Legenda Futian

Liu Zong



Liu Zong

1Ye Futian berjalan menuruni tangga dan menghampiri Sage Wanxiang serta kultivator-kultivator lainnya.      3

Ketika mereka menyaksikan Ye Futian keluar dari istana terlebih dahulu, mereka langsung mengetahui apa yang telah terjadi. Hua Jieyu menaiki tangga dan menggenggam tangan Ye Futian. Dia merasa sedih. Dia telah melihat sendiri apa yang telah dilakukan Ye Futian selama ini: usaha, kegigihan, dan tentu saja, pencapaiannya. Namun, di mata para Saint dari Negeri Timur, ia masih tidak bisa dibandingkan dengan sosok yang akan menjadi seorang Saint di masa depan dimana dia dibimbing oleh tiga orang Saint.     

"Mereka akan tahu betapa hebatnya dirimu," ujar Hua Jieyu dengan suara pelan. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan untuk menghiburnya, tetapi dia percaya bahwa suatu saat nanti, Ye Futian akan menjadi sosok paling hebat di sembilan negara. Dia tidak berharap agar Ye Futian mendapatkan ketenaran, tetapi dia tidak ingin melihatnya diremehkan oleh orang lain seperti itu.     

"Memangnya kenapa jika mereka mengetahuinya?" Ye Futian mengacak-acak rambut Hua Jieyu dan tersenyum. "Idiot."     

"Saudara Ye." Jiu Gongzi berjalan menghampirinya dan bertanya pada Ye Futian, "Jadi apakah guru kami memilih Liu Zong?"     

"Sudah kuduga gurumu akan memilihnya." Ye Futian tersenyum dan menambahkan, "Terima kasih telah memperlakukan kami dengan baik selama ini."     

Jiu Gongzi tidak bisa berkata-kata. Semua orang yang hadir di Tebing Catur telah menyaksikan betapa menakjubkannya penampilan Ye Futian pada hari itu. Kemampuan Ye Futian dalam seni catur benar-benar setara dengan kemampuan Liu Zong. Dari sudut pandangnya sendiri, bahkan Ye Futian mungkin lebih hebat dari Lu Zong, tetapi Jiu Gongzi juga mengerti bahwa tidak mengherankan apabila gurunya memilih Liu Zong.     

"Maafkan aku." ujar Jiu Gongzi dengan nada menyesal, "Kau memang tampil dengan sangat baik."     

"Kenapa kau minta maaf?" Ye Futian tersenyum dan berkata, "Kau sendiri juga hebat. Semua murid dari Saint Chess bermain dengan sangat baik."     

"Saudara Ye, jika kau tidak terburu-buru, silahkan tinggal sejenak. Akan diadakan sebuah perjamuan di Rumah Yujing hari ini. Aku harus minum-minum denganmu. Anggap saja ini sebagai cara untuk mengakhiri semua ini." ujar Jiu Gongzi.     

Ye Futian memandang ke arah Jiu Gongzi. Setelah kunjungan ini berakhir, pada awalnya dia berniat untuk berkemas dan segera pergi dari tempat ini. Dia telah belajar mengenai cara bermain catur disini, dan karena itulah, dia menganggap perjalanan ini bermanfaat baginya. Fakta bahwa dia tidak bisa mendapatkan benda milik Saint Chess menunjukkan bahwa dirinya dan Saint Chess tidak ditakdirkan untuk saling berhubungan lagi. Oleh karena itu, dia merasa tidak perlu memikirkannya terlalu berlebihan dan bersiap untuk pergi. Namun, Jiu Gongzi memang orang yang baik dan dia telah menjadi tuan rumah yang baik baginya. Karena itu, dia tidak bisa menolak penawarannya, kemudian ia mengangguk dan berkata, "Baiklah kalau begitu."     

"Oke." Jiu Gongzi mengangguk. "Jadi, apakah kau akan menunggu di Rumah Yujing atau kau akan menunggu disini bersamaku hingga mereka keluar?"     

"Aku akan pergi ke Rumah Yujing sendiri. Tetaplah disini dan tunggu kakak-kakak seniormu," ujar Ye Futian.     

"Tidak apa-apa. Lagipula aku tidak memiliki keperluan apa-pun dengan mereka. Kalau begitu, aku akan mengantarmu menuruni gunung." Jiu Gongzi berkata dengan acuh tak acuh, "Kakak Ketiga, kami berangkat duluan."     

"Pergilah." ujar Murid ketiga dari Saint Chess itu dengan nada kesal. Tetapi baik dia maupun suaminya, Yang Xiao, bersikap sangat baik pada Adik Kesembilan mereka itu. Bagaimanapun juga, dia adalah murid termuda.     

Li Kaishan dan yang lainnya tetap berdiri di tempat mereka masing-masing, menunggu keputusan akhir dari Saint Chess. Zhou Ziyi dan kultivator lainnya juga berada disana, mereka melirik ke arah kelompok Ye Futian dengan ekspresi datar saat mereka pergi. Ye Futian hanya sedang kurang beruntung karena harus bersaing dengan Liu Zong dalam menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi. Jika lawannya bukan Liu Zong, maka warisan dari Saint Chess itu akan menjadi milik Ye Futian.     

Di dalam Istana Saint Chess, Saint Chess mengalihkan pandangannya pada Liu Zong dan berkata, "Liu Zong, kau adalah seorang kultivator dari Gunung Suci Xihua dan juga seorang murid dari tiga orang Saint. Sekarang karena kau sudah berada di Vila Saint Chess, aku berasumsi bahwa kau telah mengetahui bahwa aku sebenarnya tidak berada disini, bukan?"     

"Ya, itu memang benar." Liu Zong mengangguk dan berkata, "Berdasarkan informasi yang saya dengar dari guru saya, tampaknya anda telah pergi ke 'tempat itu' dan tidak pernah keluar lagi, senior."     

"Benar." Saint Chess mengangguk. "Tubuh fisikku masih terjebak di sana hingga detik ini."     

Liu Zong mengalihkan pandangannya ke arah sosok yang terlihat seperti patung di hadapannya itu. Dia tidak menyangka bahwa seseorang yang tangguh seperti Saint Chess juga terperangkap disana. Mungkin tempat itu benar-benar mengerikan seperti rumor yang beredar. Tapi tetap saja, dia akan menaklukkan tempat itu cepat atau lambat.     

"Aku akan mewariskan sebagian dari apa yang kumiliki kepadamu. Mulai hari ini, sembilan muridku akan melayanimu. Kau juga akan diizinkan untuk menggunakan semua sumber daya yang tersedia di Vila Saint Chess sesuka hatimu," Saint Chess menambahkan, dan Liu Zong tahu maksud dari kata-katanya itu. Dia mengangguk pelan, tampaknya ia telah mengalami hal ini sebagai bagian dari kehidupan sehari-harinya, dia sama sekali tidak merasa terkejut.     

Kemudian Saint Chess membahas mengenai beberapa hal lainnya, dan dia tidak hanya berbicara dengan Liu Zong saja tetapi juga dengan Yang Xiao.     

Tidak lama kemudian, keduanya berjalan keluar dari Istana Saint Chess, menuju bagian bawah tangga.     

Li Kaishan, Zhou Ziyi dan yang lainnya sedang menunggu disana. Sebagian besar dari mereka tersenyum saat melihat Liu Zong muncul dari dalam istana. Mungkin semua orang yang hadir telah mengharapkan pemandangan itu terjadi, dan segala sesuatunya berjalan sesuai harapan mereka.     

…     

Perjamuan yang diadakan di Rumah Yujing diadakan secara besar-besaran. Putra dan putri kebanggaan dari seluruh penjuru Negeri Timur telah hadir disini untuk berpartisipasi dalam Permainan Catur Naga Surgawi. Dengan berakhirnya acara ini, banyak orang merasa bahwa jarang sekali mereka memiliki kesempatan untuk berkumpul di satu tempat seperti ini.     

"Liu Zong, ketua, dan yang lainnya telah turun dari gunung dan datang ke vila. Aku mendengar informasi dari ketua bahwa dia berjalan di belakang Liu Zong. Apakah kalian semua tahu apa artinya itu?" ujar seseorang.     

Semua orang tampak tersenyum. Tentu saja mereka semua tahu apa arti dari hal tersebut.     

Itu menunjukkan bahwa Saint Chess telah memilih Liu Zong untuk menjadi penerusnya daripada salah satu muridnya. Bahkan Yang Xiao, sang murid tertua, mulai sekarang harus mematuhi perintah Liu Zong.     

"Liu Zong dari Gunung Suci Xihua, satu sosok legendaris yang dibimbing langsung oleh tiga orang Saint. Apa yang telah terjadi hari ini bisa dianggap sebagai harapan dari semua orang, dan semua peristiwa yang terjadi di Vila Saint Chess mungkin akan tersebar luas dan tidak lama lagi akan menjadi bahan pembicaraan di seluruh penjuru Negeri Timur."     

"Benar. Aku merasa penasaran sejauh mana Liu Zong akan melangkah di masa depan."     

Saat ini, banyak orang mengalihkan pandangan mereka ke arah lain. Ye Futian, Jiu Gongzi, dan yang lainnya sedang duduk di tempat mereka masing-masing. Banyak dari mereka yang melihat ke arah kelompok itu menghela napas. Mampu menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi menunjukkan bahwa Ye Futian memang seorang jenius yang sangat langka. Paling tidak, dia memiliki bakat yang luar biasa dalam seni catur.     

Sangat disayangkan bahwa dia harus bersaing dengan Liu Zong.     

Tidak lama kemudian, sekelompok orang muncul di kejauhan, dan mereka tidak lain adalah Yang Xiao, Liu Zong, dan kultivator lainnya. Ye Futian mengalihkan pandangannya ke arah mereka, dan secara kebetulan Liu Zong juga menatap ke arah Ye Futian. Kemudian Liu Zong mengangguk padanya sambil tersenyum.     

Ye Futian balas mengangguk. Terlepas dari apa yang telah terjadi, Liu Zong tidak pernah menyinggung perasaannya. Bahkan hingga detik ini, Ye Futian masih merasa bahwa dia belum bisa memahami sosok seperti apa Liu Zong sebenarnya.     

Rumor mengatakan bahwa Liu Zong memiliki wawasan yang luas dalam banyak hal dan ia menguasai berbagai macam kemampuan. Bahkan dia telah mempelajari tentang sutra-sutra kuno dari agama Buddha dan mengetahui buku-bukunya dengan baik. Dia adalah seorang jenius yang sangat cerdas dan berwawasan luas.     

Ye Futian dapat mengetahui bahwa Liu Zong adalah pria yang luar biasa setelah melihat bagaimana cara Liu Zong menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi hari itu. Liu Zong mampu melangkah sejauh itu tanpa menggunakan bantuan dari Roh Catur untuk melakukan simulasi-simulasi di dalam pikirannya. Itu merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa.     

Liu Zong memalingkan matanya, dan seseorang yang berada di sisinya berjalan ke arah Ye Futian. Sosok berwajah tampan itu menghampiri Ye Futian. Sosok itu tidak lain adalah Mo Jun, adik junior dari Liu Zong. Dia mengerutkan alisnya dan berkata pada Ye Futian sambil tersenyum, "Pemimpin Istana Ye, senior meminta saya untuk menyampaikan sebuah pesan pada anda."     

"Apa isi dari pesan itu?" tanya Ye Futian.     

"Dia mengatakan bahwa dia ingin berbicara denganmu setelah perjamuan ini berakhir. Saya akan datang untuk menjemput anda nanti." ujar Mo Jun. Ekspresi Ye Futian berubah menjadi aneh, dia merasa bingung mengapa Liu Zong ingin menemuinya.     

"Baiklah." Ye Futian tidak menolaknya. Dia juga merasa penasaran tentang Liu Zong. Orang seperti apa dia sebenarnya?     

Dia bertanya-tanya apakah dia akan melihat kepribadian Liu Zong dari pertemuan itu.     

"Terima kasih, Pemimpin Istana Ye," ujar Mo Jun. Dia mengangguk dan tersenyum sebelum ia berbalik untuk pergi. Cara Mo Jun menyampaikan pesan itu sama sekali tidak menyinggung Ye Futian. Jika tidak, maka Ye Futian tidak akan menyetujui pertemuan itu.     

Liu Zong hanya menghabiskan waktunya di perjamuan itu untuk beberapa saat dan tidak ada seorang-pun yang terkejut akan hal tersebut. Rumor mengatakan bahwa Liu Zong lebih menikmati waktu luangnya seorang diri. Justru akan menjadi sebuah kejutan tersendiri jika dia tetap tinggal di perjamuan itu dalam waktu yang lama.     

Liu Zong sedang berdiri di sebuah paviliun yang berada di dalam Rumah Yujing. Satu sosok terlihat sedang berjalan dengan tenang disana: Li Kaishan, murid kedua dari Saint Chess.     

Li Kaishan berjalan menghampiri Liu Zong dan berdiri disana dengan tenang.     

"Selamat," ujar Li Kaishan dengan suara pelan untuk memulai pembicaraan.     

"Semua ini hanya sebuah proses. Kau tidak perlu memberi selamat padaku," jawab Liu Zong dengan suara pelan, tidak ada tanda-tanda kegembiraan di dalam nada bicaranya.     

"Setidaknya, proses itu dapat diraih dengan sempurna," ujar Li Kaishan.     

"Begitu pula denganmu. Aku akan membantumu dalam Pertempuran Ortodoksi berikutnya." Liu Zong melihat ke depan. "Aku harap kau tidak akan merasa kecewa dalam menemukan cara untuk menjadi seorang Saint."     

"Aku tidak hanya melakukan hal ini untuk diriku sendiri. Aku melakukan hal ini untuk guruku juga, dan kau adalah kandidat yang paling cocok untuk melakukan hal ini," ujar Li Kaishan.     

"Aku tahu," ujar Liu Zong. Selama ini dia tidak pernah meragukan hal itu.     

"Liu Zong." Terdengar sebuah suara di suatu tempat, dan seorang wanita cantik terlihat berjalan ke arah mereka, sambil tersenyum dan berkata, "Aku tidak menyangka akan bertemu dengan Tuan Er disini."     

Li Kaishan menoleh ke arah Zhou Ziyi, lalu ia tersenyum dan berkata, "Kalau begitu aku pergi dulu." Kemudian dia segera pergi dari tempat itu. Zhou Ziyi berjalan menghampiri Liu Zong dan bertanya, "Aku mendengar informasi bahwa kau lebih suka menyendiri daripada berkumpul dengan orang-orang. Apakah rumor itu benar adanya?"     

Liu Zong menatap ke arah Zhou Ziyi, lalu ia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Hanya ada beberapa orang di dunia ini yang dapat memahami jalan pikirannya.     

"Hal itu tergantung orangnya," ujar Liu Zong sambil tersenyum.     

"Kalau begitu, bagaimana kalau kutemani?" Zhou Ziyi menatap ke arah Liu Zong, dia tersipu malu. Dia menundukkan kepalanya dan menambahkan dengan suara pelan, "Apakah aku bisa mendampingimu di masa depan?"     

Liu Zong mengalihkan pandangannya pada Zhou Ziyi dan ia tahu maksud perkataannya itu. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia sedang menyatakan perasaannya kepadanya.     

Liu Zong mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Zhou Ziyi, yang langsung berubah menjadi sangat merah. Setelah melihat reaksinya, Liu Zong tersenyum dan melanjutkan, "Jika kau bersedia, Ziyi."     

"Ya." Zhou Ziyi mengangguk pelan sebelum ia berbalik, pergi dengan langkah yang ringan. Dia berkata, "Tentu saja aku bersedia."     

Setelah itu dia pergi keluar dan secara kebetulan bertemu dengan Mo Jun dan Ye Futian di pintu keluar. Dia menatap ke arah dua pria itu dan terus berjalan pergi sambil tersenyum. Ekspresi Ye Futian berubah menjadi aneh saat ia menatapnya. Zhou Ziyi selalu menatapnya dengan dingin. Sepertinya dia baru saja mengalami sesuatu yang membuatnya merasa bahagia.     

"Senior, Pemimpin Istana Ye telah tiba," ujar Mo Jun sambil berjalan menghampiri Liu Zong.     

Liu Zong berbalik dan berkata, "Kau bisa pergi sekarang."     

"Baik." Kemudian, Mo Jun pergi meninggalkan mereka berdua sendirian.     

Liu Zong menunjuk ke arah paviliun dan berkata, "Silahkan duduk." Terlepas dari siapa yang datang kesini sebelumnya, baik itu Li Kaishan maupun Zhou Ziyi, Liu Zong tidak menunjukkan sikap yang aneh, justru dia langsung mengundang Ye Futian untuk duduk saat dia melihat Ye Futian datang menghampirinya.     

Itu mungkin beberapa detail yang tidak dipedulikan oleh Li Kaishan dan Zhou Ziyi, tapi hal itu menunjukkan sikap yang dimiliki oleh Liu Zong terhadap Ye Futian.     

"Tidak perlu. Kita akan berbicara sambil berdiri saja. Ada masalah apa?" ujar Ye Futian secara terang-terangan dan tanpa basa-basi.     

"Aku ingin mengundangmu untuk berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara, bukan untuk menyaksikan acara tersebut, tetapi sebagai perwakilan dari tempat suci di Negeri Barren," ujar Liu Zong.     

Pertemuan Sembilan Negara akan diadakan di Gunung Suci Xihua. Liu Zong adalah seorang murid dari tiga orang Saint, yang menunjukkan bahwa ia memiliki pengaruh besar di Gunung Suci Xihua. Oleh karena itu, undangan tersebut bukanlah sebuah lelucon. Jika dia ingin mengundang Negeri Barren, dia memiliki kemampuan untuk melakukannya.     

"Kenapa kau ingin mengundangku?" Ekspresi Ye Futian terlihat aneh. Dia tidak begitu kenal dengan Liu Zong. Karena itu, dia merasa bingung mengapa Liu Zong melakukan hal ini.     

"Seorang Saint belum pernah muncul di Negeri Barren selama bertahun-tahun. Akan sulit bagimu untuk berjuang seorang diri agar Negeri Barren bisa berjaya lagi. Mengapa kau tidak mencari bantuan dari pihak luar? Aku bisa membantu Negeri Barren kembali berjaya dan mengawasi orang-orang dari Negeri Barren dalam Pertempuran Saint berikutnya. Ketika Pertempuran Saint diadakan, sepertinya hanya ada beberapa orang di bawah Saint Plane yang bisa mengalahkanku," ujar Liu Zong dengan sangat percaya diri.     

"Kau belum menjawab pertanyaanku." Ye Futian melanjutkan. Mengapa Liu Zong ingin membantuku dan Istana Holy Zhi?     

"Dunia ini berpikir bahwa aku suka menjadi penyendiri. Tapi apakah kau tahu mengapa aku bersikap seperti itu?" ujar Liu Zong sambil menatap ke arah Ye Futian.     

"Aku tidak tahu," jawab Ye Futian dengan nada datar. Dia tidak mungkin bisa menebak jalan pikiran Liu Zong.     

"Karena nyaris tidak ada satu-pun orang di seluruh penjuru Negeri Timur yang pantas mendampingiku." Tiba-tiba aura kesombongan meledak dari kalimat singkatnya itu. Kemudian dia memandang ke arah Ye Futian dan berkata, "Kau adalah salah satu dari segelintir orang itu, dan aku ingin kau bergabung denganku dalam menciptakan sebuah era baru."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.