Legenda Futian

Melanggar Peraturan?



Melanggar Peraturan?

3Saat Pertemuan Sembilan Negara terus berlanjut, Ye Futian juga menyadari terdapat semacam pola tertentu disini. Delapan negara selain Negeri Barren mengirimkan tempat-tempat suci mereka untuk bertempur secara bergiliran. Bahkan saat suatu tempat suci tertentu berulang kali bertempur, pada akhirnya mereka dapat mempertahankan jumlah peserta yang sama dengan tempat suci lainnya, seolah-olah terdapat semacam kesepakatan tersembunyi di antara mereka.     
3

"Paman-Guru, sepertinya saat ini tempat-tempat suci di Sembilan Negara memiliki jumlah peserta yang sama," Ye Futian memandang ke arah Sage Wanxiang dan berbicara dengan suara pelan.     

"Perbedaan jumlah peserta di antara mereka sangat kecil. Selain Negeri Timur dan Negeri Barren, tujuh negara lainnya memiliki peserta sekitar 400 orang. Negeri Musim Panas memiliki jumlah peserta terbanyak yaitu 405 orang sedangkan Negeri Yu memiliki jumlah peserta paling sedikit yaitu 397 orang," jawab Sage Wanxiang. Ye Futian menatapnya. Lelaki tua ini benar-benar menghitungnya?     

"Bukan hanya itu, tetapi satu-satunya tempat suci dari Negeri Timur yang berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara ini hanyalah Gunung Suci Xihua. Ditambah dengan Dinasti Suci Zhou Agung dan murid-murid dari Saint Glass, tiga kelompok ini memiliki jumlah peserta sekitar 400 orang secara keseluruhan. Sementara itu mengenai 100 orang tambahan, mereka berasal dari seluruh penjuru Negeri Timur dan telah merebut 100 posisi ini dari banyak tempat suci di Pertemuan Sembilan Negara," ujar Sage Wanxiang dengan ekspresi datar. "Adapun Negeri Barren, mereka tidak salah untuk mengatakan bahwa mereka tidak menganggap kita sebagai bagian dari Pertemuan Sembilan Negara. Mungkin mereka hanya mengundang kita karena iseng. Bagi mereka, Negeri Barren ditakdirkan untuk tersingkir, kita hanya seperti pengganggu bagi mereka, itulah sebabnya kita ditempatkan di lokasi seperti ini."     

Ye Futian mengangguk. Dia sudah menyadari hal itu saat dia melihat ke arah sepuluh orang yang tersisa di Negeri Barren. Jika Negeri Barren ingin melangkah lebih jauh di Pertemuan Sembilan Negara, maka mereka harus mendapatkan kemenangan secara beruntun. Hal ini menunjukkan bahwa delapan negara lainnya tidak akan memiliki pemenang di setiap putaran berikutnya. Apakah hal ini benar-benar bisa dilakukan?     

Meskipun dia merasa sangat percaya diri pada mereka yang telah keluar dari Istana Sage bersamanya, namun di bawah peraturan yang berlaku saat ini, dia hanya memiliki kepercayaan diri bahwa hanya akan ada satu orang yang tersisa dari Negeri Barren, dan orang itu adalah Yu Sheng. Ditambah lagi, jika hanya ada Yu Sheng yang tersisa untuk bertempur hingga putaran terakhir, apa arti dari hal itu baginya? Keberadaan Yu Sheng menunjukkan bahwa sejak saat itu, tidak ada satu-pun dari perwakilan delapan negara lain yang bisa lolos ke putaran berikutnya. Banyak jenius dari Sembilan Negara akan dihentikan olehnya.     

"Saya baru saja memikirkannya, tapi mendengarnya dari Paman-Guru sekarang, bukankah hal itu akan membuat segala sesuatunya menjadi semakin menarik?" jawab Ye Futian. Di bawah peraturan ini, tidak heran bahwa tidak ada seorang-pun yang berharap Ye Futian bisa masuk ke posisi sepuluh besar. Bahkan, jika dia tidak cukup berbakat, mungkin dirinya tidak mampu masuk ke posisi 100 besar.     

"Jadi, mulai saat ini hanya ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, Negeri Barren akan tersingkir. Kedua, Pertemuan Sembilan Negara akan dipaksa untuk mengubah peraturan yang berlaku," ujar Sage Wanxiang. Ye Futian memiliki ekspresi aneh di wajahnya. Sebelumnya, Tetua itu telah mengatakan bahwa dia akan memperlakukan semua orang dengan adil. Sekarang saat dia memikirkannya dengan seksama, kata-katanya itu seperti hukuman mati bagi Negeri Barren. Tidak ada harapan bagi mereka untuk masuk ke posisi 100 besar. Namun, hal ini membuat segala sesuatunya menjadi semakin menarik.     

"Tempat-tempat suci yang memiliki jumlah peserta yang kurang lebih sama tampaknya telah menyepakati hal tersebut. Keuntungan yang dimiliki oleh tuan rumah sebenarnya berlaku untuk para peserta yang bukan berasal dari tempat-tempat suci." Ye Futian melanjutkan, "Gunung Suci Xihua pasti mencoba untuk merekrut orang-orang ini."     

"Benar, Pertemuan Sembilan Negara telah diselenggarakan selama bertahun-tahun dan sudah memiliki peraturan yang telah ditetapkan sejak lama. Karena tempat-tempat suci memiliki jumlah peserta yang kurang lebih sama, setelah 400 pertempuran berikutnya berakhir, seharusnya semua orang dari tempat-tempat suci itu telah bertarung. Setelah semua tempat suci di Sembilan Negara telah menjalani pertempuran, maka kita akan sampai pada bagian di Pertemuan Sembilan Negara dimana akan ada beberapa perubahan dalam peraturan yang berlaku," jawab Sage Wanxiang.     

Ye Futian mengangguk saat tatapan matanya tertuju ke arah panggung pertempuran. Negeri Barren telah melalui serangkaian pertempuran dan menampilkan performa paling luar biasa di antara Sembilan Negara. Meskipun hanya ada sepuluh orang yang tersisa dari total peserta sebanyak 30 orang, putaran ini masih berupa sebuah pertempuran yang terdiri dari sembilan orang dimana hanya akan ada satu orang yang berhak lolos ke putaran berikutnya.     

Pada kenyataannya, hasil pertempuran Negeri Barren juga telah mengejutkan banyak orang dari Sembilan Negara. Namun, saat mereka ingat bahwa orang-orang ini adalah para perwakilan terbaik dengan mengumpulkan seluruh kekuatan dari Negeri Barren, mereka mengerti mengapa hal ini bisa terjadi.     

Dari arah Negeri Timur, satu sosok naik ke atas panggung pertempuran. Sosok itu dihujani oleh cahaya berwarna emas, bahkan rambutnya juga berwarna emas dan tatapan matanya memiliki rasa percaya diri yang luar biasa di dalamnya     

"Zhou Xian, dia berasal dari Dinasti Suci Zhou Agung." Orang-orang dari Negeri Timur melihat sosok yang akan bertarung dan mata mereka berbinar.     

Zhou Xian sangat terkenal di kalangan generasi muda dari Dinasti Suci Zhou Agung. Dia adalah keturunan dari Keluarga Sovereign dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Dalam jajaran anggota yang dibawa oleh Dinasti Suci Zhou Agung kali ini, kekuatannya pasti berada di posisi tiga besar.     

Mereka mengincar Negeri Barren dalam pertempuran ini. Pemikiran ini muncul di benak banyak orang. Tampaknya negara-negara lain telah membuat sebuah kesepakatan dan tidak mengirimkan perwakilan untuk mencegah mereka berhadapan dengan Zhou Xian.     

Karena Negeri Barren telah diundang oleh Negeri Timur, ditambah dengan fakta bahwa Gunung Suci Xihua dan Dinasti Suci Zhou Agung tampaknya memiliki beberapa konflik dengan Negeri Barren, maka sebaiknya mereka menyelesaikan konflik mereka ini sendiri.     

Para murid dari tempat-tempat suci di tujuh negara lainnya hanya berada disana untuk berlatih. Semua tempat suci tahu bahwa sebagian besar peserta di Pertemuan Sembilan Negara hanya ikut berpartisipasi untuk mendapatkan pengalaman. Lagipula, hanya para jenius tingkat atas dari berbagai tempat suci yang memiliki harapan untuk mencapai babak puncak di Pertemuan Sembilan Negara.     

Tatapan mata Zhou Xian terlihat sangat tajam saat dia menatap ke arah Yu Sheng. Tentu saja mereka mengetahui bahwa Negeri Barren telah melalui serangkaian pertempuran. Jika mereka mengikuti pola dari putaran sebelumnya, orang yang akan bertarung di putaran ini adalah Yu Sheng, sosok yang telah mengalahkan delapan lawannya seorang diri di putaran pertama.     

Tampaknya Yu Sheng telah menyadari tatapan mata Zhou Xian yang tertuju padanya. Setelah para peserta lainnya naik ke atas panggung, dia melangkah ke depan tanpa ragu-ragu. Tentu saja dia tahu bahwa dia sedang diincar, tetapi memangnya kenapa?     

Saat ini Zhou Ziyi sedang duduk di tribun tempat Dinasti Suci Zhou Agung berada. Tatapan matanya tertuju ke arah mereka dan dia berkata, "Seharusnya Zhou Xian bisa mengalahkannya."     

"Zhou Xian sangat kuat, tetapi Yu Sheng dari Negeri Barren juga telah menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam pertempuran sebelumnya. Ditambah lagi, mungkin dia belum mengeluarkan kekuatannya yang sesungguhnya. Zhou Xian belum tentu bisa memenangkan pertempuran ini," jawab Raja Suci Zhou Agung.     

"Seseorang yang berani muncul dan bertarung demi reputasi dari Istana Holy Zhi di Negeri Barren itu sungguh luar biasa. Aku menantikan pertempurannya," Saint Xihua tersenyum dan berkomentar.     

Saint Sky Saint melihat ke arah panggung pertempuran dengan tenang di udara. Dia hanya memiliki seorang murid, Han Yu, yang sudah berada di tingkat Sage Plane. Karena itu, dia datang kemari hari ini murni sebagai seorang penonton. Dia tidak berasal dari klan mana-pun, jadi tentu saja dia tidak merekrut orang-orang di bawah bimbingannya untuk berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara.     

Di atas panggung pertempuran, seekor Phoenix Emas yang menakjubkan telah muncul di belakang tubuh Zhou Xian. Roh Kehidupan Phoenix Emas bersinar dengan terang di udara, seperti seekor burung suci yang turun ke dunia fana, bergabung menjadi satu kesatuan dengan tubuhnya. Sayapnya mengepak saat kilau keemasan muncul di sekitarnya. Tubuhnya melayang di udara dan pada saat berikutnya, phoenix itu telah menghilang seperti seberkas kilatan cahaya emas dan tiba-tiba muncul di sebelah seorang kultivator.     

"Sangat cepat," ujar banyak orang saat pandangan mata mereka mengikuti pergerakan dari phoenix itu. Mereka menyaksikan seekor Phoenix Emas terbang ke bawah, tetapi wajah dari Phoenix itu merupakan wajah dari Zhou Xian. Kultivator dari Negeri Qi berusaha menangkisnya, tetapi diikuti dengan suara benturan yang keras, tubuhnya terhempas ke udara dan dia memuntahkan darah dari mulutnya.     

Phoenix emas itu terbang melintas di udara tanpa berhenti sedikit-pun dan berputar-putar di sekitar panggung pertempuran. Tidak lama kemudian, semua kultivator lainnya kecuali Yu Sheng telah dikalahkan.     

Cahaya yang menyilaukan bersinar ke bawah dengan membentuk sebuah lengkungan yang indah dan Zhou Xian muncul di atas tubuh Yu Sheng, sambil menatapnya, ia berkata, "Mari kita lihat seberapa kuat dirimu sebenarnya."     

Yu Sheng mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Zhou Xian dengan tenang. Cahaya berwarna emas kegelapan mengalir di sekitar tubuhnya dan sebuah kekuatan yang mengerikan dipancarkan dari setiap bagian tubuhnya. Dengan berdiri disana, dia memiliki sebuah aura yang mampu mengintimidasi Zhou Xian.     

*Whoosh* Tubuh Zhou Xian menghilang dan pada saat berikutnya, Yu Sheng melihat seberkas kilatan cahaya melesat turun dari atas langit. Kilatan cahaya itu adalah seekor Phoenix Emas yang mengerikan, dan sinar-sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya itu berubah menjadi bilah-bilah pedang phoenix, diarahkan ke bawah menuju kepala Yu Sheng.     

Cahaya yang menyilaukan itu menyinari area itu saat Yu Sheng mengaktifkan teknik Douzhan Body miliknya. Satu sosok raksasa telah muncul, menangkis pedang-pedang phoenix yang diarahkan ke bawah itu. Namun, semua pedang itu terus menembus sosok itu secara perlahan-lahan, seolah-olah pedang-pedang itu mampu menembus pertahanan apa-pun yang menghalanginya.     

Yu Sheng bertindak seolah-olah dia tidak merasakan apa-pun, sosok raksasa itu mengulurkan telapak tangannya dan meraih pedang phoenix tersebut. Ekspresi Zhou Xian langsung berubah saat phoenix itu memekik, bilah-bilah pedang itu terus diarahkan ke bawah sementara tubuhnya terbang ke udara.     

*Brak* Dengan menghentakkan kaki kanannya, tubuh Yu Sheng naik ke udara seperti sebuah sambaran petir. Dia mengulurkan tangannya dan meraih salah satu sayap dari phoenix itu, membuat Zhou Xian meronta-ronta di udara. Dia mengulurkan tangannya yang lain dan juga meraih sayap dari burung phoenix tersebut. Lengan kanannya terus terangkat ke atas dan telapak tangan raksasa dari teknik Douzhan Body masih mencengkeram leher phoenix itu, lalu diarahkan ke bawah dan membanting phoenix itu ke permukaan tanah.     

Setiap bulu di sayap phoenix emas itu setajam pedang dan menyayat tubuh Yu Sheng. Namun, sepertinya bulu-bulu itu sedang berusaha memotong logam yang paling keras di dunia ini. Burung phoenix itu mengepakkan sayapnya yang lain dengan paksa, tetapi ia tidak dapat membebaskan diri dari cengkeraman tangan raksasa itu.     

*Brak* Diikuti dengan suara gemuruh yang keras, bulu-bulu itu berhamburan ke atas langit saat burung phoenix emas itu dibanting ke permukaan tanah dengan keras. Kemudian tubuh phoenix itu terlihat semakin memudar dan kini tubuh Zhou Xian bisa terlihat disana sambil memuntahkan banyak darah dari mulutnya. Namun, Zhou Xian juga mengkultivasi tubuh fisiknya dan ia memelototi Yu Sheng sambil berusaha untuk berdiri. Saat dia melihat pemandangan ini, Yu Sheng kembali menghantamkan tinjunya ke arah Zhou Xian. Pada saat itu, tubuh Zhou Xian terhempas ke belakang dan tubuhnya kini meringkuk di atas tanah, dia tidak bisa melanjutkan pertempuran.     

Orang-orang dari Dinasti Suci Zhou Agung tampak tertegun. Pria ini masih mengerikan seperti sebelumnya, hasil pertempuran ini sudah bisa ditebak. Bahkan kekuatan yang dimiliki oleh Zhou Xian tidak mampu mengancam Yu Sheng.     

"Pemenangnya adalah Yu Sheng," Tetua itu mengumumkan. Saat Yu Sheng berbalik dan pergi meninggalkan panggung pertempuran, tiga orang Saint dari Gunung Suci Xihua menatapnya dengan ekspresi aneh di wajah mereka. Apa yang akan terjadi jika dia terus tampil seperti ini? Apakah mereka akan membiarkan para jenius tingkat atas dari Gunung Suci Xihua dan pasukan-pasukan lainnya terus bertarung dengannya? Bagaimana jika mereka tetap mengalami kekalahan dan tersingkir? Apa yang harus mereka lakukan?     

'Seharusnya hasilnya tidak akan seburuk itu,' pikir mereka dalam hati. Terdapat begitu banyak sosok-sosok terkemuka di Sembilan Negara yang belum mendapatkan kesempatan untuk bertempur.     

"Selanjutnya," Tetua itu melanjutkan pengumumannya.     

Orang-orang dari Sembilan Negara mengirimkan perwakilan mereka secara berurutan. Kali ini, perwakilan dari Negeri Barren adalah Ye Wuchen. Mereka semua telah melalui serangkaian pertempuran. Ketika menghadapi putaran baru, mereka tidak perlu mengikuti pola yang mereka lakukan sebelumnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.