Legenda Futian

Sang Tetua dan Sang Gadis



Sang Tetua dan Sang Gadis

3"Sangat kuat." Banyak orang memandang ke arah Han Yu saat mereka berkomentar. Pria ini adalah satu-satunya murid dari Saint Sky di Negeri Timur. Tujuh gambaran telah muncul di sekitar Lonceng Hukum. Sungguh penampilan kekuatan hukum yang mengintimidasi. Hal ini menunjukkan bahwa jika dia bertarung melawan seseorang dengan tingkat kultivasi yang sama dan keduanya sama-sama menggunakan kekuatan hukum yang mereka miliki untuk menyerang, kekuatan hukum milik Han Yu mampu melampaui dan membunuh lawannya.      3

Terdapat banyak kultivator kuat di tingkat Sage Plane yang bahkan tidak bisa membuat tiga atau lebih gambaran muncul di sekitar Lonceng Hukum, apalagi lima gambaran. Dalam kasus itu, hanya para jenius tingkat atas yang bisa melakukannya. Sudah jelas, Han Yu adalah salah satu di antara mereka.     

"Luar biasa." Liu Zong mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Han sambil memujinya. "Seperti yang diharapkan dari Han Yu, kekuatan hukum ruang dan waktu milikmu telah menjadi semakin kuat. Dengan teknik serangan seperti itu, tidak ada seorang-pun yang ingin menghadapi lawan sepertimu."     

Banyak orang mendengar kata-katanya dan memandang ke arah Liu Zong. Meskipun murid dari tiga orang Saint ini bersikap sopan dan terus memuji orang lain, bagaimana dengan dirinya sendiri? Sebagai seorang murid dari Gunung Suci Xihua, Liu Zong mungkin tahu berapa banyak gambaran yang bisa dia munculkan di sekitar Lonceng Hukum, tetapi mereka tetap saja merasa penasaran.     

Liu Zong mungkin tidak lebih lemah dari Han Yu.     

"Apakah kau tidak ingin mencobanya?" tanya Han Yu sambil memandang ke arah Liu Zong.     

"Pertemuan Sembilan Negara diselenggarakan oleh Gunung Suci Xihua. Sebagai tuan rumah, aku tidak perlu melakukan hal seperti itu. Silahkan dilanjutkan" Liu Zong tersenyum dan melanjutkan, "Siapa-pun yang ingin membunyikan Lonceng Hukum, silahkan mencobanya. Bahkan para kultivator Sage Plane yang tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara dapat menguji kekuatan hukum mereka disini, ini adalah sebuah kesempatan yang langka."     

Banyak orang mengangguk tanpa mengatakan apapun. Kata-kata Liu Zong memang benar adanya, ini memang sebuah kesempatan langka bagi mereka untuk mengetahui perbedaan antara kekuatan hukum mereka dengan para jenius dari Sembilan Negara. Oleh karena itu, para kultivator Sage Plane mulai melangkah ke depan dan membunyikan Lonceng Hukum. Namun, sebagian besar kultivator hanya sekedar mencoba dan tidak mampu memunculkan banyak gambaran di Lonceng Hukum. Hanya orang-orang dari tempat suci di Sembilan Negara yang mampu menimbulkan sebuah keributan.     

Ye Futian terus menyaksikan acara itu untuk beberapa saat dan melihat banyak pengunjung dari Sembilan Negara. Namun, dia juga tahu bahwa orang-orang yang hadir disini hanyalah sebagian dari jumlah keseluruhan peserta, meskipun begitu, mereka sudah meninggalkan kesan mendalam baginya.     

"Ayo kita pergi," ujarnya. Mereka telah memenuhi tujuan mereka dan memperoleh Token Pertemuan Sembilan Negara. Saat ini hal yang bisa mereka lakukan hanyalah menunggu berita lebih lanjut.     

"Permisi… permisi… tolong beri jalan." Pada saat itu, terdengar sebuah suara dari arah belakang. Ye Futian berbalik dan melihat dua sosok sedang bergerak melewati kerumunan dan berjalan ke arahnya.     

"Mengapa lelaki tua ini menerobos kerumunan seperti ini?" seseorang memarahinya dengan suara pelan.     

"Penampilannya sangat berantakan, apa yang sedang dia lakukan?" Banyak orang merasa kesal saat mereka bergumam sendiri. Dua sosok itu menerobos kerumunan dan berjalan menghampiri Ye Futian. Saat keduanya melintas, Ye Futian memandang mereka berdua. Mereka adalah seorang Tetua dan seorang gadis. Tetua itu mengenakan pakaian yang compang-camping dan dia tampak sangat tidak terawat. Sementara gadis itu terlihat seperti baru berusia 15 atau 16 tahun, dia mengenakan pakaian yang sederhana dan wajahnya terlihat kusam, seolah-olah dia sudah lama tidak mencuci muka dan lelah akibat bepergian jauh. Sungguh mengejutkan saat menyaksikan pasangan seperti itu muncul di kaki Gunung Suci Xihua.     

Mereka berdua berjalan melewati Ye Futian, sementara Ye Futian sendiri berhenti dan berbalik untuk melihat gadis itu dengan tatapan curiga. Instingnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres disini.     

Dengan menggunakan Meditasi Kebebasan, Ye Futian memusatkan pandangannya pada gadis yang mengenakan jubah sederhana itu. Namun, pada saat itu, gadis itu berbalik dan menatap ke arah Ye Futian. Dari satu tatapan mata itu, Ye Futian bisa merasakan sensasi menyengat di matanya dan menarik kembali Meditasi Kebebasannya.     

Ini... Sebuah kilatan muncul di mata Ye Futian. Ini adalah pertama kalinya dia ketahuan menggunakan Meditasi Kebebasan. Reaksi dari gadis itu membuatnya merasa seolah-olah gadis itu bisa merasakan bahwa dia sedang menggunakan Meditasi Kebebasan untuk menatapnya. Namun, bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Dia pernah menggunakan Meditasi Kebebasan pada sosok-sosok di tingkat Sage Plane kala itu. Dia hanyalah seorang gadis, bagaimana dia bisa menyadarinya? Ditambah lagi, kesan yang dia berikan pada Ye Futian sangat aneh.     

"Ada apa?" Hua Jieyu bertanya dengan suara pelan.     

"Lihatlah." Ye Futian telah menghentikan langkahnya dan tidak jadi pergi, dia malah berbalik dan melihat ke arah dua orang yang baru saja menerobos kerumunan. Keduanya benar-benar pergi menuju ke arah Lonceng Hukum.     

"Apa yang kalian inginkan?" tanya seseorang sambil menatap ke arah mereka berdua.     

"Yaya ingin berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara," jawab Tetua itu.     

Banyak orang mendengar kata-katanya dan ekspresi aneh langsung muncul di wajah mereka. Mungkinkah lelaki tua ini sudah gila? Yaya? Benar-benar nama yang aneh, namun nama itu cocok dengan gadis tersebut. Ditambah lagi, gadis lugu ini ingin berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara?     

Bahkan para Tetua dari Gunung Suci Xihua yang berdiri di dekat Lonceng Hukum berkata dengan nada kesal, "Ini bukan tempat untuk bermain-main, silahkan pergi dari sini."     

"Bukankah ini adalah peraturan yang ditetapkan oleh Gunung Suci Xihua? Siapa-pun yang ingin berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara dpersilahkan untuk datang kemari. Selama mereka dapat membunyikan Lonceng Hukum, mereka akan diizinkan untuk berpartisipasi, benar begitu?" tanya Tetua itu sambil memelototi lawan bicaranya.     

"Tetua, memang benar bahwa itu adalah peraturan yang ditetapkan oleh Gunung Suci Xihua. Namun, Pertemuan Sembilan Negara bukan sebuah lelucon, saya harap anda dapat menghormati kami dan diri anda sendiri," jawab Liu Zong, masih dengan nada bicara yang sopan, tetapi kata-katanya menunjukkan kekesalannya. Seorang gadis yang baru berusia sekitar 15 tahun ingin berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara? Ini jelas sebuah lelucon, mereka memperlakukan Pertemuan Sembilan Negara dan Lonceng Hukum seperti permainan anak-anak.     

"Karena mereka ingin membunyikan Lonceng Hukum, mengapa tidak membiarkan mereka mencobanya?" Pada saat itu, terdengar sebuah suara di suatu tempat. Liu Zong memandang ke arah Ye Futian, dan semua orang yang hadir juga ikut memandang ke arahnya. Apa yang sedang dipikirkan oleh Pemimpin Istana dari Negeri Barren ini?"     

Membiarkan seorang gadis membunyikan Lonceng Hukum?     

"Kau tidak ingin membunyikan Lonceng Hukum, tetapi kau malah ikut campur dalam urusan orang lain?" ujar Zhou Ziyi sambil menatap ke arah Ye Futian dengan ekspresi dingin. Liu Zong sudah menolak mereka, untuk apa Ye Futian ikut campur?     

"Puteri Ziyi, kata-kata dari Pemimpin Istana Ye pasti memiliki alasan. Ini tidak akan lama. Tetua, silahkan," ujar Liu Zong sambil tersenyum.     

Tetua itu memelototinya dan menjawab, "Itu lebih baik. Cobalah, Yaya."     

"Baik." Gadis itu mengangguk dan berjalan ke arah Lonceng Hukum. Tiba-tiba, kedua matanya terlihat seperti sekumpulan meteor yang melesat di udara dan terlihat sangat menyilaukan. Dia mengangkat telapak tangannya dan kepalan tinjunya yang berukuran kecil diarahkan pada Lonceng Hukum. Banyak orang menyaksikan pemandangan itu dan berpikir bahwa gadis ini tidak akan melukai tangannya sendiri dengan meninju Lonceng Hukum, bukan?     

*Dong* Pada saat itu, suara yang nyaring bergema di telinga semua orang, membuat mereka tertegun saat tubuh mereka goyah akibat suara barusan.     

Dalam dunia kultivasi, apakah ada orang yang mampu memahami kekuatan hukum pada usia 15 atau 16 tahun? Mungkin saja ada orang-orang seperti itu, tetapi mereka mengira bahwa mereka tidak akan pernah bisa bertemu dengan orang seperti itu. Mungkinkah dia telah mengkultivasi semacam teknik rahasia? Seperti memulihkan energinya?     

Sepanjang jalur kultivasi, 20 tahun pertama dalam kehidupan seseorang adalah tahap pertumbuhan. Meskipun seseorang memiliki potensi yang luar biasa, mereka akan terus bertambah tua hingga usia tertentu. Selama seorang kultivator melanjutkan kultivasi mereka, mereka akan mampu mempertahankan kemudaan yang abadi. Faktanya, banyak Saint yang terlihat seperti remaja. Namun, tidak peduli seberapa cepat kultivasi seseorang atau seberapa tinggi potensi mereka, mereka akan tetap tumbuh dewasa. Jadi, pertumbuhan seseorang tidak mungkin bisa terhenti pada usia 15 tahun. Jadi, mereka tidak bisa memahami situasi ini.     

Bahkan Liu Zong dan para kultivator dari Sembilan Negara tidak bisa memahaminya.     

Orang-orang dari Sembilan Negara memiliki wawasan yang luas dan telah bertemu dengan begitu banyak jenius. Namun, mereka belum pernah mendengar seseorang yang bisa memahami kekuatan hukum pada usia 15 atau 16 tahun. Mungkinkah dia mulai berkultivasi sejak dia berada di dalam rahim ibunya?     

"Hei, kau sedang melihat apa, dimana tokennya?" Suara dari Tetua itu membuat semua orang tersadar dari keterkejutan mereka. Kemudian, Tetua yang berada di samping Lonceng Hukum memberikan token kepada gadis itu.     

"Yaya, ayo kita pergi," ujar sang Tetua. Gadis itu berbalik dan berjalan ke sisinya dan mereka berdua mulai pergi meninggalkan tempat itu.     

"Tunggu sebentar, Tetua." Liu Zong bertanya, "Bolehkah saya mengetahui nama anda?" Apakah mungkin dia adalah satu sosok terkemuka yang selama ini telah mengasingkan diri dan kini telah memutuskan untuk kembali ke dunia luar?     

"Anonim," jawab Tetua itu tanpa menoleh sedikit-pun.     

"Anonim." Liu Zong bergumam dan melanjutkan, "Nama anda begitu menonjol dari yang lain."     

"Anonim memiliki arti bahwa aku tidak punya nama, idiot. Dasar bermuka dua." Tetua itu menerobos kerumunan sementara kata-katanya membuat Liu Zong tertegun.     

Semua orang yang berada di area yang luas itu merasa canggung. Liu Zong yang berasal dari Gunung Suci Xihua baru saja disebut sebagai seorang idiot.     

Anonim berarti dia tidak memiliki nama.     

*Pfft* Zhuge Mingyue tertawa. Tatapan mata Liu Zong berbalik ke arahnya dengan ekspresi kesal di wajahnya.     

"Kakak Kedua, ayo kita pergi," ujar Ye Futian. Rekan-rekannya mengangguk dan mereka berbalik untuk pergi. Sepanjang perjalanan, Zhuge Mingyue tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa dan berkomentar, "Tetua itu memang menarik."     

"Benar." Ye Futian memikirkan tentang tatapan mata dari gadis itu dan dia tampak sedang berpikir keras.     

"Gadis kecil, siapa yang sedang kau bicarakan?" Pada saat itu, terdengar sebuah suara di suatu tempat. Sage Wanxiang dan Zhuge Qingfeng melihat ke depan dan menyaksikan mereka berdua muncul dan berjalan ke arah mereka.     

"Tetua, saya mohon maaf," jawab Zhuge Mingyue sambil tersenyum.     

Tetua itu memandangnya dengan ekspresi dingin, lalu ia berbalik untuk melihat ke arah Ye Futian. Gadis yang berada di sampingnya juga menatap ke arah Ye Futian. Sudah jelas, dia telah memberi tahu Tetua itu apa yang telah terjadi.     

"Kau siapa?" tanya Tetua itu.     

"Nama saya Ye Futian, saya adalah Pemimpin dari Istana Holy Zhi di Negeri Barren," jawab Ye Futian sambil memberi hormat.     

"Tidak mungkin. Bagaimanapun juga, Istana Holy Zhi adalah tempat suci dari Negeri Barren. Meskipun mereka sedang mengalami masa-masa sulit, bagaimana mungkin mereka memiliki Pemimpin Istana yang begitu lemah?" Sudah jelas, Tetua itu mengetahui tentang Istana Holy Zhi, tetapi informasi yang dia dapatkan sudah ketinggalan zaman.     

"Semua yang saya katakan adalah kebenaran," jawab Ye Futian.     

"Dia memang Pemimpin Istana yang baru. Apakah Tetua tidak begitu peduli dengan berita dari dunia luar?" tanya Sage Wanxiang.     

"Benarkah begitu?" Tetua itu tampak tertarik dan mengamati Ye Futian dari ujung kepala hingga ujung kaki, membuat tubuh Ye Futian merinding.     

"Menarik," ujar Tetua itu dengan suara pelan sebelum akhirnya pergi bersama gadis itu. Ye Futian menatap punggung dari Tetua itu dengan ekspresi penasaran. Tetua satu ini jelas sangat kuat, tetapi tidak ada seorang-pun di Sembilan Negara yang mengetahui identitasnya. Apakah dia benar-benar seseorang yang selama ini berada dalam pengasingan?     

Setelah Tetua dan gadis itu pergi, mereka berpegangan tangan dan berjalan di suatu jalan. Gadis itu bertanya, "Kepala Desa, mengapa kita datang kemari?"     

"Untuk mencari seseorang yang bisa mengalahkanmu," jawab Tetua itu.     

"Oh." Gadis itu melihat ke depan dan berkata dengan suara pelan, "Kalau begitu, bukankah perjalanan akan berakhir sia-sia?"     

"..." Tetua itu menatap ke arah gadis itu dan tak mampu berkata-kata. Apakah perjalanan mereka akan berakhir sia-sia?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.