di dalam Gunung Jinghua, dikelilingi dengan banyak matriks dan diselimuti oleh awan berkabut. Jika tidak ada seorang-pun anggota dari vila itu sendiri yang mengarahkan jalan, maka hampir mustahil bagi siapa-pun dari dunia luar untuk mengetahui lokasi sesungguhnya dari Vila Saint Chess.     

Setelah melewati deretan matriks yang menghasilkan awan berkabut itu, mereka melihat sebuah vila berukuran besar di depan mata mereka, berdiri dengan megah dan terlihat begitu agung. Mereka tiba di bagian bawah tangga dan Yang Xiao mendongak saat dia berjalan menaiki tangga itu, yang mengarah menuju aula utama yang berada di titik tertinggi dari Vila Saint Chess. Tempat itu adalah Istana Saint Chess, tempat dimana Saint Chess berlatih dengan tenang.     

"Silahkan." Yang Xiao memberi isyarat dan memandu mereka semua naik ke atas. Mereka berjalan sampai akhirnya tiba di bagian ujung tangga Istana Saint Chess dan berhenti disana.     

Yang Xiao berbalik dan menatap ke arah adik-adik juniornya, lalu ia berkata, "Permainan Catur Naga Surgawi telah ditaklukkan dua kali hari ini. Papan catur yang ditinggalkan oleh guru kita akan diberikan pada Liu Zong, tetapi karena Ye Futian juga berhasil menaklukkan permainan itu, aku ingin membawa keduanya untuk mengunjungi guru kita. Aku berasumsi bahwa kalian semua tidak akan menentang keputusan itu, bukan?"     

Li Kaishan mengerutkan keningnya. Apakah Kakak Tertua akan membiarkan guru memutuskan sendiri hasilnya?     

"Kami tidak akan meragukan keputusanmu, Kakak Tertua." Semua murid lainnya mengangguk setuju. Mereka tidak keberatan apabila Saint Chess yang akan mengambil keputusan sendiri. Bahkan Li Kaishan tidak menentang hal tersebut, dan dia tetap tidak berkomentar apa-apa.     

"Baiklah, karena tidak ada di antara kalian yang menentang keputusan itu, maka semuanya sudah beres." Yang Xiao memandang ke arah yang lainnya dan berkata, "Meskipun ada 18 orang yang terlibat dalam permainan kali ini, namun orang-orang yang memberi instruksi adalah Liu Zong dan Ye Futian. Oleh karena itu, aku hanya bisa membawa mereka berdua untuk menemui guruku. Kurasa tidak ada di antara kalian yang merasa keberatan akan hal itu, bukan?"     

"Tentu saja tidak," ujar Zhou Ziyi, dan yang lainnya mengangguk. Meskipun mereka semua memang ingin bertemu dengan Saint Chess secara langsung, mereka tahu bahwa orang-orang yang menaklukkan permainan itu adalah Liu Zong dan Ye Futian. Menemui Saint Chess secara langsung sama seperti mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan warisan dari seorang Saint, dan wajar saja bagi mereka untuk tidak ikut campur dalam hal itu.     

Istana yang agung itu terasa seperti bintang-bintang yang tersebar di seluruh langit malam. Seluruh bagian dari tempat itu terasa seperti sebuah permainan catur yang tak terbatas, dilengkapi dengan perubahan-perubahan tak terduga yang terjadi dimana-mana begitu seseorang melangkahkan kaki ke dalam tempat itu.     

Liu Zong dan Ye Futian bisa merasakan bahwa tempat itu adalah sebuah matriks raksasa yang mengerikan. Jika seseorang nekad untuk menerobos masuk ke tempat ini, mereka pasti akan mati.     

Satu sosok terlihat duduk di atas lantai di depan istana, sosok itu terlihat seperti sebuah patung yang benar-benar tidak memiliki tanda-tanda kehidupan.     

"Guru," Yang Xiao membungkuk hormat dan menyapa sosok yang sedang duduk bersila di atas lantai itu. Tidak lama kemudian, cahaya yang menyilaukan menyinari tempat tersebut. Cahaya yang menyilaukan itu bersinar di sekitar sosok itu seolah-olah sebuah matriks raksasa baru saja diaktifkan.     

"Kenapa ada dua orang?" ujar sosok itu dengan suara pelan. Dia membuka matanya dan menatap ke arah Ye Futian dan Liu Zong. Keduanya bisa merasakan tekanan yang sangat kuat sedang menimpa tubuh mereka.     

"Guru, mereka berdua telah menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi, dan karena itulah, saya membawa mereka berdua di hadapan anda," Yang Xiao menjelaskan.     

"Nama saya Liu Zong, suatu kehormatan bisa berkenalan dengan anda, Tetua," ujar Liu Zong sambil membungkuk hormat.     

"Nama saya Ye Futian, suatu kehormatan bisa berkenalan dengan anda, Tetua." Ye Futian melipat tangannya.     

"Liu Zong dari Gunung Suci Xihua." Sosok itu menatap ke arah Liu Zong. Meskipun dia berada di tingkat Saint Plane dan tidak begitu peduli dengan urusan junior-juniornya, dia mengetahui beberapa hal tentang Liu Zong dari orang lain. Liu Zong adalah seorang putra kebanggaan dari Gunung Suci Xihua dan disebut-sebut berpotensi untuk menjadi seorang Saint di masa depan. Dia dibimbing oleh tiga orang Saint dan dia adalah kultivaror dari generasi muda yang paling terkenal di seluruh penjuru Negeri Timur.     

"Benar." Liu Zong mengangguk.     

"Bagaimana denganmu? Kau berasal dari mana?" tanya Saint Chess sambil memandang ke arah Ye Futian.     

"Saya berasal dari Istana Holy Zhi, tempat suci di Negeri Barren," jawab Ye Futian.     

"Negeri Barren," gumam Saint Chess pada dirinya sendiri.     

"Guru, terdapat pergeseran kepemimpinan di tempat suci dari Negeri Barren lebih dari satu tahun yang lalu. Ye Futian telah mengambil alih posisi Pemimpin Istana sebagai seorang Noble. Dia memiliki bakat yang luar biasa. Dia telah mengumpulkan orang-orang dengan sembilan gaya bermain yang berbeda seorang diri dan menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi," Yang Xiao menjelaskan.     

Saint Chess melirik ke arah Yang Xiao. Tampaknya murid pertamanya ini sangat mengagumi Ye Futian, yang menunjukkan bahwa pemuda itu benar-benar telah menampilkan kemampuan yang luar biasa dalam seni catur.     

"Untuk seseorang yang mampu mengambil alih posisi sebagai Pemimpin Istana sementara dia masih seorang Noble, aku berasumsi bahwa kau memiliki bakat yang luar biasa. Apa yang membuatmu datang jauh-jauh ke Vila Saint Chess di Negeri Timur?" tanya Saint Chess.     

"Negeri Barren berada dalam situasi yang tidak menguntungkan karena tidak memiliki seorang Saint selama bertahun-tahun. Setelah mengambil alih posisi sebagai Pemimpin Istana dari tempat suci di Negeri Barren, saya merasa sudah menjadi tanggung jawab saya untuk menjelajah di luar Negeri Barren," ujar Ye Futian dengan suara yang tenang, meskipun lawan bicaranya saat ini adalah seorang Saint. Tentu saja, dia sudah merasa bahwa yang orang dia ajak bicara ini bukanlah tubuh Saint yang sesungguhnya.     

Kebenaran bisa saja berbeda dari rumor, yang mengatakan bahwa tidak lama lagi Saint Chess akan meninggal dunia.     

Saint Chess mengangguk pelan dan berkata, "Tanggung jawabmu sangat berat dan jalan yang akan kau hadapi masih panjang. Jika kau bersedia, kau dipersilahkan untuk tetap tinggal di Vila Saint Chess dan berlatih dengan kami. Terdapat banyak benda yang telah kutinggalkan di Vila Saint Chess, dan kau diperbolehkan menggunakannya untuk melanjutkan latihanmu."     

Ye Futian tercengang saat dia melihat ke arah Saint Chess. Dia bisa bernapas lega setelah mengetahui pilihan dari Saint Chess.     

Saint Chess telah memberinya izin untuk tetap tinggal di Vila Saint Chess untuk berlatih sebagai salah satu muridnya, menjadikannya murid kesepuluh di Vila Saint Chess. Bagi banyak orang, kesempatan untuk menjadi salah satu murid dari Saint Chess sangat menggiurkan.     

"Saya mengucapkan terima kasih atas kebaikan anda, tetapi mengingat bahwa saat ini saya adalah Pemimpin dari Istana Holy Zhi di Negeri Barren, maka tidak pantas bagi saya untuk berlatih disini sebagai salah satu murid anda. Saya harap anda memahami situasi yang sama hadapi saat ini."     

"Tidak apa-apa." Saint Chess mengangguk. "Silahkan tinggalkan kami sejenak."     

"Baik, Tetua." Ye Futian mengangguk dan mundur, kemudian ia berbalik untuk berjalan keluar dari aula tersebut.     

Yang Xiao menatap sosok Ye Futian di kejauhan, yang menurutnya terlihat suram. Dia pasti merasa sangat kecewa.     

Namun, Yang Xiao telah memprediksi hal itu sebelumnya. Liu Zong yang berasal dari Gunung Suci Xihua dibimbing secara pribadi oleh tiga orang Saint. Reputasi dan statusnya di Gunung Suci Xihua, bahkan di seluruh penjuru Negeri Timur sudah tidak dapat diragukan lagi. Terlepas dari bakatnya, relasi dan sumber daya yang dimiliki Liu Zong untuk berkultivasi bukanlah sesuatu yang bisa dibandingkan dengan Ye Futian.     

Meskipun memang benar bahwa Ye Futian sangat berbakat dan ia adalah Pemimpin Istana dari tempat suci di Negeri Barren, siapa-pun yang berada di posisi Saint Chess pasti akan memilih Liu Zong dalam situasi seperti itu.     

Tidak peduli bagaimana keputusan akhirnya nanti, Yang Xiao percaya bahwa dia telah berusaha semaksimal mungkin untuk membantu Ye Futian. Seperti yang dia katakan sebelumnya, gurunya adalah orang yang akan membuat keputusan akhir nantinya.     

Liu Zong terlihat tenang selama perbincangan itu berlangsung. Itu bukanlah akhir yang mengejutkan baginya. Meskipun Ye Futian memang memiliki bakat yang luar biasa, dan Liu Zong sendiri juga mengaguminya, namun hal itu tidak akan bisa mengubah apa-pun.     

Ye Futian berjalan di luar Istana Saint Chess dan memandang ke arah langit di kejauhan, sambil menarik napas dalam-dalam. Meskipun dia tidak pernah berharap banyak dari kunjungannya ini, dia akan berbohong pada dirinya sendiri jika dia mengatakan bahwa dia tidak merasa sedih. Namun, kesedihan itu tidak ada hubungannya dengan tidak mendapat warisan dari Saint Chess.     

Dia merasa sedih karena, meskipun dia adalah seorang Pemimpin Istana dari Negeri Barren, dia dianggap tidak cukup baik jika dibandingkan dengan Liu Zong di mata para Saint dari Negeri Timur. Seperti yang dikatakan oleh Saint Chess, tanggung jawab yang dipikul oleh Ye Futian sangat berat dan jalan akan dia hadapi masih panjang.     

Ye Futian berjalan menuruni tangga setelah menenangkan dirinya sendiri. Dia memang tidak bisa berbuat apa-apa terkait keputusan ini, tetapi paling tidak, dia telah bekerja keras dan pada akhirnya dia mendapatkan sesuatu yang berguna untuk dirinya sendiri. Dia bisa menebak bahwa apa yang dia lihat bukanlah tubuh asli dari Saint Chess sendiri. Saint Chess mungkin menyimpan rahasia-rahasia tertentu.     

Semua orang yang berada di bawah tangga menyaksikan Ye Futian berjalan turun, dan Zhou Ziyi menyeringai dengan ekspresi datar di wajahnya. Segala sesuatunya berjalan seperti yang telah diharapkan dan tidak ada seorang-pun yang merasa terkejut akan hal ini.     

Sage Wanxiang dan yang lainnya menghela napas. Dia telah berusaha semaksimal mungkin dan itu masih belum cukup? Ini mungkin yang disebut sebagai realita kehidupan, dan kenyataan ini sungguh kejam!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.