Legenda Futian

Pertempuran Pertama, Kekuatan dari Satu Pukulan



Pertempuran Pertama, Kekuatan dari Satu Pukulan

2Sembilan kultivator kuat dari sembilan negara telah berdiri di atas medan pertempuran di panggung pertemuan. Tatapan mata semua orang di tribun, baik dari mereka yang berasal dari tempat-tempat suci atau orang-orang biasa, kini telah beralih ke arah bagian tengah dari panggung pertemuan.     0

Pertempuran pertama ini merupakan pembukaan dari Pertemuan Sembilan Forum dan semua negara menganggap pertempuran ini sebagai sebuah pertempuran yang sangat penting. Semua peserta yang berdiri di atas panggung telah membunyikan Lonceng Hukum sebelumnya. Mereka semua adalah kultivator di puncak Noble Plane yang telah mengembangkan kekuatan hukum yang matang, dan pertempuran ini akan berlangsung sangat sengit.     

"Negeri Timur. Murid dari Gunung Suci Xihua, Xu Shi. Senang bertemu dengan kalian semua," ujar Xu Shi dari Gunung Suci Xihua.     

"Negeri Musim Panas. Xia Li dari Klan Xia, senang bertemu dengan kalian semua," ujar sang putra kebanggaan dari Klan Qi.     

"Negeri Qi. Qi Ao dari Klan Qi, senang bertemu dengan kalian semua."     

"Negeri Awan. Su He dari Istana Li, senang bertemu dengan kalian semua."     

"Negeri Perang. Mo Gong dari Kuil Suci Sepuluh Sudut, senang bertemu dengan kalian semua."     

"Negeri Feng. Yan Zhan dari Klan Fengdu, senang bertemu dengan kalian semua."     

"Negeri Samudra. Lan Yu dari Tebing Surgawi, senang bertemu dengan kalian semua."     

"Negeri Yu. Zhan Yao dari Tebing Zhisheng, senang bertemu dengan kalian semua."     

"Negeri Barren. Yu Sheng dari Istana Holy Zhi,"     

Kalimat terakhir yang diucapkan Yu Sheng menutup perkenalan mereka, sembilan kultivator kuat itu telah selesai mengumumkan nama dan latar belakang mereka, dan seperti yang telah diprediksi oleh semua orang yang hadir, mereka semua berasal dari tempat-tempat suci terbaik di negara masing-masing.     

Ye Futian mengalihkan pandangannya ke arah kerumunan orang dan mulai memikirkan sesuatu. Dia telah mencari tahu berbagai macam informasi mengenai sembilan negara, dan masing-masing nama kultivator yang telah diumumkan sebelumnya berasal dari pasukan-pasukan yang berada di puncak kekuatan di negara masing-masing. Mereka semua telah berkumpul di satu panggung. Meskipun Yu Sheng sangat kuat, mungkin dia akan menghadapi tekanan besar di pertempuran terakhir. Sementara itu bagi yang lain, Ye Futian tidak begitu yakin apakah mereka bisa mendapatkan posisi yang baik nantinya.     

"Tebing Zhisheng, Zhan Yao." Ye Futian memandang ke arah pemuda yang berasal dari Tebing Zhisheng itu dan dia mulai menyadari bahwa wajah pemuda itu mirip dengan Zhan Xiao. Pada saat itu, Zhan Yao mengalihkan pandangannya untuk melihat ke arah Ye Futian dengan ekspresi yang sangat dingin di wajahnya. Kakaknya, yang merupakan salah satu dari sembilan Putra Tebing Zhisheng, pada akhirnya tewas terbunuh di Negeri Barren. Itu adalah sebuah pembalasan dendam yang tidak dapat dilakukan oleh Tebing Zhisheng, diakibatkan kerena keputusan yang dibuat oleh Kaisar Xia. Pada hari itu juga, Zhan Yao bersumpah untuk membunuh Yu Sheng di atas panggung Pertemuan Sembilan Negara.     

Peraturan yang berlaku di Pertemuan Sembilan Negara tidak melarang para peserta untuk membunuh lawannya secara langsung sebelum mereka tidak mampu lagi bertarung atau memilih untuk menyerah. Namun, tindakan itu harus dilakukan dalam satu serangan yang mematikan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Tidak akan ada kesempatan kedua untuk melakukan hal seperti itu di atas panggung pertemuan. Ditambah lagi, banyak dari mereka yang berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara berasal dari tempat-tempat suci, yang menunjukkan bahwa mereka tidak akan bertindak terlalu berlebihan dalam menyerang lawan-lawan mereka. Namun, Zhan Yao tidak mungkin menahan diri saat berhadapan dengan orang-orang dari Negeri Barren.     

Wajar saja apabila Yu Sheng bisa merasakan keinginan membunuh terpancar dari Zhan Yao. Yu Sheng pernah bertarung melawan Zhan Xiao di Gunung Taihang kala itu, dan tidak mungkin dia tidak bisa mengenali adik dari Zhan Xiao, yang saat ini sedang berdiri tepat di hadapannya.     

Di sudut dimana orang-orang dari Tebing Zhisheng berada, Kong Yao melihat ke arah panggung dengan ekspresi dingin di wajahnya dan berkata dengan suara pelan, "Zhan Yao akan membalaskan dendam kakaknya dalam pertempuran ini."     

"Bakat yang dimiliki Zhan Yao tidak lebih lemah dari kakaknya. Saya ingin tahu apakah dia dapat keluar sebagai pemenang dalam pertempuran ini," ujar Qin Zhong, yang berada di samping Kong Yao. Hanya sang pemenang di antara sembilan peserta yang diizinkan untuk tetap tinggal. Sementara itu delapan peserta lainnya harus tersingkir. Bahkan jika pertempuran antara para jenius tingkat atas akan terjadi, hal itu tidak akan mengubah apa-pun. Jika seseorang harus tersingkir lebih awal, dia hanya bisa menyalahkan takdir atau lemahnya kekuatan yang dia miliki.     

Peraturan yang berlaku memang sangat kejam, karena tidak ada yang tahu siapa yang akan menjadi lawan mereka dan seberapa kuat mereka sebenarnya.     

Kekuatan hukum yang berbeda-beda menyebar di sembilan sudut di atas panggung pertemuan. Tiba-tiba hembusan angin yang kencang meledak di atas panggung. Spiritual Qi dunia bergejolak dan membentuk sebuah pusaran yang mengerikan. Namun, sembilan peserta itu tetap berdiri di tempat mereka masing-masing tanpa bergerak sedikit-pun.     

Saat ini, Xu Shi mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Yu Sheng, yang berdiri di seberangnya, dan ia berkata, "Sebelumnya kau mengatakan bahwa kau berniat untuk mundur dari Pertemuan Sembilan Negara. Saat ini kau masih berdiri di atas panggung pertemuan, tapi aku masih merasa bahwa aku harus mengabulkan keinginanmu itu. Oleh karena itu, kau akan menjadi orang pertama yang tersingkir dalam Pertemuan Sembilan Negara."     

Pertemuan Sembilan Negara tahun ini diselenggarakan oleh Gunung Suci Xihua, namun Yu Sheng muncul di hadapan semua orang untuk membuat masalah, bahkan sebelum Saint Xihua sempat membuka pertemuan ini. Sebagai tuan rumah, para Saint dituntut untuk tetap bersikap tenang saat berurusan dengan salah satu kultivator dari generasi muda. Namun, Xu Shi adalah seorang murid dari Gunung Suci Xihua, dan saat ini mereka sedang berdiri di atas panggung pertempuran dari Pertemuan Sembilan Negara. Karena itu, dia tidak perlu menahan diri maupun berusaha bersikap tenang. Dia akan menjadi orang yang akan menyingkirkan Yu Sheng di putaran ini, dengan jujur dan adil.     

Baik itu Yu Sheng maupun Negeri Barren, meragukan Gunung Suci Xihua dan ingin membuktikan harga diri mereka dengan menunjukkan kekuatan yang mereka miliki, ya? Aku akan menunjukkan pada semua orang dari Negeri Barren seperti apa kekuatanku, dan memberi mereka pelajaran apa yang dimaksud dengan 'terlalu memaksakan diri'.     

"Dia milikku." Terdengar suara bernada dingin di dekatnya. Itu adalah suara dari Zhan Yao. Tatapan matanya setajam bilah pedang saat dia memandang ke arah Yu Sheng. Dia teringat kembali saat kakaknya mengajarinya teknik Void-tearing Blade saat mereka berjanji satu sama lain untuk mencapai puncak kekuatan di Tebing Zhisheng bersama-sama, menjadi salah satu sosok paling kuat di seluruh penjuru Negeri Yu. Namun pada akhirnya, kakaknya pergi meninggalkannya untuk selamanya dalam perjalanan ke Negeri Barren kala itu.     

"Aku tidak peduli siapa yang akan melakukannya selama dia bisa tersingkir lebih dulu sebelum peserta lainnya," ujar Xu Shi dengan nada datar. Mereka semua adalah para kultivator yang memiliki harga diri yang tinggi.     

Seberkas cahaya yang menyilaukan berkilauan dan sebilah pedang telah muncul. Pedang itu, yang merupakan perwujudan dari Roh Kehidupan milik Zhan Yao, kini telah mendarat di tangannya. Seberkas kilatan pedang yang mengerikan menembus udara di tempat mereka berada, dengan tubuhnya yang berperan sebagai titik pusatnya. Rentetan hukum pedang diarahkan menuju Yu Sheng.     

Zhan Yao meletakkan pedangnya di belakang punggungnya dan berjalan ke arah Yu Sheng selangkah demi selangkah. Kilatan bilah-bilah pedang memenuhi udara, dipenuhi dengan kekuatan hukum yang mengerikan dan mengoyak udara di antara mereka berdua. Terdapat pula tekanan kuat lainnya yang diarahkan pada Yu Sheng.     

"Hukum ganda." Semua orang menatap ke arah Zhan Yao, mereka berpikir bahwa dia memang seorang jenius kebanggaan dari tempat suci di Tebing Zhisheng yang dikirimkan untuk bertarung dalam pertempuran pertama. Ekspresi Kong Yao terlihat sangat serius. Dia telah mengantisipasi penampilan Zhan Yao dengan menggunakan teknik Void-tearing Blade.     

Saat Zhan Yao berjalan semakin dekat menuju targetnya, aura pedangnya menjadi semakin kuat. Kilatan pedang berkilauan di udara, memenuhi udara di sekitar Yu Sheng, seolah-olah dia sedang berada di dalam sebuah dunia pedang.     

"Dia benar-benar tetap berdiri disana." Banyak orang melihat ke arah Yu Sheng, yang saat ini telah dikepung oleh kekuatan hukum ganda. Tapi dia hanya berdiri di tempatnya dengan tenang. Apakah dia ingin mati?     

Langkah yang dibuat oleh Zhan Yao sangat kokoh. Dia tidak mempercepat langkahnya, karena kekuatan dari pedangnya menjadi semakin kuat mengikuti setiap langkahnya. Jika Yu Sheng benar-benar ingin mati, maka aku akan mengabulkannya dengan senang hati.     

Hukum gravitasi menimpa tubuh Yu Sheng. Sementara itu sosok Zhan Yao telah berpindah. Seolah-olah dia telah menyatu dengan pedangnya. Dia melompat ke udara dan langsung melesat menuju Yu Sheng tanpa melakukan gerakan lainnya. Dia juga tidak menggunakan teknik pedang yang istimewa. Teknik Void-tearing Blade itu hanya sekedar memotong udara di sekitarnya.     

Sebilah pedang menembus udara dalam satu garis lurus. Saat serangan itu dikeluarkan, kilatan pedang sepanjang ribuan meter langsung melesat menuju panggung pertemuan dengan membawa kekuatan yang mengerikan. Segala sesuatu yang berada di hadapan kilatan pedang itu langsung terbelah menjadi dua bagian.     

"Apakah dia sudah gila?" Banyak orang tidak bisa menahan diri untuk berteriak karena Yu Sheng tetap tidak bergerak dari tempatnya. Dia hanya melirik ke arah serangan yang ditujukan padanya itu.     

Teknik Void-tearing Blade begitu cepat sehingga banyak orang tidak sanggup melihat, seolah-olah mereka akan menyaksikan sebuah pemandangan mengerikan dimana Yu Sheng akan dibelah menjadi dua bagian saat itu juga. Namun, pada saat itu, sebuah aliran udara yang mengerikan terpancar dari tubuh Yu Sheng. Dia mengangkat lengan kirinya dan menangkis lintasan dari kilatan pedang itu.     

Namun, serangan itu tidak terhenti. Keinginan membunuh Zhan Yao sangat mengerikan dan serangan itu pasti telah memotong lengan Yu Sheng sebelum memotong dirinya menjadi dua bagian.     

Terdengar sebuah suara benda tajam yang memekakkan telinga di atas panggung. Zhan Yao merasa bahwa pedangnya tidak menebas satu tubuh yang terbuat dari daging dan darah; dia malah merasakan sebuah kekuatan yang sangat dahsyat sedang menghalangi pedangnya. Dia melihat ke bawah dan menyaksikan siku Yu Sheng menahan bagian ujung dari pedangnya. Pedang yang memancarkan hawa dingin yang mampu menusuk tulang itu tidak bisa memotong lengan Yu Sheng dengan mudah dan membunuhnya seperti yang dia harapkan.     

Aliran hukum berwarna emas kegelapan mengalir di lengan Yu Sheng dan menyelimuti sekujur tubuhnya seperti sebuah baju zirah yang mengerikan. Tampaknya kekuatan hukum itu telah bergabung dengan tubuhnya dan menjadi satu kesatuan. Aliran udara di sekelilingnya mengalir di tubuh Yu Sheng tanpa henti dan cahaya dari baju zirah hukum itu kini terlihat semakin mengerikan.     

Pedang Zhan Yao tertancap disana.     

Hati banyak orang berdebar kencang. Pria itu menahan teknik Void-tearing Blade dengan lengannya sendiri.     

*Krak* Kepalan tangan Kong Yao menjadi semakin erat dan ekspresinya sedikit berubah, terlihat suram dalam sekejap. Dia tahu betul apa arti dari pemandangan itu. Sang jenius dari Tebing Zhisheng, Zhan Yao, tidak mampu menghancurkan pertahanan Yu Sheng. Apakah dia memiliki harapan untuk melanjutkan pertempuran ini?     

Tentu saja, Zhan Yao juga memiliki pemikiran yang sama. Kebanggaan dan kesombongan yang dia tampilkan sebelumnya telah hancur berkeping-keping saat itu juga. Dia menatap ke arah pemandangan di hadapannya itu, dia bisa merasakan keterkejutan jauh di dalam lubuk hatinya yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia tahu betul seperti apa kemampuannya dalam ilmu pedang. Nyaris tidak ada satu-pun Sage yang berani menghadapi pedangnya secara langsung seperti itu.     

Namun, Yu Sheng baru saja melakukannya.     

Siku dari Yu Sheng meluncur di sepanjang bagian ujung pedangnya saat Zhan Yao masih terlihat linglung. Kemudian dia menekuk tangannya dan meraih pergelangan tangan Zhan Yao, yang sedang memegang pedangnya. Zhan Yao tersadar dari keterkejutannya dan berniat untuk mundur, tetapi ia segera menyadari bahwa kekuatan yang sedang memegang pergelangan tangannya ini adalah sesuatu yang tidak bisa dia lawan. Tubuhnya tetap melayang di udara, dia tidak bisa melarikan diri.     

Yu Sheng mengangkat tangan kanannya dan mengerahkan satu pukulan ke depan.     

Hembusan angin bertiup dan cahaya-cahaya emas kegelapan yang mengalir di tubuh Yu Sheng berkilauan, mengikuti kepalan tinju yang diarahkan pada tubuh Zhan Yao itu.     

Ekspresi banyak orang menjadi tegang saat mereka menyaksikan pemandangan itu.     

*Boom* Apa yang terjadi selanjutnya sudah bisa dibayangkan. Tinju Yu Sheng mendarat tepat di dada Zhan Yao. Suara tulang-tulang yang patah dan hancur dapat terdengar dengan jelas. Sepertinya organ-organ dalamnya juga telah terkoyak. Zhan Yao sedikit membungkukkan tubuhnya saat tinju itu akan menembus tubuhnya, yang kemudian muncul dari punggungnya, seolah-olah sebuah kepalan tinju benar-benar telah menembusnya. Tubuhnya terhempas ke udara seperti sebuah anak panah, sambil memuntahkan darah di atas langit, sebelum akhirnya dia terjatuh dan menghantam permukaan tanah.     

Suasana di area itu menjadi sunyi. Banyak orang memandang ke arah Zhan Yao, yang sedang terbaring di atas lantai saat darah keluar dari mulutnya. Zhan Yao menatap ke arah langit dengan linglung. Dia tahu betul bahwa bagian dalam tubuhnya telah dihancurkan. Dia akan menjadi cacat meskipun dia berhasil selamat dari serangan itu. Hatinya terasa seperti dicabik-cabik. Dia telah melangkah sejauh ini dengan usahanya sendiri, menjadi salah satu jenius kebanggaan dari Tebing Zhisheng. Mengapa pertempuran pertama berubah menjadi seperti ini?     

Yu Sheng hanya perlu mengeluarkan satu pukulan.     

Pukulan itu tidak hanya mengenai tubuh Zhan Yao; pukulan itu juga merusak citra dari Tebing Zhisheng. Saat ini, Kong Yao dan Qin Zhong terlihat sangat canggung. Ye Futian bukan satu-satunya sosok yang mengerikan, karena Yu Sheng, sosok yang tidak pernah diperhatikan oleh siapa-pun sebelumnya, ternyata juga memiliki kekuatan yang mengerikan.     

Bahkan Yu Sheng tidak melihat ke arah Zhan Yao. Tentu saja Yu Sheng bisa merasakan keinginan membunuh dari Zhan Yao dan ia tahu bahwa Zhan Yao ingin membalas dendam, tetapi dia juga mengingat kembali pemandangan tragis yang terjadi di Gunung Taihang kala itu. Banyak kera emas raksasa di Gunung Taihang tewas terbunuh. Bahkan dia dan Ye Futian hampir mati di tangan Zhan Xiao. Karena itu, dia merasa bahwa dia tidak perlu menahan diri dengan pukulan itu.     

*Brak* Terdengar suara langkah kaki dan tatapan mata semua orang kembali ke arah Yu Sheng. Dia tampak maju selangkah demi selangkah. Di bagian ujung dari arah yang dia tuju saat ini, terdapat Xu Shi yang berasal dari Gunung Suci Xihua di Negeri Timur.     

Xu Shi telah mengatakan bahwa dia akan menjadikan Yu Sheng sebagai orang pertama yang tersingkir dalam Pertemuan Sembilan Negara!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.